Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akhlak


Akhlak menurut bahasa berasal dari bahasa Arab dengan asal
katanya khuluk yang berarti perilaku, baik itu perilaku terpuji maupun tercela.
Istilah Akhlak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengandung
pengertian sebagai budi perkerti, watak, dan tabiat. Sedangkan Menurut Abu
Hamid Al Ghazali, Akhlak adalah satu sifat yang terpatri dalam jiwa yang
darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memikirkan dirinya
dan merenung terlebih dahulu.1 Secara sempit, pengertian akhlak dapat
diartikan dengan beberapa pengertian yaitu: Kumpulan kaidah untuk
menempuh jalan yang baik, Jalan yang sesuai untuk menuju akhlak dan
Pandangan akal tentang kebaikan dan keburukan. Jadi, akhlak merupakan sikap
yang melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam
tingkah laku dan perbuatan.2

2.2 Pengertian Moral


Secara bahasa dibentuk dari bentuk dari kata mores yang artinya adat
kebiasaan. Moral ini selalu dikaitkan dengan ajaran baik/buruk yang diterima
umum/masyarakat. Moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan
untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau
perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Secara umum bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan
batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk,
benar atau salah. Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu
dengan lainnya, kita dapat mengetahui bahwa antara etika dan moral memiliki
objek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia
selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk.3

2.3 Pengertian Etika

3
Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang
menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang
kebaikan dan keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam. Dari segi etimologi,
etika berasal dari bahasa Yunani,ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat.
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan
ilmu pengetahuan tentang azas-azas akhlak (moral). Dari pengertian
kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan
tingkah laku manusia. Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan
para ahli dengan ungkapan yang berbeda-
beda sesuai dengan sudut pandangnya. Menurut para ulama’ etika adalah ilmu
yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di
dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
seharusnya diperbuat.4

2.4 Sumber dan Karakteristik Akhlak


1. Sumber – Sumber Akhlak
Sumber akhlak adalah wahyu (al-Qur’an dan al-Hadits). Sebagai sumber
akhlak wahyu menjelaskan bagaimana berbuat baik. al-Qur’an bukanlah
hasil renungan manusia, melainkan firman Allah SWT yang Maha pandai
dam Maha bijaksana. Oleh sebab itu, setiap muslim berkeyakinan bahwa isi
al-Qur’an tidak dapat dibuat dan ditandingi oleh bikinan manusia. Sumber
akhlak yang kedua yaitu al-Hadits meliputi perkataan, ketetapan dan tingkah
laku Rasulullah SAW.
Dasar akhlak yang dijelaskan dalam al-Qur’an yaitu:
َ ‫س ْو ِل هللاِ أُس َْوة ٌ َح‬
‫سنَةٌ ِل َم ْن َكانَ يَ ْر ُجوا هللاَ َو ْاليَ ْو َم ْاْل ِخ َر َوذَك ََر هللاَ َكثِي ًْرا‬ ُ ‫لَقَدْ كَانَ لَ ُك ْم فِ ْي َر‬
Artinya :”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (Q.S.al-Ahzab
: 21)

4
Dasar akhlak dari hadits yang secara eksplisit menyinggung akhlak tersebut
yaitu sabda Nabi:
ِ ‫اِنَّ َما ب ُِعثْتُ ِِلُت َِم َم َمك‬
َ‫َار َم ْاِل َ ْخ ََلق‬
Artinya : “Bahwasanya aku (Rasulullah) diutus untuk menyempurnakan
keluhuran akhlak”. Jika telah jelas bahwa al-Qur’an dan hadits rasul adalah
pedoman hidup yang menjadi asas bagi setiap muslim, maka teranglah
keduanya merupakan sumber akhlaqul karimah.

2. Karakteristik Akhlak
Kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh Alquran dan Sunnah,
mengandung muatan universalistik dan partikularistik. Muatan
universalistik merupakan “common platform”(titik persamaan) nilai-nilai
moral lain yang ada di dunia, sedangkan muatan partikularistik
menunjukkan cirri khas dan karakteristik akhlak Islam yang berbeda dengan
yang lainnya. Ciri khas dan karakteristik akhlak Islam itu meliputi:
a. Akhlak Rabbaniyah
Akhlak rabbaniyah memiliki pengertian bahwasanya wahyu Ilahi
merupakan “reference source” (sumber rujukan) ajaran akhlak. Hal ini
tidak berarti mengandung kontradiksi dengan pendapat akal sehat, karena
kebaikan yang diajarkan oleh wahyu adalah kebaikan menurut akal dan
yang diajarkan sebagai keburukan menurut wahyu adalah keburukan
menurut akal.
b. Akhlak Insaniyah
Akhlak insaniyah mengandung pengertian bahwa tuntutan fitrah dan
eksistensi manusia sebagai makhluk yang bermartabat, sesuai dan
ditetapkan oleh ajaran akhlak. Kecenderungan manusia kepada hal-hal
yang positif dan ketetapan akal tentang kebaikan, secara langsung akan
terpenuhi dan bertemu dengan kebaikan ajaran akhlak. Orientasi akhlak
insaniyah ini, tidak terbatas pada perikemanusiaan yang menghargai nlai-
nilai kemanusiaan secara umum, tetapi juga mencakup kepada
perikemakhlukan, dalam pengertian menanamkan rasa cinta terhadap
semua makhluk Allah.

5
c. Akhlak Jami’iyah
Akhlak jami’iyah mempunyai arti bahwa kebaikan yang terkandung di
dalamnya sesuai dengan kemanusiaan yang universal, kebaikannya
untuk seluruh umat manusia di segala zaman dan di semua tempat,
mencakup semua aspek kehidupan baik yang berdimensi vertikal
maupun yang berdimensi horisontal.
d. Akhlak Wasithiyah
Akhlak wasithiyah berarti bahwasanya ajaran akhlak itu menitikberatkan
keseimbangan (tawassuth) antara dua sisi yang berlawanan, seperti
keseimbangan antara rohani dan jasmani, keseimbangan antara dunia dan
akhirat, dan seterusnya.
Allah swt. dalam firman-Nya mengilustrasikan tentang dua kelompok
manusia yang memiliki sifat saling berlawanan. Kelompok pertama
hanya memprioritaskan kehidupan dunianya, dengan sekuat tenaga
berusaha memenuhi tuntutan-tuntutan hedonistiknya dan membunuh
kesadarannya akan kehidupan akhirat. Sedangkan kelompok yang kedua
berusaha menyeimbangkan kepentingan hidupnya di dunia dan di akhirat
serta merasa takut akan siksa neraka. Kelompok pertama akan
mendapatkan keinginan-keinginan duniawinya, namun di akhirat tidak
mendapatkan apa-apa, sedangkan kelompok yang kedua benar-benar
akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
e. Akhlak Waqi’iyah
Akhlak waqi’iyah mengandung pengertian bahwasanya ajaran akhlak
memperhatikan kenyataan (realitas) hidup manusia didasari oleh suatu
kenyataan, bahwasanya manusia itu di samping memiliki kualitas-
kualitas unggul, juga memiliki sejumlah kelemahan. Firman Allah
berikut memperjelas kondisi objektif manusia paling mendasar: “Dan
jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan
kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (Q.S. 91:7-8). Ayat
di atas memberikan pemahaman bahwasanya manusia memiliki dua
potensi yang berhadapan secara diametral. Satu potensi menunjukkan
kualitas insaniyah dan yang satunya lagi manunjukkan kelemahan.

6
Dalam ayat lain terdapat sebuah ilustrasi, bahwasanya kondisi realitas
menjustifikasi untuk melakukan sesuatu yang tadinya terlarang.
“Barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Q.S. 2:173). Dengan memahami karakteristik akhlak Islam ini, mudah-
mudah kita terpacu untuk mewujudkan akhlak Islam di pentas kehidupan
sehingga harmoni tercipta di muka bumi.

2.5 Prinsip – Prinsip Akhlak


Prinsip Akhlak dalam Islam terletak pada Moral Force. Moral Force
Akhlak Islam adalah terletak pada iman sebagai Internal Power yang dimiliki
oleh setiap orang mukmin yang berfungsi sebagai motor penggerak dan
motivasi terbentuknya kehendak untuk merefleksikan dalam tata rasa, tata
karsa, dan tata karya yang kongkret. Dalam hubungan ini Abu Huroiroh
meriwayatkan hadist dari Rosulullah Saw:| "orang mukmin yang paling
sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. Dan sebaik-baik diantara
kamu ialah yang paling baik kepada istrinya”. Al-Qur'an menggambarkan
bahwa setiap orang yang beriman itu niscaya memiliki akhlak yang mulia yang
diandaikan seperti pohon iman yang indah hal ini dapat dilihat pada surat
Ibrahim ayat 24. Dan dari ayat tersebut kita dapat mengambil contoh bahwa
ciri khas orang yang beriman adalah indah perangainya dan santun tutur
katanya, tegar dan teguh pendirian (tidak terombang ambing), mengayomi atau
melindungi sesama, mengerjakan buah amal yang dapat dinikmati oleh
lingkungan. Rukun Islam yang lima sangat erat kaitannya dengan akhlak;dua
kalimat syahadt,shalat,zakat,shaum dan hajji tidak dapat dipisahkan dari
prinsip-prinsip dan nilai-nilai akhlak.Setiap rukun dari rukun islam yang lima
harus berdampak positif pada perubahan prilaku dan gaya hidup seorang
muslim.
Dan ibadah yang disyariatkan Islam adalah sebagai pilar-pilar
keimanan bukan sekedar ritual semu yang menghubungkan antara manusia
dengan alam gaib yang misterius. Memberinya dengan berbagai amal serba
samar dan gerak-gerik tanpa makna. Tidak, sekali lagi tidak,berbagai

7
kewajiban yang dibebankan Islam kepada setiap muslim merupakan latihan
yang berulang-ulang agar terbiasa dengan akhlak yang benar dan senantiasa
komitmen dengan akhlak tersebut apun kondisi yang dialaminya. Ia tak
ubahnya seperti senam yang sangat diminati orang. Dengan melakukannya
secara kontinu ia berharap agar badannya sehat dan hidupnya sejahtera.
1. Syahadatain dan akhlak
Mengucapkan dua kalimat syahadat bukan kegiatan formalitas untuk
menjadi muslim akan tetapi lebih jauh dan lebih dalam dari itu adalah bukti
keyakinan yang kuat dan kejujuran yang sempurna serta keikhlasan yang
mendalam dalam menerima islam sebagai system hidup.Oleh karena itu
Rasulullah menegaskan barang siapa yang mengucapkan laa ilaaha illallah
dengan dengan hati yang jujur maka ia masuk surga.
2. Shalat dan akhlak
Al-Qur'an Al-Karim dan As-Sunnah Al-Muthahharah menyingkap hakikat
ini. Shalat wajib misalnya, saat Allah memerintahkan melaksanakannya Dia
juga menjelaskan hikmahnya. Allah berfirman, “Bacalah apa yang Telah
diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa
yang kamu kerjakan”.Menjauhkan diri dari keburukan dan mensucikan diri
dari semua perkataan serta amal buruk adalah hakikat shalat.
3. Zakat dan Akhlak
Zakat wajib bukan pajak yang diambil dari kas. Namun, pertama-tama ia
merupakan bentuk penanaman perasaan kasih sayang, penguat hubungan
antar orang-orang yang saling mengenal, serta penyatuan lintas strata
masyarakat. Al-Qur'an menyebutkan tujuan dikeluarkannya zakat.
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. Membersihkan dari daki-
daki kekurangan dan mengangkat masyarakat ke tingkat keluhuran

8
merupakan hikmah utama zakat. Oleh sebab itu Nabi memperluas
pemahaman sedekah agar seorang muslim berusaha untuk melakukannya,
ajaran semacam ini bagi masyarakah gurun pasir yang selama berabad-abad
berada dalam permusuhan dan pertikaian mengisyaratkan tujuan yang
dipaparkan oleh Islam, yang membimbing masyarakat Arab jahiliyah yang
gelap gulita itu
4. Puasa dan akhlak
Islam juga mensyariatkan puasa. Ibadah ini tidak dipandang sebagai
larangan makan dan minum untuk rentang waktu tertentu. Namun ia
dianggap sebagai tahapan larangan bagi jiwa manusia untuk memenuhi
syahwatnya yang berbahaya serta keinginannya yang bejat. Al-Qur'an juga
menyebutkan buah puasa seperti halnya firman Allah, "Diwajibkan kepada
kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum
kalian agar kalian bertakwa." (Al-Baqarah: 183).
5. Haji dan akhlak
Mungkin seseorang mengira bahwa bepergian ke tampat suci, yang
diwajibkan bagi siapa yang mampu dan dijadikan sebagai salah satu
kewajiban Islam kepada pengkikutnya, hanya sebagai wisata dan jauh dari
pesan-pesan moral dan nilai-nilai luhur yang kadang dimiliki oleh berbagai
agama melalui ritual gaibnya. Tentu ini tidak benar. Sebab Allah telah
berfirman," (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi,
barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan
haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam
masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan,
niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang
berakal." (Al-Baqarah: 1997). Inilah paparan ringkas tentang sebagian
ibadah populer dalam Islam dan dikenal sebagai rukun-rukun utamanya.
Jelaslah kiranya sejauh mana kuatnya hubungan antara agama dengan
akhlak. Ibadah yang berbeda inti dan tampilannya. Namun ia bertemu pada
tataran tujuan sebagaimana yang digambarkan Rasulullah saw melalui
sabdanya, "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempuranakan akhlak

9
mulia." Shalat, puasa, zakat, haji dan ibadah ketaatan lainnya yang ada pada
ajaran Islam merupakan tangga menuju kesempurnaan ideal dan sarana
mensucikan jiwa untuk memelihara dan meninggikan kualitas hidup.
Perilaku yang mulia dan berkaitan erat dengan ibadah itu atau muncul akibat
itu akan membuat seseorang memiliki tempat tertinggi dalam agama Allah.

2.4 Akhlak Dan Aktualisasinya Dalam Kehidupan


Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat
mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh
ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari-hari. Dan akhlak seharusnya
diaktualisasikan dalam kehidupan seorang muslim seperti di bawah ini.
1. Akhlak terhadap Allah
a. Mentauhidkan Allah
Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan
Allah dan Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah,
tidak ada sekutu bagi-Nya
b. Banyak Berzdikir pada Allah
Zikir (atau Dzikir) artinya mengingat Allah di antaranya dengan
menyebut dan memuji nama Allah. Zikir adalah satu kewajiban.
Dengan berzikir hati menjadi tenteram.
c. Berdo’a kepada Allah SWT.
Berdo’a adalah inti dari ibadah. Orang-orang yang tidak mau berdo’a
adalah orang-orang yang sombong karena tidak mau mengakui
kelemahan dirinya di hadapan Allah SWT.
d. Bertawakal Hanya Pada Allah
Tawakal kepada Allah SWT merupakan gambaran dari sikap sabar dan
kerja keras yang sungguh-sungguh dalm pelaksanaanya yang di
harapkan gagal dari harapan semestinya, sehingga ia akan mampu
menerima dengan lapang dada tanpa ada penyesalan.

10
e. Berhusnudzhon, kepada Allah
yakni berbaik sangka kepada Allah SWT karena sesungguhnya apa saja
yang di berikan Allah merupakan jalan yang terbaik untuk hamba-Nya.

11
2. Akhlak terhadap Rasulullah
a. Mengikuti atau menjalankan sunnah Rosul
mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah menjalani
Hidupnya atau garis-garis perjuangan / tradisi yang dilaksanakan oleh
Rasulullah. Sunnah merupakan sumber hukum kedua dalam Islam,
setelah Al-Quran.
b. Bersholawat Kepada Rosul
Mengucapkan puji-pujian kepada Rosulullah S.A.W . Sesungguhnya
Tuhan beserta para malaikatnya semua memberikan Sholawat kepada
Nabi (dari Allah berarti memberi rakhmat, dan dari malaikat berarti
memohonkan ampunan). Hai orang-orang beriman, ucapkanlah
Sholawat kepadanya (AQ Al Ahzab : 56)

3. Akhlak Terhadap diri sendiri


a. Sikap sabar
Sabar adalah menahan amarah dan nafsu yang pada dasarnya bersifat
negative. Kemudian manusia harus sabar dalam menghadapi segala
cobaan.
b. Sikap Syukur.
Dalam keseharian, kadang atau bahkan sering kali kita lupa untuk ber-
Syukur, atau men-Syukuri segala Nikmat Allah yang telah diberikan
kepada kita. ada 3 (tiga) Cara yang mudah untuk men-Syukuri Nikmat
Allah yaitu bersyukur dengan hati yang tulus, mensyukuri dengan lisan
yang dilakukan dengan memuji Allah melalui ucapan Alhamdulillah,
dan bersyukur dengan perbuatan yang dilakukan dengan menggunakan
Nikmat dan Rahmat Allah pada jalan dan perbuatan yang diridhoi-Nya
c. Sikap Tawadlhu’
Tawadlhu’ atau Rendah hati merupakan salah satu bagian dari akhlak
mulia jadi sudah selayaknya kita sebagai umat muslim bersikap
tawadhu, karena tawadhu merupakan salah satu akhlak terpuji yang
wajib dimiliki oleh setiap umat islam. Orang yang tawadhu’ adalah

12
orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya
bersumber dari Allah SWT
d. Bertaubat.
apabila melakukan kesalahan, maka segera bertaubat dan tidak
mengulanginya lagi. Apabila ada dari kita yang merasa telah terlalu
banyak berbuat dosa dan maksiat sebaiknya kita jangan berputus asa
dari rahmat ampunan Allah, karena Allah SWT selalu memberikan
kesempatan pada kita untuk bertobat,
4. Aklak Terhadap Sesama Manusia
a. Merajut Ukhuwah atau Persaudaraan
Membina persaudaraan adalah perintah Allah yang diajarkan oleh
semua agama, termasuk agama Islam. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya
kalau semua elemen membangun ukhuwwah dalam komunitasnya.
Apabila ada kelompok tertentu dengan mengatas-namakan agama
tetapi enggan memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan maka
perlu dipertanyakan kembali komitmen keagamaannya,
b. Ta’awun atau saling tolong menolong
Dalam Islam, tolong-menolong adalah kewajiban setiap Muslim. Sudah
semestinya konsep tolong-menolong tidak hanya dilakukan dalam
lingkup yang sempit. Tolong-menolong menjadi sebuah keharusan
karena apapun yang kita kerjakan membutuhkan pertolongan dari
orang lain. Tidak ada manusia seorang pun di muka bumi ini yang tidak
membutuhkan pertolongan dari yang lain.
c. Suka memaafkan kesalahan orang lain
Islam mengajar umatnya untuk bersikap pemaaf dan suka memaafkan
kesalahan orang lain tanpa menunggu permohonan maaf daripada
orang yang berbuat salah kepadanya. Pemaaf adalah sikap suka
memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada sedikit pun
rasa benci dan dendam di hati. Sifat pemaaf adalah salah satu
perwujudan daripada ketakwaan kepada Allah.
d. Menepati Janji

13
Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan.
Menepati janji adalah bagian dari iman. Maka seperti itu pula ingkar
janji, termasuk tanda kemunafikan.

5. Akhlak Terhadap sesama Makhluk


a. Tafakur (Berfikir)
salah satu ciri khas manusia yang membedakanya dari makhluk yang
lain, bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir. Dengan
kemampuan itulah manusia bisa meraih berbagai kemajuan,
kemanfaatan, dan kebaikan.
b. Memanfaatkan Alam
Kedudukan manusia di bumi ini bukanlah sebagai penguasa yang
sewenang-wenang, tetapi sebagai khalifah yang mengemban amanat
Allah. Karena itu, segala pemanfaatan manusia atas bumi ini harus
dengan penuh tanggung jawab dan tidak menimbulkan kerusakan.
Sebab, Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Dalam ilmu akhlak dijelaskan bahwa kebiasaan yang baik harus
diperhatikan dan disempurnakan, serta kebiasaan yang buruk harus
dihilangkan, karena merupakan factor yang sangat penting dalam
membentuk karakter manusia berakhlak. Al-Ghozali menjelaskan
bahwa mencapai akhlak yang baik ada tiga cara.
a. Akhlak merupakan anugrah dan Rahmat Allah, yakni orang
memiliki akhlak baik secara alamiah (bi-althabi;ah wa al-fitroh).
Sesuatu yang diberikan Allah kepada seseorang sejak ia dilahirkan.
b. Mujahadah, Selalu berusaha keras untuk merubah diri menjadi baik
dan tetap dalam kebaikan, serta menahan diri dari sikap putus asa.
c. Riyadloh, adalah melatih diri secara spiritual untuk senantiasa dzikir
(ingat) kepada Allah.
Al-Ghozali juga berpendapat bahwa upaya mengubah akhlak buruk
adalah kesadaran seseorang akan akhlaknya yang jelek. Ada empat cara
untuk dapat membantu seseorang mengubah akhlaknya yang jelek menjadi
baik.

14
1. Menjadikan murid seorang pembimbing spiritual (syekh)
2. Minta bantuan seorang yang tulus, taat, dan punya pengertian.
3. Berupaya unuk mengetahui kekurangan diri kita dari sesorang yang
tidak senang (benci) dengan kita.
4. Bergaul bersama orang banyak dan memisalkan kekurangan yang ada
pada orang lain bagaikan yang ada pada kita
Sedangkan menurut Achmad Amin, upaya mengubah kebiasaan
buruk sebagaimana yang dikutip Ishak solih (1990) adalah hal-hal sebagai
berikut ini.
1. Menyadari perbuatan buruk, dan bertekad untuk meninggalkannya.
2. Mencari Waktu yang baik untuk mengubah kebiasaan itu untuk
mewujudkan niat atau tekad semula.
3. Menghindari diri dari segala yang dapat menyebabkan kebiasaan buruk
itu terulang lagi.
4. Kita harus berupaya semaksimal mungkin untuk memiliki akhlak
(akhlak karimah) dan berupaya dapat menjauhi akhlak jelek (akhlak
sayiah). Jika kita ingin memiliki Negara yang baldatun thoyibatun
warobun ghofur (Negara yang, baik, makmur, dan senantiasa dalam
ampunan-Nya) kuncinya adalah masyarakat, bangsa tersebut harus
berakhlak baik. Jika tidak, kehancuran dan kehinaan akan meliputi
masyarakat, bangsa tersebut.

15

Anda mungkin juga menyukai

  • Sampul
    Sampul
    Dokumen1 halaman
    Sampul
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • SAP Dwi Gita (GE)
    SAP Dwi Gita (GE)
    Dokumen7 halaman
    SAP Dwi Gita (GE)
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Sap Q
    Sap Q
    Dokumen8 halaman
    Sap Q
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Sap
    Sap
    Dokumen7 halaman
    Sap
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Alur Baru
    Alur Baru
    Dokumen1 halaman
    Alur Baru
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan
    Asuhan Keperawatan
    Dokumen5 halaman
    Asuhan Keperawatan
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Diare Pada Anak
    Diare Pada Anak
    Dokumen7 halaman
    Diare Pada Anak
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Sap
    Sap
    Dokumen7 halaman
    Sap
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Cover Depan
    Cover Depan
    Dokumen1 halaman
    Cover Depan
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Karakteristik Akhlak
    Karakteristik Akhlak
    Dokumen4 halaman
    Karakteristik Akhlak
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Keputihan (MELVI)
    Keputihan (MELVI)
    Dokumen11 halaman
    Keputihan (MELVI)
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Pengkajian PPOK New
    Pengkajian PPOK New
    Dokumen9 halaman
    Pengkajian PPOK New
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan
    Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan
    Dokumen1 halaman
    Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • LP Ppok Heny 1
    LP Ppok Heny 1
    Dokumen24 halaman
    LP Ppok Heny 1
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesaha1
    Lembar Pengesaha1
    Dokumen2 halaman
    Lembar Pengesaha1
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Pengkajian
    Pengkajian
    Dokumen1 halaman
    Pengkajian
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen9 halaman
    Laporan
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • DEFINISI Vulnus Ictum 2 Heny
    DEFINISI Vulnus Ictum 2 Heny
    Dokumen3 halaman
    DEFINISI Vulnus Ictum 2 Heny
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Revisi
    Revisi
    Dokumen29 halaman
    Revisi
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Pengertian
    Pengertian
    Dokumen1 halaman
    Pengertian
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Pen Gerti An
    Pen Gerti An
    Dokumen1 halaman
    Pen Gerti An
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Askep
    Askep
    Dokumen8 halaman
    Askep
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Vulnus Ictum
    Vulnus Ictum
    Dokumen7 halaman
    Vulnus Ictum
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Sejarah Indonesia
    Sejarah Indonesia
    Dokumen2 halaman
    Sejarah Indonesia
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • AGAMA
    AGAMA
    Dokumen9 halaman
    AGAMA
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Referensi Sejarah Indonesia
    Referensi Sejarah Indonesia
    Dokumen1 halaman
    Referensi Sejarah Indonesia
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen13 halaman
    Bab I
    Anonymous bt4VdJvmZ
    Belum ada peringkat