Anda di halaman 1dari 3

SUSCATIN (KURSUS Jumlah kasus Tetanus

CALON PENGANTIN) Neonatorum dari tahun 2014-2015


terjadi penurunan. Pada tahun 2015,
SEBAGAI LANGKAH
dilaporkan terdapat 53 kasus Tetanus
EFEKTIF Neonatorum dari 13 provinsi dengan
CEMERLANGNYA jumlah meninggal sebanyak 27 kasus
KEBERHASILAN sebesar 50,9%. Dibandingkan tahun
PEMENUHAN IMUNISASI 2014, yaitu 84 kasus dari 15 provinsi
KESEHATAN PRANIKAH sebesar 64,3% [4].
Gambaran kasus menurut
Lisa Diana Putri, Winda Resmitha
faktor risiko penolong persalinan
AP 3016 tahun 2015, 33 kasus (62%) ditolong
Program Studi Kebidanan, Fakultas oleh penolong persalinan tradisional,
Kedokteran, Universitas Brawijaya, misalnya dukun. Menurut cara
Malang perawatan tali pusat, hanya 6 kasus
PENDAHULUAN
(11%) yang dirawat menggunakan
Imunisasi Tetanus Toksoid pada alkohol/iodium, sedangkan yang lain
Persiapan Pranikah menggunakan cara tradisional, lain-
Kesehatan sebelum menikah lainnya tidak diketahui. Menurut alat
(pranikah) merupakan suatu proses yang digunakan untuk pemotongan
untuk meningkatkan kemampuan tali pusat, 22 kasus (42%)
masyarakat dalam memelihara dan menggunakan gunting, 12 kasus
meningkatkan kesehatannya yang (59%) menggunakan bambu dan
ditujukan pada masyarakat sisanya menggunakan alat lain atau
reproduktif pranikah. Pelayanan tidak diketahui. Menurut status
kesehatan ini diawali dengan imunisasi sebanyak 32 kasus (60%)
pemeliharaan kesehatan para calon terjadi pada ibu yang tidak di
ibu [1]. Sebelum menikah wanita usia imunisasi [4].
subur atau WUS yaitu wanita dalam Imunisasi Tetanus Toksoid
usia reproduksi 15-49 tahun pada wanita usia subur untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan mempersiapkan pernikahan dinilai
untuk menjaga kesehatan sangat penting sebagai bentuk
pranikahnya. Selain itu juga pencegahan tetanus pasca persalinan,
melakukan imunisasi Tetanus maupun pada bayi yang dilahirkan
Toksoid yang merupakan salah satu sang ibu, akan tetapi pemanfaatan
syarat sebelum dilangsungkannya imunisasi Tetanus Toksoid pada
pernikahan. Tujuan dari pemberian WUS pranikah dinilai masih kurang
imunisasi ini adalah untuk optimal. Sebuah penelitian yang
melindungi calon ibu dari tetanus pernah dilakukan di sebuah BPS di
dan untuk melindungi bayi mereka daerah Surakarta pada tahun 2014,
yang baru lahir terhadap Tetanus menunjukkan dari 36 ibu hamil,
Neonatorum yaitu tetanus yang didapatkan data bahwa terdapat
terjadi pada bayi dengan usia 3-28 sebanyak 5 responden (13,9%)
hari, dengan tingkat perlindungan dengan tingkat pengetahuan
sebesar 90-95% [2,3]. imunisasi TT yang baik, sebanyak 24
responden (66,7%) dengan tingkat
pengetahuan imunisasi TT yang ditekankan yaitu pada waktu
cukup, dan terdapat 7 responden pemberian maupun manfaat dari
(19,4%) dengan tingkat pengetahuan pemberian imunisasi TT tersebut.
imunisasi TT yang kurang [5]. Sehingga, diharapkan calon
Sehingga kurangnya tingkat pengantin akan mengerti terkait
pengetahuan imunisasi TT dapat kebermanfaatan dan memiliki
diatasi dengan meningkatkan kesadaran sendiri akan pentingnya
sosialisasi imunisasi TT yang dapat imunisasi TT, bukan hanya
diperoleh pada Kursus Calon dikarenakan sebagai salah satu syarat
Pengantin [6,7]. dari sebuah pernikahan, akan tetapi
memang merupakan hal yang
ISI penting untuk dilakukan demi
Suscatin Imunisasi TT Demi meningkatkan kekebalan tubuh calon
Kesehatan Pranikah ibu dari infeksi tetanus yang tidak
Kursus Calon Pengantin atau hanya dapat membahayakan
Suscatin merupakan pemberian bekal nyawanya, melainkan juga nyawa
pengetahuan, pemahaman dan bayinya. Maka dari itu, pembinaan
keterampilan dalam waktu singkat mengenai imunisasi TT menjadi
kepada catin tentang kehidupan bagian yang tak kalah penting
rumah tangga/keluarga. Materi dengan materi lain yang diberikan
kursus catin meliputi tata cara dan pada suscatin [8].
prosedur perkawinan, pengetahuan Pemanfaatan pelayanan
agama, peraturan perundangan di kesehatan sebaik-baiknya yang dapat
bidang perkawinan dan keluarga, hak calon pengantin lakukan yaitu
dan kewajiban suami istri, kesehatan dengan turut berperan aktif dalam
reproduksi, manajemen keluarga dan menghadiri, memerhatikan, serta
psikologi perkawinan dan keluarga. memahami materi yang diberikan
Suscatin ini diselenggarakan dengan pada saat suscatin oleh tenaga
menggunakan metode konseling kesehatan, terutama mengenai
yang diberikan oleh petugas KUA kebermanfaatan, sasaran serta jadwal
pada setiap pasangan yang telah dari pelaksanaan imunisasi TT.
mendaftar di kantor urusan agama Tentunya sebagai calon pengantin
(KUA) yang kemudian akan diharapkan dapat menerima dan
bekerjasama dengan petugas melaksanakan saran yang diberikan
kesehatan dalam pemberian materi dalam upaya guna mewujudkan
mengenai kesehatan reproduksi, keluarga yang sejahtera.
yang di dalamnya terdapat materi Penatalaksanaan melalui
mengenai imunisasi Tetanus Toksoid suscatin untuk mencapai kesadaran
dan kursus ini dilakukan sepuluh hari serta keberhasilan pemenuhan
menjelang pernikahan [8]. pengetahuan akan kebutuhan
Suscatin dapat menjadi imunisasi TT pada pasangan
langkah efektif dalam keikutsertaan pranikah dapat dilakukan
calon pengantin wanita, khususnya menggunakan media sosialisasi
untuk imunisasi Tetanus Toxoid, seperti leaflet dan poster yang dapat
karena disaat pemberian materi diperoleh dari tenaga kesehatan [3, 9].
imunisasi TT, yang akan lebih
Pengoptimalisasian pada saat 5. Wulandari, Lusi. 2014. Tingkat
pelaksanaan suscatin salah satu Pengetahuan Ibu Hamil tentang
faktor penunjang dalam Imunisasi Tetanus Toksoid di
meningkatkan pengetahuan para BPS Anik Suroso Mojongoso
calon pengantin serta cakupan Surakarta. Surakarta: Sekolah
imunisasi TT. Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma
Husada
KESIMPULAN 6. Depkes RI. 2008. Laporan Hasil
Upaya demi upaya yang telah Riset Kesehatan Dasar
dilakukan demi menciptakan (Riskesdas) Nasional 2007.
pasangan pranikah maupun calon Jakarta: Badan Penelitian dan
generasi sehat dapat diwujudkan Pengembangan.
melalui pelaksanaan suscatin. 7. Dirjen Bimas Islam. 2009. Kursus
Suscatin dapat menjadi jembatan Calon Pengantin, Jakarta: Dirjen
dalam mensosialisasikan imunisasi Bimas Islam.
TT baik dari segi sasaran, manfaat 8. Budiman. 2014. Hubungan
maupun jadwal pelaksanaannya yang Kursus Calon Pengantin dengan
dapat berperan dalam menurunkan Keikutsertaan Imunisasi Tetanus
angka kejadian Tetanus Neonatorum Toxoid di Kecamatan Soreang
maupun meningkatkan cakupan Tahun 2014. Journal Vol 1 No. 3
imunisasi TT. Dimana imunisasi TT 107-182.
yang terdengar sepele namun dapat 9. Susanti, Eni. 2011. Hubungan
memberikan dampak yang Pengetahuan tentang Imunisasi
membahayakan apabila tidak Tetanus Toxoid dan Status Ekonomi
dengan Pelaksanaan Imunisasi TT
dilakukan.
Pra Nikah. Managerial Auditing
Journal: Vol.2 No.2.
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. 2003. Indikator
Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman
Penetapan Indikator Provinsi Sehat
dan Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta:
Depkes RI.
2. WHO. 2006. Maternal
Immunization Against Tetanus.
Switzerland: Departemen of
Making Pregnancy Safer.
3. Kemenkes RI. 2012. Buletin
Jendela Data dan Informasi
Kesehatan: Eliminasi Tetanus
Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
4. Kemenkes RI. 2016. Profil
Kesehatan Indonesia Tahun 2015:
Health Statistics. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia .

Anda mungkin juga menyukai