Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Racun ular adalah racun hewani yang terdapat pada ular berbisa. Dayatoksin
bisa ular tergantung pula pada jenis dan macam ular. Racun binatang adalah
merupakan campuran dari berbagai macam zat yang berbeda yang dapat
menimbulkan beberapa reaksi toksik yang berbeda pada manusia.
Ular merupakan jenis hewan melata yang banyak terdapat di Indonesia
Spesies ular dapat dibedakan atas ular berbisa dan ular tidak berbisa. Ular berbisa
memilikisepasang taring pada bagian rahang atas. Pada taring tersebut terdapat
saluran bisa untuk menginjeksikan bisa ke dalam tubuh mangsanya secara
subkutan atau intramuskular. Bisa adalah suatu zat atau substansi yang berfungsi
untuk melumpuhkan mangsa dan sekaligus juga berperan pada sistem pertahanan
diri ( Ifan, 2010 ). Sedangkan menurut (Sudoyo, 2006) Racun ular adalah racun
hewani yang terdapat pada ular berbisa Gigitan ular merupakan suatu keadaan
gawat darurat yang apabila tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian.
Resiko infeksi gigitan lebih besar dari luka biasa karena toksik / racun
mengakibatkan infeksi yang lebih parah. Tidak semua ular berbisa tetapi karena
hidup pasien tergantung ketepatan diagnosa maka pada keadaan yang meragukan
ambil sikap menganggap semua gigitan ular berbisa. Pada kasus gigitan ular 11 %
kemungkinan meninggal karena racun ular bersifat Hematotoksik, Neurotoksik,
dan Hitaminik (Arif Mansyoer, 2006). Menurut (WHO, 2005) di Indonesia tidak
ada data yang dapat diandalkan yang tersedia dari kepulauan yang luas ini.
Gigitan ular dan kematian dapat dilaporkan dari beberapa pulau, misalnya
Komodo, tetapi kurang dari 20 kematian terdaftar setiap tahun.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik melakukan asuhan
keperawatan pada pasien gigitan ular, karena Snake Bite ( gigitan ular )
merupakan suatu keadaan gawat darurat yang apabila tidak segera ditangani dapat
menyebabkan kematian. Resiko infeksi gigitan lebih besar dari luka biasa karena
toksik / racun mengakibatkan infeksi yang lebih. Oleh karena itu, peran perawat

1
untuk melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Snake Bite secara tepat
dan benar selama pasien dirawat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gigitan ular?
2. Apa saja etiologi dari gigitan ular ?
3. Bagaimana patofisologi pada gigitan ular ?
4. Bagaimana WOC dari gigitan ular ?
5. Bagaimana sifat dari Bisa Ular ?
6. Apa saja derajat gigitan ular ?
7. Apa saja manifestasi klinis pada gigitan ular ?
8. Apa saja pemeriksaan penunjang pada gigitan ular ?
9. Bagaimana penatalaksanaan pada klien dengan penderita gigitan ular ?
10. Apa saja komplikasi pada gigitan ular ?
11. Apa saja terapi farmakologi pada pasien tergigit ular?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Agar kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui apa definisi, penyebab,
woc, sifat dari bisa, derajat gigitan ular, pemeriksaan penunjang,
penatalaksanaan, komplikasi, serta terapi pada pasien farmakologi, tanda
dan gejala serta Patofisiologi dari gigitan ular.
b. Agar kita sebagai mahasiswa mampu menerapkan Proses keperawatan
Pada klien dengan gigitan ular.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menerapkan pengkajian gawat darurat, diagnosa, intervensi,
implementasi, dan evaluasi keperawatan pada klien dengan gigitan ular.
b. Mampu mendokumentasikan hasil dari menerapkan pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan pada klien dengan
gigitan ular.

2
D. Manfaat
1. Diharapkan dari makalah ini dapat menambah wawasan dan dapat dijadikan
sebagai sumber informasi untuk penatalaksanaan asuhan keperawatan gawat
darurat pada pasien digigit binatang.
2. Hasil makalah ini diharapkan dapat dijadikan bahan untuk melakukan
pembuatan makalah lebih lanjut tentang asuhan keperawatan gawat darurat
pada pasien digigit binatang dalam pemberian asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai