Anda di halaman 1dari 14

ELEMEN ELEMEN PERENCANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN

SASTRA NDONESIA
DOSEN PENGAMPU:Dra,RUMASI SIMAREMARE,M.Pd.

PERENCANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

OLEH:

Nama :Rosdian Christin Nainggolan


Kelas : Reguler B 2018
Nim : 2181111009

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TA.FEBRUARI 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang bertema “Elemen elemen
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia”. Makalah ini dibuat guna memperkaya wawasan dan
ilmu pengetahuan dalam kehidupan kita.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan
tugas makalah ini, dan orangtua yang selalu mendoakan hingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca dalam pemahaman
terhadap perencanaan pembelajaran bahasa dan sastra indonesia. Pembuatan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca.Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Februari 2019

Winda Hutagalung

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar -------------------------------------------------------------------------------------- 2


Daftar Isi --------------------------------------------------------------------------------------------- 3
Bab I Pendahuluan --------------------------------------------------------------------------------- 4
A. Latar Belakang ------------------------------------------------------------------------------ 4
B. Rumusan Masalah -------------------------------------------------------------------------- 4
C. Tujuan --------------------------------------------------------------------------------------- 4
Bab II Pembahasan -------------------------------------------------------------------------------- 5
A. Pengertian ----------------------------------------------------------------------------------- 5
B. Perencanaan Pembelajaran ---------------------------------------------------------------- 6
C. Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran -------------------------------------------- 7
D. Prinsip-prinsip Umum Tentang Mengajar ----------------------------------------------- 8
E. Tipe-tipe Belajar ---------------------------------------------------------------------------- 9
F. Manfaat Perencanaan Pembelajaran ----------------------------------------------------- 11
Bab III Penutup ------------------------------------------------------------------------------------ 13
A. Kesimpulan ---------------------------------------------------------------------------------- 13
B. Saran ------------------------------------------------------------------------------------------ 13
Daftar Pustaka--------------------------------------------------------------------------------------- 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai


tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam
jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencana.Namun yang lebih utama
adalah perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tetap sasaran.
Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan
siswa.Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih,
menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang
diinginkan.Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi
pengajaran yang ada.Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian konsep perencanaan pembelajaran ?
2. Bagaimana perlunya dasar perencanaan pembelajaran ?
3. Bagaimana prinsip-prinsip umum tentang mengajar ?
4. Bagaimana tipe-tipe balajar ?
5. Bagaimana manfaat perencanaan pembelajaran ?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan tentang konsep perencanaan pembelajaran.
2. Mendeskripsikan tentang perlunya mengetahui dasar perencanaan pembelajaran.
3. Mendeskripsikan tentang prinsip-prinsip mengajar.
4. Mendeskripsikan tipe-tipe belajar.
5. Mendeskripsikan manfaat-manfaat perencanaan pembelajaran.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Ada beberapa definisi tentang perencanaan yang rumusannya berbeda-beda satu dengan
yang lain. Cunningham misalnya mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan
menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan
tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang
diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapt diterima yang akan digunakan dalam
penyelesaian.
Definisi yang kedua mengemukakan bahwa perencanaan adalah hubungan antara apa
yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian
dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber. Bagaimana
seharusnya adalah mengacu pada masa yang akan datang. Perencanaan disini menekankan
kepada usaha mengisi kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan yang aka datang
disesuaikan dengan apa yang dicita-citakan, ialah mengilangkan jarak antara keadaan sekarang
dengan keadaan mendatang yang diinginkan.

Ketiga definisi di atas memperlihatkan rumusan dan tekanan yang berbeda. Yang satu
mencari wujud yang akan datang serta usaha untuk mencapainya, yang lain menghilangkan
kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan masa mendatang, dan yang satu lagi
mengubah keadaan agar sejalan dengan keadaan lingkungan yang juga berubah-ubah. Meskipun
demikian pada hakikatnya ketiganya bermakna sama, yaitu sama-sama ingin mencari dan
mencapai wujud yang akan datang, tetapi yang pertama dan kedua tidak dinyatakan secara
eksplisit bahwa wujud yang dicari itu akibat terjadinya perubahan, termasuk perubahan,
termasuk perubahan dalam cita-cita.

Berdasarkan rumusan di atas, dapat dibuat rumusan baru tentang apa itu perencanaan.
Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan
baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang
terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

5
B. PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran atau pengajaran menurut Dengeng adalah upaya untuk membelajarkan
siswa.Dalam pengertian ini secara implisit dalm pengajaran terdapat kegiatan memilih,
menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang
diinginkan.Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi
pengajaran yang ada.Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.

Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan
(desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak
hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi
dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan.Oleh karena itu, pembelajaran pusatkan perhatian pada”bagaimana membelajarkan
siswa”, dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa”. Adapun perhatian terhadap apa yang
dipelajari siswa merupakan bidang kajian dari kurikulum, yakni mengenai apa isi pembelajaran
yang harus dipelajari siswa agar dapat tercapainya tujuan tersebut.

Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori untuk merancangnya


agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat memenuhi harapan dan tujuan
pembelajaran. Untuk itu pembelajaran sebagaimana disebut
olehDegeng (1989), Reigeluth (1983) sebagai suatu disiplin ilmu menaruh perhatian pada
perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan teori pembelajaran deskriptif, sedangkan
rancangan pembelajaran mendekati tujuan yang sama dengan berpijak pada teori pembelajaran
preskriptif.

6
C. DASAR PERLUNYA PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan di atas, dimaksudkan agar
dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan
asumsi sebagai berikut:

1. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang
diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
2. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem.
3. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar.
4. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan.
5. Pembelajaran yang dilakukan akan abermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hai
ini akan ada tjuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari pembelajaran.
6. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar.
7. Perencanaan pe,belajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran.
8. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pebelajaran yang optimal
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Ad. 1 Perbaikan Kualitas Pembelajaran

Perbaikan kualiatas pembelajaran haruslah diawali dengan perbaikan desain


pembelajaran.Perencanaan pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas
pembelajaran.

Ad. 2 Pembelajaran Dirancang dengan Pendekatan Sistem

Untuk mencapai kualitas pembelajaran, desain pembelajaran yang dilakukan haruslah


didasarkan pada pendekatan sistem. Hal ini disadari bahwa dengan pendekatan sistem, akan
memberikan peluang yang lebih besar dalam mengintegrasikan semua variabel yang
mempengaruhi belajar, termasuk keterkaitan anatarvariabel pengajaran yakni variabel kondisi
pembelajaran, variabel metode, dan variabel hasil pembelajaran.

7
Ad. 3 Desain Pembelajaran Mengacu pada Bagaimana Seseorang Belajar

Kualiatas pembelajaran juga banyak tergantung pada bagaimana pembelajaran itu


dirancang.Rancangan pembelajaran biasanya dibuat berdasarkan pendekatan
perancangnya.Apakah bersifat intuitif atau bersifat alamiah.Jika bersifat intuitif, rancangan
pembelajaran tersebut banyak diwarnai oleh kehendak perancangnya.Akan tetapi, jika dibuat
berdasarkan pendekatan ilmiah, rancangan pembelajaran tersebut diwarnai oleh berbagai teori
yang dikemukakan oleh para ilmuwan pembelajaran. Di samping itu, pendekatan lain adalah
pembuatan rancangan pembelajaran bersifat intuitif ilmiah yang merupakan paduan antara
keduanya, sehingga rancangan pembelajaran yang dihasilkan disesuaikan dengan pengalaman
empiris yang pernah ditemukan pada saat melaksanakan pembelajaran yang dikembangkan pula
dengan pengguna teori-teori yang relevan. Berdasarkan tiga pendekatan ini, pendekatan intuitif
ilmiah akan dapat menghasalkan pembelajaran yang lebih sahih dari dua pendekatan lainnya bila
hanya digunakan secara terpisah.

Ad. 4 Desain Pembelajaran Diacukan pada Siswa Perorangan

Seseorang belajar memiliki potensi ynag perlu dikembangkan. Tindakan atau perilaku
belajar dapat ditata atau dipengaruhi, tetapi tindakan atau perilaku belajar itu akan tetap berjalan
sesuai dengan karakteristik siswa. Siswa yang lambat dalam berpikir, tidak mungkin dapat
dipaksa segera bertindak secara cepat. Sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan berpikir
tinggi tidak mungkin dipaksa bertindak dengan cara lambat.

Ad. 5 Desain Pembelajaran Harus Diacukan pada Tujuan

Hasil pembelajaran mencakup hasil langsung dan hasil tak langsung (pengiring).
Perancangan pembelajaran perlu memilih hasil pembelajaran, dan hasil pembelajaran yang dapat
terukur setelah melalui keseluruhan proses pembelajaran, atau hasil pengiring.

8
Ad. 6 Desain Pembelajaran diarahkan pada Kemudahan Belajar

Sebagaimana disebutkan di atas, pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa dan


perancangan pembelajaran merupakan panataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar.
Dalam kondisi yang ditata dengan baik, strategi yang direncanakan akan memberikan peluang
dicapainya hasil pembelajaran.

Ad. 7 Desain Pembelajaran Melibatkan Variabel Pembelajaran

Desain pembelajaran diupayakan mencakup semua variabel pembelajaran yang dirasa


turut mempengaruhi belajar.Ada tiga variabel pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dalam
merancang pembelajaran.Ketiga variabel tersebut adalah variabel kondisi, metode, dan variabel
hasil pembelajaran.

Ad. 8 Desain Pembelajaran Penetapan Metode untuk Mencapai Tujuan

Inti dari desain pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal
untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.Fokus utama perancangan pembelajaran
adalah pemilihan, penetapan, dan pengembangan variabel metode pembelajaran.

Ada tiga prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode
pembelajaran. Ketiga prinsip tersebut adalah (1) tidak ada satu metode pembelajaran yang
unggul untuk semua tujuan dalam semua kondisi, (2) metode (strategi) pembelajaran yang
berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran, dan (3) kondisi
pemebalajaran bisa memliki pengaruh yang konsisten pada hasil pengajaran.

9
D. PRINSIP-PRINSIP UMUM TENTANG MENGAJAR

Prinsip-prinsip umum yang harus dijadikan pegangan guru dalam melaksanakan proses
belajar mengajar adalah sebagai berikut:

1. Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dilmiliki siswa.


2. Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis.
3. Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setia siswa.
4. Kesiapan (readiness) dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalm mengajar. Kesiapan
adalah kapasitas (kemampuan potensial) bai bersifat fisik maupun mental untuk melakukan
sesuatu.
5. Tujuan pengajaran harus diketahui siswa.
6. Mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar. Para ahli psikologis merumuskan
prinsip., bahwa belajar itu harus bertahap dan meningkat. Oleh karena itu, dalam mengajar
haruslah mempersiapkan bahan yang bersifat gradual, yaitu
a. Dari sederhana kepada yang kompleks (rumit),

b. Dari konkret kepada yang abstrak,

c. Dari umum (general) kepada yang kompleks,

d. Dari yang sudah diketahui (fakta) kepada yang tidak diketahui (konsep yang bersifat abstrak)

e. Dengan menggunakan prinsip induksi kepada deduksi atau sebaliknya,

f. Sering menggunakan reinforcement (penguatan).

10
E. TIPE-TIPE BELAJAR

Dalam praktik pengajaran, penggunaan suatu dasar teori untuk segala situasi merupakan
tindakan kurang bijaksana. Tidak ada suatu teori balajar yang cocok untuk segala situasi.Karena
masing-masing mempunyai landasan yang berbeda dan cocok untuk situasi tertentu.Robert M.
Gagne (1970) mencoba melihat berbagai teori belajar dalam satu kebulatan yang saling
melengkapi dan tidak bertentangan.Menurut Gagne belajar mempunyai delapan tipe.Kedelapan
tipe itu bertingkat, ada hierarki dalam masing-masing tipe setiap tipe belajar merupakan
prasyarat bagi tipe belajar diatasnya.
Tipe belajar dikemukakan oleh Gagne pada hakikatnya merupakan prinsip umum baik dalam
belajar maupun mengajar.Artinya, dalam mengajar atau membimbing siswa belajar pun terdapat
tingkatan sebagaimana tingkatan belajar di atas.Kedelapan tipe itu adalah sebagai berikut.
1. Belajar Isyarat (Signal Learning)
Belajar isyarat mirip dengan conditioned respons atau respons bersyarat. Seperti menutup mulut
dengan telunjuk, isyarat untuk datang mendekat.
2. Belajar Stimulus-Respons (Stimulus Respons Learning)
Berbeda dengan belajar isyarat, respons bersifat umum, kabur, dan emosional.
3. Belajar Rangkaian (Chaining)
Rangkain atau rantai dalam chaining adalah semacam rangkaian antara berbagai S-R yang
bersifat segera.
4. Asosiasi Verbal (Verbal Assosiation)
Tipe belajar ini adalah mampu mengaitkan suatu yang bersifat verbalisme kepada sesuatu yang
sudah dimilikinya.
5. Belajar Diskriminasi (Discrimination Learning)
Tipe belajar ini adalah pembedaan terhadap berbagai rangkaian seperti membedakan berbagai
bentuk wajah, hewan, tumbuhan, dan lain-lain.
6. Belajar Konsep (Concept Learning)
Konsep merupakan simbol berpikir.Hal ini diperoleh dari hasil memuat tafsiran terhadap fakta
atau realita, dan hubungan antara berbagai fakta.Suatu konsep dapat diklasifikasi berdasarkan
ciri tertentu.
7. Belajar Aturan ( Rule Learning)

11
Tipe belajar aturan adalah lebih meningkat dari tipe beajar konsep.Dalam belajar aturan,
seseorang dipandang telah memiliki berbagai konsep yang dapat digunakan untuk
mengemukakan berbagai formula, hukum, atau dalil.
8. Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Tipe belajar yang terakhir adalah memecahkan masalah.Tipe belajar ini dapat dilakukan oleh
seseorang apabila dalam dirinya sudah mampu mengaplikasikan berbagai aturan yang relevan
dengan masalah yang dihadapinya.
Kedelapan tipe belajar di atas tampaknya para ahli sepakat merupakan tipe belajar yang
memiliki hierarki.Setiap tipe belajar merupakan prasyarat bagi tipe belajar
selanjutnya.Sebaliknya tiap tipe belajar memerlukan penguasaan pada tiap belajar di tingkat
bawahnya.

F. Manfaat Perencanaan Pembelajaran


Perencanaan pengajaran dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran
berlangsung, manfaatnya antara lain:
1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam
kegiatan.
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun murid.
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan.
5. Untuk bahan penyusunan data agar trejadi keseimbangan kerja.
6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan
dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan
yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk
membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru
sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber
belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran


yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.Itulah salah satu perlunya belajar dasar
perencanaan pembelajaran sehingga kita bisa mewujudkan pembelajaran yang memuaskan dan
bosa menuai hasil yang kita inginkan.

Dalam praktik pengajaran, penggunaan suatu dasar teori untuk segala situasi merupakan
tindakan kurang bijaksana. Tidak ada suatu teori balajar yang cocok untuk segala situasi.Karena
masing-masing mempunyai landasan yang berbeda dan cocok untuk situasi tertentu.Jadi pada
pembahasan tipe-tipe pembelajaran tadi sidah banyak yang dibahas, karena saat kita menagajar
banyak tipe yang kita ambil atau metode sesuai yang inginkan sehingga pada saat belajar tidak
ada rasa bosan atau males.

B. SARAN
Dari hasil yang telah diperoleh dari penulisan makalah ini, maka penulis memberikan saran
sebagai berikut:
1. Tingkatkan belajar kalian, karena kita adalah calon generasi guru yang akan datang sehingga kita
dapat mencetak generasi anak bangsa yang aktiv dan kreatif.
2. Bagi pembaca makalah ini, ambillah pelajaran yang memang itu perlu bagi kalian sehingga
makalah ini bisa bermanfaat bagi calon guru seperti kalian.

13
DAFTAR PUSTAKA

AECT. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan Satuan Tugas Definisi dan Terminologi AECT.Jakarta:
Rajawali.
Angling, Towers, & Howard Levie. 1993. Visual Massage Design and Learning: The Role Static and
Dynamic Illustrations. New York: Indiana University.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

14

Anda mungkin juga menyukai