Anda di halaman 1dari 18

Mahda Azimah

PENGANTAR
LABORATORIUM
MEDIK
PENGELOLAAN SPESIMEN
Macam-macam Spesimen
a. Darah

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk


hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri.
a) Darah Kapiler
Pembuluh darah kapiler (dari bahasa Latin capillaris)
ialah pembuluh darah terkecil di tubuh, berdiameter
5-10 μm, yang menghubungkan arteriola dan venula,
dan memungkinkan pertukaran air,oksigen, karbon
dioksida, serta nutrien dan zat kimia sampah antara
darah dan jaringan di sekitarnya.
b) Darah Vena

Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang


membawa darah menuju jantung. Dari seluruh
tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi
satu pembuluh darah balik besar, yang disebut
vena cava.
2) Urine
Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa
yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-
molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan
untuk menjaga homeostasis cairan tubuh
3) Tinja (feses)

Tinja atau feses adalah produk buangan saluran


pencernaan hewan dan manusia yang dikeluarka
n melalui anus atau kloaka. Pada manusia, proses
pembuangan kotoran dapat terjadi (bergantung
pada individu dan kondisi) antara sekali setiap
satu atau dua hari hingga beberapa kali dalam
sehari.
4) Sputum
Sputum adalah bahan yang dikeluarkan dari paru, bronchus,
dan trachea melalui mulut. Orang dewasa normal bisa
memproduksi mukus sejumlah 100 ml dalam saluran napas
setiap hari. Mukus ini digiring ke faring dengan mekanisme
pembersihan silia dari epitel yang melapisi saluran pernapasan.
Keadaan abnormal produksi mukus yang berlebihan , menyebab
kan proses pembersihan tidak berjalan secara adekuat normal
seperti tadi, sehingga mukus ini banyak tertimbun. Bila hal ini
terjadi, membran mukosa akan terangsang, dan mucus akan
dikeluarkan dengan tekanan intra thorakal dan intra abdominal
yang tinggi. Ketika dibatukkan, udara keluar dengan akselerasi
yg cepat beserta membawa sekret mucus yang tertimbun tadi.
Mukus tersebut akan keluar sebagai sputum.
Pengelolaan Spesimen
a. Pengambilan Spesimen
Untuk mengidentifikasi penyebab infeksi, suatu labora
torium dikatakan berhasil apabila pengambilan dan pen
giriman spesimen pasien ke laboratorium dilakukan den
gan benar. Yang harus diperhatikan pertama adalah
tempat pengambilan spesimen harus dipilih secara
berhati-hati agar memberikan hasil terbaik mengenai or
ganisme penginfeksi, toksin. Pengambilan spesimen itu
sendiri dilakukan dengan cara meminimalkan pencemar
an oleh flora endogen penjamu. Sedangkan pengiriman
spesimen ke laboratorium harus dilakukan di bawah ko
ndisi yang mempertahankan viabilitas agen infeksiosa.
Waktu pengiriman juga harus singkat untuk membatasi
pertumbuhan flora pencemar yang berlebihan.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada
pengambilan spesimen adalah :
• Teknik atau cara pengambilan.
• Cara menampung spesimen dalam
Secara umum, sebelum melakukan pengambilan spesimen, hal yang dilakukan
adalah persiapan seperti berikut ini :

1) Persiapan pasien.
Beritahukan kepada pasien tentang hal-hal apa yang harus
dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh pasien sebelum dilakukan
pengambilan spesimen.
• Persiapan secara umum
• Jika pasien harus melakukan pengambilan specimen sendiri,
jelaskan tata cara pengambilannya
• Jika pengambilan spesimen bersifat invasif
Peralatan sampling
1) Tabung tes atau vacutainer yang sesuai warna.
2) Label yang sesuai
3) Botol kultur darah

Perlengkapan untuk fungsi vena perifer


1) Sarung tangan tidak steril
2) Bola kapas alcohol
3) Torniket
4) Bola kapas povidon iodine (jika perlu)
Penting untuk diperhatikan bahwa semua peralatan memenuhi persyaratan
sebagai berikut :

1) bersih
2) kering
3) tidak mengandung detergent atau bahan kimia
4) terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam
Spesimen
5) steril, apalagi jika spesimen akan diperiksa biakan (kultur) k
uman
6) sekali pakai buang (disposable)
7) wadah spesimen tidak retak atau pecah, mudah dibuka atau
ditutup rapat,
8) besar/ukurannya sesuai dengan volume spesimen yang
diambil.
Antikoagulan

Antikoagulan adalah bahan kimia yang dipergunakan untuk


mencegah pembekuan darah. Umumnya yang digunakan
adalah EDTA (ethylendiamin tetraaceticacid), natrium citrat, he
parin dan natrium fosfat. Pemilihan antikoagulan harus sesuai
dengan jenis pemeriksaan dan takaran volumenya harus tepat.
Lokasi sampling

Sebelum melakukan sampling, tetapkan lokasi pengambilan se


suai dengan jenis spesimen yang diperlukan. Lokasi pengambi
lan spesimen tidak boleh terdapat luka, hematoma, infeksi,
edema. Untuk pengambilan spesimen darah, selain tidak dilaku
kan pada tempat-tempat tersebut, juga tidak boleh dilakukan
pada daerah dimana darah sedang ditransfusikan dan
intravena lines (infus).
Penyimpanan Spesimen

Menyimpan spesimen sebaiknya dalam lemari es dengan suhu 2-8ºC, suh


u kamar, suhu -20ºC, -70ºC atau -120ºC agar tidak terjadi sampai terjadi be
ku ulang. Untuk jenis pemeriksaan yang menggunakan spesimen plasma
atau serum, maka plasma atau serum dipisahkan dulu baru kemudian disi
mpan. Memberi bahan pengawet pada spesimen. Menyimpan formulir per
mintaan lab di tempat tersendiri.
Penyimpanan Spesimen
Waktu penyimpanan spesimen dan suhu yang disarankan :
Kimia klinik : 1 minggu dalam refrigerator.
Imunologi : 1 minggu dalam refrigerator.
Hematologi : 2 hari pada suhu kamar.
Koagulasi : 1 hari dalam refrigerator
Toksikologi : 6 minggu dalam refrigerator
Blood grouping : 1 minggu dalam refrigerator
Pengiriman Spesimen
Sebelum mengirim spesimen ke laboratorium, pastikan bahwa spesimen telah memenuhi pe
rsyaratan seperti yang tertera dalam persyaratan masing-masing pemeriksaan. Apabila spes
imen tidak memenuhi syarat, spesimen ini perlu diambil/dikirim ulang. Pengiriman spesimen
disertai formulir permintaan yang berisi data yang lengkap. Pastikan bahwa identitas pasien
pada label dan formulir permintaan sudah sama.
Spesimen hendaknya secepatnya dikirim ke laboratorium. Penundaan pengiriman spesimen
ke laboratorium dapat dilakukan selambat-lambatnya 2 jam setelah pengambilan spesimen.
Penundaan pengiriman specimen terlalu lama akan menyebabkan perubahan fisik dan kimia
wi yang dapat menjadi sumber kesalahan dalam pemeriksaan. Pengiriman sampel sebaiknya
menggunakan wadah khusus, misalnya berupa kotak atau tas khusus yang tebuat dari baha
n plastik, gabus (styro-foam) yang dapat ditutup rapat dan mudah dibawa.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai