PENDAHULUAN
Pleura adalah membran tipis terdiri dari 2 lapisan yaitu pleura visceral dan
pleura parietal. Secara normal pleura mengandung sejumlah kecil cairan (5-15 ml)
hemotoraks bila rongga pleura berisi darah, kilotoraks (cairan limfe), piotoraks
atau empieme thoracis bila berisi nanah, pneumotoraks bila berisi udara.1
melebihi keadaan normal di dalam cavum pleura diantara pleura parietal dan
visceral dapat berupa transudat atau cairan eksudat. Efusi pleura merupakan
penyakit sekunder penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Efusi pleura jarang
negara industri dan etiologi efusi pleura berhubungan dengan penyakit yang
mendasarinya. Efusi pleura terjadi ±1,5 juta kasus setiap tahunnya di Amerika
Serikat. [medscape]2
Penelitian yang dilakukan di kota Metro tahun 2015 insiden efusi pleura
terjadi sebanyak 537 kasus. Penyebab terbanyak terjadinya efusi pleura adalah
didapatkan kasus efusi pleura sebanyak 107 kasus dengan penyebab terbanyak
efusi pleura pada pasien rawat inap adalah keganasan disusul tuberkulosis dan
efusi pleura eksudat.4 Penelitian di instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit
Persahabatan selama tahun 2011 didapatkan sebanyak 119 kasus. Efusi pleura
terbanyak bersifat eksudat dan disebabkan oleh malgnansi dan tuberkulosis. Efusi
masif.5
1.2 TUJUAN
Tujuan penulisan case report ini adalah untuk memahami dan menambah
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. B
No. RM : 01013398
Umur : 74 tahun
Agama : Islam
Status : Menikah
3.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Sesak napas meningkat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak nafas
tidak menciut. Pasien lebih suka miring ke arah kanan. Sesak sudah dirasakan
sejak lebih kurang 1 bulan. Karena sesak yang diderita pasien pernah dirawat
di RST sebanyak 2 kali. Rawatan pertama dikeluarkan cairan 800 cc warna
Beberapa saat kemudian pasien sesak napas kembali dan dirawat untuk kedua
Pasien diperbolehkan pulang. Pasien kembali merasa sesak dan pasien datang
Demam ada ± 5 hari SMRS, demam tidak tinggi dan tidak menggigil, hilang
timbul.
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien.
Tidak ada riwayat minum OAT, hipertensi, dan DM pada keluarga pasien.
Pasien seorang ibu rumah tangga, pasien tidak merokok. Suami pasien
Kesadaran : CMC
Berat Badan : 35 kg
Suhu : 36,8ºC
3.2.2 Status Lokalis
Jantung
irama regular
Paru Depan
- kanan : Redup
(dinamis)
Abdomen
Perkusi : timpani
pH 7,502
Kesan labor : Leukositosis, alkalosis respiratorik
Rontgen thorak wanita usia 74 tahun di RSUP Dr. M. Djamil Padang tanggal
16 April 2018. Rontgen tampak simetris, tidak sentris, densitas sedang, inspirasi
perselubungan homogen di paru kanan atas hingga ke bawah dengan sudut costo
frenikus kanan terselubung. Jantung CTR sulit dinilai dan infiltrat dikedua
lapangan paru.
• Prednison 3x3 mg
• Vit B6 1x10 mg
• N asetil sistein
o Rifampisin 1x450 mg
o INH 1x300 mg
o Pirazinamid 1x1500 mg
o Etambutol 1x1000mg
• Punksi pleura
3.9 Follow Up
SOAP
Tanggal dan jam (Subjective, Objective, Assesmen, Planing)
31 Mei 2017 S/
16.00 Sesak sudah mulai berkurang
Sesak terutama bila beraktifitas
Nafsu makan meningkat
Keringat malam (+)
Batuk berdahak
Batuk darah (-)
Demam (-)
Nyeri dada (-)
Mual muntah (-)
O/
KU: Sedang, Kes: CMC, TD: 110/80, ND: 80, RR: 17, T: AF
Paru depan
Inspeksi: Simetris kiri kanan, pergerakan kiri kanan
simetris
Palpasi: Fremitus kiri melemah
Perkusi: Kanan Sonor, Kiri sonor pekak pada RIC V-
VI
Auskultasi: SN Bronkovesikuler ronki (+/+) Wheezing
(-/-)
A/
Efusi pleura bilateral ec TB Paru dalam pengobatan OAT
Kategori I Fase Intensif H5
P/
R450/H300/Z1500/E1000 (H6)
Prednison 3x2 tablet
Vit B6 1x10
1 Juni 2017 S/
09.00 Sesak napas (-)
Nafsu makan meningkat
Keringat malam (+)
Batuk berdahak
Batuk darah (-)
Demam (-)
Nyeri dada (-)
Mual muntah (-)
O/
KU: Sedang, Kes: CMC, TD: 110/70, ND: 80, RR: 20, T: AF
Paru depan
Inspeksi: Simetris kiri kanan, pergerakan kiri kanan
simetris
Palpasi: Fremitus kiri melemah
Perkusi: Kanan Sonor, Kiri sonor pekak pada RIC V-
VI
Auskultasi: SN Bronkovesikuler ronki (+/+) Wheezing
(-/-)
A/
Efusi pleura bilateral ec TB Paru dalam pengobatan OAT
Kategori I Fase Intensif H6
P/
R450/H300/Z1500/E1000 (H6)
Prednison 3x2 tablet
Vit B6 1x10
1 Juni 2017 S/
11.00 Sesak nafas (-)
Nafsu makan meningkat
Keringat malam (-)
Batuk berdahak
Batuk darah (-)
Demam (+)
Nyeri dada (+)
Mual (+)
Muntah (-)
O/
KU: Sedang, Kes: CMC, TD: 120/80, ND: 100, RR: 24, T: AF
Paru depan
Inspeksi: Simetris kiri kanan, pergerakan kiri kanan
simetris
Palpasi: Fremitus kiri = kana
Perkusi: Sonor
Auskultasi: SN Bronkovesikuler ronki (+/+) Wheezing
(-/-)
A/
Efusi pleura bilateral ec TB Paru dalam pengobatan OAT
Kategori I Fase Intensif H6
P/
R450/H300/Z1500/E1000 (H6)
Prednison 3x2 tablet
Vit B6 1x10
BAB III
DISKUSI
Padang rujukan RSUD Pariaman dengan keluhan sesak nafas yang meningkat
sejak 2 hari yang lalu. Sesak dirasakan sejak 4 minggu yang lalu. Sesak tidak
menciut. Pasien lebih nyaman tidur miring ke arah kanan. Pasien sebelumnya
cairan ± 800 cc dengan warna kemerahan, lalu pasien diperbolehkan pulang. Pada
sesak yang kedua, pasien di rawat inap selama seminggu di RS Tentara dan
mengeluhkan batuk. Batuk sudah dirasakan sejak satu bulan yang lalu, batuk
Pasien juga mengeluhkan nyeri dada bila batuk dan demam hilang timbul,
tidak tinggi, tidak menggigil. Ada keluhan mual dan nyeri ulu hati, penurunan
nafsu makan dan penurunan berat badan. Tidak ada keluhan keringat malam dan
tidak maksimal dan muncul gejala sesak. Gangguan tersebut disebut efusi pleura
yang diakibatkan karena penyakit yang mendasarinya. Efusi pleura sekunder bisa
pasien ini cairan pleura berwarna kemerahan yang merupakan tanda efusi pleura
ke rongga pleura akan lebih banyak daripada volume cairan yang dapat
kemampuan untuk mengeluarkan cairan dari rongga pleura dan pada akhirnya
mengalir menuju kelenjar getah bening mediastinal, maka suatu keganasan yang
menyerang daerah mediastinal baik itu primer atau metastasis akan menyebabkan
menyebabkan obstruksi bronkus utama atau bronkus salah satu lobus, parenkim
paru sebelah distal tempat obstruksi akan mengalami atelektasis. Atelektasis paru
atau bronkus akan menyebabkan timbulnya tekanan negatif dalam rongga pleura
sehingga akan terjadi akumulasi cairan dalam rongga pleura dan pada akhirnya
efusi pleura dan biasanya jenis transudat. Tidak semua efusi pleura ganas
yang penting untuk membersihkan saluran nafas bagian bawah. Rangsangan yang
Proses perangsangan batuk ini dicetuskan oleh adanya benda asing oleh tubuh..
Dari pemeriksaan fisik paru, gerak dinding dada kanan tertinggal. Pada
bagian kiri. Hal ini dikarenakan efusi yang menghambat getaran ke permukaan.
Pada pemeriksaan perkusi didapatkan dada dan punggung kanan redup dari bagian
kiri. Redup pada perkusi diakibatkan adanya cairan di rongga pleura. Auskultasi
didapatkan bahwa suara nafas kanan melemah sedangkan suara nafas kanan
melemah ini dikarenakan efusi pada rongga kanan menyebabkan suara nafas
hemitoraks kanan, dan juga infiltrat di kedua lapangan paru. Disimpulkan kesan
penunjang diatas, dapat disimpulkan bahwa diagnosis kerja untuk pasien adalah
1 Halim H. Penyakit - penyakit Pleura. Dalam : Setiati S, editor. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2014.
hlm. 1633-1641.
2 Boka K. Pleural effusion.
3 Puspita I, Soleha TU, Berta G. Penyebab efusi pleura di kota metro pada tahun
2015. J AgromedUnila. 2017 Juni 4(1): 25-32.
4 Surjanto E, Sutanto YS, Aphridasari J, Leonardo. Penyebab efusi pleura pada
pasien rawat inap di rumah sakit. J Respir Indo. 2014 April; 34(2): 102-108.
5 Khairani R, Syahruddin E, Partakusuma LG. Karakteristik efusi pleuradi
rumah sakit persahabatan. J Respir Indo. 2012 Juli; 32(3): 155-160.