PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Dasar Penyusunan
4. Sistematika Penyusunan
Bab I : Pendahuluan
Bab VI : Penutup
۞۞۞
A. KEADAAN PENDUDUK
Masalah utama kependudukan di Indonesia pada dasarnya meliputi
tiga hal pokok yaitu jumlah penduduk yang besar, persebaran penduduk
yang kurang merata serta komposisi penduduk yang kurang
menguntungkan dimana proporsi penduduk berusia muda masih relatif
tinggi yang berimplikasi pada Rasio Beban Tanggungan (RBT).
Jumlah Penduduk
Tahun Laju Pertumbuhan
Kota Makassar
2005 1.193.434 -
2006 1.223.540 -
2007 1.235.239 1,67
2008 1.253.656 1,65
2009 1,272,349 000
Gambar II.1
Jumlah Penduduk Kota Makassar
Tahun 2005-2009
2008 1.253.656
2007 1.235.239
TAHUN
2006 1.223.540
2005 1.193.434
Persebaran Penduduk
Tabel II.2
Jumlah Penduduk Kota Makassar Dirinci Menurut Kecamatan
Tahun 2006 s/d 2009
Jumlah Penduduk
No. Kecamatan
Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
1 Ujung Tanah 47.267 47.723 48.382 49.103
2 Tallo 132.158 133.426 135.315 137.333
3 Bontoala 60.276 60.850 61.809 62.731
4 Wajo 34.178 34.504 35.011 35.533
5 Ujung Pandang 27.941 28.206 28.637 29.064
6 Makassar 80.874 81.645 82.907 84.143
7 Mamajang 58.968 59.533 60.394 61.294
8 Mariso 53.314 53.825 54.616 55.431
9 Tamalate 148.589 150.014 152.197 154.464
10 Rappocini 139.491 140.822 142.958 145.090
11 Panakkukang 131.229 132.479 134.548 136.555
12 Manggala 96.632 97.556 99.008 100.484
13 Biringkanaya 125.636 126.839 128.731 130.651
14 Tamalanrea 86.987 87.817 89.143 90.473
Jumlah 1.223.540 1.235.239 1.253.656 1,272,349
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar
TAMALANREA 90.473
BIRINGKANAYA 130.651
MANGGALA 100.484
PANAKUKANG 136.555
RAPPOCINI 145.090
TAMALATE 154.464
MARISO 55.431
MAMAJANG 61.294
MAKASSAR 84.143
UJUNG PANDANG 29.064
WAJO 35.533
BONTOALA 62.731
TALLO 137.333
UJUNG TANAH 49.103
Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk Kota Makassar per kecamatan tidak merata.
Dengan jumlah penduduk sebesar 1,272,349 jiwa dan luas wilayah
175,77 km² didapatkan angka Kepadatan Penduduk (Density) Kota
Makassar sebesar 7.239 jiwa/km2.
Tabel II.3
Kepadatan Penduduk Kota Makassar per Kecamatan
Tahun 2009
NO KECAMATAN PERSENTASE JUMLAH LUAS WIL. KEPADATAN
PENDUDUK KELURAHAN (km²) PENDUDUK /km²
1 Ujung Tanah 3.86 12 5.94 8.266
2 Tallo 10.79 15 5.83 23.556
3 Bontoala 4.93 12 2.1 29.872
4 Wajo 2.79 8 1.99 17.856
5 Ujung Pandang 2.28 10 2.63 11.051
6 Makassar 6.61 14 2.52 33.390
7 Mamajang 4.82 13 2.25 27.242
8 Mariso 4.36 9 1.82 30.457
9 Tamalate 12.14 10 20.21 7.643
10 Rappocini 11.40 10 9.23 15.719
11 Panakkukang 10.73 11 17.05 8.009
12 Manggala 7.90 6 24.14 4.163
13 Biringkanaya 10.27 7 48.22 2.709
14 Tamalanrea 7.11 6 31.84 2.841
MAKASSAR 100,00 143 175.77 7.239
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar
Ujung Tanah
Tallo
33.390 30.457
35.000 29.872 Bontoala
30.000 23.556 Wajo
25.000 17.856 Ujung Pandang
27.242
20.000 15.719
Makassar
15.000 11.051 Mamajang
8.266 7.643 8.009
10.000 4.163 Mariso
5.000 2.709 Tamalate
0 2.841 Rappocini
Kepadatan Penduduk Panakkukang
Manggala
Biringkanaya
Tamalanrea
Tabel II. 4
Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan
Jenis Kelamin di Kota Makassar Tahun 2009
24.066
65 + 18.551
17.179
60-64 18.558
19.563
55-59 15.296
24.183
50-54 18.456
29.164
45-49 25.729
29.526
40-44 37.014
52.304
35-39 45.491
56.561 PEREMPUAN
30-34 55.521
25-29 56.272
71.356 LAKI-LAKI
87.280
20-24 66.806
72.389
15-19 60.285
56.040
10-14 61.488
66.162
5-9 63.494
56.306
0-4 67.309
Tabel II. 5
Perkembangan PDRB Kota Makassar & Sul-Sel
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005 – 2009
Tabel II.6
Perkembangan dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar
Tahun 2005 – 2009
PDRB adh PDRB adh Pertumbuhan
Berlaku Perkembangan Konstan
Tahun Ekonomi
(Milyar Rp) (persen) (Juta Rp) (Persen)
Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat adalah suatu kondisi dimana
masyarakat Indonesia menyadari, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah
dan mengatasi permasalahan kesehatan yang ada sehingga dapat bebas dari
gangguan kesehatan baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan
kesehatan akibat bencana maupun lingkungan dan perilaku yang tidak
mendukung untuk hidup sehat.
Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2009 14
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai
melalui pembangunan kesehatan masyarakat adalah masyarakat, bangsa dan
negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan yang sehat dan
berperilaku hidup sehat serta memiliki akses untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata. Visi pembangunan kesehatan
yang ingin dicapai dinyatakan dalam motto Indonesia Sehat 2010.
Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang
kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari
polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan seperti perumahan dan
lingkungan yang layak dan sehat. Kawasan yang berwawasan kesehatan, serta
terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan
memelihara nilai-nilai budaya bangsa.
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan salah satu implementasi
dalam mewujudkan hak asasi manusia yang patut dihargai dan diperjuangkan
oleh semua pihak. Yang diharapkan dari masyarakat adalah tindakan proaktif
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya
penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam
gerakan kesehatan masyarakat.
Visi Indonesia Sehat 2010 juga diimplementasikan oleh Pemerintah Kota
Makassar dalam motto Kota Makassar Sehat 2010, melalui pemberdayaan
dari segala aspek untuk mencapai tujuan dan mampu menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu dan merata bagi setiap masyarakat.
3. Kerjasama Tim
TUJUAN
Sebagai penjabaran dari Visi Departemen Kesehatan, maka tujuan yang
akan dicapai adalah Terselenggaranya Pembangunan Kesehatan secara Berhasil-
guna dan Berdaya-guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran
sebagaimana tercantum dalam RPJMN (Perpres No. 07 Tahun 2005) yaitu :
1. Meningkatnya Umur Harapan Hidup dari 66,2 tahun menjadi 70,6 tahun.
2. Menurunnya Angka Kematian Bayi dari 35 menjadi 26/1.000 KH.
3. Menurunnya Angka Kematian Ibu Melahirkan dari 307 menjadi
226/100.000 KH.
4. Menurunnya prevalensi Gizi Kurang pada anak Balita dari 25,8%
menjadi 20 %.
STRATEGI
Derajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup
serta unsur-unsur mortalitas dan yang mempengaruhinya, yaitu morbiditas dan
status gizi. Untuk kualitas hidup, yang digunakan sebagai indikator adalah Angka
Harapan Hidup Waktu Lahir (Lo), sedangkan untuk Mortalitas telah disepakati
tiga (3) indikator yaitu Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup, Angka
Kematian Balita per 1.000 Anak Balita dan Angka Kematian Ibu Melahirkan per
100.000 Kelahiran Hidup. Untuk Morbiditas telah disepakati lima (5) indikator
yaitu Angka Kesakitan Malaria per 1.000 penduduk, Angka Kesembuhan
Penderita TB Paru BTA+, Prevalensi HIV (persentase kasus terhadap penduduk
Kualitas Hidup
Mortalitas
Morbiditas
Angka Kesakitan Malaria per 1.000 penduduk 5
Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA + 85
Prevalensi HIV (% Kasus Terhadap Penduduk Beresiko) 0,9
Angka “Acute Flaccid Paralysis” (AFP) pada anak usia < 15 tahun 0,9
per 100.000 anak
Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) 2
per 100.000 penduduk
Status Gizi
Lingkungan Sehat
Manajemen Kesehatan
Persentase Kab./Kota yg punya dokumen Sistem Kesehatan 100
Persentase Kab./Kota yg memiliki “Contingency Plan” untuk
masalah kesehatan akibat bencana 100
Persentase Kab./Kota yang membuat Profil Kesehatan 100
Persentase Provinsi yang melaksanakan SURKESDA 100
Persentase Provinsi yang mempunyai “Provincial Health Account” 100
۞۞۞
NILAI – NILAI :
1) Berpihak pada rakyat
2) Bertindak cepat dan tepat
3) Kerjasama Tim
4) Integritas yang tinggi
5) Transparan dan Akuntabilitas.
STRATEGI UTAMA
Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.
Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas
Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan.
Meningkatkan pembiayaan kesehatan.
۞۞۞
A. DERAJAT KESEHATAN
Gambar V. 1
Umur Harapan Hidup
di Kota Makassar Tahun 2009
74 73,43
72,89
73
72 70,6 72
71
U 70 71 Target
H 70 UHH
69 69
H 67,9
68 Capaian
67 UHH
66
65
2006 2007 2008 2009
TAHUN
4.000 3.262
2.832 3.246
2.000
2,3
2,6
0 2,5
2007
2008
2009
Jumlah Kematian AKK (Angka Kematian Kasar)
Gambar V. 3
Angka Kematian Bayi
Di Kota Makassar Tahun 2007 – 2009
12 11,8
11,5
11 11,4
A
K 10,5 10,1
B 10
9,5
9
2007 2008 2009
TAHUN
4
3,5
A 3,71
3 3,34
K 2,5
A 2 2,46
B 1,5
A 1
0,5
0
2007 2008 2009
TAHUN
Tabel V. 3
Jumlah Kematian Ibu Maternal di Wilayah Puskesmas
Kota Makassar Tahun 2009
JUMLAH KEMATIAN
PUSKESMAS
IBU
Andalas 1
Cendrawasih 2
Antang 1
Jumlah 4
Sumber : Bidang Peran Serta Masyarakat
25
20
19,9
A 15
K 16,1 16
I 10
5
0
2007 2008 2009
TAHUN
3. STATUS GIZI
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator,
antara lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi
balita, status gizi wanita usia subur , Anemia gizi besi pada ibu dan
pekerja wanita, dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) Khusus
untuk GAKY di Kota Makassar walaupun kasusnya tetap ada ditemukan
tetapi jumlahnya tidak berarti, terbukti dengan cakupan kelurahan
dengan garam beryodium baik mencapai angka 100%.
Adapun indikator-indikator yang sangat berperan menentukan
status gizi khususnya di Kota Makassar dapat diuraikan sebagai berikut :
1,4
1,2
B 1 1,17
B 0,8 1,01
L 0,6 0,91
R 0,4
0,2
0
2007 2008 2009
TAHUN
20 16,15 15,85
15,35
10 3,4 3,3
3,2
0
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tabel V. 4
Jumlah Balita Gizi Buruk, Gizi Kurang per Kecamatan
Di Kota Makassar Tahun 2009
Tabel V. 5
Status Gizi Buruk dan Gizi Kurang pada Balita
Di Kota Makassar Tahun 2007 – 2009
50
40
30
20
persen
10
0
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49
2000 38,04 26,59 19,01 15,11 14,04 13,16 13,16
2001 40,85 27,53 19,12 14,59 12,9 13,18 13,18
2002 35,7 23,7 18,7 18 10,4 11 11
2003 35,1 21,43 13,82 10,17 8,6 9,62 10,1
Sumber: BPS, Survei Konsumsi Garam Yodium RT, (Profil Kesehatan Indonesia 2003)
Tabel V. 6
Pola 10 Penyakit Utama
Di Kota Makassar Tahun 2009
N
NAMA PENYAKIT JUMLAH %
O
1 Infeksi Akut pada Saluran Pernafasan Bagian Atas 114.253 16,13
2 Penyakit lain pada Saluran Pernafasan Bagian Atas 72.572 10,24
3 Batuk 43.448 6,13
Diare dan Gastroenteritis oleh penyebab infeksi
4 36.766 5,19
tertentu
5 Dermatitis dan Eksim 35.855 5,06
6 Penyakit Tekanan Darah Tinggi 35.813 5,05
7 Demam yang tidak diketahui penyebabnya 26.467 3,74
8 Infeksi kulit dan jaringan sub kutan (Ploderma) 26.221 3,70
9 Artrotis lainnya 25.619 3,62
10 Penyakit Pulpa & Jaringan Periapikal 22.706 3,20
1000 815
800
600 452
262 255 kasus
400 6 kematian
5 3
200 2
0
2006 2007 2008 2009
Penanggulangan fokus
Pelaksanaan PSN/3M
b. DIARE
Tabel V. 7
Jumlah penderita Diare menurut Kecamatan
Di Kota Makassar tahun 2006-2009
N TAHUN
KECAMATAN
O 2006 2007 2008 2009
1 MARISO 2.863 2.877 2.444 2.157
2 MAMAJANG 4.676 4.407 2.862 3.223
3 MAKASSAR 4.416 3.377 4.231 3.458
4 U.PANDANG 1.045 2.116 1.054 1.268
5 WAJO 1.705 1.985 2.221 1.982
6 BONTOALA 1.300 2.412 3.515 3.972
7 TALLO 5.344 5.358 4.307 5.014
8 UJUNG TANAH 4.477 4.947 2.988 2.370
9 PANAKUKANG 7.023 5.382 5.073 4.476
10 MANGGALA 4.752 4.451 3.371 3.293
11 RAPPOCINI 3.694 3.857 3.602 2.633
12 TAMALATE 3.914 4.444 3.389 3.936
13 TAMALANREA 3.821 4.271 5.172 4.273
14 BIRINGKANAYA 3.079 2.394 2.572 2.959
Gambar V. 10
Jumlah Kasus Penderita dan Kematian akibat Diare di Kota Makassar
Tahun 2006 s/d 2009
40.000
30.000 Penderita
Meninggal
20.000
10.000 13 10 9 8
0
2006 2007 2008 2009
30
25 26
20
15 Kasus
13 14
10 9 Kematian
1 0
5 0 0
0
2006 2007 2008 2009
Gambar V. 12
Cakupan Imunisasi Kota Makassar
Tahun 2007 s/d 2009
32.461
32.500 32.135 32.270 32.002 32.388
32.000 32.100 31.991
31.500 32.030
31.000 30.557 31.184
DPT I
30.500
29.800 30.369
30.000 DPT III
29.500
29.000
28.500
28.000
2007 2008 2009
Gambar V. 13
Kasus AFP di Kota Makassar
Tahun 2006 – 2009
8
8
6
6
4 4 Kasus
4 Kematian
2 1
0 0 0
0
2006 2007 2008 2009
c. CAMPAK
32.388
34.000 32.002
30.557
32.000
28.806
30.000
28.000
26.000
2006 2007 2008 2009
a. HIV / AIDS
Gambar V. 15
Kasus HIV-AIDS Kota Makassar
Tahun 2006-2009
467 473
500
450
363
400 334
350
300
250 HIV
200 156
AIDS
119
150 76
100
50
0
2006 2007 2008 2009
b. TB. Paru
c. MALARIA
Gambar V. 16
Kasus Thypoid di Kota Makassar
Tahun 2006 – 2009
0
2006 2007 2008 2009
e. KUSTA
Gambar V. 17
Angka Penemuan Penderita Kusta per Kecamatan
Di Kota Makassar Tahun 2009
60 51
46
40 34 36
26 25 24
18 15
20 12 14 12 14
4
0
a. Posyandu
100
0
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
b. Pos UKK
a. Pertolongan Persalinan
c. Pemberian Tablet Fe
Salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan Anemia gizi
pada Ibu Hamil adalah melalui pemberian tablet Fe (zat besi).
Berdasarkan laporan dari Bidang Bina Kesehatan Masyarakat tahun
2009, dari 29.534 orang ibu hamil, sebesar 46,12 % atau 13.622
orang mendapatkan 90 tablet Fe dari Fasilitas Kesehatan Dasar yang
ada. Upaya ini diharapkan dapat menurunkan resiko yang mungkin
timbul bagi Ibu Hamil di masa persalinannya akibat anemia gizi.
D. LINGKUNGAN SEHAT
Puskesmas 37
Puskesmas Pembantu 42
Puskesmas Keliling 37
Rumah Sakit 16
Rumah Sakit Bersalin 10
Rumah Bersalin 24
Bidan Praktek Swasta 117
Balai Pengobatan Gigi 22
Praktek Dokter Perorangan 2.176
Praktek Dokter Bersama 62
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan
Gambar V. 19
Proporsi Tenaga Kesehatan Menurut Jenisnya
Di Kota Makassar Tahun 2009
3123
3500 Medis
3000 Perawat & Bidan
2500
Farmasi
2000 1268
1500 Kesmas
296 411
1000 195 170 79 Gizi
500 Teknisi Medis
0
Sanitasi
Jumlah Tenaga Kesehatan
APBN
Gambar V. 20
Cakupan Air Bersih Di Kota Makassar
Tahun 2005– 2009
86 83,4
84
persen cakupan
82 79,1
80 77,4
78
76 73,4
74 76,1
72
70
68
2005 2006 2007 2008 2009
Tahun
Gambar V. 21
Jumlah PUS, Peserta KB Baru & Aktif
Menurut Kecamatan di Kota Makassar
Tahun 2006 s/d 2009
176095
200000 171053 199769
180000
160000 167357
140000 112907 120048
2006
120000 101460 122365
100000 2007
80000 42663
2008
60000 26229 37610
40000 2009
22479
20000
0
PUS KB BARU KB AKTIF
۞۞۞
۞۞۞