Anda di halaman 1dari 27

LEMBAR KERJA MAHASISWA ( LKM ) 2

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PATOFISIOLOGI

Dosen Pengampu : Dwi Novitasari, S.Kep., Ns., M.Sc.

Oleh :

AFIF RIYANTO

NIM : 180203109

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1

2019
1. KOMPONEN GENETIK
Terdapat tiga macam komponen penyusun gen, yaitu:
a. Rekon, yaitu komponen yang lebih kecil dari gen dan terdiri atas satu atau
dua pasang nukleotida.
b. Muton, yaitu komponen yang lebih besar dari rekon dan terdiri atas satu
atau dua pasang nukleotida.
c. Sistron, yaitu komponen yang terdiri atas ratusan nukleotida.

2. DETERMINAN SEKS
Tipe Penentuan Jenis Kelamin
Sebagian besar mekanisme penentuan (determinasi) seks/jenis kelamin brada di
bawah kendali genetik dan dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu ketegori
berikut:
a. Jantan heterogamet
Pada manusia dan kebanyakan mamalia, adanya kromosom Y menentukan
suatu kecenderungan kepada sifat jantan. Jantan normal secara
kromosomal adalah XY dan betina XX. Hal ini menghasilkan rasio seks
1:1 pada setiap generasi. Karena jantan menghasilkan menghasilkan dua
buah gamet, maka dikatakan berkelamin heterogamet. Sedangkan betina
hanya menghasilkan satu macam gamet, sehingga disebut homogamet.
Cara penentuan seks ini umumnya dinyatakan sebagai metode XY.
Contoh XY pada penentuan seks

Pada beberapa jenis serangga, terutama ordo Hemiptera (kepik sejati) dan
Orthoptera (belalang), hewan jantannya juga heterogamet. Tetapi
menhasilkan sperma yang menyandang X, atau gamet tanpa kromosom
seks. Pada hewan jantan spesies ini, kromosom X tidak mempunyai
pasangan homolog karena tidak adanya kromosom Y. Jadi komplemen
kromosom hewan jantan memperlihatkan jumlah ganjil. Adanya satu-X
menentukan sifat jantan dan dua-X menentukan sifat betina. Bila
kromosom X tunggal selalu terkandung dalam salah satu dari dua tipe
gamet yang dibentuk pada hewan jantan, suatu rasio kelamin 1:1 akan
dihasilkan pada keturunannya. Metode penurunan seks seperti ini biasa
disebut sebagai metode XO, simbol O menyatakan tidak adanya
kromosom yang analog dengan Y pada sistem XY.

Metode XO pada penentuan seks:

b. Betina heterogamet
Metode penentuan seks ini ditemukan pada golongan hewan yang secara
komparatif besar, termasuk kupu-kupu, gegat, kepik air, ulat sutra dan
pada beberapa burung dan ikan. Adanya satu-X dan dua-X pada spesies-
spesies ini berturut-turut menentukan sifat betina dan sifat jantan. Hewan
betina beberapa spesies (misalnya ayam domestik) mempunyai kromosom
yang mirip dengan kromosom Y pada manusia. Kromosomnya diberikan
lambang Z dan W berturut-turut untuk menggantikan X dan Y.
Metode ZO pada penentuan seks
Metode ZW pada penentuan seks

Kromosom W pada ayam bukan merupakan unsur penentu jenis kelamin


betina yang kuat.

c. Tipe Ploidi
Beberapa serangga dapat melakukan partenogenesis, artinya dari sel telur
dapat terbentuk makhluk baru tanpa didahului oleh pembuahan oleh
spermatozoa.
Contohnya lebah madu (Apis sp.)

Jelaslah bahwa penentuan jenis kelamin pada lebah madu tidak


dipengaruhi oleh kromosom kelamin pada makhluk lainnya, melainkan
oleh sifat ploidi dari makhluknya. Lebah yang diploid (2n) adalah betina,
sedangkan yang haploid (n) adalah jantan.

3. CARA KONTROL GEN PADA FUNGSI SEL


a. Berbagai gen yang terlibat dalam pengendalian pertumbuhan dan
pembelahan sel. Siklus sel adalah cara sel mereplikasi dirinya secara
terorganisir, langkah demi langkah. Peraturan ketat dari proses ini
memastikan bahwa DNA sel pemisah ini disalin dengan benar, kesalahan
dalam DNA diperbaiki, dan masing-masing sel anak menerima set lengkap
kromosom.
b. Siklus memiliki pos-pos pemeriksaan (juga disebut poin pembatasan),
yang memungkinkan gen-gen tertentu untuk memeriksa kesalahan dan
menghentikan siklus untuk perbaikan jika terjadi kesalahan.
c. Jika sel memiliki kesalahan dalam DNA-nya yang tidak dapat diperbaiki,
mungkin akan mengalami kematian sel yang diprogram (apoptosis).
Apoptosis adalah proses yang umum sepanjang hidup yang membantu
tubuh menyingkirkan sel-sel yang tidak diperlukan.
d. Sel yang mengalami apoptosis pecah dan didaur ulang oleh sejenis sel
darah putih yang disebut makrofag. Apoptosis melindungi tubuh dengan
menghilangkan sel-sel genetik yang rusak yang dapat menyebabkan
kanker, dan memainkan peran penting dalam pengembangan embrio dan
pemeliharaan jaringan dewasa.
e. Kanker adalah hasil dari gangguan regulasi normal dari siklus sel. Ketika
siklus berlangsung tanpa kontrol, sel dapat membagi tanpa keteraturan dan
menumpuk cacat genetik yang dapat menyebabkan kanker.

4. PERUBAHAN PATOFISIOLOGI ( GEN ERROR, DEFEKS


KROMOSOM )

Ada beberapa macam kelainan kromosom pada manusia, namun secara umum
dapat dibedakan menjadi kelainan kromosom oleh perubahan jumlah dan
kelainan kromosom oleh perubahan struktur.

a. Perubahan Jumlah Kromosom


Kromosom pada manusia berjumlah 23 pasang, dengan rincian: 22 pasang
kromosom autosom dan 1 pasang kromosom seks. Sehingga notasinya
dapat ditulis 44+XY atau 44+XX. Perubahan jumlah kromosom dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:

 Euploidi – kondisi dimana jumlah kromosom merupakan kelipatan


jumlah kromosom dasarnya. Kondisi ini biasanya ditemukan pada
tumbuhan dan jarang terjadi pada manusia karena menyebabkan
kematian.
 Aneuploidi – kondisi dimana suatu organisme kekurangan atau
kelebihan kromosom tertentu.

Kelainan kromosom akibat perubahan jumlah kromosom biasanya


berakibat fatal, namun beberapa kasus dalam aneuploidi dapat
bertahan. Contoh kelainan kromosom oleh aneuploidi antara lain:

1. Sindrom Down (DS)

Sindrom Down terjadi apabila ada kelebihan kromosom 21.


Penderita DS memiliki masalah dalam penampilan fisik dan
kecerdasan. Ciri fisik orang yang memiliki sindrom Down antara
lain otot tubuh lemah, postur tubuh pendek, IQ rendah, kepala
lebar, wajah membulat, kelopak mata memiliki lipatan. Selain itu
penderita DS cenderung memiliki kelainan jantung, demensia,
gangguan pendengaran, gangguan pencernaan, gangguan pada
bagian mata, gangguan fungsi kelenjar tiroiddan rangka. Notasi
kromosom pada perempuan 47, XX, +21 sedangkan untuk pria 47,
XY, +21.

Ada beberapa jenis sindrom Down yaitu:

 Trisomi 21 (nondisjunction) – Kelainan ini disebabkan


kesalahan pada pembelahan sel yang mengakibatkan embrio
memiliki 3 salinan kromosom 21. Pembelahan sel ada dua
macam yaitu pembelahan meiosis dan mitosis. Perbedaan
pembelahan ini dapat dibaca dalam artikel perbedaan
pembelahan mitosis dan meiosis. Pembelahan meiosis yang
bertanggungjawab dalam kesalahan pembelahan sel yang
menyebabkan sindrom Down.
 DS Mozaik – kondisi ini akibat pencampuran 2 tipe sel yaitu
normal sel dengan 46 kromosom dan sel dengan 47 kromosom.
Hal pencampuran ini menghasilkan sel dengan kelebihan
kromosom 21. Kondisi ini paling jarang terjadi pada penderita
DS.
 Translokasi – kondisi ini terjadi saat salinan kromosom 21
terpasang pada kromosom lain, biasanya pada kromosom 14.
Sehingga jumlah kromosom masih 46 kromosom.

2. Sindrom Turner

Sindrom Turner adalah kondisi kelainan kromosom yang menimpa


wanita akibat kehilangan satu kromosom seks X. Notasi kromosom
ditulis 45, X0. Ciri fisik dari penderita sindrom Turner antara lain
ada lipatan pada leher, rambut pada leher belakang, ada kelainan
pada sistem rangka, dan masalah pada bagian ginjal. Penderita
sindrom Turner juga mengalami gangguan fungsi alat reproduksi
wanita, sampai mengalami kemandulan (infertil). Beberapa
penderita mengalami penyempitan aorta dan gangguan fungsi katup
jantung. Kelainan kromosom ini menjadi salah satu penyebab
keguguran yang banyak terjadi.

3. Sindrom Klinefelter

Sindrom ini terjadi akibat seseorang memiliki dua kromosom seks


X. kelainan ini biasanya terjadi karena nondisjunction saat
sepasang kromosom seks gagal berpisah saat pembentukan telur.
Pria yang menderita kelainan ini memiliki alat reproduksi pria yang
kurang berkembang dibanding pria normal. Pada saat pubertas,
pertumbuhan rambut pada tubuh dan di wajah sangat sedikit,
tumbuh dada, dan testis tidak berkembang. Selain itu, penderita
cenderung mengalami osteoporosis, beresiko mengalami diabetes,
dan kegagalan fungsi jantung.

b. Perubahan Struktur Kromosom

Perubahan struktur kromosom dapat juga termasuk dalam salah satu


bentuk mutasi kromosom. Kondisi ini dapat memicu kelainan pada
individu yang mengalaminya. Ada beberapa jenis perubahan struktur
kromosom yaitu:

 Delesi – kondisi yang terjadi apabila suatu bagian atau segmen


kromosom patah atau hilang pada saat pembelahan sel terjadi.
 Duplikat – kondisi yang terjadi saat segmen yang hilang saat delesi
diproduksi menjadi salinan tambahan pada kromosom.
 Inversi – kondisi ini terjadi saat segmen yang rusak dimasukan
kembali ke dalam kromosom dengan urutan terbalik.
 Translokasi – kondisi yang terjadi saat segmen kromosom satu
terpasang pada kromosom lain.

Perubahan struktur kromosom melalui delesi, translokasi, duplikasi atau inversi


membuat perubahan yang signifikas karena banyaknya materi genetik yang
berubah. Kelainan kromosom akibat perubahan struktur kromosom antara lain:

1. Sindrom Cri-du-Chat

Sindrom ini diambil dari bahasa Perancis, yaitu “cry of the cat” atau
tangisan kucing karena ciri-ciri kelainan ini adalah tangisan bayi penderita
Cri-du-Chat hampir menyerupai suara kucing. Kelainan ini diakibatkan
oleh perkembangan laring yang abnormal. Kelainan ini disebabkan oleh
delesi pada lengan pendek kromosom 5. Segmen kromosom yang hilang
masing-masing mempengaruhi gejala dari kelainan ini. Salah satu gen
yang hilang yaitu TERT yang pentin dalam menjaga telomere kromosom
tetap ada ditempat.
Ciri fisik yang dialami penderita Cri-du-Chat antara lain memiliki ukuran
badan lebih kecil dari bayi normal da nada gangguan dalam sistem
pernafasan. Laring penderita tidak berkembang yang menyebabkan suara
tangisan bayi menyerupai suara kucing. Beberapa masalah yang terjadi
antara lain kelainan jantung, masalah rangka, dan masalah pendengaran
dan penglihatan. Fungsi rangka manusia adalah menjaga organ tubuh dan
sebagai alat gerak. Tidak heran, penderita Cri-du-Chat memiliki kesulitan
berjalan dan berbicara.

2. Sindrom William

Sindrom William adalah kelainan langka yang diturunkan dan berpengaruh


pada pertumbuhan, penampilan fisik, dan kecerdasan anak. Kelainan ini
disebabkan delesi pada kromosom 7. Pada kromosom 7 terdapat gen
elastin, yaitu gen yang bertanggungjawab dalam pembentukan protein
untuk menyusun kelenturan dan kekuatan pembuluh darah. Kekurangan
protein elastin menyebabkan penderita sindrom William mengalami
kelainan pada alat peredaran darah yaitu pada pembuluh darah dan
jantung. Ciri penderita sindrom William antara lain keterbelakangan
kecerdasan, mulut lebar, dagu kecil, jarak gigi terpisah lebar, memiliki
hipersensitivitas pada suara keras dan kepribadian yang ramah.
5. DEFINISI KANKER
Kanker merupakan istilah umum yang dipakai untuk menyebut semua
jenis tumor ganas. Tumor ganas merupakan tumor yang menyebar kebagian
lain tubuh dan menyerang organ serta jaringan lain sehingga terjadi
penghancuran sel normal (Nafrialdi dan Gan, 2008)
Kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, yang tidak hanya terdapat
pada manusia tetapi pada hewan dan tumbuh – tumbuhan, akibat adanya
kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Salah satu
penyebab kerusakan itu adalah adanya mutasi gen. mutasi gen adalah suatu
keadaan ketika sel mengalami perubahan sebagai akibat adanya paparan sinar
ultraviolet, sinar UV, bahan kimia ataupun bahan-bahan yang berasal dari alam
(Sukardja, 2000).
Kanker adalah suatu penyakit yang karena oleh pertumbuhan sel-sel
jaringan tubuh yang tidak normal. Sel- sel kanker akan berkembang dengan
cepat, tidak terkendali dan terus membelah diri, selanjutnya menyusup
kejaringan disekitarnya (invasif) dan terus menyebar melalui jaringan ikat,
darah dan menyerang organ-organ penting juga saraf tulang belakang. Dalam
keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel
yang telah mati dan rusak (Mangan, 2009)

6. KARAKTERISTIK KANKER
Menurut Hanahan dan Weinberg (2000), sel kanker memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Sel kanker mampu mencukupi kebutuhan sinyal pertumbuhannya sendiri.
Sinyal pertumbuhan diperlukan agar sel dapat terus membelah. Berbeda
dari sel normal, sel kanker dapat tetap dan terus tumbuh.
b. Tidak sensitif terhadap sinyal antipertumbuhan. Sel kanker tidak merespon
adanya sinyal yang dapat menghentikan terjadinya pertumbuhan dan
pembelahan sel. Dengan demikian, sel kanker dapat terus membelah.
c. Sel kanker mampu menghindar dari mekanisme apoptosis. Apoptosis
merupakan program bunuh diri sel ketika sel tersebut mengalami
kerusakan, baik struktural maupun fungsional, yang tidak dapat ditolerir
lagi. Namun sel kanker dapat menghindar dari kematian dengan
mengeblok jalur terjadinya apoptosis di dalam sel.
d. Sel kanker memiliki potensi tak terbatas untuk mengadakan replikasi.
e. Sel kanker mampu menginduksi angiogenesis untuk mencukupi
kebutuhannya akan oksigen dan nutrisi. Pada tahap perkembangan tumor
yang hiperproliferatif, sel-sel tumor akan mengekspresikan protein
proangiogenik sehingga akan terbentuk cabang baru pada pembuluh darah
yang menuju sel kanker yang kemudian akan mensuplai kebutuhan nutrisi
dan oksigen dari sel kanker.
f. Sel kanker mampu menginvasi jaringan di sekitarnya dan membentuk anak
sebar .

7. STEP TERJADINYA KANKER


Menurut dr. Elisna, proses terjadinya sel kanker atau karsinogenesis terdiri
dari 3 tahapan, yaitu inisiasi, promosi dan progresi.
a. Tahapan Inisiasi Pada tahap inisiasi atau tahap terbentuknya sel kanker
awal, terjadi perubahan genetik dalam sel somatik (sel inisisi) normal
melalui proses mutasi dan masuk ke mekanisme perkembangan menjadi
sel tidak normal. Mutasi pada tingkat DNA menyebabkan sel tumbuh lebih
cepat dari sel sekitarnya, perubahan ini mengaktivasi gen pertumbuhan
(proto-oncogene) dengan menghambat gen penahan (tumor suppresor
gene). Tahap ini terjadi dalam beberapa hari tetapi sel dapat kembali
normal. Senyawa yang terlibat dalam tahap ini disebut inisiator .
b. Tahapan Promosi Merupakan perkembangan awal sel yang terinisiasi
membentuk klon melalui pembelahan dan berinteraksi melalui komunikasi
antar sel. Menstimulasi sitogenik, faktor diferensiasi, proses mutasi dan
non mutasi (epigenetik) dan merupakan awal pertumbuhan pra neoplastik.
Proses ini membutuhkan waktu lebih lama bahkan beberapa tahun.
Senyawa yang meransang pembelahan sel disebut promotor atau
epigenetik karsinogen.
c. Tahapan Progresi Pada tahap ini, terjadi instabilitas genetik yang
menyebabkan perubahan mutagenik dan epigenetik. Proses ini
menghasilkan klon baru sel-sel tumor yang memiliki aktivitas proliferasi,
bersifat invasif menyerang jaringan sekitar dan peningkatan potensi
metastasis atau menyebar ke tempat lain. Jika tidak ada yang menghalangi,
sel kanker tumbuh dalam jumlah banyak dan mempengaruhi fungsi tubuh
atau menimbulkan keluhan (gejala klinis). Tahapan ini berjalan lebih
cepat.

8. PROMOSI DAN PROGRESIFITAS KANKER


a. Tahapan Promosi Merupakan perkembangan awal sel yang terinisiasi
membentuk klon melalui pembelahan dan berinteraksi melalui komunikasi
antar sel. Menstimulasi sitogenik, faktor diferensiasi, proses mutasi dan
non mutasi (epigenetik) dan merupakan awal pertumbuhan pra
neoplastik.Proses ini membutuhkan waktu lebih lama bahkan beberapa
tahun. Senyawa yang meransang pembelahan sel disebut promotor atau
epigenetik karsinogen.
b. Tahapan Progresi Pada tahap ini, terjadi instabilitas genetik yang
menyebabkan perubahan mutagenik dan epigenetik. Proses ini
menghasilkan klon baru sel-sel tumor yang memiliki aktivitas proliferasi,
bersifat invasif menyerang jaringan sekitar dan peningkatan potensi
metastasis atau menyebar ke tempat lain. Jika tidak ada yang menghalangi,
sel kanker tumbuh dalam jumlah banyak dan mempengaruhi fungsi tubuh
atau menimbulkan keluhan (gejala klinis). Tahapan ini berjalan lebih
cepat.

9. PENYEBAB KANKER
Sampai saat ini penyebab kanker belum diketahui pasti. Ada banyak factor
penyebab yang dapat menimbulkan kanker pada binatang percobaan. Namun,
hal ini belum sepenuhya dapat dibuktikan pada manusia. Gaya hidup modern
dewasa ini juga bias meningkatkan risiko pertumbuhan kanker. Misalnya saja
kebiasaan merokok, konsumsi minuman keras yang berlebihan, banyak makan-
makanan yang berlemak, dan berganti-ganti pasangan seks. Karsinogen secara
umum bias diartikan sebagai penyebab yang dapat bertemu pertumbuhan
kanker (Dalimartha, S. 2004)
Factor penyebab kanker antara lain :
1. Riwayat keluarga
Factor diatas baru akan menimbulkan kanker jika berhasil membuat
sebuah gen dalam inti sel berubah (bermutasi). Jika system kekebalan
tubuh tidak mampu memperbaiki atau menghancurkan gen yang
memperbaiki mutasi ini, gen tersebut membuat sel normal berubah
menjadi sel ganas, yang seterusnya berkembang menjadi kanker.
Adakalanya gen pembawa sifat ini kemudian diturunkan kepada anak,
yang membuat anak tersebut memiliki gen yang tidak normal. Sekalipun
demikian gen tidak normal ini belum tentu berkembang menjadi kanker,
karena masih tergantung pada ada tidaknya pemicu – pemicu berbaring
dan kuat tidaknya daya tahan milik. Lagi pula tidak semua jenis kanker
diturunkan. Hanya kanker jenis tertentu yang memiliki kecenderungan
diturunkan, yaitu melanoma (kanker kulit), payudara, prostat dan usus
besar (Dalamartha, S. 2004)
2. Usia
Transisi kanker menyerang orang yang berusia diatas 60 tahun. Namun
tidak sedikit orang yang jauh lebih muda, bahkan anak-anak dibawah umur
5 tahun yang juga terkena kanker.
3. Virus dan bakteri
Beberapa jenis virus dan kuman bias meningkatkan risiko kanker, antara
lain :
a. Human papilloma virus (HPV), merupakan penyebab utama kanker
leher Rahim. virus hepatitis B dan hepatitis C bias menimbulkan
kanker hati. HTLV-1 meningkatkan resiko limfoma dan leukimia.
HIV yang dikenal sebagai penyebab AIDS ini meningkatkan resiko
limfoma dan Kaposi sarcoma.
b. Virus Epstein-barr meningkatkan resiko terjadinya limfoma. HHV8
bisa menyebabkan Kaposi sarcoma. Helicobacter pylori penyebab
luka lambung dan usus juga bias menimbulkan kanker di sepanjang
saluran pencernaan.
4. System imun

10. FAKTOR RISIKO KANKER


Faktor-faktor yang dapat meningkatan resiko terjadinya kanker, antara lain :
a. Bahan Kimia Zat-zat yang terdapat pada asap rokok dapat
menyebabkanberbagai jenis kanker pada perokok dan perokok pasif (orang
bukan perokok yang tidak sengaja menghirup asap rokok orang lain)
dalam jangka waktu yang lama. Bahan kimia untuk industri serta asap
yang mengandung senyawa karbon dapat meningkatkan kemungkinan
seorang pekerja industri menderita kanker.
b. Penyinaran yang berlebihan Sinar ultra violet yang berasal dari matahari
dapat menimbulkan kanker kulit. Sinar radio aktif, sinar X yang berlebihan
atau sinar radiasi dapat menimbulkan kanker kulit dan leukemia.
c. Virus
Beberapa jenis virus berhubungan erat dengan perubahan sel normal
menjadi sel kanker. Jenis virus ini disebut virus penyebab kanker atau
virus onkogenik.
d. Hormon
Hormon adalah zat yang dihasilkan kelenjar tubuh yang fungsinya adalah
mengatur kegiatan alat-alat tubuh dari selaput tertentu. Pada beberapa
penelitian diketahui bahwa pemberian hormon tertentu secara berlebihan
dapat menyebabkan peningkatan terjadinya beberapa jenis kanker seperti
payudara, rahim, indung telur dan prostat (kelenjar kelamin pria).
e. Makanan Zat atau bahan kimia yang terdapat pada makanan tertentu dapat
menyebabkan timbulnya kanker misalnya makanan yang lama tersimpan
dan berjamur dapat tercemar oleh aflatoxin. Aflatoxin adalah zat yang
dihasilkan jamur Aspergillus Flavus yang dapat meningkatkan resiko
terkena kanker hati.
f. Alkohol
Konsumsi alkohol dapat memicu kanker mulut, tenggorokan,
kerongkongan, pita suara, liver, dan payudara
g. Tembakau.
Asap rokok/tembakau yang dihirup baik perokok aktif maupun perokok
pasif dapat menyebabkan kanker paru-paru, kanker pita suara, kanker
mulut, tenggorokan, ginjal, kandung kencing, kerongkongan, perut,
pankreas, leukemia, dan leher rahim. Bukan hanya asapnya, bahkan sering
menghirup aroma tembakau pun dapat menyebabkan kanker,
danmengunyah/menghisapnya (misal dalam bentuk susur – Jw) dapat
menyebabkan kanker mulut
h. Diet, Kegemukan, dan Kurang Gerak Terlalu banyak mengkonsumsi
daging merah dan garam diduga dapat meningkatkan resiko kanker usus,
rektum, dan kanker lain di daerah perut. Sebaliknya banyak
mengkonsumsi sayur dan buah dapat mengurangi resiko kanker di
sepanjang saluran pencernaan. Kegemukan dan kurang gerak dapat
memicu timbulnya kanker payudara, endometrium, ginjal, usus besar, dan
kerongkongan. Untuk mencegahnya, setiap hari berolahragalah setidaknya
selama 30 menit

11. PATOFISIOLOGI KANKER


Teori karsiogenesis untuk menerangkan bagaimana kanker itu terjadi
didasarkan atas :
a. Mutasisomatik, yaitu perubahan letak nukleotida dalam asam amino rantai
DNA, yang menyebabkan perubahan kode genetik. Menghasilkan produk
protein yang abnormal, sehingga regulasi pertumbuhan dan diferensiasi sel
terganggu, sel menjadi otonom dan lepas dari regulasi normal dan sel
dapat tumbuh tanpa bebas
b. Penyimpangan diferensiasi sel (teoriepigenetik), terjadinya gangguan
system atau mekanisme regulasi gen seperti represif, depresi serta ekspresi
regulasi, sehingga timbul gangguan pertumbuhan dan diferensiasi sel.
Defek yang terjadi karena mekanisme regulasi gen yang mengatur
pertumbuhan dan bukan pada struktur gen itu sendiri, maka teori ini
disebut teori epi genetik.
c. Aktifasi virus. Virus masuk kedalam inti sel dan berintegrasi dengan DNA
penderita serta mengubah fenotype sel dengan menyisipkan (insersi)
informasi baru atau mengubah transkpriksi dan translasi gen. Virus DNA
dapat secara langsung berintegrasi dengan DNA inang dan ditularkan
secara vertical kepada anak-anak selinang, sedang virus RNA dengan
bantuan enzim reserve transkriptase. Menurut teori ini kanker terjadi
karena ada infeksi virus yang menyisipkan gennya kedalam DNA inang
yang dapat mengaktifasi proto onkogen menjadi onkogen.
d. Seleksi sel. Pada sel tubuh manusia diperkirakan terdapat lebih dari 50.000
gen dan masing-masing gen mempunyai fungsi tersendiri. Didalam tubuh
setiap saat ada sel yang mati dan ada pula sel yang baru terbentuk melalui
proses mitosis. Karena adanya mutasi maka timbul sel yang defektif dan
akan mati atau tidak dapat mengadakan mitosis lebih lanjut. Hanya sel-sel
yang baik dan memenuhi syarat tertentu yang akan dapat tetap bertahan
hidup. Dalam menyeleksi sel mana yang boleh terus hidup dan
berkembang, terjadi kekeliruan. Disini ada sel yang mengalami mutasi
atau transformasi yang lepas dari seleksi dan terus berkembang menjadi sel
kanker.

12. PENYEBARAN KANKER


Pada dasarnya, penyebaran sel tumor melalui empat cara:
a. Penyebaran perkontinuitatum: Sel /jaringan kanker menyusup keluar dari
organ tempat tumbuhnya, kemudian masuk kedalam organ /struktur
disekitarnya.
b. Penyebaran Limfogen: Sel kanker masuk ke saluran limfe, ikut aliran
limfe dan menimbulkan metastasis di kelenjer getah bening regional. Sel
kanker juga mengadakan infiltrasi dengan struktur sekitarnya sehingga
terjadi perlengketan dan membentuk paket (konglomerasi).
c. Penyebaran Hematogen: Sel kanker menyusup ke kapiler darah, masuk
pembuluh darah, vena sampai keorgan tubuh lainya, lalu sel kanker
tumbuh disana, menjadi tumor baru, merupakan anak sebar, letaknya jauh
dari tumor primer.(distance metastasis). Penyebaran hematogen dapat
mengenai: Hati Paru, Pleura,Tulang, Kulit, Otak dll.
d. Penyebaran Transluminal: Terjadi dalam saluran, seperti melaui saluran
pernapasan, saluran pencernaan, dan saluran kemih. Sel lepas kedalam
kedalam lumen kemudian tertanam pada satu tempat, lalu mengalami
implantasi.m Hal serupa juga bisa terjadi dalam rongga tubuh, misal:
Rongga Peritonium dan rongga pleura.referensi: bahan kuliah, tutorial,
buku ajar Patologi Robbin’s

13. TANDAGEJALAKANKER
Pada stadium dini, kanker biasanya belum menimbulkan keluhan atau rasa
sakit. Biasanya penderita menyadari bahwa tubuhnya telah terserang kanker
ketika sudah timbul rasa sakit, padahal saat ada keluhan tersebut kanker sudah
memasuki stadium lebih lanjut. Pengenalan gejala kanker harus dilakukan
sedini mungkin, meskipun tidak ada rasa gangguan atau rasa sakit. Dengan
mengetahui serangan kanker yang masih dalam stadium dini angka
kesembuhan semakin besar. Pengenalan gejala kanker dapat dilakukan sendiri
dengan cara WASPADA yang merupakan kependekan dari istilah-istilah
sebagai berikut:
W = Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau terganggu.
A = Alat pencernaan terganggu dan susah menelan.
S = Suara serak dan batuk yang tidak kunjung sembuh.
P = Payudara atau ditempat lain ada benjolan.
A = Andeng-andeng atau tahi lalat berubah sifat, menjadi semakin besar
dangatal.
D = Darah atau lendir yang tidak normal keluar dari lubang-
lubangtubuh.(Mangan,2009)

14. DIAGNOSIS KANKER


a. Prinsip diagnosis
a) Anamnesa + Pemeriksaan Fisik = Diagnosa Kerja
b) Diagnosa kerja + Pemeriksaan Penunjang = Diagnosa
c) Diagnosa pasti : Patologi Anatomi
b. Pemeriksaan penunjang
a) Laboratorium
b) Thorax
c) Usg
d) M.R.I
e) CT.Scan.
f) Mamografi
g) Endoskofi
h) Laparaskofi
i) Tumor maker
j) Histopathology
c. Pemeriksaan patologi
pemeriksaan makro & mikroskopi bahan dari :
a) Biopsi insisi
b) Biopsi eksisi
c) Biopsi cakot
d) Biopsi truncut
e) Biopsi kerokan
f) Biopsi jarum
g) Biopsi endoskopi
h) Biopsi laparoskopi
15. KLASIFIKASI KANKER
Pada umumnya, kanker dirujuk berdasarkan jenis organ atau sel tempat
terjadinya. Sebagai contoh, kanker yang bermula pada usus besar dirujuk
sebagai kanker usus besar, sedangkan kanker yang terjadi pada sel basal
dari kulit dirujuk sebagai karsinoma sel basal. Klasifikasi kanker kemudian
dilakukan pada kategori yang lebih umum, misalnya:

 Karsinoma, merupakan kanker yang terjadi pada jaringan epitel,


seperti kulit atau jaringan yang menyelubungi organ tubuh, misalnya
organ pada sistem pencernaan atau kelenjar. Contoh meliputi kanker
kulit, karsinoma serviks, karsinoma anal, kanker esofageal, karsinoma
hepatoselular, kanker laringeal, hipernefroma, kanker lambung, kanker
testiskular dan kanker tiroid.
 Sarkoma, merupakan kanker yang terjadi
pada tulang seperti osteosarkoma, tulang
rawan seperti kondrosarkoma, jaringan otot seperti rabdomiosarcoma,
jaringan adiposa, pembuluh darah dan jaringan penghantar atau
pendukung lainnya.
 Leukemia, merupakan kanker yang terjadi akibat tidak matangnya sel
darah yang berkembang di dalam sumsum tulang dan memiliki
kecenderungan untuk berakumulasi di dalam sirkulasi darah.
 Limfoma, merupakan kanker yang timbul dari nodus limfa dan jaringan
dalam sistem kekebalan tubuh
 Central Nervous Systems Cancers, merupakan kanker yang dimulai
di jaringan otak dan sumsum tulang belakang
16. PENGOBATAN KANKER
Bagi yang ada kecurigaan, maka pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah:
Pemeriksaan sitologi dan patologi anatomi. Tes-tes pertanda kanker dalam
darah :
a. Rontgen
b. Mamografi (rontgen khusus untuk payudara)
c. Ultrasonografi / USG (memotret alat tubuh bagian dalam)
d. Endoskopi (peneropongan alat tubuh bagian dalam)
e. Kolposkopi (peneropongan leher rahim)
f. Laparoskopi (peneropongan rongga perut)
g. Pemotretan lapisan-lapisan tubuh dengan alat CT Scan, MRI (Magnetic
Resonance Imaging)
h. Pengobatan kanker terdiri dari salah satu atau kombinasi dari beberapa
prosedur berikut:
i. Pembedahan (operasi)
j. Penyinaran (Radio-terapi)
k. Pemakaian obat-obat pembunuh sel kanker (sitostatika/kemoterapi)
l. Peningkatan daya tahan tubuh (imunoterapi)
m. Pengobatan dengan hormone
n. Transplantasi organ.
o. Stem Cell
p. Hasil pengobatan terutama tergantung pada stadium atau tingkatan kanker

17. DIET, NUTRISI DAN PENCEGAHAN KANKER


Pencegahan Kanker Kanker dapat dikatakan sebagai penyakit gaya hidup
karena dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat dan menjauhi faktor
risiko terserang kanker. Berikut beberapa cara pencegahan kanker secara dini :
a. Hindari makanan tinggi lemak, makanan instan yang mengandung bahan
pewarna dan bahan pengawet, serta makanlah makanan dengan gizi
seimbang
b. Hindari hubungan seksual dengan pasangan yang bukan suami atau istri
sendiri, atau berganti-ganti pasangan.
c. Hindari asap rokok atau berhentilah merokok.
d. Hindari stress dan konflik yang berkepanjangan.
e. Hindari terkena sinar matahari yang berlebihan.
f. Periksakan kesehatan secara berkala.
g. Minumlah air murni yang sudah melaui proses penyaringan misalnya
proses penyaringan reverse osmosis (RO).
h. Hindari terapi hormon sintesis.
i. Hindari penggunaan hormone sintesis saat KB dalam jangka waktu lama.
j. Rutin mengonsumsi vitamin A, C, E, B kompleks, dan suplemen yang
bersifat antioksidan, peningkat daya tahan tubuh, dan pembuang racun.
Misalnya, rutin mengonsumsi klorofil (Mangan, 2009)

Penanganan Nutrisi Terhadap Efek Samping Terapi Pengobatan Pasien


Kanker:
a. Gigi yang tanggal, pasien di lebih sensitif terhadap temperatur yang
ekstrim (terlalu panas atau dingin), dan rasa manis. Makanan sebaiknya
dalam kondisi hangat (suhu ruang).
b. Xerotomia, mulut kering karena atrofi membran mukus, menyebabkan
kesulitan dalam menelan dan mengunyah dapat menggunakan pengganti
kelenjar ludah, lip balm, permen rendah kalori, saus/gravie. Meningkatkan
intake cairan, makanan yang halus dan berkuah (soup, semur, dll).
Makanan dihidangkan semenarik mungkin, dengan potongan yang lebih
kecil, dapat dibantu dengan diberi sedikit minum dalam setiap suapan.
c. Untuk pasien yang mengalami masalah gigi hindari gula, makanan yang
manis, diberi sodium flouride 3xsehari. Diperlukan perawatan disekitar
mulut setiap hari.
d. Saliva yang kental dapat memperburuk keadaan karies. Sebaiknya tidak
terlalu sering diberi roti dan makanan berminyak. Makanan diberikan
dalam bentuk halus.
e. Pada pasien kanker dengan gangguan pada mulut dan tenggorokan
(stomatitis, mucoaitis, esophagitis) yang disebabkan olehlocal bleeding ,
akan sering mengalami rasa sakit pada saluran pencernaan bagian atas.
Makanan yang diberikan sebaiknya dalam bentuk tekstur dan konsistensi
yang sesuai dengan kondisi pasien yaitu dapat diberikan makanan saring
dengan bumbu tidak merangsang dan tajam. Sebelumnya makan mulut
pasien harus dalam keadaan bersih (bilas dengan air dan NaHCO3).
Hindari makanan yang asam dan asin. Cairan atau minuman diberikan
secara teratur dengan bantuan sedotan, baik makanan dingin ataupun
hangat. Makanan diberikan dalam porsi kecil.
f. Dysgeusia (Mouth Blindness), yaitu penolakan terhadap makanan.
Makanan sebaiknya dihidangkan dengan penampilan, warna, dan aroma
yang semenarik mungkin. Makanan dengan rasa agak asam atau segar.
(contoh : Lemonade / sari buah lemon) dapat membantu p\asien
menstimulasi indra perasa. Hidangkan makanan dengan rasa yang enak,
makanan yang disukai umumnya adalah sayuran segar, makanan ringan,
buah olive/zaitun, acar, dan daging yang dihidangkan bersama saus.
g. Anoreksia, umumnya umumnya terjadi karena adanya depresi, perubahan
fungsi pancaindra yang disebabkan oleh tumor. Makanan diberikan dalam
porsi kecil dan sering, diupayakan menghidangkan makanan yang segar,
makanan kesukaannya dan menciptakan suasana makan senyaman
mungkin bagi pasien.
h. Pada pasien yang disertai diare, intake serat kasar dibatasi. Laktose
intolance dapat terjadi akibat terapi radiasi dan obat. Kurangi makanan
yang berlemak, tingkatkan intake cairan dan kalium, makanan dihidangkan
dalam suhu ruang atau dingin.
i. Pada pasien yang disertai konstipasi diberikan makanan tinggi serat dan
cairan. Meningkatkan konsumsi sayuran, buah-buahan, susu, dan biji-
bijian.
j. Makanan dengan temperatur dingin dapat lebih diterima dibandingkan
dengan makanan yang panas. Dapat diberikan : minuman dingin, makanan
berkuah bening, es krim, gelatin, buah semangka, melon, anggur,
ketimun, ataupun kecang asin.
k. Rasa kesepian atau kesendirian dapat mempengaruhi nafsu makan pasien.
Waktu makan sebaiknya selalu bersama-sama atau ditemani
l. Pada pasien yang mengalami malabsorbsi, dapat diberikan makanan
parenteral sesuai dengan kondisi pasien.
m. Pada pasien dengan kondisi anemia, sebaiknya diberi diet seimbang
dengan protein bernilai biologi tinggi, cukup vitamin B kompleks, besi,
dan vitamin C.
n. Pasien dengan kondisi rasa cepat kenyang sebaiknya diberi minuman yang
berkalori, makanan porsi kecil dan sering.
o. Pada pasien dengan kemoterapi, hindari pemberian makan dan minuman 2
jam setelah terapi untuk mencegah mual, muntah, keracunan pada jantung,
ginjal, dan paru-paru.
p. Pada pasien dengan radiasi enteritis dapat terjadi diare bila secara langsung
sebelum atau sesudah terapi diberi makan dan minum (Pemberton, C.M.
1989).

Terapi Diet Untuk Penderita Kanker Diet yang dianjurkan :


a. Tinggi protein : 1,5 – 2,0 gram / BB untuk mengganti kehilangan berat
badan.
b. Tinggi kalori : 25-35 kcal/kg BB dan 40-50 kcal/kg BB untuk mengganti
simpanan dalam tubuh bila pasien berat badan kurang. Bila terjadi infeksi
perlu tambahan kalori sesuai dengan keadaan infeksi.
c. Lemak : 25% NPC
d. Makanan sebaiknya diberikan lebih banyak pada pagi hari. Diberikan porsi
kecil dan sering. Makanan formula sonde dapat diberikan sesuai dengan
kondisi pasien. Bila kehilangan berat badan mencapai lebih dari 20% dapat
diberikan Total Parenteral Nutrition (TPN), sesuai dengan kondisi pasien.
e. Bila perlu dapat diberikan suplemen vitamin B kompleks (Vitamin B6,
Asam Pantotenik, Asam Folat,dll), vitamin A dan vitamin C.
f. Syarat terapi diet secara khusus bervariasi sesuai dengan kondisi pasien
dan penyakit penyertanya.
g. Dianjurkan juga untuk memenuhi kebutuhan asam amino Leucine dan
Methionin. Glutamin diperlukan bagi pasien pasca operasi atau radiasi
pada abdomen (Kusumawardani, N. 1996).

Peranan zat gizi terhadap kanker


a. Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin yang larut dalam lemak, tetapi tidak larut dalam
air.vitamin A banyak ditemui pada bahan makanan hewani seperti daging,
ikan, atau ayam. Sementara itu, Pro-Vitamin A (Beta karoten) didapatkan
dari sayuran dan buah-buahan. Karoten yang dikonsumsi, pada mukosa
usus halus diubah menjadi vitamin A. Vitamin A dapat mencegah
timbulnya kanker. Pro vitamin A dapat berperan sebagai hormon yang
mempengaruhi deferensiasi (Pembegian fungsi) sel dalam proses
pematangan sel. Dengan demikian, Vitamin A dapat mencegah
pembentukan sel-sel tumor. Penelitian Epidemiologi membuktikan bahwa
orang yang mempunyai kadar vitamin A tinggi dalam serum dapat
terhindar dari kanker (Mardiah, dkk. 2008).
b. Vitamin C (Asam Askorbat)
Beberapa penelitian menyatakan bahwa vitamin C atau makanan yang
mengandung vitamin C dapat mencegah kanker.Vitamin C merupakan
antioksidan non enzimatik pemecah rantai hidrofilik, juga merupakan
prooksidan, yaitu zat selain berfungsi sebagai antioksidan dan juga sebagai
oksidan yang kurang reaktif. Vitamin C dapat diberikan per oral maupun
intravena. Kebutuhan harian vitamin C dipengaruhi oleh usia, jenis
kelamin, kelompok resiko tinggi. BerdasarkanRecommended Dietary
Allowance(RDA), seorang pria rata-rata membutuhkan vitamin C 90
mg/hari sedangkan perempuan 75 mg/hari dengan dosisi maksimal 2000
mg/hari. Peranan Vitamin C pada Sel :
a) Mencegah kerusakan sel akibat stress oksidatif Sel-sel tubuh yang
mengalami stress oksidatif akan menimbulkan pembentukan radical
oxigen species (ROS). Adanya ROS akan menimbulkan dampak
perubahan pada molekul seluler, bentuk dan ketahanan hidup sel.
Perubahan juga terjadi pada DNA, membran sel berupa peroksidasi
dari PUFA dan produksi sitokin yang berperan dalam proses
inflamasi. Vitamin C mampu mengikat ROS sehingga perubahan
tersebut tidak terjadi, mengakibatkan kematian sel-sel normal dapat
dicegah.
b) Menginduksi Apoptosis Sel Kanker Salah satu mekanisme
tubuhmengatasi kelainan di tingkat sel agar tubuh tetap dalam keadaan
homeostatis adalah dengan mematikan sel sendiri secara otomatis
yang disebut sebagai apoptosis. Mekanisme ini berbeda dengan
kematian sel nekrosis. Defisiensi vitamin C akibat kurangnya asupan
makanan sering terjadi pada penderita kanker. Penelitian yang pernah
dilakukan adalah rendahnya kadar vitamin C penderita keganasan di
dalam serum (<11µmol/L) dan rendahnya angka survival pada
penderita tersebut (Kusumawardani,N.1996).
c. Vitamin E
Vitamin E merupakan antioksidan yang paling banyak di alam, zat
penyapu radikal bebas dan bersifat lipofilik. Vitamin E berfungsi sebagai
pelindung terhadap peroksida lipid dengan menyumbangkan hidrogen ke
dalam reaksi, menyekat aktivitas tambahan yang dilakukan oleh peroksida,
memutus reaksi berantai dan membatasi kerusakan. Kebutuhan vitamin E
berdasarkanRecommended Dietary Allowance(RDA) laki-laki dan
perempuan rata-rata membutuhkan vitamin E sebanyak 15 mg (22,4 IU).
Pasien kanker membutuhkan vitamin E hingga 400 mg/hari untuk
meningkatkan imunitas tubuh dalam melawan radikal bebas. Dosisi
maksimal yang bisa ditoleransi adalah 1000 mg/hari
(Kusumawardani,N.1996).
d. Mineral
Mineral yang berhubungan dengan sel imun adalah zinc. Zinc dapat
membantu tubuh menghasilkan antibodi dan menstabilkan membran sel.
Selain itu mineral-mineral lain yang tidak kalah penting dalam
membangun sistem imun adalah selenium yang berperan dalam proses
detoksifikasi (pengeluaran racun dari dalam tubuh) (Mardiah, dkk. 2008).
e. Serat
Serat yang terdapat dalam pangan dapat mengurangi resiko kanker.
Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber serat yang baik. Serat
menyerap cairan dan tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pencernaan,
karena itu serat menyebabkan volum tinja besar dan mudah dikeluarkan.
Volum tinja yang besar ini mempermudah gerak peristaltik usus besar,
sehingga kotoran tidak lama berada dalam perut melainkan cepat
dikeluarkan. Karena tinja cepat dikeluarkan maka zat-zat karsinogenik
yang mungkin terbawa bersama makanan tidak mempunyai cukup waktu
untuk bekerja dalam tubuh kita. Sebaliknya pada orang yang
mengkonsumsi sedikit serat, volum tinja akan kecil dan mengeras sulit
didorong oleh gerak peristaltik usus sehingga waktu berada dalam perut
lebih lama dan zat-zat karsinogenik mempunyai cukup waktu untuk
menetrasi tubuh kita. Peran serat makanan atau dietary fiber secara umum
dalam memacu pertumbuhan bakteri asam laktat (lactobacillus) yang
mempunyai sifat metabolic seperti bifido bacteria dalam menghasilkan
asam lemak rantai pendek dan perbaikan imun (Mardiah, dkk. 2008).
DAFTAR PUSTAKA
DeRobertis, E.D.P,dkk. 1975. Cell Biology. W.B. Saunders Co. Philadelphia.

William D. Stansfield. 1991. Genetika Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.


Surya. 2005. Genetika Manusia. Yogyakarta: UGM Press.
Anna C. Pai. 1988. Dasar-Dasar Genetika: Ilmu untuk Masyarakat Edisi Kedua.
Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai