Masalah yang timbul dalam budidaya udang memang tidak sedikit. Kerugian yang
cukup besar diantaranya karena munculnya penyakit udang. Menurut hasil penelitian
Puslitbang Perikanan, timbulnya penyakit udang disebabkan menurunnya kondisi
lingkungan, akibat pengelolaan yang kurang baik. Kunci keberhasilan budidaya udang
secara intensif adalah melakukan persiapan dasar tambak dengan baik.
PENGERINGAN
Setelah udang dipanen, semua air dalam tambak dikeluarkan, lalu dikeringkan/dijemur
selama satu minggu. Bila sudah kelihatan tanda-tanda tanah dasar tambak mulai retak-
retak, maka endapan lumpur hitam (black mud) dikupas dan dibuang. Sekaligus
dikerjakan reklamasi tambak, seperti perbaikan konstruksi tambak, pematang, pintu air
dan sebagainya.
Dasar tambak kembali dijemur selama 2 atau 3 hari. Lalu dibajak untuk membongkar
tanah dasar tambak agar udara masuk ketanah dan terjadi proses oksidasi. Sisa-sisa
akar yang ada dibuang untuk menghindari terjadinya pembusukan yang mengeluarkan
gas-gas beracun dan berbahaya untuk udang. Setelah dibajak tanah dibiarkan
beberapa hari agar bakteri anaerob yang sifatnya patogen dan bibit penyakit mati, serta
gas-gas bercun menguap.
PENGAPURAN
Dalam Teknis Budidaya Udang Vaname yang baik, pengapuran adalah upaya yang
wajib dilakukan khususnya untuk menaikkan pH tanah dasar tambak, menjadi 6,5 - 7
(pH normal). Sebab bila pH-nya dibawah normal, kurang baik untuk kehidupan dan
pertumbuhan udang. Kapur ditabur ke permukaan tanah dasar tambak, lalu dibajak
agar tercampur dengan tanah. Pengapuran ini lebih baik dilakukan dua kali. Dosis
kapur yang digunakan sesuai tingkat kemasaman tanah. Pertama, dengan
menggunakan setengah dosis kapur yang direncanakan. Setelah dicampur dan
dibiarkan beberapa hari, barulah setengah dosis sisanya ditaburkan. Lalu dibajak lagi
dan dibiarkan beberapa hari lagi. Selanjutnya dilakukan tes pH. Kalau pH sudah sesuai,
masukkan air kira-kira sedalam 30 cm dan biarkan semalam. Tujuan perendaman ini
adalah agar sisa-sisa reaksi pada dasar tambak larut dalam air. Kemudian air dibuang,
dan dasar tambak diratakan.
Dalam keadaan basah atau ada air sedikit (maksimum 1 cm) pupuk organik ditabur
secara merata. Pupuk organic langsung menyatu dengan tanah sehingga kelihatan lagi
perbedanannya. Biarkan selama satu minggu, dan dasar tambak dijaga tetap lembab.
Tujuan penggunaan pupuk organic ini adalah untuk memperbaiki struktur tanah di
permukaan dasar tambak, sehingga tanah menjadi suatu koloid yang lebih stabil. Di
dalam aktivitasnya pupuk organic akan menciptakan keseimbangan unsur hara (mineral
balance). Bakteri-bakteri yang terkandung didalam organic akan menguraikan sisa-sisa
bahan organik mentah yang masih tertinggal di dasar tambak., dan sementara itu juga
akan berlangsung proses mineralisasi. Selama satu minggu diharapkan tanah dasar
tambak menjadi mantap sehingga makanan alami berupa plankton yang disukai udang
mudah tumbuh.
Pupuk organik yang diberikan lebih baik sudah dalam bentuk teknologi pupuk organik
sehingga pemakaiannya akan lebih efisien dan tidak meninggalkan residu berupa
sampah organic kasar (sisa kotoran hewan). Teknologi pupuk organik yang baik untuk
digunakan adalah dengan menggunakan pupuk TON (Tambak Organik Nusantara)
dengan aplikasi sesuai petunjuk.
AIR DIMASUKKAN
Setelah satu minggu diberi pupuk, air dimasukkan, langsung dengan kedalaman
minimal 60 cm. Setelah pemberian TON ini air jangan dibuang dan dilakukan
pembasmian ikan-ikan liar dengan saponin. Beberapa hari kemudian plankton akan
muncul. Bila cuaca baik, dalam waktu 5 hari plankton akan naik, air sudah stambil untuk
beberapa minggu.
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan, setelah air masuk dan plankton sudah jadi
adalah kecerahan air yang diukur dengan secchi disk.
Maka pada kecerahan 30 - 40 benur boleh dimasukkan. Kecerahan air lebih atau
kurang dari 30 - 40 kurang baik untuk pertumbuhan benur.