KELOMPOK : 15
Dana dari cukai hasil tembakau atau rokok sangat dimungkinkan untuk mendanai
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Hal ini karena tujuan dari pemungutan cukai adalah
untuk mengendalikan konsumsi demi peningkatan kualitas kesehatan. Sehingga penggunaan
dana dari cukai rokok semestinya juga difokuskan untuk mengatasi dampak kesehatan yang
timbul dari perilaku merokok. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa konsumsi rokok
merupakan faktor resiko utama terkait dengan banyak penyakit kronis seperti berbagai jenis
kanker, serangan jantung, stroke dan penyakit-penyakit lainnya. Oleh karenanya dana dari
cukai rokok dapat digunakan untuk mendanai JNK yang saat ini sedang mengalami defisit
keuangan.
Undang-Undang No. 39 Tahun 2007 tentang Cukai menyatakan bahwa cukai adalah
pungutan negara yang dibebankan kepada barang-barang yang memiliki karakteristik
konsumsinya perlu dikendalikan; peredarannya perlu diawasi; pemakaiannya berdampak
negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup; dan pemakaiannya perlu pembebanan
pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan. Terdapat tiga barang yang dikenai cukai
yaitu etil alkohol, minuman mengandung etil alkohol dan hasil tembakau. Hasil tembakau
meliputi berbagai jenis sigaret (rokok), cerutu, klobot, klembak menyan, tembakau iris dan
hasil produk tembakau lainnya. Pembebanan cukai ini merupakan pungutan selain pajak atas
hasil tembakau, dimana hasil tembakau juga dikenakan pajak pertambahan nilai. Besaran
cukai akan meningkatkan harga jual rokok dan pada akhirnya akan menurunkan
konsumsinya. Hal ini sesuai dengan karakteristik dari barang kena cukai yaitu konsumsinya
perlu dikendalikan. Sebagai tambahan, UU No. 39 Tahun 2007 juga mengamanatkan bahwa
cukai hasil tembakau di Indonesia maksimal sebesar 57% dari HJE atau 275% dari Harga
Jual Pabrik (HJP). Namun, tingkat cukai maksimal hasil tembakau ini masih lebih rendah dari
tingkat cukai yang direkomendasikan oleh WHO yaitu minimal 2/3 (67%) dari harga jualnya.
Dalam hal cukai rokok, pengenaan cukai rokok adalah untuk membebani konsumen
sehingga konsumsinya berkurang, di samping itu dana dari cukai rokok selayaknya
digunakan untuk mencegah orang merokok melalui promosi kesehatan anti rokok dan
digunakan untuk mengatasi dampak kesehatan dari penyakit akibat rokok dalam hal ini untuk
mendanai program JKN. Dana dari cukai rokok dapat digunakan untuk membayar premi
orang miskin dan hampir miskin, serta meningkatkan besaran premi yang dibayar sehingga
kualitas pelayanan kesehatan bagi mereka juga meningkat.