Segala puji dan syukur kami panjatkan ke khadirat Allah SWT, karena atas
rahmat, taufiq dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul Pengaruh pH dalam Pertumbuhan Mikroorganisme tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam tak lupa pula kami kirimkan kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan menujun zaman yang terang benderang yang dihiasi oleh imam, islam
dan ihsan.
Dan tak lupa pula kami ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada ibu Prof. Luciana Muslimin yang telah memberi kami tugas untuk
membuat makalah ini. Dan kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang
telah membantu kami. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
dan kita semua.
Pada penyusunan makalah ini, kami mencari beberapa referensi dari
beberapa media termasuk internet, dimana referensi tersebut ada kaitannya dengan
karya tulis ilmiah ini. Tujuan lain dari penyusunan sebuah makalah ini adalah
untuk menjelaskan tentang pengaruh pH terhadap pertumbuhan mikroorganisme.
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
A. Pertumbuhan Mikroorganisme
Pertumbuhan pada mikroorganisme diartikan sebagai penambahan jumlah
atau total massa sel yang melebihi inokulum asalnya. Pertumbuhan merupakan
suatu proses kehidupan yang irreversibel artinya tidak dapat dibalik kejadiannya.
Pertumbuhan didefenisikan sebagai pertambahan kuantitas konsituen seluler dan
struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan
jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan bera atau massa dan parameter lain.
Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel maka terjadi pertumbuhsn
populasi mikroba.
Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang
berbeda, yang berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase
stasioner dan fase kematian. Pada fase kematian eksponensial tidak diamati pada
kondisi umum pertumbuhan kultur bakteri, kecuali bila kematian dipercepat
dengan penambahan zat kimia toksik, panas atau radiasi. Dalam pertumbuhannya
setiap makhluk hidup membutuhkan nutrisi yang mencukupi serta kondisi
lingkungan yang mendukung demi proses pertumbuhan tersebut, termasuk juga
bakteri. Pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Pengaruh faktor ini akan memberikan gambaran yang
memperlihatkan peningkatan jumlah sel yang berbeda dan pada akhirnya
memberikan gambaran pula terhadap kurva pertumbuhannya.
B. pH
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba ini dapat
dimanfaatkan untuk mengendalikan pertumbuhan mikroba seperti pH, Aktivitas
mikroorganisme secara signifikan dipengaruhi oleh pH, pH adalah parameter
untuk mengetahui intensitas tingkat kesamaan/kebasaan dari suatu larutan yang
dinyatakan dengan konsentrasi ion hidrogen terlarut. Mikroba yang ada disekitar
kita mempunyai syarat tumbuh yang berbeda-beda, agar mereka dapat tumbuh
dengan baik. Syarat tumbuh mikroba dapat berupa suhu maupun pH. Untuk
pertumbuhan mikroba biasanya terdapat 3 pH pertumbuhan yaitu pH optimum,
pH maksimum dan pH minimum. Dari ketiga pH diatas biasanya pH yang paling
cocok untuk pertumbuhan mikroba disebut pH optimum. pH minimum merupakan
pH terendah dimana mikroba tidak dapat tumbuh, sedangkan pH maksimum
merupakan pH tertinggi dimana mikroba tidak dapat tumbuh, ketiga jenis pH
pertumbuhan itu sesuai dengan karakteristik kebutuhan mikroba untuk hidup pada
pH tertentu . Mikroba umumnya hidup pada pH netral (6,6-6,7), pH pertumbuhan
bakteri adalah 4,0-8,0 , kapang 1,5-12, sedangkan khamir mempunyai daerah pH
1,5-8,5. Berdasarkan daerah pH bagi kehidupannya, mikroba dibedakan menjadi 3
golongan, mikroba asidofil yaitu mikroba yang dapat tumbuh pada pH antara 2,0-
5,0, mikroba mesofil yaitu mikrobayang dapat tumbuh pada pH antara 5,5-8,
mikroba alkalifil yakni mikroba yang dapat tumbuh pada pH antara 8,5-9,5. Nilai
pH merupakan faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim, dimana aktivitas
enzim ini akan maksimum pada kondisi pH optimum. Nilai pH sel
mikroorganisme dipengaruhi oleh pH lingkungan dimana mikroorganisme
tersebut hidup. Bila pH lingkungan tidak sesuai untuk aktivitas enzim secara
optimal, maka mikrobia tidak dapat melakukan metabolisme dengan baik.
Akibatnya mikrobia tidak dapat tumbuh dengan optimal. Untuk itulah dengan
adanya praktikum ini kita dapat mengetahui pengaruh pH (HCl, NaOH, Akuades)
terhadap pertumbuhan mikroba baik gram positif Bacillus cereus maupun bakteri
gram negatif E.coli.
unit per perubahan pH pada pH eksternal. Hal ini disebabkan kontrol aktivitas
sistem yang mencerminkan luas rentang nilai pHi diperlihatkan oleh berbagai
bakteri. Asidofil memiliki nilai rentang pHi 6,5 – 7,0; neutrofil memiliki nilai
rentang pHi 7,5 – 8,0, dan alkalofil memiliki nilai rentang pHi 8,4 – 9,0.
untuk mencegah efek toksik dari akumulasi produk yang bersifat asam dan
Asam kuat seperti HCl memiliki pKa yang sangat rendah sehingga pada
pH diantara 3-6 (pH makanan yang normal) asam kuat akan terdisosiasi
sempurna. Disosiasi asam kuat ini akan meningkatkan konsentrasi H+ lingkungan
(pH makanan). pH makanan yang rendah ini penting bagi pengawetan makanan.
Meskipun asam kuat meningkatkan pH eksternal mikroba, namun tidak mampu
masuk kedalam sel mikroba. Sehingga kemampuan antimikroba dari asam kuat
disebabkan oleh:
- denaturasi enzim ekstraselluler (terutama yang ada pada permukaan
membran sel, biasanya kemampuan katalitik membran akan hilang
sehingga metabolisme akan berhenti,
- turunnya pH internal (ada permeasi proton H+) yang disebabkan
meningkatnya permeabilitas proton karena gradien pH yang terlalu
besar,
- menurunnya aktivitas sistem transpor ion sehingga ion-ion esensial dan
nutrien tidak akan diserap oleh mikroba (Kusumaningrum, 2011).
Penghambatan oleh pH rendah dari ini dapat disebabkan oleh asam kuat
maupun asam lemah, dan akibat dari penghambatan ini dapat berupa penurunan
kecepatan pertumbuhan dan memperpanjang fase lag bakteri (fase adaptasi)
(Kusumaningrum, 2011).
Berbeda dengan asam kuat, didalam larutan asam lemah berada pada
keadaan kesetimbangan antara bentuk terdisosiasi dengan bentuk tidak
terdisosiasi. Bentuk terdisosiasi asam lemah memberikan efek penghambatan
mikroba sebagaimana asam kuat, sedangkan bentuk tidak terdisosiasi memiliki
mekanisme penghambatan yang berbeda. Bentuk tidak terdisosiasi ini merupakan
bentuk yang paling efektif menghambat mikroba, hal ini dikarenakan sifatnya
yang mudah masuk ke dalam sel mikroba dan menurunkan pH internal dari
sitoplasma mikroba. Bentuk tidak terdisosiasi asam lemah memiliki sifat yang
lebih lipofilik, yang menjadikannya lebih bebas masuk melalui membran (lipid
bilayer) sebagai fungsi adanya gradien konsentrasi. Setelah asam lemah tidak
terdisosiasi ini berada dalam sitoplasma yang memiliki pH diatas pKa asam
lemah, maka asam lemah akan segera terdisosiasi, melepaskan proton (H+), dan
akan segera meningkatkan pH internal dari sitoplasma. Penghambatan mikroba
oleh asam lemah ini disebabkan oleh:
- kerusakan membran,
- penghambatan reaksi metabolisme yang esensial,
- stess dari homeostatis pH internal sel,
- akumulasi anion sisa asam pada sitoplasma yang bersifat toksik,
- menggangu sistem sintesis protein atau genetik (sintesis DNA/RNA),
- kematian mikroba karena kehabisan ATP disebabkan penggunaan ATP
untuk menjalankan pompa proton dengan tujuan mengeluarkan H+ dari
dalam sel demi menjaga kesetimbangan homeostatis pH didalam sel
(Ray, 2005).
Efektivitas dari asam lemah menghambat mikroba sangat tergantung dari
nilai pKa asam lemah dan pH makanan. Pada pH makanan yang diatas pKa,
sebagian besar asam lemah berada pada keadaan terdisosiasi, sehingga pada pH
ini asam lemah tidak efektif sebagai pengawet. Sedangkan pada pH dibawah pKa,
sebagian besar asam lemah berada pada keadaan tidak terdisosiasi sehingga pada
pH dibawah pKa inilah asam lemah efektif sebagai pengawet. Sehingga semakin
tinggi pKa asam lemah serta semakin rendah pH makanan, maka efek pengawetan
asam lemah semakin baik (Ray, 2005).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Pelczar, MJ dan ECS. Chan,. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi jilid II. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia (UI - Press).
Ray, B. 2005. Control by Low pH and Organic Acid di dalam: Fundamental Food
Microbiology, 3rd Eds. 35. 483-490. Boca Raton: CRC Press.
Oleh:
KELOMPOK IV
NAMA : NIM :
MUH FATHUL KHAIR 607001170
NURSYIDAH 607001170
MIFTAHUL JANNAH SUKMA 607001170
FAIKATUSHALIHAT 60700117004