PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1. Zat aktif
Zat aktif adalah tiap bahan atau campuran bahan yang digunakan dalam pembuatan
sediaan farmasi dan apabial digunakan dalam pembuatan obat menjadi zat aktif obat
tersebut. Dalam arti lain bahan(zat) aktif adalah bahan yang ditujukan untuk menciptakan
khasiat farmakologi atau efek langsung lain dalam diagnosis, penyembuahan, peredaan,
pengobatan atau pencegahan penyakit,atau untuk mempengaruhi struktur dan fungsi
tubuh(dirjen POM 2006)
2. Pembawa
bahan pembawa adalah untuk menigkatkan atau membantu proses penetrasi perkutan
bahan aktif. Selain itu, tergantung sifat bahan pembawa yang digunakan, pada umumnya
berfungsi sebagai protektif (melindungi kulit), emolient (pelembut kulit), serta dapat
mendingankan kulit, sedangkan sifat non spesifik lain adalah dapat bersifat oklusif dan
adstringent. Macam-macam basis dalam sediaan semisolid yaitu :
1) Basis hidrokarbon.
Basis hidrokarbon diklasifikasikan sebagai basis oleagenous (basis berminyak),
bersama dengan minyak tumbuhan dan lemak hewan. Basis hidrokarbon bersifat
melunakkan lapisan kulit (emollient) karena occlusive (meninggalkan lapisan
dipermukaan kulit) sehingga akan meningkatkan hidratasi kulit dengan menghambat
penguapan air pada lapisan kulit. Akibat hidratasi lapisan kulit, mungkin juga akan
meningkatkan aktivitas obat. Dan hasil penelitian memperlihatkan bahwa aktivitas
steroid meningkat akibat hidratasi lapisan kulit. Basis hidrokarbon juga dapat
digunakan untuk skin-moisturizing effect contoh vaselin putih, vaselin kuning
(vaselin flavum), malam putih (cera album), malam kuning (cera flavum), ayau
campurannya.
2) Basis absorpsi (basis serap)
Basis absorbsi bersifat hidrofilik, dapat berupa bahan yang anhidrous atau basis
hidrous yang mempunyai kemampuan untuk mengabsorbsi air yang ditambahkan.
Basis anhidrous yang telah rnenyerap air dapat membentuk emulsi tipe W/O. Kata
absorbsi hanya menunjukkan pada kemampuan basis dalam menyerap air, bukan
pada kemampuan obat menembus kulit atau diabsorpsi oleh kulit. Contoh basis
absorbsi adalah anhidorus lanolin/adeps lanae.
3) Basis yang dapat dicuci dengan air
Basis ini dapat dicuci dengan air karena mudah dicuci dari kulit atau dilap basah
sehingga dapat diterima untuk dasar kosmetika. Keuntungan lain dari basis ini
adalah dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjadi pada
kelainan dermatologik, misalnya emulsi minyak dalam air (M/A).
4) Basis larut dalam air,
Basis terlarut adalah suatu basis yang dapat larut dalarn air atau dapat membentuk
gel. Contoh basis terlarut adalah basis salep yang dibuat dan polietilenglikol.
Polietilenglikol/Makrogol/poliglikol adalah produk polimerisasi dan etilenoksida
atau produk kondensasi dan etilenglikol. Tergantung pada pemilihan persyaratan
reaksinya, akan diperoleh produk dengan tingkat polimerisasi yang berbeda, yang
dinyatakan melalui keterangan molekul rata-rata. Rumus molekulnya H(O-CH2-
CH2)OH. Dengan naiknya ukuran molekul, konsistensinya makin meningkat. PEG
sampai massa molekul 600 menggambarkan cairan kental. Produk yang sampai
massa molekul 20000 bersifat sejenis malam. Salep — PEG dibuat dengan
pencampuran dan peleburan bersama 2 jenis PEG (cair dan padat/semi padat)
dengan perbandingan tertentu sehingga akan diperoleh suatu konsistensi yang
dikehendaki
3. Zat tambahan
Eksipien atau bahan penolong adalah materi yang terdapat dalam obat namun tidak
memiliki zat aktif. Fungsinya adalah sebagai pembawa atau pelarut zat aktif sehingga
memungkinkan penyampaian obat. Eksipien meningkatkan kualitas fisik obat dengan
mempengaruhi transport obat dalam tubuh, mencegah kerusakan sebelum sampai ke
sasaran, meningkatkan kelarutan dan bioavailabilitas, meningkatkan stabilitas obat,
menjaga pH dan osmolaritas, menstabilkan emulsi, mencegah disosiasi zat aktif dan
memperbaiki penampilan sediaan. (Wade, A. And P.J Weller, 1994).
Bahan tambahan sediaan semi solid adalah :
a) Pelarut
Berfungsi sebagai pembawa untuk melarutkan suatu jenis obat atau lebih yang
kemudian digunakan sebagai obat dalam, obat luar, maupun untuk dimasukkan ke
dalam rongga tubuh (Depkes RI, 1978).
b) Pengental
Bahan pengental digunakan agar diperoleh struktur yang lebih kental (meningkatkan
viskositas) sehingga diharapkan akan lebih baik daya lekatnya. Bahan-bahan yang
umum ditambahkan sebagai pengental yaitu polimer hidrifilik, baik yang berasal dari
alam (natural polimer) seperti agar, selulosa, tragakan, pektin, natriumalginat;
polimer semisintetik seperti metil selulosa, hidroksi etil selulosa, dan CMC Na; serta
polimer sintetik seperti karbopol (karbomer, karboksipolimetilen) (Ansel, 2005).
c) Pengawet
Berfungsi sebagai sebagai pelindung sediaan semi solid, khususnya yang
mengandung sediaan yang terdiri dari air terhadap serangan mikroba (Syamsuni,
2006).
d) Emulgator
Emulgator adalah suatu bahan yang dalam strukturnya memiliki bagian yang lyofilik
maupun lyofobik, yang mampu mengakomodasi droplet-droplet cairan yang tidak
saling campur, untuk dapat terdispersi dengan stabil. Contoh dari emulgator adalah:
Pulvis Gummi Arabicum (PGA), Tween, dan Span (Lachman, 1994).
Emulgator atau surfaktan dapat berfungsi sebagai penurun tegangan muka, lapisan
pelindung antar muka dan membentuk lapisan ganda listrik (Johanes, 1973).
e) Suspending agent
Fungsi : Memperlambat pengendapan, mencegah penurunan partikel, dan mencegah
penggumpalan resin dan bahan berlemak. Suspendng agent bekerja dengan cara
meningkatkan kekentalan. Kekentalan yang berlebihan akan mempersulit
rekonstitusi dengan pengocokan. Suspensi yang baik mempunyai kekentalan yang
sedang dan partikel yang terlindung dari gumpalan/aglomerasi. Hal ini dapat dicapai
dengan mencegah muatan partikel, biasanya muatan partikel ada pada media air atau
sediaan hidrofil. Contoh susppending agent yaitu gomarab, tragakan, strach, karagen,
NaCMC, Na alginat (Lachman, 1994).
f) Humektan
Humektan yang ditambahkan dalam suatu produk berfungsi sebagai pengikat air
yang mampu meningkatkan kekompakkan ikatan jaringan matriks (ikatan hidrogen)
sehingga akan meningkatkan kadar air dari produk (Arvanitoyannis et al., 1997).
g) Enhancer
Berfungsi meningkatkan permeabilitas kulit dengan cara mengubah sifat fisiko kimia
stratum komeum sehingga mengurangi daya tahan difusi. Contohnya DMSO, urea,
DMA, DMF (Ansel, 2005).
h) Antioksidan
Antioksidan ditambahkan ke dalam salep bila diperkirakan terjadi kerusakan basis
karena terjadinya oksidasi. Sistem antioksidan ditentukan oleh komponen formulasi
dan pemilihannya tergantung pada beberapa faktor seperti toksisitas, potensi,
kompatibel, bau, kelarutan, stabilitas dan iritasi. Sering kali digunakan dua
antioksidan untuk mendapatkan efek sinergis. Contoh antioksidan yang sering
ditambahkan: Butylated Hydroxyanisole (BHA), Butylated Hydroxytoluene (BHT),
Propylgallate, dan Nordihydroguaiareticacid (NCGA) (Sulaiman, T.N.S dan Rina
Kuswahyuning, 2008).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Sediaan semisolid adalah sediaan setengah padat yang dibuat untuk tujuan pengobatan
topical melalui kulit. Bentuk sediaan ini dapat bervariasi tergantung bahan
pembawa(basis) yang digunakan.
b. Formulasi sediaan semi solida yaitu :
zat aktif,
pembawa dan
zat tambahan
DAFTAR PUSTAKA
Lieberman et al., 1990, Pharmaceutcal Dosage Form. New York: Marcel Dekker Inc
DepartemenKesehatan RI
Arvanitoyannis, Psomiadou E., Nakayama A., Alba S. and Yamamoto N. 1997. Edible Film
from Gelatin, Solube Starch and Polyol. Journal Food Chemistry, 60(4).
Johanes, H. 1973. Pengantar Kimia Koloid dan Kimia Permukaan. Yogyakarta: UGM
Press.
Sulaiman,T.N.S dan Rina Kuswahyuning. 2008. Sediaan Cair Semi Padat. Yogyakarta: