Anda di halaman 1dari 14

TEKNIK BUDIDAYA IKAN DI DINAS PETERNAKAN

DAN PERIKANAN UPT BBI WILAYAH KERJA


SIDABOWA

Nama Kelompok
Pujadi Andriansah (16.02.00073)
Saskia Baby Valentine (16.02.00078)

PRODI S1 FARMASI
STIKES PAGUWARMAS MAOS CILACAP
2018/2019
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Ikan merupakan hewan yang hidup di air yang menjadi salah satu dari sekian banyak
bahan makanan yang dibutuhkan manusia, ikan sangat bermanfaat bagi manusia sebab
didalamnya terdapat bermacam zat – zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti :
protein, vitamin A, Vitamin B1 dan Vitamin B2 selain itu apabila dibandingkan dengan
sumber penghasil protein lain seperti daging, susu, dan telur harga ikan relative paling murah.
Mengingat pentingnya ikan bagi manusia, tak heran bila manusia berusaha
mendapatkan ikan dalam jumlah yang mencukupi, antara lain dengan mengusahakan
melakukan pencarian disumbernya yakni laut dan adapula yang memiliharanya dengan
sebaik – baiknya yang lazim disebut dengan usaha perikanan, pemeliharaan ikan ada yang
dilakukan langsung di laut dan adapula sebagian pemeliharaanya dilakukan di kolam – kolam
yang sengaja dibuat oleh pengusaha,
Ikan yang pemeliharaannya di kolam – kolam biasanya adalah ikan air tawar yang
pemeliaharaannya secara keseluruhan dilakukan di dalam kolam – kolam yang telah
disediakan oleh para pengusaha perikanan air tawar ini.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, penulis perlu
mengidentifikasi masalah – masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini antara lain
sebagai berikut :
1. Ikan apa saja yang dipelihara pada air tawar …. ?
2. Bagaimana proses pemeliharaan ikan pada air tawar….?

1.3. Tujuan

Tujuan dari diadakan ini adalah:

>Untuk mengkaji dan menganalisa bagaimana proses pemeliharaan ikan air tawar pada
kolam.
PEMBAHASAN

Pada kali ini kelompok kami menjelakan cara budidaya peternaka perikaan air tawar
yang berada di DINAS PETERNAKAN DAN PERIKAAN. UNIT PELAKSANA TEKNIK
BALAI BENIH IKAN ( UPTBBI ). WILAYAH KERJA SIDABOWA. JL.RAYA
SIDABOWA NO.14 DESA SIDABOWA KEC.PATIKRAJA KAB. BANYUMAS. Luas
kolam yang berada disitu seluas 1,2 hektar.

Cara budidaya ikan air tawar yang baik yaitu sebagai berikut:

1.Pemilihan Tempat

Tanah yang kita pilih sebagai tempat pembuatan kolam pemeliharaan ikan air tawar
haruslah tanah yang subur atau setidaknya tanah yang dapat disuburkan dan dekat dengan
sumber air, sedangkan tanah – tanah yang terdiri dari cadas atau tanah berpasir tidak baik
dibuat sebagai tempat memelihara ikan air tawar dan di usahakan matahari masuk ke kolam.

2.Pembuatan kolam
Perlu diperhatikan bahwa permukaan kolam harus dibuat sedikit miring kearah pintu
pengeluaran air dengan maksud agar kolam mudah dikeringkan pada saat memungutan hasil
nanti.

3. suplai air
Mempunyai sumber air yang baik,dan air pasok terhindar dari cemaran.

4. Pembibitan Ikan Air Tawar

Salah satu factor yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu usaha
pemeliharaan ikan adalah tergantung dari baik dan tidak baiknya bibit ( benih ) yang
ditebarkan. Oleh sebab itu sebelum kita lakukan pembibitan sebaiknya kita harus pastikan
bahwa bibit ikan yang akan kita sampaikan adalah bibit ikan yang sehat, adapun cara
menentukan bibit ikan yang masih sehat adalah salah satunya adalah dengan cara
mengejutkan bibit ikan tersebut yaitu dengan cara menepukkan tangan di atas air setelah itu
kita perhatikan ikan – ikan yang terkejut dan bergerak dengan gesit itulah bibit ikan yang
masih sehat dan begitu juga sebaliknya.
5. Penebaran Bibit ikan
Kolam ikan yang akan kita tebari dengan bibit – bibit ikan harus kita keringkan
dahulu sampai tanah dasar kolam itu benar – benar kering dan pecah – pecah, hal ini
bertujuan agar kuman – kuman penyakit yang terdapat pada kolam yang akan kita jadikan
tempat penebaran bibit ikan yang akan kita pelihara mati secara keseluruhan. Setelah itu
baru masukan bibit ikan ke kolam

6. Pakan ikan
1). Pakan ikan yang digunakan memiliki nomor pendaftaran / sertifikat yang dikeluarkan oleh
Direktur Jenderal atau surat jaminan dari institusi yang berkompeten

2). Pakan ikan disimpan dengan baik dalam ruangan yang kering dan sejuk untuk menjaga
kualitas serta digunakan sebelum tanggal kadaluarsa.

3). Pakan buatan sendiri tidak dicampur dengan bahan-bahan terlarang (antibiotik,
pestisida, logam berat.

Pembuatan ramuan EM4 + Tetesan/perasan tebu untuk pakan ikan Tujuan


pembuatan ramuan tersebut adalah untuk mempercepat pertumbuhan ikan

EM4 mengandung mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri dari bakteri
Asam Laktat (Lactobacillus Sp), Bakteri Fotosentetik (Rhodopseudomonas
Sp),Actinomycetes Sp, Streptomyces SP dan Yeast (ragi) dan Jamur pengurai
selulose

Alat dan bahan

Alat : ember

Bahan : EM4,air,dan tetesan/persaan tebu

Cara membuat:

 Siapkan bahan
 Masukkan campuran larutan EM4, tetesan/persaan tebu,dan air ke dalam ember
 Kemudian biarkan 3-7 hari
 Setelah selesai proses fermentasinya, kemudian campurkan EM4 + tetesan tebu ke
dalam pakan dan diamkan selama 15 menit
 Pakan siap di berikan
7. Pemanenan

1). Perlengkapan dan peralatan mudah dibersihkan dan dijaga dalam kondisi bersih dan higienis
2). Panen dipersiapkan dengan baik untuk menghindari pengaruh temperatur yang tinggi pada ikan
3). Pada saat panen dilakukan upaya untuk menghindari terjadinya penurunan mutu dan
kontaminasi ikan
4). Penanganan ikan dilakukan secara higienis dan efisien sehingga tidak menimbulkan kerusakan
fisik.

Ikan yang di budidaya di UPTBBI wilayah kerja Sidabowa antara


lain:
1. ikan tawes

2. ikan gurameh

3. ikan nila

Cara Pembudidayaan ikan di UPTBBI wilayah kerja Sidabowa itu berbeda beda

1. IKAN TAWES

Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Puntius
Spesies : Puntius javanicus

Ikan Tawes (Puntius Javanicus) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang digunakan
sebagai ikan konsumsi. Nama daerah ikan tawes ini yaitu Ikan Wader atau Ikan Putihan.
Ikan ini berukuran sedang dengan panjang total sekitar 330 mm. Ikan Tawes ini banyak
ditemukan di sungai-sungai, anak sungai, hingga waduk. Penyebaran ikan ini terdapat di
Sungai mekong, Chao Phraya, semenanjung Malaya, dan Indonesia(Sumatera dan Jawa).
Terdapat beberapa jenis ikan tawes/wader/putihan ini yaitu ikan tawes biasa (berwarna
kelabu) Tawes bule (bersisik albino), Tawes silap (berwarna putih kelabu), dan Tawes
kumpay(berwarna putih kelabu).
Makanan ikan tawes ini yaitu tumbuhan air seperti Hydrilla verticillata Plesl dan juga
Ceratophylum demersum L dan lainnya. Namun dalam budidaya ikan ini diberi pakan
berupa pelet atau pakan daun.

Cara pembudi daya ikan Tawes:


A.Persiaapan kolam
Kolam pemijahan ikan tawes sekaligus merupakan kolam penetasan dan kolam
pendederan. Sebelum dipergunakan untuk pemijahan, kolam dikeringkan.
Perbaikan pematang dan dasar kolam dibuat saluran memanjang (caren/kamalir) dari
pemasukan air kearah pengeluaran air dengan lebar 40 cm dan dalamnya 20-30 cm.
Bentuk kolam sebaiknya empat persegi panjang dengan luas tidak kurang dari 200
m2. Dasar kolam sebaiknya tidak terlalu berlumpur karena akan menyebabkan telur
tidak menetas jika tertutup lumpur, dasar kolam pemijahan dibuatkan kemalir atau
saluran tengah yang berukuran lebar 40 cm dan dalam 20 cm, yang menghubungkan
pintu pemasukan dan pengeluaran air. Saluran ini berguna pada saat penangkapan
benih nantinya, karena benih dapat berkumpul disaluran ini sehingga mudah
mengurusnya, jika kemalir ini tidak beres maka akan banyak korban berjatuhan pada
saat penangkapan benih, kemalir ini harus mengikuti kemiringan kolam yaitu bagian
terendah terletak pada pintu pengeluaran air, dasar kemalir hurus sama dengan dasar
pintu pengeluaran ini dimaksudkan bila kolam dikeringkan atau pada saat
penangkapan benih, air berjalan dengan lancar dan kolam dapat dikeringkan seluhnya
tanpa ada air yang tersisa, jika dasar pintu pemasukan terletak lebih tinggi dari dasar
kemalir, maka pada waktu penangkapan benih dilakukan akan mengalami gangguan
karena benih tidak dapat berkumpul dikemalir.

B. Pembibitan

Untuk mendapatkan benih yang berkualitas dan jumlah yang banyak dalam
pembenihan Tawes perlu dipilih induk yang baik dengan ciri-ciri :
1. Letak lubang dubur terletak relatif lebih dekat ke pangkal ekor
2. Kepala relatif lebih kecil dan meruncing
3. Sisik-sisiknya besar dan teratur
4. Pangkal ekor lebar dan kokoh
5. Gerakan lincah

C.Pemeliharaan induk
Proses pemijahan satu banding satu,artinya satu betina satu jantan. Pada
umumnya ikan tawes jantan mulai dipijahkan pada umur kurang lebih 1 tahun, dan
induk tawes betina pada umur kurang lebih 1,5 tahun. Untuk
mengetahui bahwa induk ikan tawes telah matang dan siap untuk dipijahkan dengan
tanda-tanda sebagai berikut :

1.Induk betina
- Perutnya mengembang kearah genetal (pelepasan) bila diraba lebih lembek
- Lubang dubur berwarna agak kemerah-merahan
- Tutup insang bila diraba lebih licin
-Bila perut diurut dari arah kepala ke anus akan keluar cairan kehitam-hitaman.
2.lnduk jantan
-Bila perut diurut dari arah kepala ke anus akan keluar cairan berwarna keputih-
putihan (sperma)
-Tutup insang bila diraba terasa kasar

D. Pembenihan
Induk ikan dimasukan dalam kolam pada sore hari. pemasukan air kedalam kolam
dip erbesar untuk memberikan rangsangan alami pada ikan tawes ini, biasanya pada
saat itu induk sudah mulai berkejar-kejaran didalam kolam.
Ikan akan kawin pada malam hari. Ikan tawes yang telah selesai memijah tetap di
biarkan di dalam kolam pemijahan bersama dengan telur-telurnya, telur ikan tawes ini
akan menetas dalam tempo yang relatif singkat sekitar 13 jam, pada suhu antara 24-23oc .
penetasan yang relatif singkat ini dimungkinkan karena telur ikan tawes berdinding
sangat tipis. Makanan tambahan bagi induk diberikan dedak, daun singkong, kangkung,
dan sebagainya. Anak-anak ikan yang sudah bersama –sama induknya tersebut juga
diberikan makanan tambahan dedak halus. Setelah terjadi proses pemijahan pada indukan
tawes, proses berikutnya adalah penetasan telur. Hal-hal yang perlu dicermati pada
tahapan penetasan telur yaitu : Setelah induk ikan tawes bertelur, air yang masuk ke
kolam diperkecil agar telur-telur tidak terbawa arus, penetasan dilakukan di kolam
pemijahan juga,Pagi hari diperiksa bila ada telur-telur yang rnenumpuk di sekitar kolam
atau bagian lahan yang dangkal disebarkan dengan mengayun-ayunkan sapu lidi di dasar
kolam, Pada umumnya, telur ikan tawes menetas semua setelah 2-3 hari,Dari ikan hasil
penetasan dipelihara di kolam tersebut selama kurang lebih 21 hari.

E. Pemberian pakan

pemberian pakan dilakukan 2x sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari.

F. Pemungutan hasil benih ikan


1.Panen dilakukan pada pagi hari
2.Menyurutkan/mengeringkan kolam
3.Setelah benih berada dikamalir/dicaren, benih ditangkap dengan menggunakan
waring atau seser
4.Benih ditampung yang telah ditempatkan di saluran air mengalir dengan aliran
air tidak deras
5.Benih tersebut selanjutnya dipelihara lagi di kolam pendederan atau dijual.
2. IKAN GURAME

Gurame merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar, bagian
punggung berwarna merahsawo dan bagian perut berwarnakekuning-kuningan/ keperak-
perakan. Ikan gurame merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa
Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan
menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon dan Australia. Pertumbuhan ikan gurame agak
lambat dibanding ikan air tawar jenis lain. Di Indonesia, orang Jawa menyebutnya gurami,
Gurameh, orang Sumatra ikan kalau, kala, kalui, sedangkan di Kalimantan disebut Kalui.
Orang Inggris menyebutnya “Giant Gouramy”, karena ukurannya yang besar sampai
mencapai berat 5 kg.

Klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut:


Klas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Labyrinthici
Sub Ordo :Anabantoidae
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Species : Osphronemus goramy (Lacepede)

Jenis gurami yang sudah dikenal masyarakat diantaranya: gurami angsa, gurami
jepun, blausafir, paris, bastar dan porselen. Empat terakhir banyak dikembangkan di Jawa
Barat, khususnya Bogor. Dibanding gurame jenis lain, porselen lebih unggul dalam
menghasilkan telur. Jika induk bastar dalam tiap sarangnya hanya mampu menghasilkan
2000-3000 butir telur, porselen mampu 10.000 butir. Karena itu masyarakat menyebutnya
sebagai top of the pop, dan paling banyak diunggulkan.

Cara pembudidaya ikan gurame


A. Persiapan Kolam
Jenis kolam yang dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara lain:
1. Kolam penyimpanan induk
Kolam ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan
telur dan memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang luasnya sekitar
10 meter persegi, kedalamam minimal 50 cm dan kepadatan kolam induk 30 ekor betina
dan 10 ekor jantan.
2 Kolam pemijahan
Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan kolam
induk 1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung dari sistim pemijahan).
Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C;
kedalaman air 75-100 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel
telur berupa injuk atau ranting-ranting.
3. Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50
cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam
pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
4. Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan
benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan
beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari
10 ekor/meter persegi.
5. Kolam tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan Adapun cara pembuatan
kolam adalah sebagai berikut:
1. Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m 2 ).
2. Buatlah pematangnya dengan ukuran; bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian bawahnya
1 m dan tingginya 1 m.
3. Pasanglah pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air. Aturlah tinggi
rendahnya, agar mudah memasukkan dan mengeluarkan air.
4. Cangkullah tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan lagi. Tanah akan
jadi lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan tertutup, dan air tidak
keluar akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam dibuat miring ke arah pintu
keluar air.
5. Buatlah saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintu masuk air ke
pintu keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm.
6. Keringkanlah kolam induk dengan 2 karung pupuk kandang yang disebarkan
merata, kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu, agar pupuk hancur
dan meresap ke tanah dan membentuk lumut, serta menguji agar kolam tidask
bocor. Tinggi air 0,75-1m.

B. Pembibitan

Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai berikut:

1.Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.


2. Bentuk badan normal (perbandingan panjang dan berat badan ideal).
3. Ukuran kepala relatif kecil
4. Susunan sisik teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta tidakluka.
5. Gerakan normal dan lincah.
6. Bentuk bibir indah seperti pisang, bermulut kecil dan tidak berjanggut.
7. Berumur antara 2-5 tahun.
C. Pemeliharaan Induk
Induk-induk terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m 2 ) disimpan dalam kolam
penyimpanan induk,perbandingan pemijahan tiga banding satu artinya tiga betina satu
jantan.
Untuk mengetahui bahwa induk ikan gurame telah matang dan siap untuk dipijahkan
dengan tanda-tanda sebagai berikut :

Jantan
 Sirip sebelah depan apabila polos
 Fisik kepala menonjol

Betina

 Ada bercak hitam di sirip


 Fisik kepala mendatar

D.Pembenihan
cara pemijjahan ikan gurame adalah sebagai berikut:
Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari, perbaiki tanggul dan dasar kolam.
Lakukan pengapuran dan pemupukan. Pemupukan dasar dengan pupuk kandang dan
biarkan selama 3 hari.
Tanami dasar kolam dengan tanaman ganggang.
Isikan air yang telah dicampur dengan pupuk buatan,biarkan selama 1 minggu kemudian
isikan air hingga kedalaman 75 cm.
Untuk kolam seluas 100 meter persegi bisa disebar induk sebanyak 30 ekor betina dan 10
ekor jantan. Setelah pemijahan berlangsung, perkawinan pada malam hari 1-2 hari induk
betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam sarang.dan beberapa hari kemudian telur
akan menetas. hasil penetasan dipelihara di kolam tersebut selama kurang lebih satu
bulan.

E. Pemberian pakan

pemberian pakan dilakukan 2x sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari.

F. Pemungutan hasil benih ikan


1.Panen dilakukan pada pagi hari
2.Menyurutkan/mengeringkan kolam
3.Setelah benih berada dikamalir/dicaren, benih ditangkap dengan menggunakan
waring atau seser
4.Benih ditampung yang telah ditempatkan di saluran air mengalir dengan aliran
air tidak deras
5.Benih tersebut selanjutnya dipelihara lagi di kolam pendederan atau dijual.
2. IKAN NILA

Secara umum klasifikasi ikan nila menurut Suyanto (2013), adalah sebagai berikut :

Filum : Chordata

Sub Filum : Vetebrata

Kelas : Osteichthyes

Sub Kelas : Acanthopterigii

Ordo : Percomorphy

Sub Ordo : Percoidea

Famili : Cichilidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus

Ikan nila( Tilopia nilotica L.) berasal dari benua afrika. Ikan ini termasuk famili
Cichlidae dan dapat hidup dengan baik serta berkembangbiak di perairan tawar maupun
perairan payau.Pada tahun 1969 ikan nila dibawa ke Indonesia dan di teliti oleh Lembaga
Penelitian Perikanan Darat (LPPD). Dari hasil penelitian tersebut akhirnya diperbanyak
dan pada tahun 1971 disebarluaskan ke berbagai propinsi di seluruh Indonesia.

Cara pembudidaya IKan Nila


A.Kolam

a. Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit.

b. Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk
mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh
pengeringan.

c. Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun


dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya
dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan
pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.

d. Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan


selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami ikan nila.

B. Pembibitan

Ciri-ciri induk bibit nila yang unggul adalah sebagai berikut:

a. Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas yang tinggi.

b. Pertumbuhannya sangat cepat.

c. Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.

d. Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.

e. Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.

f. Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 120-180 gram lebih per ekor dan
berumur sekitar 4-5 bulan.

Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina


adalah sebagaiberikut:

a) Betina

· Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur
dan lubang urine.

· Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.

· Warna perut lebih putih.

· Warna dagu putih.

· Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.

b) Jantan

· Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma
merangkap lubang urine.

· Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.

· Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.

· Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.

· Jika perut distriping mengeluarkan cairan.


C. Pemeliharaan induk

Perbandingan pemijahan ikan nila yaitu tiga banding satu artinya tiga betina dan satu
jantan.Untuk mengetahui bahwa induk ikan nila telah matang dan siap untuk dipijahkan
dengan tanda-tanda sebagai berikut :

Jantan

. alat kelamin berwarna merah

. jika diurat akan keluar cairan bening

Betina

. jika di urat akan keluar sel telur berwarana kuning, jika belum matang berwarana
hijau.

. perut nampak gendut

D. Pembenihan

pertama tama kolam dikeringkan diusahakan sinar matahari masuk kolam,setelah


dikeringkan,sampai bener bener kering.setelah kering dikasih air pada pagi hari dan tinggi
air 15-20. Indukan dimasukkan pada kolam pemijahan pada sore hari dan akan memijah
pada malam hari. Pada pagi hari angkat indukan dan pisahkan dari telur. Jika tidak
dipisahkan indukan akan memakan telur-telur tersebut. Ganti sebagian air bak dengan air
bersih. Telur-telur akan menetas dalam waktu kurng lebih 4 hari kemudian, selama itu
telur-telur yang akan menetas berwarna bening sedangkan yang tidak akan menetas
berwarna putih. Telur yang sudah menetas akan menjadi larva, pada perawatan larva ini
harus dilakukan pengontrolan dengan baik, hal ini dikarenakan larva ikan sangat rentan
terhadap perubahan kualitas air,Selama masa pemeliharaan larva.

E. Pemberian pakan

Pakan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pemeliharaan larva
ikan nila karena dapat mempengaruhi pertumbuhan larva Ikan Nila. Benih berumur sehari
belum perlu diberi makanan tambahan karena masih mempunyai cadangan makanan
berupa yolk sac atau kuning telur. Pakan tambahan di berikan pada larva ikan pada saat
berumur 7-10 hari, pakan tambahan dapat berupa pelet yang di haluskan dengan cara di
gerus kemudian di saring tujuannya agar larva dapat mencerna dengan mudah, Selama
pemeliharaan larva ikan nila, pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi
hari dan sore hari.

F. Pemungutan hasil benih ikan


1.Panen dilakukan pada pagi hari
2.Menyurutkan/mengeringkan kolam
3.mengunakan seser untuk menangkapnya
4.pemanenan setelah umur 5 bulan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous,1975. Ikan Nila (Tilapia nilotica Linneaeus) Dinas Pertanian &

Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta

Komar Sumantaradinata ,1981.Pengembangan ikan ikan pemeliharaan di Indonesia

PT. Sastra Hudaya,Bogor

Slamet Soesono,1979. Dasar dasar Perikanan Umum CV .Yasaguna ,Jakarta

…..Sekian dan trimakasih…..

Anda mungkin juga menyukai