Anda di halaman 1dari 6

Hubungan Antara Obesitas dengan Osteoartritis Lutut di RSUP Dr.

Kariadi Semarang Periode Oktober-Desember 2011


Rifa Siti Nursyarifah1, Kuntio Sri Herlambang2, Merry Tiyas A3
1
Mahasiswa Program Pendidikan S-1, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Semarang
2
Staf Pengajar Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah, Semarang
3
Staf Pengajar, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah, Semarang.

ABSTRAK

Latar belakang: Osteoartritis atau penyakit sendi degeneratif merupakan gangguan sendi yang sering ditemukan pada seseorang yang mulai
menginjak usia lanjut. Osteoartritis lebih banyak terjadi pada sendi yang menopang badan, terutama sendi lutut. Obesitas merupakan salah
satu faktor risiko yang dapat dimodifikasi terkuat untuk terjadinya osteoartritis, terutama pada sendi lutut.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara obesitas dengan kejadian osteoartritis lutut di RSUP Dr. Kariadi
Semarang periode oktober-desember 2011.
Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah pasien
osteoartritis lutut yang berobat di Poli Penyakit Dalam sub Reumatologi dan Instalasi Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Kariadi Semarang selama bulan Oktober sampai Desember 2011. Sampel penelitian sebanyak 40 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi dengan teknik Consecutive sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner, wawancara serta pengukuran berat badan
dan tinggi badan. Analisis data menggunakan dengan uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan 5% (α=0,05).
Hasil: Hasil dari uji Chi Square didapatkan p value 0,000. Oleh karena nilai p < 0,05 maka terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas
dengan kejadian osteoartritis lutut dimana osteoartritis lutut unilateral sebanyak 24 orang (60%) dan osteoartritis lutut bilateral sebanyak 16
orang (40%).
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan kejadian osteoartritis lutut.

Kata kunci: obesitas, kejadian osteoartritis lutut, osteoartritis lutut unilateral, osteoartritis lutut bilateral

The Association Between Obesity and The Incidence of Osteoarthritis of the


Knee in RSUP of Dr. Kariadi Semarang Period October-December 2011
ABSTRACT

Background: Osteoarthritis or degenerative joint disease is a joint disorder that is often found in people who started at the age of
information. Osteoarthritis occurs more frequently in joints that support the body, especially the knee joint. Obesity is a modifiable risk
factor for the occurrence of osteoarthritis of the strongest, especially in the knee joint.
Objective: This study aims to know analyze association between obesity and the incidence of osteoarthritis of the knee in RSUP of Dr.
Kariadi Semarang periode October-december 2011.
Method: This type of study is an analytical survey study with cross sectional approach. This study population was all patients who treatment
in Poly sub Rheumatology and Installation of Medical Rehabilitation RSUP of Dr. Kariadi Semarang during Oktober to Sesember 2011. The
study sample of 40 people who fulfill the criteria of inclusion and exclusion criteria with consecutive sampling technique. Retrieval of data
using questionnaires, interviews and measurement of weight and height. Data analysis using with Chi Square test with the significancy level
5% (α=0,05) .
Result: The results of Chi Square test is p value 0.000.Because the value of p < 0,05 it can be concluded that there was a significant
association between obesity and the incidence of osteoarthritis of the knee where unilateral knee osteoarthritis were 24 people (60%) and
bilateral osteoarthritis were 16 people (40%).
Conclusion: There is a significant association between obesity and the incidence of osteoarthritis of the knee.

Key words: obesity, the incidence of osteoarthritis of the knee, unilateral knee osteoarthritis, bilateral knee osteoarthritis

Korespondensi: Rifa Siti Nursyarifah, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang, Jl. Wonodri No. 2A. Semarang,
Jawa Tengah, Indonesia, telepon/faks (024) 8415764. Email: rifa_nursyarifah@yahoo.com

80
PENDAHULUAN derajat osteoartritis lutut unilateral maupun bilateral
Osteoartritis atau penyakit sendi degeneratif menurut Kellgren dan Lawrence.(Koentjoro, 2010)
merupakan gangguan sendi yang sering ditemukan Obesitas merupakan salah satu faktor
pada seseorang yang mulai menginjak usia risiko yang dapat dimodifikasi terkuat untuk
lanjut.(Soeroso, 2006) Osteoartritis lebih banyak terjadinya osteoartritis, terutama pada sendi
terjadi pada sendi yang menopang badan, terutama lutut.Setengah dari berat badan seseorang bertumpu
sendi lutut.(Isbagio, 1995) Osteoartritis pada sendi pada sendi lutut selama berjalan. Berat badan yang
lutut ini dapat menyebabkan nyeri yang dapat meningkat akan memperberat beban sendi lutut.
mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari dan Penelitian di Chingford menyimpulkan risiko
mengurangi kualitas hidup.(Dharmawirya, 2000; meningkatnya osteoartritis lutut disebabkan karena
Soenarwo, 2011) peningkatan berat badan.Penurunan 5 kg berat
Osteoartritis didefinisikan pula sebagai badan mengurangi risiko osteoartritis lutut pada
penyakit yang diakibatkan oleh kejadian biologis wanita sebesar 50% secara simtomatik. Demikian
dan mekanik yang menyebabkan gangguan juga peningkatan risiko osteoartritis progresif
keseimbangan antara proses degradasi dan sintesis tampaknya akan terlihat pada seseorang yang
dari kondrosit matriks ekstraseluler tulang rawan kelebihan berat badan dengan penyakit pada bagian
sendi dan tulang subkondral.(Misnadiarly, 2010) tubuh tertentu.(Haq, 2003) Berdasarkan uraian
Penyebab penyakit osteoartritis diperkirakan oleh diatas, menarik kiranya diadakan penelitian tentang
berbagai faktor, antara lain faktor usia, stress hubungan obesitas dengan osteoartritis lutut di
mekanis atau penggunaan sendi yang berlebihan, RSUP Dr. Kariadi Semarang.
defek anatomik, humoral, genetik, metabolis,
traumatik, obesitas, kelainan endokrin, kelainan METODE PENELITIAN
primer persendian, dan faktor Penelitian ini merupakan survei dengan pendekatan
kebudayaan.(Soeroso, 2006; Misnadiarly, 2010) cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah
Selain itu, faktor ekonomi, psikologi dan sosial juga seluruh pasien osteoartritis lutut yang berobat di
berpengaruh besar pada penderita osteoartritis, poli penyakit dalam sub Reumatologi dan Instalasi
keluarga serta lingkungannya.(Suseno, 2008) Rehabilitasi Medik RSUP Dr. Kariadi Semarang
Menurut organisasi kesehatan dunia pada bulan Oktober 2011 sampai bulan Desember
(World Health Organization), prevalensi penderita 2011. Sampel pada penelitian ini diambil dari
osteoartritis di dunia pada tahun 2004 mencapai populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan
151,4 juta jiwa dan 27,4 juta jiwa berada di Asia kriteria eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian
Tenggara.(WHO, 2004) Prevalensi osteoartritis di ini adalah pasien yang didiagnosis osteoartritis lutut
Indonesia sampai saat ini belum ada laporan yang dan bersedia mengikuti penelitian. Kriteria eksklusi
jelas. Namun Handono dan Kusworini pada tahun dalam peneltian ini meliputi data catatan medik
2000, melaporkan bahwa prevalensi osteoartritis di tidak lengkap, pasien osteoartritis di lokasi selain
Malang pada usia dibawah 70 tahun cukup tinggi, lutut dan pasien dengan indeks massa tubuh kurang
yaitu 21,7% menyerang pada usia antara 49-60 dari 23. Besar sampel minimal dalam penelitian ini
tahun, yang terdiri dari 6,2% laki-laki dan 15,5% adalah 38 orang dengan teknik consecutive
perempuan.(Arifin, 2010) Osteoartritis mencapai sampling.
69% dari semua penyakit reumatik yang ada di Variabel bebas dalam penelitian ini adalah obesitas.
klinik RS Hasan Sadikin Bandung selama kurun Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah
waktu 2 tahun (2003-2005).(Wachjudi, 2006) osteoartritis lutut. Obesitas diukur dengan cara
Berdasarkan studi di Jawa Tengah, prevalensi menghitung indeks massa tubuh. Obesitas dalam
osteoartritis lutut mencapai 15,5% pada laki-laki, penelitian ini dikategorikan menjadi dua, yaitu pre
dan 12,7% pada perempuan.(Widiananta, 2009) obesitas dengan indeks massa tubuh antara 23
Berdasarkan penelitian yang telah sampai 24,9 dan obesitas dengan indeks massa
dilakukan oleh Wahyuningsih (2009) di Surakarta tubuh lebih dari sama dengan 25. Kejadian
menunjukkan bahwa lansia dengan Indeks Massa osteoartritis lutut dinilai dengan menggunakan
Tubuh > 25 (overweight) mempunyai risiko kuesioner Lequesne. Interpretasi hasil kuesioner
terjadinya osteoartritis 4,9 kali lebih besar dari pada Lequesne dikategorikan menjadi lima. Pada
lansia dengan Indeks massa Tubuh 18,5- osteoartritis lutut ringan mempunyai skor antara 1
25,0.(Wahyuningsih, 2009) Selain itu, diperoleh sampai 4. Pada osteoartritis lutut sedang
kesimpulan yang sama pada penelitian yang mempunyai skor antara 5 sampai 7. Pada
dilakukan oleh Suseno (2008) di Rumah Sakit Kota osteoartritis lutut berat mempunyai skor antara 8
Malang dengan objek penelitian usia dewasa dan sampai 10. Pada osteoartritis lutut sangat berat
usia lanjut.(Suseno, 2008) Sebaliknya, penelitian mempunyai skor antara 11 sampai 13. Pada
yang dilakukan oleh Koentjoro (2010) di RSUP Dr. osteoartritis lutut ekstrim berat mempunyai skor
Kariadi Semarang didapatkan nilai p = 1,000 (p > leebih dari sama dengan 14.
0,05) yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan Pengolahan dan Analisis data dilakukan untuk
bermakna antara indeks massa tubuh (IMT) dengan mengetahui ada tidaknya hubungan antara obesitas
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Volume 1 Nomor 2 Tahun 2013
81
dan osteoartitis lutut dengan menggunakan uji Chi PNS, Guru, Swasta dan Pensiunan. Berdasarkan
Square. Jika syarat uji Chi Square tidak terpenuhi tabel 4.1 menunjukkan bahwa pekerjaan responden
maka uji alternatifnya yaitu uji Kolmogorov- terbanyak pada Ibu Rumah Tangga sebesar 50%
Smirnov. Panduan interpretasi hasil uji hipotesis atau 20 orang. Hal ini diikuti secara berurutan oleh
bila nilai p < 0,05 maka terdapat hubungan Pensiunan sebanyak 8 orang (20%), PNS sebanyak
bermakna antar variabel. 7 orang (17,5%), Guru sebanyak 4 orang (10%) dan
Swasta sebanyak 1 orang (2,5%).
HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi frekuensi berdasarkan letak sisi
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi karakteristik responden paling banyak pada unilateral dengan
kelompok usia diperoleh persentase tertinggi pada jumlah 24 orang (60%), sedangkan pada bilateral
usia lebih dari 50 tahun sebesar 85% atau sebanyak 16 orang (40%).
berjumlah 34 orang, sedangkan usia kurang dari 50 Obesitas pada penelitian ini diukur dengan
tahun sebanyak 6 orang (15%). menggunakan Indeks Massa Tubuh. Pada penelitian
ini obesitas dikategorikan menjadi dua yaitu Pre
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Kategori Obesitas dan Obesitas. Distribusi frekuensi
Data Obesitas lebih banyak dibanding dengan Pre
Karakteristik n (%) Obesitas yaitu sebanyak 30 orang (75%).
Usia Kejadian osteoartritis lutut diukur dengan
< 50 tahun 6 (15,0) menggunakan kuesioner Indeks Lequesne.
Kuesioner tersebut dikategorikan menjadi lima
> 50 tahun 34 (85,0)
yaitu Ringan, Sedang, Berat, Sangat Berat dan
Jenis Kelamin Ekstrim Berat. Berdasarkan hasil penelitian
Perempuan 35 (87,5) kejadian osteoartritis lutut terbanyak pada ekstrim
Laki-laki 5 (12,5) berat sebesar 30% atau 12 orang. Hal ini diikuti
Pekerjaan secara berurutan oleh Sangat Berat sebanyak 11
Ibu Rumah Tangga 20 (50,0) orang (27,5%), Berat sebanyak 9 orang (22,5%)
PNS 7 (17,5) dan Sedang sebanyak 8 orang (20%). Bila kejadian
Guru 4 (10,0) osteoartritis lutut dilihat dari letak sisi maka
Swasta 1 (2,5) diperoleh persentase tertinggi pada unilateral yaitu
Pensiunan 8 (20,0) sebesar 60% atau 24 orang.
Hubungan antara obesitas dengan kejadian
Letak Sisi
osteoartritis lutut berdasarkan letak sisi pada
Unilateral 24 (60,0) penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu Unilateral
Bilateral 16 (40,0) dan Bilateral. Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
Obesitas bahwa dari 24 responden yang berada pada pre
Pre Obesitas 10 (25,0) obesitas yang mengalami osteoartritis lutut sedang
Obesitas 30 (75,0) sebanyak 5 orang (71,4%), osteoartritis lutut berat
Kejadian Osteoartritis Lutut sebanyak 2 orang (28,6%), sedangkan pada obesitas
(Indeks Lequesne) yang osteoartritis lutut sedang sebanyak 1 orang
OA Unilateral 0 (0,0) (5,9%), osteoartritis lutut berat sebanyak 4 orang
Ringan 6 (15,0) (23,5%), osteoartritis lutut sangat berat sebanyak 6
orang (35,3%) dan osteoartritis lutut ekstrim berat
Sedang 6 (15,0)
sebanyak 6 orang (35,3%).
Berat 6 (15,0)
Sangat Berat 6 (15,0) Tabel 2 Hubungan Obesitas dengan Kejadian
Ekstrim Berat Osteoartritis Lutut Unilateral
OA Bilateral 0 (0,0) Obesitas
Ringan 2 (5,0) Kejadian Pre
Sedang 3 (7,5) Obesitas Total
OA Lutut Obesitas
Berat 5 (12,5) n(%) n(%) n(%)
Sangat Berat 6 (15,0)
Ekstrim Berat Sedang 5 (71,4) 1 (5,9) 6 (25,0)
Berat 2 (28,6) 4 (23,5) 6 (25,0)
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin lebih Sangat
0 (0,0) 6 (35,3) 6 (25,0)
banyak pada perempuan dengan jumlah 35 orang Berat
(87,5%) dibanding dengan laki-laki sebanyak 5 Ekstrim
0 (0,0) 6 (35,3) 6 (25,0)
orang (12,5%). Berat
Pada penelitian ini distribusi pekerjaan dibagi 17
Total 7 (100,0) 24 (100,0)
menjadi lima kelompok yaitu Ibu Rumah Tangga, (100,0)

Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Volume 1 Nomor 2 Tahun 2013


82
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa osteoartritis lutut baik secara unilateral maupun
dari 16 responden yang berada pada pre obesitas bilateral. Skala data untuk obesitas yaitu nominal,
yang mengalami osteoartritis lutut sedang sebanyak sedangkan kejadian osteoartritis lutut menggunakan
1 orang (33,3%), osteoartritis lutut berat sebanyak 2 skala data ordinal. Dengan demikian maka uji
orang (66,7%), sedangkan pada obesitas yang statistik yang digunakan adalah uji Chi Square
osteoartritis lutut sedang sebanyak 1 orang (7,7%), dengan tingkat kemaknaan 5% (α=0,05).
osteoartritis lutut berat sebanyak 1 orang (7,7%), Hasil dari uji Chi Square didapatkan sel dengan
osteoartritis lutut sangat berat sebanyak 5 orang nilai expected kurang dari lima ada 50% jumlah sel
(38,5%) dan osteoartritis lutut ekstrim berat yaitu sel a, b, c dan d. Karena tidak memenuhi
sebanyak 6 orang (46,2%). syarat uji Chi Square pada tabel 4 x 2, maka uji
yang digunakan adalah uji alternatifnya, yaitu uji
Tabel 3 Hubungan Obesitas dengan Kejadian Kolmogorov-Smirnov.(Dahlan, 2009) Berdasarkan
Osteoartritis Lutut Bilateral hasil uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan nilai
Obesitas Significancy 0,000. Oleh karena nilai p < 0,05,
Kejadian Pre maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
Obesitas Total hubungan yang bermakna antara obesitas dengan
OA Lutut Obesitas
kejadian osteoartritis lutut.
n(%) n(%) n(%)
Sedang 1 (33,3) 1 (7,7) 2 (12,5) PEMBAHASAN
Berat 2 (66,7) 1 (7,7) 3 (18,8) Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
Sangat didapatkan bahwa usia responden yang datang ke
0 (0,0) 5 (38,5) 5 (31,3) RSUP Dr. Kariadi Semarang berkisar antara 39
Berat
Ekstrim tahun sampai dengan 76 tahun mempunyai
0 (0,0) 6 (46,2) 6 (37,5) prevalensi terbanyak pada usia antara 52 tahun
Berat
13 hingga 65 tahun dengan usia rata-rata 58,03 tahun.
Total 3 (100,0) 16 (100,0) Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
(100,0)
oleh Koentjoro dalam diagram batang dan
frequency hampir seluruh responden berusia diatas
Hasil analisis hubungan antara obesitas dengan
50 tahun dengan rerata usia responden adalah 60,3
kejadian osteoartritis lutut unilateral dan bilateral
tahun. Insiden osteoartritis lutut akan meningkat
didapatkan bahwa dari 40 responden yang berada
seiring dengan bertambahnya usia yang berarti
pada pre obesitas yang mengalami osteoartritis lutut
bahwa terdapat peningkatan penggunaan sendi
sedang sebanyak 6 orang (60%), osteoartritis lutut
sehingga terjadi keseimbangan faktor biokimia
berat sebanyak 4 orang (40%), sedangkan pada
dengan biomekanik dimana pada usia tua terdapat
obesitas yang osteoartritis lutut sedang sebanyak 2
perubahan fungsi kondrosit dan matrik rawan sendi
orang (6,7%), osteoartritis lutut berat sebanyak 5
sementara penggunaan sendi meningkat disamping
orang (16,7%), osteoartritis lutut sangat berat
pada usia tua sering terdapat kelemahan ligamen,
sebanyak 11 orang (36,7%) dan osteoartritis lutut
penurunan kekuatan dan massa otot sekitar sendi.
ekstrim berat sebanyak 12 orang (40%).
Lawrence dan kawan-kawan membuktikkan dengan
pertambahan usia terdapat peningkatan prevalensi
Tabel 4 Hubungan Antara Obesitas dengan
osteoartritis lutut dan osteoartritis tangan.(Soeroso,
Kejadian Osteoartritis Lutut
2006; Ilyas, 2002)
Obesitas Responden yang mengalami osteoartritis lutut
Kejadian Pre P sebagian besar berjenis kelamin perempuan
Obesitas Total
OA Lutut Obesitas Value sebanyak 35 orang (87,5%) dibanding laki-laki
n(%) n(%) n(%) sebanyak 5 orang (12,5%). Menurut Yaputri dan
8 Koentjoro, perempuan lebih banyak menderita
Sedang 6 (60,0) 2 (6,7) osteoartritis lutut daripada laki-laki. Perempuan
(20,0)
9 memiliki risiko dua kali lipat terkena cedera dan
Berat 4 (40,0) 5 (16,7) osteoartritis pada lutut dibandingkan laki-laki
(22,5)
0,000 karena pinggul perempuan yang lebar, yang dapat
Sangat 11
0 (0,0) 11 (36,7) mengakibatkan kaki kaki lebih merapat ke bagian
Berat (27,5)
Ekstrim 12 lutut sehingga tekanan pada lutut tidak merata.
0 (0,0) 12 (40,0) Selain itu, massa otot di sekitar lutut perempuan
Berat (30,0)
10 30 40 lebih sedikit daripada laki-laki. Peran hormonal
Total juga mempengaruhi terjadinya osteoartritis lutut
(100,0) (100,0) (100,0)
karena pada masa mengalami menstruasi, kadar
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui ada estrogen dalam tubuh meningkat sehingga
tidaknya hubungan antara obesitas dengan kejadian perempuan amat rentan terkena cedera
lutut.(Misnadiarly, 2010)
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Volume 1 Nomor 2 Tahun 2013
83
Pekerjaan responden dalam penelitian ini lebih dibandingkan dengan berat badan tidak berlebih.
banyak pada ibu rumah tangga (50%) yang Hal ini sesuai teori dimana pada orang dengan berat
disebabkan karena aktifitas fisik yang membebani badan berlebih terjadi peningkatan tekanan
lutut dalam jangka waktu yang lama, seperti mekanik pada sendi penahan beban tubuh. Resultan
mencuci piring, menyapu halaman rumah, gaya berat badan yang seharusnya jatuh pada
mengepel lantai dan sebagainya. Faktor pekerjaan bagian sentral sendi, namun sendi ini akan bergeser
yang menimbulkan gerakan cepat dan terus ke medial sehingga beban yang diterima sendi lutut
menerus dengan beban yang berat pada rawan sendi tidak seimbang dan menimbulkan perubahan
seperti pekerjaan jongkok berdiri secara cepat dan bentuk sendi sehingga lebih menyebabkan
terus menerus, mengangkat barang lebih 10% dari osteoartritis.(Isbagio, 1995; Wibowo, 2010)
berat badan setiap hari mempunyai risiko Sebagaimana penelitian pada umumnya, penelitian
osteoartritis lutut.(Ilyas, 2002) ini pun tentu memiliki kekurangan. Adapun
Pada penelitian ini ditemukan bahwa responden keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini
yang mengalami osteoartritis lutut lebih banyak dikarenakan oleh metode kuesioner memiliki
terjadi pada obesitas yaitu sebesar 30 orang (75%). tingkat subjektivitas yang tinggi sehingga
Solokof, Radin mempelajari bahwa timbulnya kemungkinan terjadinya salah tafsir dalam
osteoartritis terjadi karena berat badan yang mengartikan sebuah pertanyaan lebih besar dan
berlebih akan menambah beban sendi penumpu dapat menyebabkan kurang cermatnya
berat badan sehingga stress mekanik bertambah dan pengukuran terhadap variabel dalam penelitian.
hal ini mempercepat perubahan biokimia rawan Selain itu peneliti tidak melakukan diagnosa
sendi (degenerasi). Felson, dkk dalam penelitiannya depresi terlebih dahulu karena peneliti masih
menunjukkan bahwa kenaikan Indeks Massa Tubuh menempuh pendidikan preklinik. Hal lain yang
(IMT) berhubungan dengan meningkatnya faktor menjadi keterbatasan penelitian ini adalah adanya
risiko osteoartritis.(Ilyas, 2002) ketidakjujuran responden dalam menjawab
Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini kuesioner.
menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna
antara obesitas dengan kejadian osteoartritis lutut. SIMPULAN
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
oleh Wahyuningsih bahwa lansia dengan Indeks dilaksanakan, maka dapat disimpulkan sebagai
Massa Tubuh (IMT) lebih dari 25 mempunyai yaitu: Rata-rata usia responden yaitu 58,03 tahun
risiko terjadinya osteoartritis 4,9 kali lebih besar dengan kisaran umur antara 39 tahun sampai
dari pada lansia dengan IMT 18,5-25,0. Penelitian dengan 76 tahun. Mayoritas jenis kelamin adalah
yang dilakukan oleh Maharani juga mengatakan perempuan sebanyak 35 orang (87,5%). Pekerjaan
bahwa orang yang menderita obesitas berat akan terbanyak adalah 20 orang (50%) ibu rumah tangga.
berisiko terserang osteoartritis lutut sebesar 2,51 Responden yang menderita obesitas sebanyak 30
kali lipat dibandingkan orang yang tidak menderita orang (75%). Responden yang menderita
obesitas berat. osteoartritis lutut baik secara unilateral maupun
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rifhan bilateral lebih banyak terjadi pada osteoartritis lutut
bahwa terdapat hubungan antara obesitas dengan ekstrim berat. Terdapat hubungan yang bermakna
derajat nyeri osteoartritis lutut. Pada penelitian ini antara obesitas dengan kejadian osteoartritis lutut.
dikatakan obesitas bila nilai waist hip ratio ≥ 0.75.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pasien SARAN
yang menderita obesitas memiliki derajat nyeri Kepada Instansi terkait diharapkan dapat
yang lebih berat dibandingkan dengan pasien yang meningkatkan upaya-upaya pencegahan dan
non obesitas. penatalaksanaan terjadinya osteoartritis lutut. Perlu
Hasil dari analisis penelitian Pratiwi didapatkan dilakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi
bahwa orang dengan IMT lebih dari 25 berisiko (KIE) kepada pasien agar dapat menangani obesitas
4.308 kali menderita osteoartritis lutut dan osteoartritis lutut selain dengan menggunakan
dibandingkan orang dengan IMT kurang dari 25. terapi farmakologis.
Hal ini dikarenakan pada orang dengan kelebihan Kepada peneliti selanjutnya disarankan agar dapat
berat badan terdapat beban mekanik yang lebih menyusun rancangan penelitian yang berbeda dan
berat pada lututnya. Selain itu, beban berlebih pada suatu parameter penilaian yang lebih spesifik lagi
lutut dapat memicu kerusakan kartilago dan tentang kategori obesitas dengan kejadian
kegagalan ligamen serta struktur pendukung osteoartritis lutut serta mengkaji variabel-variabel
lain.(Pratiwi, 2009) lain yang mungkin dapat mempengaruhi data yang
Penelitian lain yang dilakukan oleh Wibowo juga diterima dari subjek penelitian.
mengemukakan hal yang sama bahwa berat badan Kepada masyarakat diharapkan dapat memberikan
berlebih berhubungan dengan osteoartritis lutut. informasi mengenai obesitas dan osteoartritis lutut
Responden dengan berat badan lebih memiliki sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup serta
risiko 5.8 kali lebih besar mengalami osteoartritis
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Volume 1 Nomor 2 Tahun 2013
84
dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan Kedokteran Universitas Sumatera Utara,
terjadinya osteoartritis lutut. Medan.
13. Soenarwo BM. 2011. Penanganan Praktis
UCAPAN TERIMA KASIH Osteoartritis. Al-Mawardi Prima, Jakarta.
Responden yang telah bekerjasama dalam 14. Soeroso S, Isbagio H, Kalim H, Broto R
pengambilan data serta Rumah Sakit Umum Pusat dan Pramudiyo R. 2006. Osteoartritis. Di
Dr. Kariadi Semarang. dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M dan Setiati S (ed). Buku
1. DAFTAR PUSTAKA Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi
2. Arifin Z. 2010. Struktur Normal Rawan IV. Fakultas Kedokteran Universitas
Sendi dan Perubahannya pada Indonesia, Jakarta. Hlm 1195-1201.
Osteoartritis. Di dalam: Setiyohadi B dan 15. Suseno A. 2008. Hubungan Antara
Yoga IK (ed). Kumpulan Makalah Temu Kejadian Osteoartritis Dengan Obesitas
Ilmiah Reumatologi 2010. Perhimpunan Yang Diukur Dengan Metode Pengukuran
Reumatologi Indonesia, Jakarta. BMI Di Unit Rawat Jalan Salah Satu
3. Dahlan MS. 2009. Statistik Untuk Rumah Sakit Swasta Kota Malang Periode
Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Januari – Desember 2006. (Skripsi).
Medika, Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas
4. Dharmawirya M. 2000. Efek Akupunktur Muhammadiyah Malang, Malang.
pada Osteoartritis Lutut. Cermin Dunia 16. Suseno A. 2008. Pengukuran BMI (Body
Kedokteran, 45:129. Mass Index) Sebagai Indikator Obesitas
5. Haq I, Murphy E, Dacre J. 2003. Dalam Hubungannya Dengan Kejadian
Osteoarthritis. Postgrad Med J, 79:377- Osteoartritis.
383. http://agussuseno.blogspot.com/. (23
6. Isbagio H dan Setiyohadi B. 1995. Agustus 2011)
Masalah dan Penanganan Osteoartritis 17. Wachjudi RG, Dewi S, Hamijaya L dan
Sendi Lutut. Cermin Dunia Kedokteran, Pramudiyo R. 2006. Diagnosis dan Terapi
104:8-10. Penyakit Reumatik. CV. Sagung Seto,
7. Ilyas E. 2002. Pendekatan Terapi Fisik Jakarta.
pada Osteoartritis. Di dalam: Nuhonni SA, 18. Wahyuningsih NAS. 2009. Hubungan
Angela BMT, Peni K, Rosiana P dan Luh Obesitas Dengan Osteoartritis Lutut Pada
KW (ed). Naskah Lengkap Pertemuan Lansia Di Kelurahan Puncangsawit
Ilmiah Tahunan I Perdosri 2002 “Bunga Kecamatan Jebres Surakarta. (Skripsi).
Rampai Rehabilitasi Medik”. Perhimpunan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Maret, Surakarta.
Indonesia, Jakarta. 19. Wibowo M. 2010. Perbedaan Antara Berat
8. Koentjoro SL. 2010. Hubungan Antara Badan Berlebih dengan Berat Badan
Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Normal terhadap Osteoartritis Pada Pasien
Derajat Osteoartritis Lutut Menurut Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas
Kellgren Dan Lawrence. (Skripsi). Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Fakultas Kedokteran Universitas Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli
Diponegoro, Semarang. 2010. (Skripsi).
9. Maharani EP. 2007. Faktor-Faktor Risiko http://www.scribd.com/doc/42626751/11/I
Osteoartritis Lutut (Studi Kasus di Rumah I-2-1-Berat-badan-berlebih. (25 Maret
Sakit Dokter Kariadi Semarang). (Tesis). 2012)
Program Pascasarjana Magister 20. Widiananta. 2009. Perbandingan efek
Epidemiologi Universitas Diponegoro, rangsang elektroakupunktur antara
Semarang. frekuensi 4 hz dan 100 hz untuk terapi
10. Misnadiarly. 2010. Osteoartritis : Penyakit nyeri osteoarthritis lutut di poli
Sendi pada Orang Dewasa dan Anak. akupunktur rso prof. Dr. R. Soeharso.
Pustaka Popouler Obor, Jakarta. (Skripsi). Fakultas Kedokteran Universitas
11. Pratiwi DM. 2009. Faktor Risiko Sebelas Maret, Surakarta.
Osteoartritis Lutut di RSU DR. Soetomo 21. WHO. 2004. The Global Burden of
Surabaya. (Skripsi). Buletin Penelitian Disease 2004 Update. WHO Press,
RSU Dr. Soetomo, Surabaya. Switzerland.
12. Rifhan Z. 2010. Hubungan Antara Waist 22. Yaputri C. 2005. Hubungan Waktu
Hip Ratio Dengan Derajat Nyeri Penyakit Tempuh GUG Test Dengan Indeks
Osteoartritis Lutut Pada Pasien Di RSUP Lequesne Pada Penderita Osteoartritis
H. Adam Malik. (Skripsi). Fakultas Lutut. (Tesis). Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Volume 1 Nomor 2 Tahun 2013
85

Anda mungkin juga menyukai