Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fitri Rahmadanti NIM : F1061161047

Mata Kuliah : Penelitian Pendidikan Kimia Kelas : VI-A1 2016

Dosen Pengampu : Dr. Hairida M.Pd dan Rahmat Rasmawan M.Pd

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu perwujudan tujuan pembangunan Nasional
Indonesia, yaitu ingin mencerdaskan kehidupan bangsa. Menuurut UU No 20 Tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
kreaktivitas, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara.
Dalam Pendidikan Era moderen yaitu terkhusus pada proses pembelajaran dalam
Kurikulum 2013 yang diselenggarakan secara interakif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Dalam pembelajaran kurikulum 2013 banyak kegiatan yang harus diselenggarakan
salah satunya adalah adanya partisipasi aktif yang harus dilakukan peserta didik. Partisipasi
aktif disini bisa dilakukan dalam berbagai kegiatan. Misalnya, adanya antusias peserta
didik dan kelompoknya dalam melakukan observasi. Kemudian, bertanya saat Guru
memberikan suatu materi atau aspersepsi, berpikir kritis atau menalar permasalahan yang
diberikan oleh Guru dan mencoba mengkomunikasikan pengetahuan yang diperoleh dari
proses pembelajaran.
Menurut Suryosubroto (2002: 279-280) Partisipasi adalah keterlibatan mental dan
emosi serta fisik anggota dalam memberikan inisiatif terhadap kegiatan- kegiatan yang
dilancarkan oleh organisasi serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab
atas keterlibatannya.
Fakta di lapangan berdasarkan hasil wawancara saya dengan Guru saya di SMA
Negeri 01 Belitang dan wawancara dengan adik saya yang sedang duduk dibangku kelas
XI, diketahui bahwa SMA Negeri 01 Belitang masih diselingi pembelajaran menggunakan
Kurikulum KTSP namun kadang- kadang ada juga Kurikulum 2013. Untuk materi Sistem
Koloid lebih menggunakan Kurikulum KTSP, dan materi disampaikan dengan ceramah
dan peserta didik dianggap mampu belajar sendiri karena pada materi Sistem Koloid bisa
dipahami dengan membaca. Berdasarkan nilai yang saya tanyakan kepada Adik saya,
masih ada sekitar 50% peserta didik (dari jumlah peserta didik 31) yang ketika ulangan
harian Materi Sistem Koloid yang tidak tuntas atau dibawah KKM.
Untuk praktek pada Materi Koloid ini tidak diajarkan atau dipraktikumkan karena
peserta didik dianggap sudah paham dan mengerti akan contoh koloid dalam kehidupan
sehari- hari. Akibatnya peserta didik menjadi pasif dan tidak adanya partisipasi aktif yang
dilakukan oleh peserta didik dikarenakan tidak adanya praktikum yang dapat menunjang
partisipasi aktif peserta didik khususnya dalam interaksi kelompok.
Karena pembelajaran dilakukan dengan ceramah, akibatnya suasana kelas menjadi
monoton dan peserta didik hanya fokus mendengarkan dan mencatat. Peserta didik juga
tidak diberikan tugas berkelompok seperti presentasi dikarenakan Listrik yang kurang
menunjang, dimana di Belitang litrik hidup dari jam 16.00-06.00 WIB. Sehingga Guru
lebih memilih menjelaskan saja dan memberikan tugas individu berupa pekerjaan rumah
(PR), sedangkan aktivitas dikelas hanya berpusat pada Guru bukan peserta didik.
Sedangkan kurikulum 2013 yang menjadi pusat perhatian adalah peserta didik. Dan
kenyataannya Peserta didik hanya fokus pada Guru menjelaskan namun tidak ada
interakasi antara teman sebaya atau tidak adanya kerja sama atar kelompok dalam Materi
Sistem Koloid. Dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang ada terletak pada kurangnya
model pembelajaran yang digunakan dan terbatasnya sumber daya listrik. Sehingga siswa
cenderung pasif dan mengakibatkan kurang maksimalnya hasil belajar yang diperoleh
siswa SMA Negeri 01 Belitang.
Masalah tersebut harus segera diatasi, karena pemahaman materi dan pasifnya
siswa di kelas XI dapat mempengaruhi hasil belajar dan kebiasaan buruk siswa yang pasif
dijenjang kelas berikutnya yaitu kelas XII, dimana siswa dikelas XII akan dihadapkan
dengan Try Out dan UN. Akibatnya, ketika siswa telah terbiasa mendapatkan materi
dengan ceramah membuat siswa enggan mencari informasi baru dan cenderung bermalas-
malasan/ tidak aktif. Sehingga hasil belajar menjadi kurang maksimal dan kreaktifitas dan
partisipasi aktif siswa tidak terlihat.
Pada dasarnya untuk konsep materi sistem koloid ini terutama berkaitan dengan
contoh sistem koloid berhubungan langsung dalam lingkungan sehari- hari karena dapat
ditemukan disekitar kita. Dengan demikian untuk memudahkan siswa dalam memahami
materi siswa bisa diajak langsung untuk menunjukkan partisipasi aktif dari siswa maupun
kelompoknya dan siswa dapat menggali informasi baru dimana mereka akan dibentuk
berkelompok untuk memudahkan mereka mengamati langsung objek yang bersangkutan.
Untuk memudahkan siswa memahami contoh lain dari sistem koloid yang bisa dibuat, guru
bisa mengarahkan siswa untuk membawa beberapa perlengkapan membuat es krim
sederhana yang merupakan contoh dari penerapan sistem koloid. Sehingga, guru tidak
perlu menunjukkan sebuah video dikarenakan sumber daya listrik yang tidak mendukung.
Dan praktek langsung dalam berkelompok membantu memudahkan siswa dan
kelompoknya memahami betul materi yang disampaikan. Sehingga solusi yang tepat untuk
permasalahan ini adalah menggunakan suatu model yang kini sedang mendapat respon baik
yaitu model pembelajaran Cooperatif Learning khususnya tipe NHT.

Anda mungkin juga menyukai