Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 07


KELURAHAN CISALAK PASAR
KECAMATAN CIMANGGIS
IMPLEMENTASI : SENAM KAKI DAN PENCEGAHAN LUKA DIABETES

`
Anggun Frida 1406544715
Dwi Puspita Sari 1406544425
Fakhri M Rizaldi 1406544406
Galuh Septrilina 1406544362
Nadya Tiara Sabila 1406544223
Rahel Priskila Nauli 1406544665

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS INDONESIA
2019
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS IMPLEMENTASI

(SENAM KAKI DAN PENCEGAHAN LUKA DIABETES)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA

Kelompok : RW 07
Hari/Tanggal : Selasa, 16 April 2019

1.1 Latar Belakang


Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu penyebab utama dari
kematian di dunia. Pada tahun 2012, terjadi 56 juta (68%) kematian akibat dari PTM
(WHO, 2014). Salah satu PTM yang paling umum terjadi di masyarakat adalah Diabetes
Melitus (DM). Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang menjadi masalah
utama kesehatan di dunia maupun di Indonesia. Diabetes melitus adalah penyakit kronis
progresif yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme
karbohidrat yang mengakibatkan tubuh mengalami hiperglikemia (kadar glukosa darah
tinggi) akibat defisiensi insulin (Black & Hawks, 2014). International of Diabetic
Federation (2015) mengatakan bahwa tingkat prevalensi global penderita DM pada tahun
2014 mencapai 8,3% dari keseluruhan penduduk di dunia dan mengalami peningkatan
pada tahun 2014 menjadi 387 juta kasus. Indonesia merupakan negara yang menempati
urutan ke 7 dengan penderita DM terbanyak di dunia, yaitu sejumlah 8,5 juta penderita.
Menurut Riskesdas (2013), angka kejadian DM di Indonesia terjadi peningkatan dari 1,1
% di tahun 2007 meningkat menjadi 2,4 % di tahun 2013 dari keseluruhan penduduk
sebanyak 250 juta jiwa.
Kejadian penyakit DM di kota Depok cukup tinggi. Menurut profil dinas
kesehatan kota Depok pada tahun 2017, prevalensi angka kejadian DM di kota Depok
yaitu sekitar 8%, dengan rentang usia 25-64 tahun dengan 21.5% (usia 55-64 tahun)
mengalami kadar gula darah tidak stabil dan 6.1% (usia 25-64 tahun) dengan kadar
glukosa darah puasa diatas normal. Beberapa faktor risiko yang berkaitan dengan
tingginya prevalensi adalah tingginya angka harapan hidup, kurangnya kesadaran akan
pemeriksaan kesehatan, kurangnya kesadaran akan faktor risiko, persepsi yang salah
tentang pola makan, indeks massa tubuh, dan gaya hidup sedenteri.
Berdasarkan data hasil pengkajian dari Posbindu Flamboyan pada bulan
November 2018, banyak warga usia dewasa dan lansia di kawasan RW 07 Kelurahan
Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis yang menderita penyakit tidak menular. Warga
yang mengalami hiperlipidemia adalah 52% dari 93 orang, DM 45%, dan hipertensi
20.5%. Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa residensi FIK UI
pada bulan September 2018, ada sebanyak 62% dari 29 orang mengalami DM dan 20,6%
mengalami hipertensi. Warga RW 07 mengatakan bahwa tidak ada kegiatan olahraga
rutin yang dilaksanakan oleh warga. Selain itu, kesadaran warga akan aktivitas fisik juga
minim sehingga warga lebih banyak berkegiatan di rumah saja, seperti duduk, mengobrol
dengan tetangga lainnya, dan tidur siang. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RT
dan beberapa kader di RW 07, memang tidak ada senam yang dilaksanakan secara rutin.
Keluhan kesehatan yang paling banyak di usia dewasa dan lansia adalah DM dan
hipertensi. Selain itu, berdasarkan hasil pengkajian keluarga didapatkan bahwa dari 18
keluarga kelolaan, 3 keluarga mengalami diabetes. Berdasarkan data-data tersebut,
masalah keperawatan komunitas yang ditegakan adalah ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan pada kelompok dewasa dan lansia dengan DM.
Penyebab dari DM adalah keturunan/genetik, usia, pola makan, stress, obesitas,
kurangnya aktifitas fisik/olah raga, dan infeksi. Faktor risiko dari penyakit DM adalah
faktor genetik, gaya hidup, tingkat polusi, dan stres psikososial. Tuntutan dan mobilitas
pada masyarakat perkotaan yang tinggi menyebabkan gaya hidup yang tidak sehat
sehingga rentan terkena penyakit degeneratif seperti DM. Kehidupan yang semakin
modern dan adanya fenomena budaya konsumerisme yang akhirnya membentuk budaya
tersendiri di masyarakat perkotaan, sehingga mengakibatkan masyarakat dari keluarga
tradisional ikut mengkonsumsi makanan cepat saji dan berlemak (Anderson &
McFarlane, 2011). Meningkatnya perekonomian masyarakat, perubahan gaya hidup, dan
perilaku hidup tidak sehat yang banyak dialami oleh masyarakat di kota-kota besar
mengakibatkan meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif seperti penyakit jantung
koroner, hipertensi, hyperlipidemia, dan diabetes melitus. Perubahan gaya hidup utama
yang terjadi adalah dalam hal pola makan, yaitu warga dari pedesaan yang biasa
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung sayuran dan serat berubah ke pola
makan perkotaan yang cepat saji dengan tinggi karbohidrat dan kolesterol. Perubahan
pola makan ini berpotensial menimbulkan berbagai macam penyakit degeneratif seperti
yang dijelaskan diatas. Fenomena tersebut menimbulkan masalah kesehatan salah satu
diantaranya adalah penyakit diabetes melitus.
Dampak dari penyakit diabetes melitus adalah perubahan degeneratif vaskuler
(mikroangiopati dan makroangiopati). Mikroangiopati (penebalan membran
kapiler,contoh: retinopati dan nefropati), Makroangiopati (atherosklerosis CAD,CVD dan
resiko infeksi ). Neuropati ( teori sorbitol dan demyelinasi ): motorik, otonom dan
sensorik) dan peningkatan risiko infeksi (Black & Hawks, 2014). Pemerintah Indonesia
telah melakukan upaya dalam pengendalian DM dengan cara pemberian pendidikan
kesehatan, terapi gizi medis (diet), latihan jasmani dan intervensi farmakologi. Upaya
tersebut didasarkan pada 5 pilar penatalaksanaan DM yaitu penyuluhan (edukasi),
perencanaan makanan (diet), olahraga, obat-obatan, dan kontrol rutin (PERKENI, 2011).
Salah satu penatalaksanaan Diabetes Melitus adalah dengan melalui kegiatan EMAS
(Edukasi, Manajeman nutrisi, Aktivitas Fisik, dan Pengelolaan stres). Intervensi EMAS
merupakan kegiatan promotif dan preventif tanpa mengacuhkan upaya kuratif
(Andriyanto, 2018).
Peran perawat komunitas untuk mengatasi masalah DM yaitu dengan memotivasi
dan memfasilitasi masyarakat dalam melakukan pelayanan promotif dan preventif yang
berkesinambungan dengan pelayanan kuratif dan rehabilitatif yang berfokus pada
keluarga, kelompok, dan masyarakat. Perawat berfokus pada primary health care atau
pelayanan kesehatan primer pada masalah DM, seperti memberikan promosi mengenai
bahaya penyakit DM. Landasan primary health care adalah prinsip sehat yang dimulai
dari tempat tinggal dan lingkungan kerja mereka sendiri, yaitu mulai dari rumah, sekolah,
masyarakat, dan tempat kerja (Anderson & McFarlane, 2011). Asas pelayanan kesehatan
primer perawat komunitas adalah memberdayakan keluarga dan masyarakat untuk
membentuk suatu komunitas yang sehat. Model asuhan keperawatan yang diberikan
berdasarkan pada prinsip community as partner. Komunitas (masyarakat) dijadikan
sebagai mitra dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat di RW 07 Kelurahan
Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis.
1.2 Rencana Keperawatan
1.2.1 Diagnosa Keperawatan Komunitas
a. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
1.2.2 Tujuan Umum
Setelah Implementasi masyarakat mampu meningkatkan status kesehatan
masyarakat dengan melakukan manajemen Diabetes Melitus.
1.2.3 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pertemuan selama ± 90 menit, diharapkan:
a. Masyarakat mengalami peningkatan pengetahuan mengenai cara pencegahan
luka dan senam kaki untuk penderita Diabetes Melitus.
b. Masyarakat mengetahui manfaat dilakukannya senam kaki untuk penderita
Diabetes Melitus.
c. Masyarkat mampu menyebutkan cara pencegahan luka dan manfaat senam
kaki pada penderita Diabetes Melitus.
d. Masyarakat mampu mendemonstrasikan senam kaki untuk penderita
Diabetes Melitus.

1.3 Rancangan Kegiatan


Rancangan kegiatan dilakukan untuk mempermudah proses pelaksanaan kegiatan sehingga
hal-hal yang tidak diinginkan dapat diantisipasi. Adapun poin yang harus disiapkan
meliputi topik, metode, media, waktu dan tempat, pengorganisasian.
1.3.1 Topik
Pencegahan luka dan senam kaki untuk penderita Diabetes Melitus
1.3.2 Metode
Ceramah, diskusi, dan demonstrasi
1.3.3 Media
Sound system, X-banner, brosur
1.3.4 Waktu dan Tempat
Hari, Tanggal : Kamis, 18 April 2019
Waktu : Pukul 08.30 – 09.40 WIB
Tempat : Taman Baca RW 07 Kelurahan Cisalak Pasar
1.3.5 Sasaran
20 orang masyarakat penderita Diabetes Melitus dan sehat RW 07
1.3.6 Pengorganisasian
1) Penanggung jawab : Dwi Puspita Sari
Tugas:
a. Bertanggung jawab mulai dari persiapan sampai pelaksanaan kegiatan
b. Mengkoordinasikan anggota kelompok dalam menjalankan tugas dan peran
masing-masing anggota
c. Memimpin pertemuan untuk mempersiapkan pelaksanaan kegiatan
2) Pembawa acara (MC) : Dwi Puspita Sari
Tugas:
a. Membacakan susunan acara
b. Membuka dan menutup acara kegiatan
c. Mengatur jalannya acara
d. Membuka jalannya diskusi
e. Memperkenalkan fasilitator
f. Mengarahkan peserta mengikuti kegiatan
g. Merencanakan pertemuan berikutnya
3) Humas, Publikasi, dan Dokumentasi: Rahel Priskila
Tugas:
a. Membuat undangan bagi warga RW 07
b. Mempublikasikan acara kepada warga
c. Melakukan dokumentasi kegiatan implementasi
4) Observer dan timekeeper: Galuh Septrilina
Tugas
a. Mengobservasi kegiatan yang berlangusng dari awal hingga akhir
b. Mengatur pembagian dan pembatasan waktu sesuai dengan rundown kegiatan
5) Perlengkapan : Rahel Priskila
Tugas:
a. Menyiapkan sarana dan prasaran yang dibutuhkan selama acara
b. Memastikan fungsi setiap sarana dan prasarana yang akan digunakan berfungsi
dengan baik
6) Konsumsi : Nadya Tiara Sabila
Tugas:
a. Menyiapkan konsumsi bagi seluruh peserta undangan
b. Menyajikan snack saat acara berlangsung
7) Pemateri : Fakhri Muhamad Rizaldi
Tugas
a. Menjelaskan tujuan dan manfaat pencegahan luka pada penderita Diabetes
Melitus
b. Menjelaskan dampak jika terjadi luka pada penderita Diabetes Melitus
c. Menjelaskan cara mencegah luka pada penderita Diabetes Melitus
d. Menjelaskan tujuan dan manfaat senam kaki
e. Menjelaskan cara melakukan senam kaki
f. Mendemonstrasikan senam kaki
8) Fasilitator : Anggun Frida dan Nadya Tiara Sabila.
Tugas
a. Mendata kehadiran peserta saat registrasi
b. Melakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum dan sesudah kegiatan
c. Memfasilitasi peserta dalam melakukan senam kaki
d. Membantu peserta yang mengalami kesulitan mengikuti penjelasan pemateri
1.3.7 Setting Tempat
Para undangan serta panitia duduk bersama membentuk lingkaran untuk melakukan
senam kaki

MC

Pemateri

Pesert
Pesert Pesert Pesert
a a a a Fasilitator

Pesert Pesert Pesert Pesert


Fasilitator a a a a
Observer &
timekeeper

1.3.8. rundown Acara


Terlampir.
1.4 Kriteria Evaluasi

1.4.1 Evaluasi Struktur


a. Proposal kegiatan implementasi telah dibuat dan dikonsultasikan dengan dosen
pembimbing
b. Waktu pelaksanaan telah ditentukan: Kamis, 18 April 2019, pukul 08.30 - 09.40 WIB
c. Peserta dapat menyampaikan hasil evaluasi dengan baik.
d. Surat undangan disebar 2 hari sebelum pelaksanaan
e. Media: sound system, mic dan X banner telah disiapkan
f. Pembagian tugas dan peran masing-masing anggota kelompok telah disepakati

1.4.2 Evaluasi Proses


a. Seluruh mahasiswa hadir dan siap 30 menit sebelum acara dimulai
b. Semua peserta berperan aktif dalam kegiatan
c. Kegiatan dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat hingga acara berakhir
e. Media dan alat dapat dipergunakan dengan baik

1.4.3 Evaluasi Hasil


a. Warga dapat hadir sesuai kontrak yang telah ditentukan sesuai undangan
b. Peserta hadir minimal 50% dari jumlah undangan
c. Tersusunnya rencana tindak lanjut program kegiatan kesehatan setelah kegiatan
berakhir
Analisis Data
Data Fokus Diagnosis Keperawatan
Data Primer: Domain 1. Kelas 2. Kode
- Berdasarkan hasil wawancara dengan 6 ketua RT dan perwakilan masing-masing kader di setiap Diagnosis 00078
RT mengatakan tidak ada senam yang dilaksanakan secara rutin; masih ada warga yang
mengkonsumsi nasi dengan lauk karbohidrat seperti mie dan kentang. Ketidakefektifan pemeliharaan
- Berdasarkan data dari angket yang mahasiswa sebar secara acak, dewasa dan lansia yang kesehatan pada kelompok
mengalami DM sebesar 30% dari 63 orang dewasa dan lansia dengan DM
- Berdasarkan data dari angket yang disebar secara acak oleh mahasiswa, sebesar 90,47% dari 63
KK membeli obat warung terlebih dahulu sebelum berobat ke puskesmas
Data Sekunder:
- Laporan Posbindu Flamboyan pada bulan November 2018 diketahui bahwa warga yang mengalami
DM sebesar 45% dari 93 orang.
- Hasil pengkajian mahasiswa Residensi FIK UI pada bulan desember 2018 di RW 07 diketahui
sebesar 62% dari 29 orang mengalami DM.
- Wawancara dengan 6 kader RW 07 didapatkan data bahwa dewasa dan lansia dengan DM tidak
mengetahui jenis makanan yang diperbolehkan bagi penderita DM, tidak memiliki jadwal diet, dan
tidak kontrol secara rutin.
- Hasil dari angket yang disebar secara acak, diketahui jarak rumah warga ke puskesmas 39,68%
berjarak ± 2-5 km, 44,44% berjarak 1-2 KM dan 6,34% berjarak >5KM. Terdapat bidan praktik
swasta 1 orang di RT 03 RW 07. Sebesar 6,34% dari 63 KK tidak memiliki jaminan kesehatan.
- Hasil wawancara diketahui 1 posbindu yang dilaksanakan setiap sebulan sekali
Asuhan Keperawatan

Diagnosis Keperawatan Tujuan Intervensi


Domain 1. Kelas 2. Kode Diagnosis PREVENSI PRIMER INTERVENSI PRIMER
00078 Domain IV: Pengetahuan tentang Domain III: Perilaku
kesehatan dan perilaku Level 2: Pendidikan pasien
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan Level 2: Q-Perilaku Sehat Intervensi:
pada kelompok dewasa dan lansia dengan Hasil: Pendidikan kesehatan: mengembangkan pengalaman
DM Perilaku Promosi Kesehatan: Tindakan belajar untuk memfasilitasi perilaku yang kondusif bagi
untuk mempertahankan atau kesehatan individu, keluarga, kelompok dan komunitas.
meningkatkan kesejahteraan Aktivitas:
dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4 1. Targetkan sasaran pada kelompok berisiko tinggi
1. Menghindari perilaku yang berisiko dan rentan usia yang akan mendapat manfaat besar
2. Menggunakan sumber finansial untuk dari pendidikan kesehatan.
meningkatkan kesehatan 2. Bantu individu, keluarga, dan masyarakat untuk
3. Menggunakan dukungan sosial untuk memperjelas keyakinan dan nilai-nilai kesehatan.
meningkatkan kesehatan 3. Buat materi pendidikan tertulis sesuai dengan target
4. Mengikuti diet sehat 4. Sampaikan materi pendidikan kesehatan melalui
5. Memperoleh pemeriksaan rutin metode ceramah mengenai pencegahan luka dan
6. Menggunakan latihan rutin yang efektif senam kaki diabetes
5. Lakukan demonstrasi cara melakukan senam kaki
diabetess
Hasil: Domain III: Perilaku
Perilaku pencarian kesehatan: Tindakan Level 2: Pendidikan pasien
untuk mempromosikan kesejahteraan yang Intervensi:
optimal, pemulihan, dan rehabilisasi. Peningkatan kesadaran kesehatan: membantu individu
1. Melakukan skrining diri yang berkemampuan terbatas untuk memahami
2. Melakukan aktifitas dengan konsisten informasi terkait dengan kesehatan dan penyakit.
3. Melakukan perilaku kesehatan dengan 1. Sediakan materi informasi kesehatan tertulis yang
inisiatif sendiri mudah dipahami mengenai senam kaki dan
4. Melakukan perilaku kesehatan yang pencegahan luka diabetes
disarankan 2. Gunakan strategi untuk meningkatkan pemahaman
dengan membatasi jumlah informasi pada satu waktu,
PREVENSI SEKUNDER berikan contoh untuk mengilustrasikan poin penting.
Domain IV Pengetahuan tentang 3. Gunakan beberapa alat komunikasi, seperti audio,
Kesehatan & Perilaku video atau laptop.
Level 3 Outcomes Manajemen Diri: 4. Evaluasi pemahaman pasien dengan meminta untuk
diabetes melitus mengulangi kembali menggunakan kata-kata sendiri
1. Memantau gula darah atau memperagakan keterampilan.
2. Mempertahankan target nilai gula
darah INTERVENSI SEKUNDER
3. Berpartisipasi dalam olahraga yang Domain III Perilaku
direkomendasikan Level 3: Intervensi Modifikasi Perilaku (4360)
4. Mengikuti diet yang direkomendasikan 1. Tentukan motivasi pasien terhadap perlunya
5. Membatasi asupan makanan manis perubahan perilaku
PREVENSI TERSIER 2. Bantu pasien dalam mengidentifikasi kekuatan
Domain IV: Pengetahuan kesehatan dirinya
dan perilaku 3. Dukung untuk mengganti kebiasaan yang tidak
Level 2: Q-Perilaku Kesehatan disarankan dengan kebiasaan yang disarankan
Hasil: 4. Identifikasi masalah pasien terkait dengan perilaku
Perilaku skrining kesehatan pribadi; 5. Tetapkan perilaku awal sebelum memulai perubahan
tindakan untuk mendapatkan skrining 6. Dokumentasikan proses modifikasi untuk
yang direkomendasikan untuk mendeteksi penanganan tim sesuai dengan kebutuhan
awal terhadap penyakit.
1. Mendapatkan pelayanan perawatan Domain 7 : Komunitas
kesehatan setelah adanya hasil skrining Kelas 2 : D. Manajemen Resiko Komunitas
yang tidak normal Intervensi : Skrining kesehatan (6520)
1. Tentukan populasi target untuk pemeriksaan
kesehatan
2. Gunakan instrumen skrining yang sesuai
3. Dapatkan riwayat kesehatan keluarga yang sesuai
4. Lakukan pengkajian fisik yang sesuai
5. Berikan informasi pemeriksaan dini yang tepat
selama skrining
6. Lakukan skrining kepada klien
INTERVENSI TERSIER
Domain : 3 Perilaku
Level 2 : Bantuan Koping
Intervensi : Dukungan Kelompok (5430)
1. Kaji tingkat kesesuaian dan dukungan yang telah ada
2. Tentukan tujuan dan fungsi kelompok pendukung
3. Tentukan tempat pertemuan yang tepat untuk
kelompok dukungan.
Lampiran.

RUN DOWN ACARA IMPLEMENTASI I (RABU, 6 MARET 2019)


Waktu Durasi Kegiatan Keterangan PJ

07.15-07.45 30’ Persiapan kegiatan Kelompok mempersiapkan PJ: Dwi Puspita Sari
segala keperluan yang
dibutuhkan untuk menunjang
kegiatan implementasi I

07.45-08.00 15’ Registrasi Registrasi Anggun Frida


Nadya Tiara Sabila
Galuh Septrilina

08.00-08.05 5’ Pembukaan acara - MC memberitahukan bahwa MC: Dwi Puspita Sari


acara akan segera dimulai
dan melakukan doa pembuka
- Mengucapkan terimakasih Observer + time
untuk: keeper: Galuh
 Penyedia tempat Septrilina
 Para tamu yang sudah
hadir
 Pembimbing yang hadir Perlengkapan: Rahel
- Menjelaskan rundown acara Priskila
dari awal hingga akhir
- Membuat kontrak kegiatan
Dokumentasi: Rahel
Priskila

Konsumsi: Nadya
Tiara Sabila

08.05-09.00 55’ Materi pencegahan - Menjelaskan tujuan dan MC : Dwi Puspita Sari
luka dan senam manfaat pencegahan luka
kaki pada penderita Diabetes
Melitus Presentator +
- Menjelaskan dampak jika fasilitator:
terjadi luka pada penderita
Fakhri Muhamad
Diabetes Melitus
Rizaldi
- Menjelaskan cara mencegah
luka pada penderita Diabetes Anggun Frida
Melitus
Nadya Tiara Sabila
- Menjelaskan tujuan dan
manfaat senam kaki
- Menjelaskan cara melakukan
senam kaki
- Mendemonstrasikan senam
kaki

09.00-09.20 20’ Senam cerdik - Senam bersama Pemandu senam:


Rahel Priskila

09.20 – 09.30 10’ Penutupan - Evaluasi subjektif dan MC : Dwi Puspita Sari
objektif pemahaman peserta
- Menjelaskan kembali hari,
tanggal, dan jam pertemuan
selanjutnya (pelaksanaan
kegiatan yang akan
dilakukan)
- Menjelaskan kembali apa
yang akan dilakukan pada
pertemuan/ kegiatan
berikutnya
- Doa penutup
REFERENSI
Anderson, Elisabeth.T & McFarlane, J. (2011). Community As Partner: Theory and Practice in
Nursing (6th ed.). Philadelpia: Lippincot Williams & Wilkins.
Black, JM., Matassin E. (2010). Medical Surgical Nursing, Clinical Management for Continuity
of Care. JB. Lipincott.co
International Diabetes Federation (IDF). (2005). Clinical guidelines task force: Global guideline
for Type 2 diabetes. Brussels: International Diabetes Federation.
Dinas Kesehatan. 2017. Profil Dinas Kesehatan Kota Depok 2017. Depok : Dinas

Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai