Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

“ GANGGUAN TIROID ”
Hipertiroid
Hipertiroid atau hipertiroidisme merupakan suatau keadaan atau gambaran klinis
akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
Hipertiroidisme merupakan suatu sindrom klinik akibat meningkatnya sekresi hormon
tiroid didalam sirkulasi baik tiroksin (T4),triyodotironin (T3) atau kedua-duanya. Sekitar 90%
dari hipertiroidisme disebabkan oleh penyakit grave, struma nodosa toksis baik soliter
amaupaun multipel dan adenoma toksik. Penyakit grave pada umunya ditemukan pada usia
muda yaitu antara 20 sampai 40 tahun, sedangakan hipertiroidisme akibat struma toksik
ditemukan pada usia yang lebih tau yaitu 40-60 tahun. Oleh karena penyakit grave umumnya
ditemukan pada masa subur, maka hampir selalu hipertiroidisme dalam kehamilan adalah
hipertiroidisme grave, walaupaun dapat pula disebabkan karena tumor trofoblas,
molahidatidosa, dan strum ovarii.
Hipotiroidisme merupakan suatau sindrom klinis akibat penurunan produksi dan
sekresi hormon tiroid. Hal tersebut akan mengakibatakan penurunan laju metabolisme tubuh
dan penurnan glukosaminoglikan di interstisial terutama dikulit dan otot. Kadar hormon tiroid
yang rendah selama kehamlan dapat menyebabkan keterlambatan fungsi kognitif verbal dan
nonverbal pada anak.
Hipotiroidisme selama masa kehamilan jarang terjadi karena wanita dengan kondisi
ini sering kali infertil. Hipotiridisme biasanya diakibatkan penyakit hashimoto,
pengangkatan(ablatin) kelenjar tiroid akibat radiasi, pembedahan sebelumnya, atau obat-
obatan antitiroid. Penurunan fungsi tiroid akibat kegagalan hipotalamus atau hofisis jarang
terjadi dan hanya beberapa kasus yang di laporkan (kaplan, 1992).
Wanita hamil yang hipotiroid memiliki resiko lebih tinggi mengalami komplikasi
obstetrik seperti abortus spontan pada trimester pertama, terdapat peningkatan insiden pre-
eklampsia, lahir mati, peningkatan angka kelahiran bayi dengan berat lahir rendah, anemia,
hipertensi dalam kehamilan,solusio plasenta, perdarahan post partum. (lazarus, 1993:
leung,dkk,1993).
Hipertiroidisme pada wanita dapat menyebabkan anovulasi dan amenore, tetapi
penyakit ini tidak dikenali sebagai penyebab aborsi spontan atau malformasi janin.Apbila
pengontrolan hipertiroidisme tidak adekuat selama masa kehamilan dapat menimbulakn krisi
tiroid, resiko kelahiran prematur dan lahir mati meningkat dan abortus.

1
Bayi dari ibu hipertiroid sering kali memiliki berat lahir rendah dan dapat mengalami
tirotoksikosi pada priode neonatus.sementara kebanyakan kasus hipertiroidisme neonatus
bersifat sementara, beberapa kasus dapat berlanjut dan akhirnya merusak perkembangan
sistem saraf pusat ( Davis, dkk, 1989)
Gejala-gejala hipertiroidisme yang umum muncul meliputi
1. Kegugupan
2. Hiperaktivitas
3. Kelemahan
4. Keletihan
5. Sesak nafas
6. Keringat berlebihan
7. Penurunan berat badan
8. Diare
9. Takikardi
10. Tidak dapat menoleransi panas, tremor otot
11. Eksoftalmos
12. Pembesaran kelenjar tiroid (guiter) juga dspat terjadi
Temuan laboratorium yang merupakan indikasi hipertiroidisme meliputi
peningkatan indeks tiroksin (T4) dan peningkatan kecepatan metabolik basal
(kaplan, 1992: lazarus, 1993).
Faktor resiko terjadinya hipotiroid yaitu penyakit diabetes melitus tipe 1, infertilitas,
riwayat radiasi kepala dan leher serta riawayat keguguran atau melahirkan secara prematur.
Gejala-gejala khas hipotiroidisme meliputi :
1. Letargi
2. Kelemahan
3. Anoreksia
4. Peningkatan berat badan
5. Intoleransi terhadap cuaca dingin
6. Gangguan mental
7. Konstipasi
8. Nyeri kepala.
Gejala lain seperti :
1. Kulit kering
2. Kuku-kuku yang rapuh dan tipis

2
3. Alopesia (kebotakan)
4. Turgor kulit yang buruk
5. Refleks tendon dalam yang tertunda juga umum terjadi
Temuan laboratorium hipotiroidisme meliputi penurunan triodotironin dan tiroksin
(kadar T3 dan T4).
Komplikasi
Hipertiroidisme pada wanita dapat menyebabkan anovulasi dan aminore, tetapi
penyakit ini tidak dikenali sebagai penyebab aborsi spontan atau malformasi janin.Apabila
pengontrolan hipetiroidisme tidak adekuat selama masa hamil, resiko kelahiran prematur dan
lahir bayi mati meningkat.

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat di lakukan pada gangguan tiroid yaitu :
a. TSH serum
b. T3,T4
c. Tes darah hormon tiroid
d. X-ray scan, cat scan, MRI scan
e. EKG

Penatalaksanan
Terapi hipertiroidisme yang utama selama masa hamil adalah terpai obat dengan
menggunakan teurasil. Obat pilihan untuk terpai ini ialah
a. propiltiourasil (PTU) dengan dosis efektif yang paling kecil. Tiouresil dengan mudah
menembus plasenta dan dapat menginduksi hipottiroidisme, goiter, dan menyebabkan
ratartdasi fisik dan mental.
b. Metimazol.
c. Yudium radioaktif tidak boleh digunakan dalam menegakan diagnosis atau terapi
hipertiroiddisme karena agens tersebut dapat mengganggu tiroid janin ( cunningham,
dkk,1993).
Pada kasus-kasus hipertiroidisme berat, tiroidektomi subtotal dapat dilakukan selama
trimester kedua atau ketiga. Hipertiroidisme pascaoperatif adalah kondisi yang umum, terjadi
pada sekurang-kurangnya20% wanita hipertiroidisme (Hamburger, 1992).
Suplem hormon tiroid digunakan untuk mengobati hipotiroidisme yaitu

3
a. Levotiroksin (synthroid) merupakan obat yang paling sering direspkan selama masa
kehamilan.
b. Kadar hormon stimulan tiroid serum (TSH) dipantau dan membuthkan waktu dua
bulan untuk mencapai kadar normal. Suplemen tiroid tidak menembus plasenta dalam
jumlah besar sehingga terpai pada ibu dianggap aman.

Pathway

4
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Hipotiroidisme selama masa kehamilan jarang terjadi karena wanita dengan kondisi
ini sering kali infertil.Wanita hamil yang hipotiroid memiliki resiko lebih tinggi mengalami
komplikasi obstetrik seperti abortus spontan pada trimester pertama, terdapat peningkatan
insiden pre-eklampsia, lahir mati, peningkatan angka kelahiran bayi dengan berat lahir
rendah, anemia, hipertensi dalam kehamilan,solusio plasenta, perdarahan post partum.
(lazarus, 1993: leung,dkk,1993).

SARAN
Bagi wanita hamil jika mengalami tanda gejala merasa haus yang berlebihan, terasa
lemah, gatal – gatal, kesemutan pada jari kaki dan tangan dan timbul gejala gejala lainnya
yang menyebabkan ketidak nyamanan, agar secepat nya memeriksakan diri ke bidan atau
dokter supaya tidak terjadi komplikasi kelainan pada kehamilan.

5
Daftar pustaka

Bobak,dkk, 2005, Buku Ajar Keperawatan Maternitas,E/4, Buku kedokteran EGC, Jakarta.

Cunningham FG et al: williams obstetrics, ed 19, norwalk, CT, 1993, Appleton dan Lange.

Davis LE et al: Thyrotoxicosis complicating pregnancy, AmJ Obstet Gynecol 160:63, 1989.

Hamburger JI: Diagnosis and treatment of Grave’s disease in pregnancy, thyroid 2(3):219,
1992

Hariyani, S, 2012, Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak, Graha Ilmu, jogyakarta.

Kaplan M: Assessment of thyroid function during pregnancy, thyroid 2 (1), 1992.

Lazarus JH: Treatment of hyper and hypothyroidism in pregnancy, J Endocrinol invest 16


(5): 391, 1993

Leung AS et al: perinatal oucome in hypothyroid pregnacies,obstet Gynecol 81(3):349, 1993

Mitayani, 2012, Asuhan Keperawatan Maternitas, Salemba Medika, Jakarta.

Persis MH,1995, Dasar Dasar Keperawatan Maternitas, Buku kedokteran EGC, Jakarta.

Rukiyah,AY, Yulianti,L, 2013, Asuhan Kebidanan IV (patolologi kebidana), CV. Trans Info
Media, Jakarta Timur.

Schteiningrat, D.E. 2006 Ganguan Kelenjar Tiroid. Penerbit buku kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai