Longman Student Grammar of Spoken and Written English Workbook

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Baca: Lukas 22:39-46

1. Di jaman yang serba canggih dan cepat ini, semua orang inginnya juga memiliki segala sesuatu
yang canggih dan cepat.

Contoh: komputer yang canggih dan cepat. Mampu diisi dengan program-program berat dan rumit,
mampu loading dengan cepat. Telpon Pintar/ smartphone, maunya juga yang canggih tidak sekedar bisa
telpon, sms, facebookan, tetapi juga mampu untuk browsing dengan cepat juga untuk mengunggah
video, foto, bahkan untuk editing. Kendaraan, maunya yang canggih dan kencang lebih kencang dari
pesawat (kalau bisa)

2. Namun faktanya bahwa itu semua bagi sebagian orang hanyalah sebuah keinginan dan pemenuhan
nafsu (gengsi, gaya-gayaan). Karena pada kenyataannya banyak orang yang sebenarnya belum sampai
pada tingkatan itu dan bukan menjadi kebutuhan. Lihat saja banyak orang menggunakan komputer dan
smartphone canggih hanya untuk ngegame, untuk nonton film dan kendaraan yang canggih dan cepat itu
tidak benar-benar untuk mengejar waktu, tetapi untuk arogansi, gaya-gayaan bahkan gagah-gagahan.

3. Nah anak sekolah jaman sekarang pun banyak yang maunya canggih dan cepat, tetapi maunya
instan. Maunya pinter dan lulus degan nilai yang baik, tetapi tanpa usaha. Kalau bisa tidak harus susah-
susah belajar siang malam, ngerjakan banyak tugas, tetapi punya nilai bagus lulus, dapat kerja bagus
bayarnya besar. “Emangnya ndonyane mbahmu po?”

4. Kita mau lihat kisah perjuangan Tuhan Yesus meraih kesusksesan sebagai Mesias:

ð Ia sukses menjadi Mesias ketika Ia sungguh-sungguh melakukan kehendak Allah Bapa tanpa cacat dan
cela sampai di kayu salib, maka dari itu Ia bangkit pada hari yang ketiga.

ð Untuk meraih itu semua bukanlah perkara yang mudah. Jangan dianggap bahwa Tuhan Yesus tidak
melakukan perjuangan, Ia melakukan perjuangan yang berat, bahkan perjuanganya digambarkan sampai
ia meneteskan air mata darah.

Dari perjuangan-Nya tersebut kita dapat lihat:

o Ia menyerahkan segala sesuatu kepada kehendak Allah Bapa (penyerahan diri bukan berarti pasif atau
tidak melakukan apa-apa, tetapi melakukan apa yang dikehendaki; tujuan dengan tekun dan setia serta
sungguh-sungguh): Sebagai pelajar juga hendaknya demikian, tujuan sebagai pelajar adalah belajar
supaya memiliki pengetahuan, ketrampilan dan budi pekerti yang baik sehingga hidupnya berguna.
Maka, kalau meneladan Tuhan Yesus seorang pelajar akan berproses meraih tujuan tersebut dengan
tekun, setia dan sungguh-sungguh.

o Tuhan Yesus melakukannya dengan spiritualitas seorang hamba (baca Filipi 2:8). Ia melakukan apa
yang harus dilakukan dengan taat sampai titik penghabisan. Demikian uga hendaknya yang dilakukan
oleh seorang pelajar, ia melakukan apa yang harus dilakukan oleh seorang pelajar dengan taat sampai
titk penghabisan;

5. Oleh sebab itu lakukanlah bagian kita dan Tuhan juga akan melakukan bagian-Nya. Seperti kata
rasul Paulus: “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.” (1 Kor.3:6).
Kita melakukan tugas kita dalam perjuangan ini dan Tuhanlah yang memberkati pekerjaan kita. Demikian
juga yang dikatakan oleh pemazmur dalam Mazmur 127:1-2. Tuhanlah yang membuat setiap pekerjaan
kita berhasil. Di sini bukan berarti keberhasilan hanya dari pihak Allah, tetapi ada bagian yang harus kita
lakukan dan Ia yang memberi keberhasilan.

Anda mungkin juga menyukai