Anda di halaman 1dari 4

Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Namira

Nomor : 089/SK/DIR/RSI-N/XII/2015
Tentang : Pembentukan Komite Etik dan Hukum RSI Namira

URAIAN TUGAS KOMITE ETIK DAN HUKUM RSI NAMIRA

A. PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat
bagi setiap warganegara. Agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, sebagai salah satu unsure kesejahteraan umum dari tujuan nasional, perlu
ditingkatkan upaya untuk memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dengan mutu yang lebih baik dan biaya terjangkau.
Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan social ekonomi
masyarakat, maka system nilai dan orientasi dalam masyarakatpun mulai berubah.
Masyarakat cenderung menuntut pelayanan umum yang lebih baik, lebih ramah, lebih
bermutu termasuk pelayanan kesehatan. Dengan semakin meningkatnya tuntutan
masyarakat akan mutu pelayanan rumahsakit, maka fungsi pelayanan Rumah Sakit Islam
Namira secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi efektif dan efisien serta
member kepuasan dan kenyamanan kepada pasien, keluarga maupun masyarakat.

B. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Islam Namira adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks,
padat karya dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan kesehatan
menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian, serta mencakup
berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar Rumah Sakit Islam Namira mampu
melaksanakan fungsi yang demikian kompleks, maka diperlukan sumberdaya manusia
yang profesional di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga
dan meningkatkan mutu pelayanan, Rumah Sakit Islam Namira mempunyai suatu aturan
yang menjamin peningakatan mutu di semua tingkatan.

C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Terselenggaranya kegiatan hokum Rumah Sakit yang efektif dan berkualitas.
2. TujuanKhusus
Memberikan masukan dan pertimbangan kepada Direktur Utama dalam hal :
a. Penyusunan dan perumusan medico etik legal dan kode etik pelayanan rumah
sakit.
b. Menyelesaikan masalah etik rumah sakit dan pelanggaran terhadap kode etik
pelayanan rumah sakit.
c. Pemeliharaan etik penyelenggaraan fungsi rumah sakit, Hospital Bylaws, dan
Medical Staff Bylaws.
d. Sebagai gugus tugas dalam penanganan masalah hukum di Rumah Sakit Islam
Namira.

D. FUNGSI
3. Fungsi Pendidikan
Bekerjasama dengan administrasi rumah sakit, instalasi dan ruangan, stafmedis,
perawat dan berbagai profesi kesehatan lainnya, komite akan melakukan upaya
pendidikan mengenai etika klinis dengan cara in house training atau metode pelatihan
dan pendidikan lainnya.
4. Meninjau dan Mengembangkan Kebijakan
Komite akan membantu rumah sakit dan staf profesionalnya dalam mengembangkan
kebijakan dan prosedur sehubungan dengan etika dan hokum kesehatan.
5. Meninjau Kasus
Salah satu fungsi penting dari komite adalah perannya sebagai forum untuk
menganalisa pertanyaan-pertanyaan etika yang muncul dalam perawatan pasien
secara individu. Dalam perannya ini, komite akan berusaha untuk memberikan
dukungan dan konsultasi bagi mereka yang bertanggung jawab terhadap pengambilan
keputusan meliputi petugas kesehatan, pasien, pendamping dan anggota keluarga
pasien.

E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


 Mengadakan rapat koordinasi Komite Etik dan Hukum dengan Komite Medik dan
Komite Keperawatan setiap 3 bulan sekali.
 Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga pasien tentang hak dan
kewajiban antara pasien dan dokter.
 Membantu Direktur Utama menyusun dan merumuskan medico etik legal dan kode etik
pelayanan rumah sakit.
 Menyelesaikan masalah pelanggaran etik dan hokum terhadap pegawai di Rumah
Sakit Islam Namira.
 Menyelesaikanmasalahpelanggaranetikdanhukumantarapasiendan RS.
PrasteyaBundaTasikmalaya.
 Menyelesaikankonfliketik yang timbulantarprofesi di RS. PrasetyaBundaTasikmalaya

F. TATA CARA PENANGANAN KASUS ETIK


6. Direktur mengajukan permintaan kepada komite etik untuk melakukan peninjauan
kasus.
7. Tim akan melakukan peninjauan terhadap permintaan tersebut untuk menentukan :
a. Masalah yang terjadi
b. Status pasien
c. Pertanyaan seputar etika
d. Masalah-masalah yang menyebabkan permintaan
e. Informasi lain yang diperlukan
8. Jika penilaian dari tim bahwa permintaan tersebut tepat, tim akan menghubungi dokter
pasien untuk mendiskusikan permintaan tersebut, meminta partisipasinya dan
menjadualkan pertemuan peninjauan kasus. Sebagai tambahan, pasien atau keluarga
pasien atau pembuat keputusan bagi pasien, sesuai kebutuhan kasus, harus juga
diberitahukan bahwa peninjauan kasus akan dilakuakan, dan diundang untuk
berpartisipasi. Keputusan mereka untuk tidak berpartisipasi, atau penolakan mereka
untuk konsultasi, tidak boleh mencegah konsultasi etika formal berlangsung, dengan
asumsi bahwa konsultasi ditentukan tim.
9. Anggota tim dapat menentukan bahwa sangat tepat untuk mengundang peserta lain
dalam pertemuan dimana timnya mendiskusikan kasus. Diantara orang-orang yang
dapat diundang dalam pertemuan tersebut adalah : anggota staf professional yang
secara langsung terlibat dalam memberikan pelayanan kepada pasien, personil dengan
keahlian tertentu; dan pasien dan / atau anggota keluarga pasien.
10. Jika dalam penilaian peninjauan kasus oleh tim, permintaan peninjauan kasus tidak
tepat, tim juga akan menginformasikan kepada pihak yang meminta peninjauan kasus
dan/atau dokter yang merawat
11. Melakukan Pertemuan Peninjauan Kasus
a. Ketua tim menjelaskan mengapa pertemuan tersebut dilakukan dan menjelaskan
tugas mereka dan perlunya menjaga kerahasiaan.
b. Jika dokter yang merawat pasien dan petugas kesehatan lain hadir, akan tepat
sekali bila mereka mempresentasikan kepada tim peninjau mengenai riwayat
pasien, kondisi pasien saat ini, prognosis dan hal-hal yang berkaitan dengan
peninjauan kasus. Anggota tim dapat meminta peserta pertemuan, termasuk
pasien/anggota keluarga jika ada, untuk menjelaskan apa pertanyaan, masalah
atau hal-hal etika yang diminta untuk ditinjau.
c. Setelah itu diadakan pertemuan tertutup untuk tim untuk merumuskan rekomendasi.
12. Rekomendasi hasil dari peninjauan kasus dan setiap rekomendasi akan
dikomunikasikan kepada individu yang meminta peninjauan kasus; kedokter yang
merawat; kestaf rumah sakit; dan kepasien/keluarganya. Setelah diskusi ini, dan
bersama-sama dengan dokter yang merawat, tim akan mencatat hasil dari peninjauan
kasus etik dalam rekam medis pasien. Hasil ini juga akan dilaporkan ke, dan ditinjau
oleh, komite pada pertemuan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai