Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REPORT

FILSAFAT PENDIDIKAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

BONATUA SIHOMBING(5181121004)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
IDENTITAS BUKU UTAMA
Judul : FILSAFAT PENDIDIKAN
Pengarang : DRS. H. SOEGIONO, M. M & DR. TAMSIL MUIS
Penerbit : PT. REMAJA ROSDAKARYA
Kota terbit : Bandung
Tahun terbit : 2012
Tebal halaman : 134
Ukuran buku : 24 x 10 cm

IDENTITAS BUKU PEMBANDING


Judul : FILSAFAT PENDIDIKAN
Pengarang : Prof. Dr. H. A. Tafsir
Penerbit : CV. Pustaka Setia
Kota terbit : Bandung
Tahun terbit : 2011
Tebal halaman : 238 halaman
Ukuran buku : 16x24 cm
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................... i

BABI PENDAHULUAN................................................................... .. 1
1.1 Latar Belakang..................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................. 1
1.3 Manfaat................................................................................ 1

BAB II ISI BUKU.................................................................................. 2


2.1 Ringkasan Buku Bab 1........................................................... 2
2.2 Ringkasan Buku Bab 2........................................................... 3
2.3 Ringkasan Buku Bab 3........................................................... 3
2.4 Ringkasan Buku Bab 4........................................................... 4
2.5 Ringkasan Buku Bab 5........................................................... 5
2.6 Ringkasan Buku Bab 6........................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN....................................................................... 10


3.1 Kelebihan dan Kelemahan Buku............................................ 10

BAB IV PENUTUP................................................................................. 14
4.1 Kesimpulan.............................................................................. 14
4.2 Saran........................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Filsafat merupakan sebagai daya upaya manusia dengan akal budinya untuk
memahami, mendalami, dan menyelami secara radikal dan integral serta sistematis
mengenal ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya yang dapat dicapai oleh akal manusia dan
bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu, hakikat filsafat
selalu menggunakan pikiran. Dalam perjalanan hidupnya manusia dihadapkan kepada
pengalaman-pengalaman peristiwa alamiyah yang ada disekitarnya. Pengalaman-
pengalaman lahir ini merupakan sejarah hidupnya yang mengesankan dan kemudian
mendorong untuk melakukan perubahan-perubahan bagi kepentingan hidupnya.
Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam, maka
dikatakan kebenaran filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan
dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relative. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari
segi yang bisa di amati oleh manusia saja. Sesungguhnya isi alam yang dapat diamati
hanya sebagian kecil saja.
Sedangkan pendidikan merupakan salah satu bidang ilmu, sama halnya dengan
ilmu-ilmu lainnya. Pendidikan lahir dari induknya yaitu filsafat, sejalan dengan proses
perkembangan ilmu, ilmu pendidikan juga lepas secara perlahan-lahan dari induknya.
Pada awalnya pendidikan berada bersama dengan filsafat, sebab filsafat tidak pernah bisa
membebaskan diri dengan pembentukan manusia. Filsafat diciptakan oleh manusia untuk
kepentingan manusia, pengembangan manusia, dan peningkatan hidup manusia.

1.2 Tujuan Pembahasan Masalah


1. Menjelaskan pengertian filsafat, filsafat pendidikan dan cabang-cabang filsafat
2. Menjelaskan Aliran-aliran filsafat
3. Menjelaskan keterkaitan antara filsafat dengan ilmu-ilmu, terutama ilmu pendidikan

1.3 Manfaat Pembahasan Masalah


1. Dapat menjadi suatu bekal bagi para pendidik untuk menghadapi masalah dalam
pendidikan
2. Mahasiswa agar dapat memahami secara menyeluruh mengenai filsafat pendidikan
BAB II
ISI BUKU

2.1 Ringkasan bab 1 Orientasi Materi

Kata filsafat mempunyaisebutan-sebutan lain sesuai dengan bergesernya waktu atau


karena adanya berbagai bahasa didunia. Namun demikian filsafat sebagai hasil manusia
berfilsafat masih menunjukkan adanya kesamaan makna, yaitu kegiatan manusia yang lebih
banyak menggunakan salah satu potensi dasar manusia, yaitu kemampuan berfikir. Arti
kemampuan berfikir sendiri juga dimaknai dengan berbagai arti meskipun secara umum dapat
juga ditemukan makna yang sama, yaitu kemampuan untuk menjawab atau memecahkan
masalah.

2.2 Ringkasan bab 2 Memahami Pengertian Filsafat

1. Pengertian Filsafat Ditinjau dari Asal Kata


Sebagian orang berpendapat bahwa kata filsafat berasal dari bahasa Arab Falsafah
yang dikaitkan dengan Sofiah yang berarti bijaksana dan kata Sufi sebagai sebutan
bagi orang yang ahli berfilsafat. Menurut pendapat ini, istilah filsafat selanjutnya
berkembang di daratan Eropa, dibaa oleh prajurit salah satu kerajaan di Eropa yang
melakukan penyerangan besar-besaran ke jazirah Arab. Diphika lain ada yang
berpendapat bahwa kata filsafat justru berasal dari bahasa latin (yunani) dan
merupakan penyatuan dua kata Philo yang berarti teman, yang mungkin ada kaitan
dengan bahasa inggris Fellow dan kata Sophia yang artinya bijaksana.
2. Pengertian Filsafat menurut para Filosof
a. Menurut Plato, “Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran
asli”
b. Aristoteles mengartikan filsafat sebagai “Ilmu pengetahuan yang meliputi
kebenaran yang tergabung didalamnya matefisika, logika, retorika, ekonomi,
politik dan estetika”
c. Bernard Russel mengartikan filsafat sebagai “the attent to answer ultimate
question critically”
3. Pengertian Filsafat menurut beberapa Penulis Buku Filsafat
a. Prof. IR Poedjawijatna dalam bukunya Pembimbing ke Arah Alam Filsafat ,
mengartikan filsafat sebagai “ingin mengerti dengan mendalam atau cinta pada
kebenaran”
b. Hasbullah Bakry dalam bukunya Sistematika Filsafat mengartikan filsafat sebagai
“sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam mengenai
ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan
bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai manusia dan bagaimana sikap
manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan”
4. Pengertian Filsafat menurut kamus
a. Dalam Encylopedia of Britannica ditulis sebagai “derived from the composite
Greek noun philosophia means the love of persuit wisdom”
b. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , filsafat diartikan sebagai
pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai segala yang ada, sebab,
asal dan hukumnya.
5. Pemaduan Arti Filsafat
a. Dari Plato bahwa wujud filsafat adalah pengetahuan dan tujuan berfilsafat adalah
mencapai kebenaran
b. Dari Aristoteles terungkap adanya wujud filsafat adalah pengetahuan dan l;ingkup
filsafat adalah matefisika, logika, retorika, ekonomi, politik dan estetika.
c. Dari Russel kita lihat ada tujuan berfilsafat, yaitu berupaya mendapatkan jawaban
terakhir secara kritis.

2.3 Ringkasan bab 3 Filsafat di Tengah-tengah Berbagai Karya Budaya

1. Filsafat sebagai sarana meningkatkan taraf hidup manusia


Dalam perkembangannya manusia tidak hanya memerlukan makanan dan hal-hal
yang berupa kebendaan, tetapi memerlukan juga ketenangan batin, memerlukan
pergaulan yang menyenangkan, dan sebaginya. Hal-hal inilah yang menjadi awal
manusia memikirkan juga hal-hal yang tidak tampak langsung lewat indranya.
“Manusia mulai memikirkan hal-hal dibalik kenyataan indra dan kegiatan berfikir
yang seperti inilah yang kemudian disebut kegiatan berfilsafat.
2. Kaitan antara filsafat dan ilmu-ilmu diluar ilmu filsafat
a. Filsafat sebagai ilmu
Ditinjau dari perkembangan ilmu, ‘filsafat dipandang sebagai ilmu yang
pertama kali muncul dan sekaligus dipandang sebagai induk dari segala ilmu’
b. Perbedaan antara ilmu filsafat dan ilmu-ilmu lain
Perbedaan antara ilmu filsafat dan nilmu-ilmu lainnya dapat dilihat dari :
 Kedalaman pembahasan
 Sifat kebenaran
 Cara memperoleh kebenaran
 Daya jangkaun
 Tugas
 Pemanfaatan
 Keterkaitan filsafat dengan keberadaan ilmu-ilmu yang lain
c. Kaitan antara filsafat dan teknologi
Kaitan antara dua hal ini dapat dilihat dalam dua bentuk yaitu:
 Pengaruh teknologi terhadap keberadaan filsafat
 Pengaruh filsafat terhadap teknologi
d. Kaitan filsafat dengan agama
Kaitan positif filsafat dengan agama terlihat bahwa apa yang dicari filsafat ada
kemiripan dengan apa yang dianjurkan agama. Filsafat mencari hakikat,
kebenaran terakhir, kebenaran satu-satunya, penyebab pertama dari segala
yang ada,” dan filsafat memberi jawaban yang beranek ragam, baik yang
berupa benda, proses maupun keadaan.”
Malalui agama, orang menemukan jawaban tersebut dari firman Tuhan,
sedangkan filsafat mencari jawaban dengan cara berfilsafat.”
3. Kaitan filsafat dengan politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, dan pendidikan.
Orang yang menerapkan politik dapat mengacu pada hal-hal yang ditetapkan dalam
ilmu politik. “tetapi kalau sudah dihadapkam pada sudut pandang mana yang dipakai
maka orang harus berfikir dengan pemikiran filosofis., misalnya dalam pengambilan
keputusan pemerintahan. Tidak jauh beda dengan politik, dalam praktik ekonomi juga
menggunakan pemikiran filsafat, misalnya dalam pemilihan keputusan ekonomi yang
dianut oleh suatu Negara. Dalam menghadapi masalah sosial diperlukan juga
pemikiran filsafat. Misalnya masalah pernikahan sesame jenis kelamin yang
bertentangan dengan aturan-aturan, filsafat dalam memberikan pedoman atau acuan
dalam pengambilan solusi atas masalah tersebut. Dalam hal budaya, secara umum
perlu juga pertimbangan filosofis, misalnya dalam zaman modern ini, banyaknya
budaya luar yang masuk ke dalam negeri, membuat Negara memerlukan pandagan
filosofis dalam menyikapi permasalahan tersebut. Dari segi pendidikan tidak
diragukan lagi, keberadaan filsafat sangat berpengaruh bagi pendidikan seperti
kurikulum yang berlaku.

2.4 Ringkasan bab 4 Aliran dan cabang Filsafat


1. Idealisme
Sudut pandang ini sebenarnya sudah dirintis oleh filosof besar Plato yang mengatakan
bahwa realita atau kenyataan atau kebenaran yang sungguh-sungguh benar adalah
sesuatu yang disebut idea, bukan seperti yang dapat dilihat dengan indra manusia.
a. Empirisme
Berkebalikan dengan aliran idealism maupun rasionalisme, aliran empirisme
berpendapat baha pengetahuan dan pengalaman manusia didapat dari hubungan
manusia dengan lingkungannya melalui alat indra, bukan melalui pikiran.
b. Positivisme
Bagi positivisme hakikat sesuatu adalah benar-benar pengalaman indra, tidak ada
campur tangan yang bersifat batiniah.
c. Pragmatisme
Secara ekstrem, pendapat ini tidak memperhatikan kriteria kebenaran yang lain
seperti harus masuk akal, atau harus tidak bertentangan dengan nilai moral, nilai
estetika, nilai hukum, nilai agama, dan sebagainya.
d. Materialisme
Materialisme berpendapat bahwa keberadaan dan kebenaran semua ada di dunia
ini adalah materi atau benda semata-mata, istilah ide, jiwa, roh, kekuatan magis
dan sebagainya, keberadaanya hanya merupakan akibat atau bentukan dari materi.
e. Naturalisme
Naturalism diartikan dalam konteks eksistensi segala sesuatu tentang manusia
mengikuti atau tunduk pada hukum kebendaan alam.
f. Sekularisme
Sekularisme dianggap sebagai gerakan yang tidak menyetujui terlalu besarnya
ajaran Kristiani dalm kehidupan manusia, sehingga makna dasar sekularisme
sebagai gerakan moral maupun filsafat adalah paham yang hanya memikirkan
kepentingan duniawi.
2. Cabang dan Aliran Filsafat
a. Dalam Eesrstee Nederlanche Systematiche Ingerichte Encylopedia (ENSIE),
disebutkan cabang-cabang filsafat yakni:
 Metafisika  Filsafat alam
 Logika  Filsafat kebudayaan
 Filsafat mengenal  Filsafat etika
 Filsafat pengetahuan  Filsafat antropologi
b. Ajaran Plato pada pokoknya dibedakan menjadi cabang-cabang:
 Dialektika  Etika
 Fisika
c. Ajaran Aristoteles
 Logika  Filsafat praktis
 Filsafat teoritik
d. Louis O Kattsoft menyebutkan cabang-cabang filsafat:
 Logika
 Metodologi
 Metafisika
 Epistemology
 Filsafat biologi
 Filsafat sosiologi
 Filsafat antropologi
 Etika
 Estetika
 Filsafat agama
3. Metafisika
Arti kata metafisika adalah dibalik alam, dalam arti dibalik apa yang dapat
ditangkap manusia melalui indranya. Di balik alam nyata itu merupakan hakikat
dari sesuatu yang dapat ditangkap oleh indra. Hakikat berada pada pikiran
manusia, bersifat abstrak, abstraksi dari benda konkret, dan dianggap sebagi
sesuatu yang benar-benar, kebenaran yang paling dalam, kebenaran yang terakhir,
tidak ada yang lebih besar.
Mengenal perwujudan dari hakikat itu, ada berbagai pendapat :
a. Ada yang mengatakan satu, dua atau kelompok
b. Ada yang mengatakan hakikat segala sesuatu adalah benda (materi), ada yang
mengatakan bukan benda
c. Bagi yang mengatakan hakikat segala sesuatu adalah materi, ada yang
mengatakan hakikat tersebut adalah air, api, jasmani, hule, atom, energy dan
sebagainya, atau merupakan campuran dari beberapa unsure tersebut.
d. Bagi yang mengatakan hakikat segala sesuatu bukan materi, ada yang
menyebutkan ide, roh, dan sebagainya atau campuran dari unsure-unsur
sejenis itu.
e. Ada yang mengatakan gerak, ada yang mengatakan diam dan sebagainya.
Banyak juga para ilmuwan maupun orang biasa yang dapat menggunakan
pahamannya tentang hakikat seacra tepat sehingga dapat bermanfaat bagi
dirinya maupun untuk orang lain. Kemanfaatan pemahaman tentang hakikat
bergantung pada kreativitas orang yang menggunakan.
4. Logika
Logika adalah cabang filsafat yang memberi pedoman untuk berfikir benar dan
mendapatkan hasil berfikir yang benar. Pedoman berfikir benar dikupas dalam
logika formil dan untuk mendukung logika formil ini ada logika materiil, yang
menentukan harus benarnya bahan yang dipikirkan.
Logika formil bersifat universal, kebenarannya sama untuk semua orang,
sedangkan kebenaran materiil tidak universal, mungkin berbeda dengan orang
yang satu dengan orang yang lain.
Materi logika terdiri atas
 Term
 Proposisi
 Konklusi
5. Etika
Kata etika bersumber dari bahasa latin, Etos yang kata turunannya menajdi Etika,
etiket, etis dan sebagainya.
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia terdapat tiga arti filsafat etika, yaitu:
a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak)
b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau amsyarakat.
Aliran-aliran dalam filsafat Etika yakni
 Aliran naturalisme
 Aliran hedonism
 Aliran vitalisme
 Aliran utilitaslisme
 Aliran idealisme
 Aliran theologi

6. Filsafat estetika

Filsafat estetika adalah kemampuan manusia untuk membedakan perilaku yang baik
dan yang tidak baik, dan kemampuan manusia untuk membedakan sesuatu yang indah dan
yang tidak indah.

Manfaat memahami filsafat estetika adalah :

1. Memahami bahwa manusia memiliki potensi yang berupa perasaan yang dapat
membedakan sesuatu yang indah dan tidak indah
2. Memahami bahwa kriteria keindahan lebih bersifat subjektif di samping ada segi
objektifnya.
3. Memahami bahwa setiap manusia berhak memilih aliran-aliran yang terjadi dalam
filsafat estetika.
4. Bagi guru/pendidik pemahaman tentang filsafat estetika dapat dipakai sebagai titik
tolak untuk mengembangkan kemampuan estetika siswa.

7. Filsafat manusia
Filsafat manusia adalah cabang filsafat yang menelaah tentang eksistensi manusia,
kemampuan dasar manusia, struktur kepribadian manusia, perilaku manusia, dan asal muasal,
serta arah hidup manusia.
Manfaat memahami filsafat manusia adalah :
1. Orang tahu keududkan., hak, dan kewajibannya ditengah-tengah makhluk yang ada du
dunia ini.
2. Orang tahu kemampuan dasar yang dimilikinya.
3. Orang memahami kewajiban hidupnya.
4. Orang dapat mengontrol hidupnya agar dapat mencapai tujuan hidupnya.
5. Untuk pemikiran dna kegiatan pendidikan pemahaman tentang manusia dapat dipakai
sebagai acuan untuk menetapkan kebijakan dan praktik pendidikan.

8. Filsafat ilmu
Filsafat ilmu adalah salah satu cabang filsafat yang menelaah ilmu dari sudut pandang
filsafat, dan di pandang sebagai induk sari dari semua ilmu yang berkembang sesudah
filsafat. Filsafat ilmu mengevaluasi informasi-informasi, prosedur pencarian kebenaran, ide-
ide dasar yang dipakai, dan kriteria kebenaran yang dipaparkan setiap ilmu yang ada.
Manfaat memahami filsafat ilmu adalah :
1. Penggunaan ilmu bukan tanpa batas, tetapi dibatasi oleh nilai-nilai yang ada dan
yanng tumbuh dalam masyarakat.
2. Bahwa ilmu memiliki keterbatasan, yaitu hanya dapat menelaah apa yang dapat
ditangkap oleh indra manusia.
3. Bahwa ilmu selalu berkembang dan manusia mampu mengembangkan ilmunya
dengan kemampuan bernalarnya.
4. Bahwa bekerja dengan prinsip-prinsip ilmiah, seperti yang dikemukakan Sarjiyo “
manusia akan memiliki sifat dan sikap kritis, selalu berupaya
mempertanggungjawabkan bahan, prosedur dan hasil kegiatan ilmiahnya.
5. Filsafat ilmu bermanfaat antara klain sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan
materi pendidikan dalam hal upaya pengembangan kemampuan dan sikap ilmiah
peserta didik.

9. Filsafat pendidikan

Keterkaitan antara filsafat dan pendidikan pertama-tama terjadi karena keduanya


merupakan ilmu. Filsafat sebagai ilmu menelaah seglaa sesuau yang ada sedangkan
pendidikan yang merupakan salah satu cabang ilmu filsafat membahas sebagian objek
filsafat, yaitu membahas tentang manusia dan yang lebih khusus membahas sebagian dari
aktivitas manusia, yaitu tentang perbuatan mendidik.

Materi filsafat yang diperlukan dalam pemikiran dan praktik pendidikan adalah ;

1. Karakteristik filsafat yang perlu diperhatikan pemikir dan pelaksana pendidikan.


2. Cabang-cabang filsafat yang terkait dengan pemikiran praktik pendidikan.
3. Aliran-aliran filsafat yang diperlukan untuk pemikiran dan praktik pendidikan.

2.5 Ringkasan buku bab 5


Kebutuhan pandangan filsafat untuk menetapkan komponen-komponen pendidikan yaitu
- Pemikiran filsafat yang menyangkut penetapan tujuan pendidikan
Dalam hal menetapkan tujuan pendidikan ada tiga dasar pemikiran yang harus
diingat, yaitu kebutuhan dan arah hidup peserta didik, kebutuhan masyarakat, dan
ideologi pemangku kepentingan.
- Pemikiran filsafat yang menyangkut peserta didik
Semua manusia yang memerlukan pendidikan, namun banyak pemikiran pendidikan
tentang peserta didik yang memerlukan pemikiran filsafat.
- Pandangan filsofis tentang pendidik
Semua manusia pada hakikatnya manusia tertentu yang berhak menjadi pendidik,
dan tentu haruslah ada syarat-syarat yang harus dipenuhi seorang pendidik tersebut.
- Pandangan filosifis tentang keseimbangan hubungan antara pendidik dan peserta
didik
Pertama pendidik harus punya kedudukan yang lebih tinggi daripada peserta didik,
kedua pendidikan peserta didik mempunyai keududkan yang lebih tinggi daripada
pendidik, dan yang ketiga kedudukan pendidi dan peserta diidk adalah setara.
- Pandangan filosofis tentang materi pendidikan
Pemilihan materi pendidikan dapat dilakukan dengan mengacu pada pemikiran
ilmiah, objektif, maupun pemikiran agamais.
- Pandangan filosofis yang terkait alat pendidikan
Dalam konteks alat pendidikan berupa tindakan pendidikan dengan pemberian
hadiah, teguran, peringatan, ancamna, hukuman, penegakan ketertiban, keteladanan,
dan sebagainya.
- Pandangan filosofis terkait metode pendidikan
Metode pendidikan sebagai cara menanamkan morma yang dibedakan dnegan
metode mengajar yang menekankan mentransferkan pengetahuan atau keterampilan.
- Pandangan filosofis terkait manajemen pendidikan
Menyangkut aktivitas-aktivitas manajemen seperti sistem pengelolaan pendidikan,
kepemimpinan pendidikan, pemangku kepentingan pendidikan dan sebagainya.
- Pandangan filosofis terkait lingkungan pendidikan
Pendidik harus menyesuaikan dengan lingkungan dan berhak mengendalikan
lingkungan untuk kepentingan pendidikan.
- Pandangan filsafat tentang belajar
Proses memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan, ada berbagai
pandangan filosofis dan digolongkan menjadi dua yaitu golongan idealisme dan
golongan empirisme.

Aliran-aliran filsafat pendidikan :


- Aliran progresivisme
Berpijak pada aliran filsafat pragmatisme, yaitu aliran filsafat yang berpandangan
bahwa kebenaran segala sesuatu ada pada kegunaan praktisnya.
- Aliran esensialisme
Tentang apa yang harus diajarkan kepada peserta didik, pendiidkan harus dapat
menemukan hal-hal yang merupakan esensi serta kurikulum tidak perlu terlalu
banyak menyajikan pengetahuan.
- Aliran perenialisme
Suatu pandangan bahwa dalam zaman yang selalu berubah tetap ada “benang merah”
yang menghubungkan zaman satu dengan zaman yang lainnya.
2.6 Ringkasan buku bab 6
Keberadaan formal filsafat pendidikan di Indonesia kenyataannya belum pernah ada
meskipun dalam penetapan kebijakan-kebijakan pendidikan ha tersebut sudah terkandung
secara inklusif. Kalau dalam filsafat dibahas bnayak cabang filsafat, atau paling tidak cabang-
cabang filsafat yang menyangkut lkangsung pendidikan, pendidikan di Indonesia tidak
pernah membahas cabang filsafat mana yang digunakan. Demikian juga menyangkut aliran-
aliran yang terdapat dalam filsafat maupun cabang-cabang filsafat yang pada muaranya
memengaruhi konsep dasar aliran-aliran filsafat pendidikan tidak dipakai. Pendidikan di
Indonesia tidak secraa eksplisit memilih cabang filsafat mana dan aliran filsafat mana yang
dipakai dalam menetapkan kebijakan atau membuat aturan pelaksanaan.
Satu-satunya pegangan yang dapat dikategorikan sebagai dalam filosofis pendidikan
di Indonesia adalah Pancasila. Karena Pancasila dapat dipandang sebagai landasa filosofis
bagi pemikiran dan praktik pendidikan di Indonesia dapat dipahami atas dasar hakikat
Pancasila.
Hakikat Pancasila yang mendukung dipakainya sebagai dasar filsafat pendidikan
adalah :
a. Pancasila diakui sebagai filsafat bangsa dan sebagai dasar negara.
b. Pancasila telah ditetapkan sebagai paradigma pembangunan bangsa.
c. Hakikat Pancasila baik dalam keseluruhannya maupun sila demi sila telah
diberikan rumusan yang jelas.
d. Hakikat Pancasila diposisikan sebagai hal yang universal.
e. Hakikat Pancasila dapat mencakup ide-ide pokok berbagai filsafat yang ada.
BAB III
PEMBAHASAN
ASPEK KELEBIHAN KELEMAHAN
Cover Buku Utama : Buku Utama :
Gambar dari buku utama ini sesuai Warna pada buku utama kurang
dengan judul dan pembahasan buku, menarik.
yaitu gambar sebuah patung yang
sedang berfilsafat, atau sedang
berpikir. Patung tersebut
sebenarnya cerminan dari apa yang
dilakukan manusia untuk
mengetahui segala sesuatu yang ada
di dalam dirinya dan diluar dirinya.

Buku Pembanding : Buku Pembanding :


Buku ini memiliki warna yang Gambar tidak memilki arti yang
menarik sehingga menarik minat dapat menggambarkan isi buku.
pembaca.

Isi Buku :
Buku Utama : Buku Utama :
Dalam buku ini dibahas tentang Kelemahan dalam buku ini yaitu
pengertian filsafat. Pengertian terdapat singkatan yang tidak
tersebut tidak hanya ditinjau dari dimengerti pembaca, seperti
asal kata, tetapi juga ditinjau dari pada halaman 12, bagian c,
pendapat para filsuf, penulis buku, paragraf pertama. Kemudian,
dan menurut kamus. Kemudian terdapat pengertian beberapa
dibahas juga tentang eksistensi ahli yang memakai bahasa asing
filsafat, apa yang dilakukan orang kyang tidak diberikan penjelasan
yang berfilsafat, apa yang nya, seperti pada halaman 6
difilsafatkan, apa tujuan orang point c.
berfilsafat, dan bagaimana berpikir Dan pada buku ini seharusnya
berfilsafat. Untuk membantu juga dijelaskan mengenai
pembaca lebih muda memahami isi pengertian pendidikan dan juga
bab, maka terdapat beberapa pengertian filsafat pendidikan,
contoh dan juga terdapat beberapa karena buku ini membahas
kata penting yang penulisan tentang filsafat pendidikan.
hurufnya dipertebal. Selain itu, pada buku ini terdapat
Pada halaman 22, terdapat kesalahan penempatan tanda
penegasan bahwa ilmu filsafat tidak baca seperti titik koma dalam
sama dengan ilmu-ilmu lain beberapa kalimat. Ini dapat
meskipun terdapat beberapa dilihat pada bab pertama dan
persamaan. bab juga pada bab keempat.
Meskipun filsafat berbeda dengan Selanjutnya, terdapat kesalahan
ilmu lain, namun saling memiliki mengetik judul buku seperti
keterkaitan, saling mempengaruhi pada halaman 76, dimana judul
ilmu lain seperi agama, politik, buku yag dicantumkan adalah
ekonomi, sosial, budaya, hukum dan ImuFilsafat. Judul buku yang
pendidikan atau biasa disingkat sebenarnya adalah Ilmu Filsafat.
dengan POLEKSOSBUDHANKAM Dan terakhir, isi buku ini tidak
serta pengaruh terhadap teknologi. dilengkapi dengan adanya
Selanjutnya, pada halaman 37, gambar pendukung sehingga
dibahas secara lengkap, jelas dan pembaca kurang tertarik untuk
padat tentang aliran-aliran filsafat, membaca ataupun juga mudah
seperti idealisme, empirisme, bosan membaca buku ini. Ada
positivisme, pragmatisme, baiknya, buku ini dilengkapi
materialisme, naturalisme, dan dengan gambar – gambar
sekularisme. Buku yang membahas sederhana dan menarik.
Filsafat Pendidikan ini juga
memaparkan berbagai cabang dan
aliran filsafat pendidikan secara
singkat dan spesifik. Meskipun judul
buku ini adalah Filsafat Pendidikan,
namun buku ini juga membahas
tentang filsafat metafisika, logika,
filsafat etika, filsafat estetika,
filsafat manusia, filsafat ilmu untuk
mendukung pembahasan tentang
filsafat pendidikan. Pada halaman
108, dibahas secara jelas hubungan
antara filsafat dan pendidikan.
Hubungan tersebut dapat dilihat
pada dua hal. Pertama, bagaimana
kebutuhan pandangan filsafat untuk
menetapkan komponen –
komponen pendidikan seperti
pemikiran filsafat yang menyangkut
penetapan tujuan pendidikan,
pemikiran filsafat yang menyangkut
peserta didik, pandangan filosofis
tentang pendidik, pandangan
filosofis tentang keimbangan
hubungan antara pendidik dan
peserta didik, pandangan filosofis
tentang materi pendidik, pandangan
filosofis terkait manajemen
pendidikan, pandangan filosofis
terkait lingkungan pendidikan, dan
pandangan filsafat tentang belajar.
Kedua, aliran – aliran filsafat yang
berkaitan dengan pendidikan seperti
aliran progresivisme, aliran
esensialisme, dan aliran
perenialisme. Setelah menjelaskan
tentang filsafat pendidikan secara
umum, pada bab terakhir halaman 6
dibahas tentang filsafat pendidikan
secara khusus di Indonesia. Filsafat
pendidikan tersebut dapat dilihat
pada terminologi filsafat pendidikan
dalam pemikiran dan praktik
pendidikan di Indonesia, Pancasila
sebagai landasan kebijakan
pendidikan di Indonesia dimana
Pancasila merupakan filsafat bangsa,
dasar filsafat pendidikan di
Indonesia, Pancasila dalam tinjauan
terminologis filsafat pendidikan dan
beberapa kebijakan pendidikan
terkait pandangan filosofisnya.

Buku Pembanding : Buku Pembanding :


Dalam buku ini, penulis menjelaskan Pada bab ini, banyak dimuat
pengertian filsafat pendidikan. penjelasan dari pengertian
Dalam bab ini, penulis memuat filsafat, pendidikan dan juga
banyak penjelasan tentang filsafat, filsafat pendidikan, namun
tentang pendidikan, dan juga penulis tidak mencantumkan
tentang filsafat pendidikan. Dalam siapa tokoh pencetus pengertian
bab ini juga dijelaskan tentang ruang tersebut. Kemudian, setelah
lingkup filsafat pendidikan serta apa memaparkan beberapa definisi
manfaat dan fungsi dari filsafat filsafat, namun penulis tidak
pendidikan. Buku ini juga mencantumkan pendapatnya
menjelaskan secara rinci tentang yang seharusnya bisa menarik
sejarah perkembangan filsafat,mulai kesimpulan dari beberapa
dari zaman batu, zaman yunani, penjelasan tersebut.
masa patristik, zaman awal skolastik,
zaman keemasan skolastik, zaman
akhir abad pertengahan, zaman
modern, zaman baru, hingga sampai
pada zaman pasca-modernisasi.
Tidak hanya perkembangan filsafat,
namun juga terdapat penjelasan
tentang perkembangan metodelogi
filsafat pendidikan. Terdapat juga
aliran-aliran dari filsafat pendidikan,
yaitu filsafat pendidikan positivisme
dan empirisme. Buku ini juga
menjelaskan tentang filsafat
pendidikan tentang alam semesta
dan manusia. Dijelaskan juga
tentang kaitan antara filsafat dengan
ontologi, epistemologi, dan aksiologi
pendidikan. Buku ini juga
menjelaskan mengenai epistemologi
sistem pengembangan
kepemimpinan dalam pendidikan,
juga dijelaskan bagaimana filsafat
pendidikan berpandangan mengenai
tanggung jawab pendidikan, dan
penelitian tindakan kelas. Setiap
penjelasan pada buku ini
dicantumkan catatan kaki sebagai
sumber informasi kepada pembaca
mengenai sumber penjelasan yang
ada pada buku. Penjelasan pada bab
ini juga didukung dengan adanya
dimuat Undang-Undang serta
beberapa pasalnya. Dimuat juga
penjelasan yang didukung oleh
pandangan para ahli. Buku ini juga
mencantumkan beberapa contoh
nyata dari beberapa teori yang
memudahkan pembaca untuk
menarik kesimpulan dari isi buku.
Penjelasan di buat secara berpoint-
point sehingga tidak membuat
pembaca merasa bosan, kata-kata
yang dipakai juga komunikatif.
Bahasa Kedua buku, baik buku utama Pada kedua buku dapat dijumpai
maupun buku pembanding penggunaan bahasa asing yang
menggunakan bahasa yang baku, tidak dimuat dengan
namun tetap komunikatif dan terjemahannya sehingga
mudah dimengerti oleh pembaca. menyulitkan pembaca
Selain itu, digunakan juga bahasa memahami penjelasannya.
asing seperti pada pendapat para
ahli.
Rangkuman dan Pada buku utama, terdapat Namun, pada buku pembanding
Evaluasi rangkuman isi penjelasan yang tidak ditemukan baik rangkuman
membantu pembaca memahami isi maupun evaluasi di akhir setiap
setiap bab secara singkat. Bahkan bab.
pada bab keempat terdapat
rangkuman khusus dari setiap
subtema.
Pada buku utama, juga terdapat
evaluasi yang berfungsi sebagai
pengayaan bagi pembaca dalam
memahami isi buku.
Gambar/Tabel Pada buku pembanding terdapat Pada kedua buku ada baiknya
tabelyaitu pada halaman 228 yang ditambahkan gambar atau tabel
membahas perbedaan antara yang membantu pembaca lebih
penelitian dengan classroom action mudah memahami isi buku,
research. terutama pada buku utama,
karena pada buku ini tidak
terdapat satupun gambar
ataupun tabel.
BAB IV
PEENUTUP
KESIMPULAN :
Setelah saya melakukan critical book report terhadap kedua buku ini, saya
menyimpulkan buku ini layak dibaca sebagi pedoman tentang filsafat pendidikan, dan dapat
menjadi acuan bagi para calon pendidik untuk mengetahui seperti apa ruang lingkup filsafat
pendidikan.

SARAN:
Setelah saya melakukan critical book report terhadap kedua buku ini, saya
menyarankan perlunya sedikit revisi pada penjelasannya, seperti penambahan contoh-contoh
yang jelas, serta perbaikan pada kualitas cover buku yakni pada perekat nya agar buku dapat
semakin maksimal digunakan oleh pembaca dan kaum pendidik.

Anda mungkin juga menyukai