Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke khadirat Allah SWT, karena atas
rahmat, taufiq dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul Pengaruh pH dalam Pertumbuhan Mikroorganisme tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam tak lupa pula kami kirimkan kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan menujun zaman yang terang benderang yang dihiasi oleh imam, islam
dan ihsan.
Dan tak lupa pula kami ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada ibu Prof. Luciana Muslimin yang telah memberi kami tugas untuk
membuat makalah ini. Dan kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang
telah membantu kami. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
dan kita semua.
Pada penyusunan makalah ini, kami mencari beberapa referensi dari
beberapa media termasuk internet, dimana referensi tersebut ada kaitannya dengan
karya tulis ilmiah ini. Tujuan lain dari penyusunan sebuah makalah ini adalah
untuk menjelaskan tentang pengaruh pH terhadap pertumbuhan mikroorganisme.

Kami menyadari sepenuhnya banyak kekurangan dan keterbatasan,


meskipun telah di sertai dengan usaha yang maksimal sesuai dengan kemampuan
yang telah kami miliki. Oleh karna itu, segala saran dan kritik yang membangun
sangat di harapkan untuk perbaikan makalah yang akan datang. Dengan ini kami
berharap semoga makalah ini semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Amin ya Rabbil’alamin.

Demikian makalah ini kami susun.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Samata, April 2019

Kelompok 4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau substansi atau


masa zat suatu organisme, misalnya kita sebagai makhluk makro ini dikatakan
tumbuh ketika bertambah tinggi, bertambah besar atau bertambah berat. Pada
organisme bersel satu pertumbuhan lebih diartikan sebagai pertumbuhan koloni,
yaitu pertambahan jumlah koloni, ukuran koloni yang semakin besar atau subtansi
atau massa mikroba dalam koloni tersebut semakin banyak, pertumbuhan pada
mikroba diartikan sebagai pertambahan jumlah sel mikroba itu sendiri (Waluyo,
2005).
Dalam pertumbuhannya setiap makhluk hidup membutuhkan nutrisi yang
mencukupi serta kondisi lingkungan yang mendukung demi proses pertumbuhan
tersebut. Sehingga bisa dikatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroba khususnya mikroba pada makanan, antara lain faktor
intrinsik (sifat fisik, kimia, dan struktur makanan), ekstrinsik (kondisi lingkungan
penyimpanan), implisit (interaksi dengan mikroba lain), dan pengolahan (proses
pengolahan makanan). Pengaruh faktor ini akan memberikan gambaran yang
memperlihatkan peningkatan jumlah sel yang berbeda dan pada akhirnya
memberikan gambaran pula terhadap kurva pertumbuhannya (Waluyo, 2005).
Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu
hal yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroba sangat penting di untuk mengendalikan
pertumbuhan mikroba, adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba
terdiri dari faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi pH, Aw,
potensial oksidasi-reduksi, kandungan nutrisi, kandungan senyawa anti mikrobia
dan stuktur biologi. Sedangkan faktor ekstrinsik meliputi temperatur, kelembapan
relatif lingkungan, dan susunan gas di lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pertumbuhan mikroorganisme?
2. Apa itu pH?
3. Bagaimana pengaruh pH terhadap pertumbuhan mikroba gram positif dan
negatif?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pertumbuhan mikroorganisme.
2. Untuk mengetahui apa itu pH.
3. Untuk mengetahui pengaruh pH terhadap pertumbuhan mikroba gram
positif dan negatif.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Mikroorganisme
Pertumbuhan pada mikroorganisme diartikan sebagai penambahan jumlah
atau total massa sel yang melebihi inokulum asalnya. Pertumbuhan merupakan
suatu proses kehidupan yang irreversibel artinya tidak dapat dibalik kejadiannya.
Pertumbuhan didefenisikan sebagai pertambahan kuantitas konsituen seluler dan
struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan
jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan bera atau massa dan parameter lain.
Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel maka terjadi pertumbuhsn
populasi mikroba.
Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang
berbeda, yang berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase
stasioner dan fase kematian. Pada fase kematian eksponensial tidak diamati pada
kondisi umum pertumbuhan kultur bakteri, kecuali bila kematian dipercepat
dengan penambahan zat kimia toksik, panas atau radiasi. Dalam pertumbuhannya
setiap makhluk hidup membutuhkan nutrisi yang mencukupi serta kondisi
lingkungan yang mendukung demi proses pertumbuhan tersebut, termasuk juga
bakteri. Pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Pengaruh faktor ini akan memberikan gambaran yang
memperlihatkan peningkatan jumlah sel yang berbeda dan pada akhirnya
memberikan gambaran pula terhadap kurva pertumbuhannya.

Kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat dibedakan menjadi


dua kategori, yaitu: kebutuhan fisik dan kebutuhan kimiawi atau kemis. Aspek-
aspek fisik dapat mencakup suhu, pH dan tekanan osmotik. Sedangkan kebutuhan
kemis meliputi air, sumber karbon, nitrogen oksigen, mineral-mineral dan faktor
penumbuh. Pada organisme multiselular (banyak sel), yang disebut pertumbuhan
adalah peningkatan jumlah sel per organisme, dimana ukuran sel juga menjadi
lebih besar. Pada organisme uniselular (bersel tunggal) pertumbuhan adalah
pertambahan jumlah sel, yang juga berarti pertambahan jumlah organisme yang
membentuk populasi atau suatu biakan. Pada organisme yang membentuk
soenositik (aselular), selama pertumbuhan ukuran sel menjadi besar, tetapi tidak
terjadi pembelahan sel.

Pada mikroorganime, pertumbuhan individu (sel) dapat berubah langsung


menjadi pertumbuhan populasi. Sehingga batas antara pertumbuhan sel dan
pertumbuhan populasi, serta sebagai satu kesatuan populasi yang kemudian
terjadi, kadang-kadang karena terlalu cepat perubahannya, sulit untuk diamati dan
dibedakan. Pertumbuhan dalam keadaan kesetimbangan bila terjadi secara teratur
pada kondisi konstan, sehingga jumlah pertambahan komponen kimia juga
konstan. Misalnya, pertambahan jumlah massa sel sebanyak dua kali dalam
keadaan kesetimbangan akan mengakibatkan penambahan jumlah komponen sel
seperti air, protein, ARN dan ADN sebanyak dua kali pula.

B. pH
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba ini dapat
dimanfaatkan untuk mengendalikan pertumbuhan mikroba seperti pH, Aktivitas
mikroorganisme secara signifikan dipengaruhi oleh pH, pH adalah parameter
untuk mengetahui intensitas tingkat kesamaan/kebasaan dari suatu larutan yang
dinyatakan dengan konsentrasi ion hidrogen terlarut. Mikroba yang ada disekitar
kita mempunyai syarat tumbuh yang berbeda-beda, agar mereka dapat tumbuh
dengan baik. Syarat tumbuh mikroba dapat berupa suhu maupun pH. Untuk
pertumbuhan mikroba biasanya terdapat 3 pH pertumbuhan yaitu pH optimum,
pH maksimum dan pH minimum. Dari ketiga pH diatas biasanya pH yang paling
cocok untuk pertumbuhan mikroba disebut pH optimum. pH minimum merupakan
pH terendah dimana mikroba tidak dapat tumbuh, sedangkan pH maksimum
merupakan pH tertinggi dimana mikroba tidak dapat tumbuh, ketiga jenis pH
pertumbuhan itu sesuai dengan karakteristik kebutuhan mikroba untuk hidup pada
pH tertentu . Mikroba umumnya hidup pada pH netral (6,6-6,7), pH pertumbuhan
bakteri adalah 4,0-8,0 , kapang 1,5-12, sedangkan khamir mempunyai daerah pH
1,5-8,5. Berdasarkan daerah pH bagi kehidupannya, mikroba dibedakan menjadi 3
golongan, mikroba asidofil yaitu mikroba yang dapat tumbuh pada pH antara 2,0-
5,0, mikroba mesofil yaitu mikrobayang dapat tumbuh pada pH antara 5,5-8,
mikroba alkalifil yakni mikroba yang dapat tumbuh pada pH antara 8,5-9,5. Nilai
pH merupakan faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim, dimana aktivitas
enzim ini akan maksimum pada kondisi pH optimum. Nilai pH sel
mikroorganisme dipengaruhi oleh pH lingkungan dimana mikroorganisme
tersebut hidup. Bila pH lingkungan tidak sesuai untuk aktivitas enzim secara
optimal, maka mikrobia tidak dapat melakukan metabolisme dengan baik.
Akibatnya mikrobia tidak dapat tumbuh dengan optimal. Untuk itulah dengan
adanya praktikum ini kita dapat mengetahui pengaruh pH (HCl, NaOH, Akuades)
terhadap pertumbuhan mikroba baik gram positif Bacillus cereus maupun bakteri
gram negatif E.coli.

C. Pengaruh pH Terhadap Pertumbuhan Mikroba


Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhubungan dengan berbagai macam
mikroorganisme yang dapat menginfeksi yang dapat membahayakan atau merusak
inang. Akan tetapi, agar dapat memahami lebih banyak masalah dalam
mendiagnosis dan pencegahan infeksi, maka perlu diketahui bahwa
mikroorganisme tumbuh dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menunjang
pertumbuhannya (M. Natsir Djide, 2005).

Pertumbuhan adalah penambahan secara teratur semua komponen sel suatu


jasad. Pembelahan sel adalah hasil dari pertumbuhan sel. Pada jasad bersel
tunggal (uniseluler), pembelahan atau perbanyakan sel merupakan pertambahan
jumlah individu. Misalnya pembelahan sel pada bakteri akan menghasilkan
pertambahan jumlah sel bakteri itu sendiri. Pada jasad bersel banyak
(multiseluler), pembelahan sel tidak menghasilkan pertambahan jumlah
individunya, tetapi hanya merupakan pembentukan jaringan atau bertambah besar
jasadnya (Suharjono, 2006).

Seperti makhluk hidup pada umumnya, pertumbuhan mikroba tentunya


tidak lepas dari pengaruh lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi itu dapat
berupa faktor fisika, faktor kimia, maupun faktor biologi. Namun, pertumbuhan
mikroba ini tidak hanya dipengaruhi faktor lingkungan, tetapi juga mempengaruhi
keadaan lingkungan. Akibat ukurannya yang sangat mikroskopis, pertumbuhan
mikroba sangat tergantung pada keadaan sekelilingnya (Pelczar dan Chan, 2006).
Beberapa faktor abiotik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri,
antara lain: suhu, kelembaban, cahaya, pH, Aw dan nutrisi. Apabila faktor-faktor
abiotik tersebut memenuhi syarat, sehingga optimum untuk pertumbuhan bakteri,
maka bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak (Haastuti, 2008).
Medium harus mempunyai pH yang tepat, yaitu tidak terlalu asam atau
basa. Kebanyakan bakteri tidak tumbuh dalam kondisi terlalu basa, dengan
pengecualian basil kolera (Vibrio cholerae). Pada dasarnya tak satupun yang
dapat tumbuh baik pada pH lebih dari 8. Kebanyakan patogen, tumbuh paling baik
pada pH netral (pH7) atau pH yang sedikit basa (pH 7,4). Beberapa bakteri
tumbuh pada pH 6, tidak jarang dijumpai organisme yang tumbuh baik pada pH 4
atau 5. Sangat jarang suatu organisme dapat bertahan dengan baik pada pH 4;
bakteri autotrof tertentu merupakan pengecualian. Karena banyak bakteri
menghasilkan produk metabolisme yang bersifat asam atau basa (Hafsah, 2009).
Mikroba pada umumnya hidup pada pH netral (6,6-7,5), namun setiap
mikroba mempunyai nilai pH minimum, pH optimum, dan pH maksimum. pH
pertumbuhan untuk bakteri adalah 4,0-8; kapang 1,5-12; sedangkan khamir
mempunyai daerah pH 1,5-8,5. Berdasarkan daerah pH bagi kehidupannya,
mikroba dibedakan menjadi 3 golongan yaitu:
- mikroba asidofil, yaitu mikroba yang dapat tumbuh pada pH antara
2,0-5,0;
- mikroba mesofil/neutrofil, yaitu mikroba yang dapat tumbuh pada pH
antara 5,5-8;
- mikroba alkalifil, yaitu mikroba yang dapat tumbuh pada pH antara
8,5-9,5 (Waluyo, 2005).
Secara garis besar, bakteri dibagi menjadi dua kategori yaitu bakteri Gram
positif dan Gram negatif. Bacillus cereus merupakan salah satu contoh bakteri
Gram positif, dan Escherichia coli merupakan salah satu contoh bakteri Gram
negatif. Ciri-ciri bakteri Gram negatif adalah:
- struktur dinding selnya tipis, sekitar 10-45mm, berlapis tiga atau multi
layer,
- dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%),
peptidoglikan terdapat dalam lapisan kaku sebelah dalam dengan
jumlah sedikit (10% dari berat kering), tidak mengandung asam laktat,
- kurang rentan terhadap senyawa penisilin,
- tidak resisten terhadap gangguan fisik (Waluyo,2005).
Sedangkan ciri-ciri bakteri Gram positif adalah:
- struktur dinding selnya tebal, sekitar 10-50mm,
- dinding selnya mengandung peptidoglikan yang tinggi (90% dari berat
kering,
- sensitif terhadap penisilin,
- biasanya dapat bersifat tahan asam (Hafsan, 2011).
Berikut merupakan tabel perkiraan nilai pH pertumbuhan bakteri pathogen
pada makanan menurut International Comission on Microbiological Specification
for Foods, 2004:
Tabel 1.1 Perkiraan Nilai pH Pertumbuhan Bakteri Patogen
Nilai pH
Bakteri patogen
pH minimum pH optimum pH maksimum

B. cereus 4,9 6,0-7,0 8,8

E. coli 4,4 6,0-7,0 9,0

Eschericia coli merupakan bakteri dari kelompok koliform. Bakteri dari


jenis tersebut selalu terdapat di dalam kotoran manusia, sedangkan bakteri
patogen (penyebab penyakit) tidak selalu ditemukan. Mikroorganisme dari
kelompok koliform secara keseluruhan tidak umum hidup atau terdapat di dalam
air, sehingga keberadaannya dalam air dapat dianggap sebagai petunjuk terjadinya
pencemaran kotoran dalam arti luas, baik kotoran hewan maupun manusia.
Bakteri kelompok koliform meliputi semua bakteri berbentuk batang pendek,
gram negatif, tidak membentuk spora dan dapat memfermentasi laktosa dengan
memproduksi gas dan asam pada suhu 37 derajat celcius dalam waktu kurang dari
48 jam. Adapun bakteri Eschericia coli selain memiliki karakteristik seperti
bakteri koliform pada umumnya, juga dapat menghasilkan senyawa indole di
dalam air pepton yang mengandung asam amino triptofan, serta tidak dapat
menggunakan natrium sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon. (Purwoko,
2007)
Bacillus adalah bakteri gram positif, membentuk endospora, dan berbentuk
batang. Terdapat lebih dari 70 spesies, yang dapat diamati morfologi dan
diversitas fisiologinya. Hanya dua jenis yakni B. Anthracis dan B. Cereus yang
diketahui bersifat patogen. Habitat B. Subtilis adalah pada tanah, namun juga
ditemukan pada air tawar, daerah perairan di pesisir pantai, dan samudra. Alasan
banyak ditemukannya bakteri tersebut adalah karena pembentukan endospora,
yang mengijinkan pertahanan hidup, walaupun lingkungan yang ditempati
sangatlah ekstrim. Bacillus subtilis juga dapat ditemukan pada tumbuhan, hewan
dan kotoran hewan. Bacillus subtilis memproduksi enzim dan antibiotik dalam
respons untuk pembatasan nutrisi. Enzim yang dihasilkan yaitu protease, amilase,
selulase dan lipase. Produksi enzim sangat maksimal saat sel berada pada fase
stasioner pada masa pertumbuhan. Produksi enzim tersebut diduga sebagai
strategi pertahanan hidup untuk mencari sumber energi makromolekuler saat
nutrisi mulai berkurang. Sebagian besar enzim digunakan secara luas dalam
pembuatan makanan, masakan, dan industri detergen biologis. Enzim yang
memiliki manfaat bagi manusia seperti “termostability”, mengaktifkan jangkauan
pH, aktivitas pada detergen dan mengoksidasi lingkungan, dapat diidentifikasi
oleh Bacillus subtilis. Peranan B. Subtilis pada industri enzim adalah dapat
merefraktor analisis genetik dan itulah alasan B. Subtilis dipilih untuk dipelajari
mekanisme produksi enzimnya. Selain itu, kode genetik yang heterogen dengan
materi yang dapat diklon-kan ke dalam B. Subtilis yang dapat menghasilkan
manipulasi untuk gandum berkualitas tinggi (Stainer, 2010)
Natrium hidroksida (NaOH) merupakan basa kuat yang menerima proton
dari Na+. Natrium hidroksida mengandung unsur dari golongan alkali, yakni
Natrium (Na+). Ciri –ciri yang dimiliki golongan alkali seperti reduktor kuat dan
mampu mereduksi asam, mudah larut dalam air, merupakan penghantar arus
listrik yang baik dan panas, urutan kereaktifannya meningkat seiring dengan
bertambahnya berat atom.pada umumnya NaOH digunaka sebagai pelarut,
penggunaan NaOH sebagai pelarut disebkan kegunaan dan efektifitasnya seperti
untuk menetralka asam. NaOH terbentuk dari elektrolisis larutan NaCl dan
merupakan basa kuat (Linggih, 1988).

Bakteri memiliki mekanisme yang sangat efektif untuk memelihara kontrol

regulasi pH sitoplasmanya (pHi). Pada sejumlah bakteri, pH berbeda dengan 0,1

unit per perubahan pH pada pH eksternal. Hal ini disebabkan kontrol aktivitas

sistem transpor ion yang mempermudah masuknya proton. Bermacam-macam

sistem yang mencerminkan luas rentang nilai pHi diperlihatkan oleh berbagai

bakteri. Asidofil memiliki nilai rentang pHi 6,5 – 7,0; neutrofil memiliki nilai

rentang pHi 7,5 – 8,0, dan alkalofil memiliki nilai rentang pHi 8,4 – 9,0.

Mikroorganisme fermentatif memperlihatkan rentang nilai pHi yang lebih tinggi

dibandingkan dengan mikroorganisme yang menggunakan jalur respirasi. Pada

mikroorganisme fermentatif , produksi produk fermentatif yang bersifat asam dan

akumulasinya mengakibatkan gangguan keseimbangan pH dan pembatasan

pertumbuhan. Sejumlah mikroorganisme meningkatkan mekanisme kompensasi

untuk mencegah efek toksik dari akumulasi produk yang bersifat asam dan

berkonsentrasi tinggi tersebut (Entjang, 2003).

Asam kuat seperti HCl memiliki pKa yang sangat rendah sehingga pada
pH diantara 3-6 (pH makanan yang normal) asam kuat akan terdisosiasi
sempurna. Disosiasi asam kuat ini akan meningkatkan konsentrasi H+ lingkungan
(pH makanan). pH makanan yang rendah ini penting bagi pengawetan makanan.
Meskipun asam kuat meningkatkan pH eksternal mikroba, namun tidak mampu
masuk kedalam sel mikroba. Sehingga kemampuan antimikroba dari asam kuat
disebabkan oleh:
- denaturasi enzim ekstraselluler (terutama yang ada pada permukaan
membran sel, biasanya kemampuan katalitik membran akan hilang
sehingga metabolisme akan berhenti,
- turunnya pH internal (ada permeasi proton H+) yang disebabkan
meningkatnya permeabilitas proton karena gradien pH yang terlalu
besar,
- menurunnya aktivitas sistem transpor ion sehingga ion-ion esensial dan
nutrien tidak akan diserap oleh mikroba (Kusumaningrum, 2011).
Penghambatan oleh pH rendah dari ini dapat disebabkan oleh asam kuat
maupun asam lemah, dan akibat dari penghambatan ini dapat berupa penurunan
kecepatan pertumbuhan dan memperpanjang fase lag bakteri (fase adaptasi)
(Kusumaningrum, 2011).
Berbeda dengan asam kuat, didalam larutan asam lemah berada pada
keadaan kesetimbangan antara bentuk terdisosiasi dengan bentuk tidak
terdisosiasi. Bentuk terdisosiasi asam lemah memberikan efek penghambatan
mikroba sebagaimana asam kuat, sedangkan bentuk tidak terdisosiasi memiliki
mekanisme penghambatan yang berbeda. Bentuk tidak terdisosiasi ini merupakan
bentuk yang paling efektif menghambat mikroba, hal ini dikarenakan sifatnya
yang mudah masuk ke dalam sel mikroba dan menurunkan pH internal dari
sitoplasma mikroba. Bentuk tidak terdisosiasi asam lemah memiliki sifat yang
lebih lipofilik, yang menjadikannya lebih bebas masuk melalui membran (lipid
bilayer) sebagai fungsi adanya gradien konsentrasi. Setelah asam lemah tidak
terdisosiasi ini berada dalam sitoplasma yang memiliki pH diatas pKa asam
lemah, maka asam lemah akan segera terdisosiasi, melepaskan proton (H+), dan
akan segera meningkatkan pH internal dari sitoplasma. Penghambatan mikroba
oleh asam lemah ini disebabkan oleh:
- kerusakan membran,
- penghambatan reaksi metabolisme yang esensial,
- stess dari homeostatis pH internal sel,
- akumulasi anion sisa asam pada sitoplasma yang bersifat toksik,
- menggangu sistem sintesis protein atau genetik (sintesis DNA/RNA),
- kematian mikroba karena kehabisan ATP disebabkan penggunaan ATP
untuk menjalankan pompa proton dengan tujuan mengeluarkan H+ dari
dalam sel demi menjaga kesetimbangan homeostatis pH didalam sel
(Ray, 2005).
Efektivitas dari asam lemah menghambat mikroba sangat tergantung dari
nilai pKa asam lemah dan pH makanan. Pada pH makanan yang diatas pKa,
sebagian besar asam lemah berada pada keadaan terdisosiasi, sehingga pada pH
ini asam lemah tidak efektif sebagai pengawet. Sedangkan pada pH dibawah pKa,
sebagian besar asam lemah berada pada keadaan tidak terdisosiasi sehingga pada
pH dibawah pKa inilah asam lemah efektif sebagai pengawet. Sehingga semakin
tinggi pKa asam lemah serta semakin rendah pH makanan, maka efek pengawetan
asam lemah semakin baik (Ray, 2005).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pertumbuhan pada mikroorganisme diartikan sebagai penambahan jumlah


atau total massa sel yang melebihi inokulum asalnya. Pertumbuhan merupakan
suatu proses kehidupan yang irreversibel artinya tidak dapat dibalik kejadiannya.
Kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat dibedakan menjadi dua
kategori, yaitu: kebutuhan fisik dan kebutuhan kimiawi atau kemis. Aspek-aspek
fisik dapat mencakup suhu, pH dan tekanan osmotik. Sedangkan kebutuhan kemis
meliputi air, sumber karbon, nitrogen oksigen, mineral-mineral dan faktor
penumbuh.

Untuk pertumbuhan mikroba biasanya terdapat 3 pH pertumbuhan yaitu


pH optimum, pH maksimum dan pH minimum. Dari ketiga pH diatas biasanya pH
yang paling cocok untuk pertumbuhan mikroba disebut pH optimum. Mikroba
umumnya hidup pada pH netral (6,6-6,7), pH pertumbuhan bakteri adalah 4,0-8,0

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan


jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah teresebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA

Haastuti, Utami Sri. 2008 .Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: Universitas


Negeri Malang.
Hafsah. 2009. Mikrobiologi Umum. Makassar: UIN Alauddin Makassar,
Hafsan. 2011. Mikrobiologi Umum. Makassar: Alauddin University Press.

International Comission on Microbiological Specification for Foods. 2004.


Microbial ecology of foods. Volume 1, “Factors Affecting Life and death
of microorganism”.

Kusumaningrum, H.D. 2011. Effect of pH, Acid, and Low Temperature on


Microbial Growth: Mecanism and Application on Food Product.
Natsir Djide, M. 2005. “Bakteriologi”. Makassar: Fakultas MIPA Universitas
Hasanuddin

Pelczar, MJ dan ECS. Chan,. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi jilid II. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia (UI - Press).

Ray, B. 2005. Control by Low pH and Organic Acid di dalam: Fundamental Food
Microbiology, 3rd Eds. 35. 483-490. Boca Raton: CRC Press.

Suharjono. 2006. Mikrobiologi. Malang: Universitas Brawijaya.


Suharni, Theresia Tri dkk. 2008. Mikrobiologi Umum. Penerbit Universitas Atma
Jaya. Yogyakarta.
Waluyo, Lud.2005.Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.
MAKALAH
MIKROBIOLOGI
(PENGARUH pH TERHADAP PERUMBUHAN MIKROBA)

Oleh:
KELOMPOK IV

NAMA : NIM :
MUH FATHUL KHAIR 607001170
NURSYIDAH 607001170
MIFTAHUL JANNAH SUKMA 607001170
FAIKATUSHALIHAT 60700117004

JURUSAN ILMU PETERNAKAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2019

Anda mungkin juga menyukai