PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian atau asesmen merupakan suatu kesatuan atau bagian dari
pembelajaran yang tak terpisahkan. Penilaian merupakan bagian integral dari proses
belajar mengajar. Penilaian meliputi pengumpulan informasi melalui berbagai teknik
penilaian dan membuat keputusan berdasar hasil penilaian tersebut.
Penilaian memberi informasi pada guru tentang prestasi siswa terkait dengan
tujuan pembelajaran. Dengan informasi ini, guru membuat keputusan berdasar hasil
penilaian mengenai apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan metode
pembelajaran dan memperkuat proses belajar siswa. Penilaian mengukur seberapa jauh
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dicapai oleh siswa. Selain melengkapi
proses belajar mengajar, penilaian juga memberi umpan balik formatif dan sumatif pada
guru, siswa, sekolah dan orang tua siswa.
Banyak pemaknaan atau definisi tentang asesmen atau penilaian. Menurut
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian pendidikan, penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Dalam rancangan
penilaian hasil belajar (Depdiknas, 2008) yang menyatakan bahwa penilaian (asesmen)
adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data
tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil
keputusan.
Pada Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang
sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap
standar yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),
semua aspek penilaian meliputi : pengetahuan, pemahaman dan penerapan konsep IPA;
keterampilan dan proses; dan karakter dan sikap (sikap ilmiah). Sehingga peserta didik
betul-betul mendapatkan kesempatan untuk belajar IPA.
1
Agar penilaian terhadap pembelajaran IPA di kelas dapat dilaksanakan
dengan baik, setiap pihak yang peduli terhadap kualitas sekolah dan siswa di negeri ini
harus berjuang bersama-sama untuk mengembangkan kemampuan menilai (assessment
literacy). Kemampuan menilai adalah kuncinya.
Orang yang mampu melakukan penilaian (assessment literates) adalah
mereka yang memahami prinsip dasar penilaian. Pemahaman akan makna penilaian
yang baik saja tidaklah cukup. Kita juga harus memahami bagaimana penilaian
menghubungkan kualitas pembelajaran dengan upaya untuk mempertahankan alternatif
penilaian yang seimbang. Kita harus patuh dan berupaya memenuhi standar yang
ditetapkan, dan saling membantu jika penilaian yang dilakukan gagal memenuhi
standard ini.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana deskripsi standar penilaian pendidikan IPA?
2. Bagaimana kriteria standar mengajar IPA bagi guru?
C. Tujuan
1. Memperoleh informasi dan deskripsi tentang standar penilaian pendidikan IPA yang harus
dilakukan guru dalam menilai proses dan hasil pembelajaran IPA.
2. Kriteria standar mengajar IPA bagi guru agar sejalan dengan penilaian yang akan
dilakukan.
D. Manfaat
Sebagai tambahan referensi mengenai standar penilaian pendidikan IPA dan
standar mengajar IPA bagi mahasiswa.
2
BAB II
STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN IPA
3
Dalam visi yang dijelaskan oleh National Science Education Standards,
penilaian adalah mekanisme umpan balik utama dalam sistem pendidikan sains. Standar
penilaian menyediakan siswa dengan umpan balik tentang seberapa baik mereka
memenuhi harapan, guru dengan umpan balik tentang seberapa baik siswa mereka
belajar, sekolah dengan umpan balik tentang efektivitas guru dan program mereka, dan
pembuat kebijakan dengan umpan balik tentang seberapa baik kebijakan bekerja.
Umpan balik ini pada gilirannya merangsang perubahan kebijakan, memandu
pengembangan profesional guru, dan mendorong siswa untuk meningkatkan
pemahaman mereka tentang IPA.
4
Penilaian adalah sistematis, proses tahapan yang melibatkan pengumpulan dan
interpretasi data pendidikan. Standar penilaian meliputi empat komponen dapat
dikombinasikan dalam berbagai cara. Misalnya, guru menggunakan data prestasi siswa
untuk merencanakan dan memodifikasi praktik pengajaran. Berbagai kegunaan,
pengguna, metode, dan data berkontribusi terhadap kompleksitas dan pentingnya
penilaian proses. Berikut disajikan empat komponen dari proses penilaian yang dirinci
pada Gambar 2.1.
5
C. Aspek Penilaian IPA (Kuswanto, H., 2008)
Tujuan IPA adalah menguasai pengetahuan IPA, memahami dan menerapkan
konsep IPA, menerapkan keterampilan proses, dan mengembangkan sikap. Tujuan
penilaian ini sejalan dengan tiga ranah dalam kerangka kurikulum IPA seperti
ditunjukkan di bawah:
1. Penilaian Pengetahuan, pemahaman dan penerapan konsep IPA
2. Penilaian Keterampilan dan Proses
3. Penilaian karakter dan sikap (sikap ilmiah)
Penjelasan ketiga jenis penilaian tersebut di atas adalah sebagai berikut:
1. Penilaian Pengetahuan, Pemahaman dan Penerapan Konsep IPA
Penilaian pengetahuan IPA merupakan produk dari pembelajaran IPA.
Penilaian ini bertujuan untuk melihat penguasaan peserta didik terhadap fakta,
konsep, prinsip, dan hukum-hukum dalam IPA dan penerapannya dalam
kehidupan. Peserta didik diharapkan dapat menggunakan pemahamannya tersebut
untuk membuat keputusan, berpartisipasi di masyarakat, dan menanggapi isu-isu
lokal dan global.
2. Penilaian Keterampilan Proses
Penilaian dilakukan tidak hanya terhadap produk, tetapi juga proses.
Penilaian proses IPA dilakukan terhadap keterampilan proses IPA, meliputi
keterampilan dasar IPA dan keterampilan terpadu tingkat awal. Keterampilan
proses IPA dasar meliputi observasi, inferensi, melakukan pengukuran,
menggunakan bilangan, klasifikasi, komunikasi, dan prediksi. Di samping itu,
peserta didik mulai diperkenalkan dengan kemampuan melakukan percobaan
sederhana dengan dua variabel atau lebih untuk menguji hipotesis tentang
hubungan antar variabel. Peserta didik juga dilatih mengkomunikasikan hasil
belajarnya melalui berbagai bentuk sepeti debat, diskusi, presentasi, tulisan, dan
bentuk ekspresif lainnya. Dari berbagai keterampilan proses ilmiah, berikut adalah
enam keterampilan dasar yang perlu dikuasai untuk peserta didik.
a. Observasi
Penilaian keterampilan melakukan observasi dinilai pada saat melakukan
observasi dalam rangka memperoleh data hasil penginderaan terhadap objek dan
6
fenomena alam menggunakan panca indera. Informasi yang diperoleh
menimbulkan rasa ingin tahu, pertanyaan, interpretasi, dan investigasi.
b. Komunikasi
Keterampilan berkomunikasi secara ilmiah menggunakan berbagai cara, seperti
menggunakan grafik, carta, peta, simbol, diangram, rumus matematis, dan
demonstrasi visual, baik secara tertulis maupun lisan.
c. Klasifikasi
Keterampilan melakukan klasifikasi diperlukan untuk mengelompokkan berbagai
objek untuk mempermudah mempelajarinya, berdasarkan persamaan, perbedaan,
dan saling keterkaitan obyek.
d. Pengukuran
Keterampilan melakukan pengukuran menggunakan alat ukur standar untuk
melakukan observasi secara kuantitatif, membandingkan, dan mengklasifikasikan,
serta mengkomunikasikannya secara efektif. Alat pengukuran meliputi penggaris,
meteran, neraca, gelas ukur, termometer, pH meter, Higrometer, dan sebagainya.
e. Inferensi
Keterampilan melakukan interpretasi dan menjelaskan kejadian di sekitar kita.
Kemampuan ini dibutuhkan antara lain untuk menyusun hipotesis. Interpretasi
menghubungkan pengalaman lampau dengan apa yang sedang dilihat.
f. Prediksi
Keterampilan melakukan prediksi ditentukan oleh observasi yang teliti dan
inferensi untuk memprediksi apa yang akan terjadi untuk menentukan reaksi yang
tepat terhadap lingkungan.
g. Percobaan Sederhana
Keterampilan melakukan percobaan diawali dengan kemampuan menyusun
pertanyaan, mengidentifikasi variabel, mengemukakan hipotesis, mengidentifikasi
variabel kontrol, membuat desain percobaan, melakukan percobaan,
mengumpulkan data, dan interpretasi data.
3. Penilaian sikap
Penilaian sikap ilmiah meliputi sikap obyektif, terbuka, tidak menerima
begitu saja sesuatu sebagai kebenaran, ingin tahu, ulet, tekun, dan pantang
menyerah. Selain itu, kemampuan bekerjasama, bertukar pendapat,
7
mempertahankan pendapat, menerima saran, dan kemampuan sosial lainnya dapat
juga dilakukan melalui pembelajaran IPA
8
Tabel 2.2 Sambungan
Achievement Selected Performance Personal
Essay
Target Response Assessment Communication
Products Dapat menguji Kemampuan dapat menilai Dapat
(produk) pengetahuan mendeskripsikan kemampuan menyelidiki
prasyarat komponen dalam pengetahuan
komponen kualitas produk melakukan prosedural dan
kualitas produk langkah- komponen
langkah yang pengetahuan
diperlukan kualitas produk
untuk membuat
produk yang
berkualitas dan
produk itu
sendiri
Affective (sikap) Dapat Dapat dapat Dapat berbicara
mengembangkan menggunakan menyimpulkan dengan siswa
item kuesioner item kuesioner dari tentang apa
yang sangat terbuka pengamatan yang dirasakan
terstruktur perilaku atau
pemeriksaan
produk
Contoh tes dalam empat teknik yang ada pada target hasil belajar adalah :
1. Respon terbatas (Seleted respon) misalnya : Short- Answer Item, True- False atau
Alternative- Response Item, Matching Exercises, Multiple-Choise form,
2. Esai (Essay) misalnya : Essay Question
3. Asesmen Kinerja (Assesment Performance) misalnya: Rating Scale, Cheklist,
Rubrics
4. Komunikasi Personal (Personal Communication) misalnya : siswa melakukan
persentasi (kontak sosial siswa lain).
9
E. Standar Mengajar IPA/Sains Menurut NSES
Standar pengajaran sains memberikan gambaran kepada guru IPA pada semua
tingkatan kelas harus mengetahui dan melakukan :
a. Guru sains merencanakan sebuah program sains berbasis inkuiri bagi para siswa.
b. Guru sains membimbing dan memfasilitasi pembelajaran.
c. Guru sains terikat pada penilaian terus-menerus dalam pengajarannya dan dalam
pembelajaran siswa.
d. Guru sains merancang dan mengelola lingkungan pembelajaran yang memberikan
waktu, ruang dan sumber-sumber belajar yang dibutuhkan para siswa untuk belajar..
e. Guru sains mengembangkan komunitas pembelajar sains yang merefleksikan
kekokohan intelektual dari inkuiri ilmiah dan sikap serta nilai-nilai sosial yang
kondusif bagi pembelajaran sains.
f. Guru sains berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan perencanaan dan pengembangan
sains sekolah
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, simpulan dari standar penilaian
pendidikan IPA yaitu :
1. Perangkat penilaian yang standar dapat mengungkap kemampuan siswa yang
sebenarnya. Prinsip dan muatan dalam penilaian mata pelajaran IPA dalam NSTA &
NSES dapat menjadi acuan. Penilaian otentik yang juga disebut asesmen alternatif
dapat mengungkap proses dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
penilaian yang tepat. Standar penilaian menurut NSES meliputi lima aspek sebagai
berikut.
a. Konsistensi penilaian dengan suatu keputusan merupakan desain untuk informasi
b. Penilaian prestasi dan kesempatan untuk belajar sains
c. Mencocokkan antara kualitas teknis dari kumpulan data dan konsekuensi tindakan
yang perlu dilakukan berbasis data tersebut
d. Kejujuran dalam praktik penilaian
e. Ketepatan penarikan kesimpulan berdasarkan penilaian tentang prestasi siswa
dan kesempatan untuk belajar.
2. Standar pengajaran sains memberikan gambaran kepada guru IPA pada semua
tingkatan kelas harus mengetahui dan melakukan :
a. Perencanaan program berbasis inquiri/penyelidikan ilmu pengetahuan.
b. Tindakan yang dilakukan untuk membimbing dan memfasilitasi siswa belajar.
c. Penilaian berdasarkan dari pengajaran dan pembelajaran siswa.
d. Perkembangan lingkungan yang memungkinkan siswa untuk belajar sains/IPA.
e. Membentuk komunitas pelajar sains/IPA.
f. Guru sains berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan perencanaan dan
pengembangan sains sekolah
B. Rekomendasi
Guru IPA hendaknya melakukan penilaian dan pengajaran mata pelajaran IPA
menggunakan standar yang telah ditetapkan baik oleh NSTA (National Science
Teachers Asosiation) dan NSES (National Science Education Standards). Di Indonesia
mengacu pada BSNP (Badan Standar nasional Pendididkan) dan Standar Penilaian
Pendidikan (Permendikbud nomor 66 tahun 2013).
11
REFERENSI
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian pendidikan
Stiggins, R.J. (1994). Student- Centered Classroom Assessment. New York : Macmillan College
Publishing Company
12