Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN TUTORIAL

NYERI KEPALA

DISUSUN
OLEH :

KELOMPOK IV

Ketua :Abednego Oktahara Sebayang (14000020)

Sekretaris :Efrison M.T. Situmorang (14000012)

Anggota :Eninta Sri Ukur (14000001)

Royntan Tessalonika berutu (14000003)

Widya G. Simanjuntak (14000006)

Sartika Astri Simarmata (14000009)

Mirna Lestari br. Sinuraya (14000015)

Timotius Gatma Buntori Purba (14000024)

Novi Ostasia Romaito Napitupulu (14000032)

Dina Roulina Simanjuntak (14000035)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN 2016/2017
PEMICU
Laki-laki usia 40 tahun mengeluh nyeri kepala yang hebat terutama pada malam hari,nyeri
berlangsung sekitar 40 menit setiap serangan dan dalam sehari dapat terjadi 4x serangan.Nyeri
dirasakan sekitar mata kanan sampai pelipis disertai keluarnya air mata dan ingus.Pada
pemeriksaan didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg,nadi 78x/menit,RR 20 x/menit,pemeriksaan
neurologis dalam batas normal.

MASALAH
 Nyeri kepala yang hebat terutama pada malam hari.
 Nyeri berlangsung sekitar 40 menit setiap serangan dan dalam sehari dapat terjadi 4x
serangan.
 .Nyeri dirasakan sekitar mata kanan sampai pelipis disertai keluarnya air mata dan
ingus.

ANALISA MASALAH

trauma Suplai O2 menurun stress Penyakit ekstra


kranial

Trauma mekanik Kebutuhan


mengubah Meningkatkan Contohnya
metabolik otak
susunan SSP hormone hipertensi
menurun
kortisol

Merangsang Merangsang
reseptor nyeri Terjadi
reseptor nyeri iskemik pada
pembuluh
darah
Nyeri
kepala

Page 2
HIPOTESA
Nyeri kepala primer

LEARNING ISSUE
1. Anatomi dan persarafan kranial
2. Fisiologi nyeri
3. Diagnosa banding nyeri kepala
4. Perbedaan nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder
5. Klasifikasi nyeri kepala primer
6. Patofisiologi nyeri kepala
7. Penegakan diagnosa nyeri kepala primer
8. Penatalaksanaan awal nyeri kepala primer
9. Komplikasi dan prognosis nyeri kepala primer

Page 3
Pembahasan Learning Issue
Anatomi dan Persarafan Kranial
 Scalp / kulit kepala
Lapisan yang melindungi cranium . Terdiri dari lapisan terluar : Skin, connective tissue,
aponeurosis epicranial, loose areolar tissue, pericranium.

 Tulang tengkorak
Dibagi menjadi kranium dan tulang wajah .
Kranium adalah beberapa tulang yang dihubungkan oleh sutura. Fungsinya untui melindungi
otak. Terdiri dari:
- Os frontal
- Os parietal
- Os temporal
- Os occipital
- Os sphenoid
- Os ethmoid

 Meningen
Lapisan setelah cranium yang melapisi otak. Tersusun dari 3 lapisan yaitu Durameter,
Arachnoid, Piameter. Fungsinya untuk melindungi system saraf pusat dan pembuluh darah,
menahan cairan serebrospinal, memisahkan otak dengan tengkorak.

Page 4
 Cairan serebrospinal
Cairan mirip plasma darah yang dihasilkan oleh plexus choroid lalu dialirkan melalui system
ventrikel untuk membentuk sawar darah otak. Fungsinya sebagai sumber nutrisi dan
melindungi otak.
 Otak
Dibagi menjadi 3 bagian :
- Cerebrum / otak besar
- Cerebellum / otak kecil
- Batang otak

Cerebrum

Dibagi menjadi 2 hemispher kanan dan kiri yang dipisahkan oleh fisura longitudinalis cerebri.
Permukaan luar cortex terdiri dari substansi grisea dan permukaan dalam substansi alba.
Terbagi menjadi beberapa lobus :

 Lobus frontalis  pusat motorik primer


 Lobus parietalis  pusat kesadaran sensorik
 Lobus temporalis  pusat pendengaran
 Lobus occipitalis  pusat penglihatan

Diensefalon

Terletak dibagian dalam cerebrum , memiliki 2


struktur utama :
 Thalamus
Berperan dalam aktivitas motoris, sensoris,
Fungsi luhur manusia, emosi dan memori
 Hypothalamus
Mengatur metabolisme, pertumbuhan, reproduksi, pembentukan hormon.

Page 5
Cerebellum
Terletak dibawah lobus occipital ,dibagi menjadi 2 hemisphere kanan & kiri yang dihubungkan
oleh vermis. Terdiri dari 3 lobus :
 Lobus anterior  mengatur postur tubuh , menerima rangsang dari m.spinalis
 Lobus posterior  berhubungan dengan koordinasi gerakan otot
 Lobus flocullonodularis  mempertahankan keseimbangan.
Dihungkan ke otak melalui pedenculus cerebri.

Batang Otak / Truncus serebri


Terdiri dari mesencephalon, pons, medulla oblongata.
 Mesencephalon ( otak tengah )
Dikelilingi oleh aquaductus cerebral. Terdapat bserabut
saraf untuk menghubungkan pusat otak yang lebih tinggi
dengan yang rendah meliputi reflex penglihatan ( colliculi
superior) dan reflex pendengaran ( colliculi inferior).
Nukleus dari nervus cranial III & IV.
 Pons
Terletak pada anterior medulla oblongata , sebagai pusat
Pernafasan. Pusat apneustik (inspirasi) dan pneumotaksik
(ekspirasi). Nukleus dari CN V, VI, VII, VIII.
 Medulla oblongata
Berperan pada pusat reflex otonom, mengatur irama pernafasan, frekuensi jantung, tekanan
darah. Nukleus dari CN IX, X, XI, XII.

Saraf Kranial
Semua saraf yang keluar dari otak mellaui foramen cranial, terdiri dari saraf sensorik dan
motorik.

Page 6
Sakit kepala serta nyeri wajah bisa melibatkan Nervus Trigeminal (V). Nervus trigeminal
dibagi menjadi 3 divisi :
V1  N. Ophthalmicus
V2 N. Maxillaris
V3 N. Mandibularis

Page 7
Fisiologi Nyeri
Nyeri terutama adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran akan kenyataan
bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan. Tidak seperti modalitas somatosensorik
lain, sensasi nyeri disertai oleh respons perilaku rermorivasi (misalnya menarik diri atau
bertahan) serta reaksi emosional (misalnya menangis atau takut).

Mekanisme Nyeri

Jalur nyeri substansi P. Ketika diaktifkan oleh rangsangan yang mengganggu, sebagian jalur nyeri
aferen mengeluarkan substansi P. yang mengakifkan jalur-jalur nyeri asendens yang memberi
mlsulln kepada berbagai bagian otak untuk pemrosesan beragam aspek dari pengalaman nyeri
tersebut.

Page 8
Diagnosa Banding Nyeri Kepala
No Penyakit Definisi Etiologi Tanda dan gejala
1. Cluster sindrom idiopatik Aktivitas Durasi 30-45 menit
headache (belum diketahui pembuluh Timbul beberapa kali sehari dan
penyebabnya secara darah tidak menghilang spontan
pasti) yang terdiri dari normal Wajah kemerahan unilateral
serangan yang jelas dan Keluarair mata, hidung berair
berulang
2. Migrain Kondisi kronis yang Stress dan Prodrome: perubahan mood,lelah,
dikarakteristikkan oleh depresi ketegangan otot
sakit kepala intensitas Aura: gangguan visual yang
sedang-berat yang mendahului sakit kepala
berakhir dalam 4-72 jam Sakit kepala unilateral, berdenyut,
mual, muntah, sensitif terhadap
cahaya dan suara
Nyeri menghilang jika pasien
tidur

3. Tension nyeri yang ditimbulkan Kontraksi otot Nyeri tumpul perasaan menekan
type akibat kontraksi kepala yang pada leher, pelipis, dahi
headache menetap otot-otot kulit berlebihan Leher kakubilateral
kepala, dahi dan leher
yang disertai dengan
vasokonstriksi
ekstrakranium

Perbedaan Nyeri Kepala Primer dan Nyeri Kepala Sekunder

Page 9
Klasifikasi Nyeri Kepala Primer

Migrain
Nyeri kepala dengan serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam (nyeri berulang dan

waktu bervariasi ). Nyeri biasanya unilateral. Sifatnya berdenyut. Intensitas nyerinya sedang-

berat diperberat oleh aktfitas. Mual, muntah , fotofobia, fonofobia.

ETIOLOGI

Belum diketahui pasti

 Perubahan hormonal

 Kafein

 Puasa/ terlambat makan

 Makanan

 Banyak tidur atau kurang tidur

Page 10
 Stress

 Cahaya kilat atau berkelip

KLASIFIKASI MIGRAIN

1. Classic Migraine
Didahului dengan fenomena defisit neurologik fokal mis, gangguan Penglhatan,sensorik, wicara

sekarang disebut migren aura.

2. Common Migraine
Tidak didahului oleh defisit neurologik fokal. Sekarang disebut Migren tanpa aura

MANIFESTASI KLINIS DAN FASE PADA MIGRAIN

* Fase Prodomal (40-60%)

beberapa jam- hari sblum fase Neuroloik Fokal gejala yang muncul : perubahan mood, irritable,

depresi atau euphoria,perasaan letih,lesu dan lemas.

* Fase Aura didahului GejalaNeurologik Fokal.

muncul bertahap 5-20 menit. Ciri khas scintillating scotoma (tampak bintik kecil yang banyak )

hilang dalam beberapa menit.

* Fase nyeri kepala

Biasanya berdenyut, unilateral awalnya di daerah frontotemporalis dan okular, kemudian setelah

1-2 jam menyebar scara difus kearah posterior .

Page 11
* Fase Postdromal

Pasien mungkin merasa lelah , irriable, konsentrasi menurun dan terjadi perubahan mood.

TENSION TYPE HEADACHE


Nyeri kepala bilateral yang menekan, mengikat, tidak berdenyut,tdak dipengaruhi dan diperburuk

oleh aktivitas fisik bersifat ringan-sedang mual muntah (-)disertai fotofobia dan fonofobia

SUBKLASIFIKASI
1. TTH episodk sering (1-14 serangan perbulan)

2. TTH episodik jarang (1 serangan perbulan )

3. TTH menahun (lebih dari 15 swrangan pertahun )

CLUSTER
Nyeri kepala pada satu sisi yang disertai dengan keluarnya air mata dan hidung tersumbat.

Karakteristik
Pasien mengeluhkan nyeri kepala yang sangat hebat seperti ditusuk bersifat unilateral

(orbital,supraorbital atau temporal) hilang timbul berlangsung 20-120 menit @1-8x perhari sering

terjadi pada larut malam atau pagi dini hari.

Serangan nyeri kepala disertai dengan satu atau lebih gejala berikut (semuanya

ipsilateral)injeksi konjungtiva, lakrimasi, kongesti nasal,rinore,produksi keringat pada dahi dan

wajah, miosis, ptosis, edema palpebral gelisah/agitasi.

Page 12
Patofisiologi Nyeri Kepala

Page 13
Page 14
Page 15
Page 16
Penegakan Diagnosa Nyeri Kepala Primer

A. Anamnesis

1. Jenis Nyeri : Nyeri kepala yang berat


2. Onset nyeri kepala
3. Frekuensi dan periode nyeri
beberapa hari minggu , bulan atau interval bebas
4. Puncak dan lamanya nyeri
puncak pada saat terbangun dari tidur lamanya 2 jam
5. Waktu terjadinya nyeri kepala dan faktor presipitasi
kecenderungan saat tidur lelap (malam hari )
6. Lokasi
unilateral, khas di belakaang atau sekitar bola mata

Page 17
7. Kualitas dan intensitas nyeri
nyeri terasa berat , nyeri seakan- akan dibor dan terus menerus
8. Gejala prodromal dan penyerta
ptosis, konjungtiva kemerahan, patologi di hidung, penyakit sinus
9. Faktor memperberat nyeri
Batuk ,bersin
10. Faktor pereda nyeri
kompres hangat atau dingin
11. Riwayat penyakit keluarga
12. Pengobatan sebelumnya
13. Riwayat penyakit sebelumnya

B. Pemeriksaan

Pemeriksaan fisik

- Observasi : gangguan psikiatri, penderita tampak cemas


- Pemeriksaan neurologi : biasanya normal
- Vital sign

B. Pemeriksaan tambahan

(1) Pemeriksaan radiologi

- Foto polos kepala


- Foto vertebracervical
- CT- scan dan MRI
- Angiografi serebral

(2) Pemeriksaan css

(3) Pemeriksaan laboratorik

(4) Pemeriksaan khusus dan konsultasi

Page 18
Penatalaksanaan Awal Nyeri Kepala Primer
1. Cluster Type Headache
Tatalaksana adalah untuk menekan periode klaster, menghentikan serangan akut,
mengurangi frekuensi nyeri dan mengurangi intensitas nyeri.
 Terapi pada serangan akut (Terapi abortif)
- Oksigen ( 7L/menit selama 15 menit dengan sungkup merupakan pilihan utama
dalam mengatasi nyeri kepala klaster apabila diberikan pada awal serangan)
- Dihidroergotamin 0,5-1,5 mg IV dapat mengurangi nyeri dalam wakttu 10 menit:
Pemberian intramuscular atau dan nasal memiliki awitan lebih lama
- Sumatripan (nasal 20 mg atau injeksi subkutan 6 mg) akan mengurangi nyeri dalam
10 menit, dapat diulang setelah 24 jam. Sumatripan tidak boleh diberikan pada
pasien dengan hipertensi tidak terkontrol atau penyakit jantung iskemik
- Lidokain: I mL dari sousio 4% lidokain di tempatkan pada kapas di tiap lubang
hidung (intranasal) selama 5 menit dapat membantu mengurangi nyeri
 Profilaksis
- Verapamil (pilihhan pertama) 120-160 mg PO 3-4x/hari, selain itu juga dapat
digunakan nimodipin 240 mg/hari atau nifedipin 40-120 mg/hari
- Litium 300-1500 mg/hari PO
- Methylsergid 4-10 mg/hari PO
- Prednisolon 50-75 mg/hari. Tidak bolh diberikan dalam jangka waktu lama. Efektif
pada 80-90% kasus dalam mencegah serangan.
2. Migren
Tatalaksana pengobatan migren dapat dibagi menjadi 3 kategori:
 Non-medikamentosa
- Hindari pencetus nyeri kepala seperti perubahan pola tidur, makanan, stress dan
rutinitas sehari hari, cahaya terang, kelap kelip, perubahan cuaca, berada di tempat
tinggi seperti di gunung atau pesawat udara
 Terapi abortif: terapi akut untuk menghentikan progresi nyeri
- Terapi abortif non-spesifik: pada serangan ringan sampai sedang atau serangan
berat yang berespon baik terhadap obat yang sama dipakai obat nyeri (over the

Page 19
counter) atau OAINS (obat anti-inflamasi non steroid) oral. Terapi abortif non-
spesifik antara lain:
o Parasetamol 100-600 mg tiap 6-8 jam
o Aspirin 500-1000 mg tiap 4-6 jam dosis maksimal 4 gr/hari
o Ibuprofen 400-800 mg tiap tiap 6 jam, dosis maksimal 2,4 gr/hari
o Sodium naproxen 275-550 mg tiap 2-6 jam, dosis maksimal 1,5 gr/hari
o Potassium diklofenak (powder) 50-100 mg/hari dosis tunggal
o Metoklopramide 10 mg IV atau oral 20-30 menit sebelum atau bersamaan
dengan pemberian analgetik, OAINS atau derivate ergotamine
menghilangkan nyeri disertai mual, muntah dan memperbaiki motalitas
gastric, memperbaiki absorbs obat dalam usus dan efektif dikombinasikan
dengan dihidroergotamin IV
- Terapi abortif spesifik
o Obat golongan agonis 5HTIB/ID(triptans) seperti sumatriptan 6 mg subkutan
atau 50-100 mg per oral;
o Derivate ergot seperti ergotamine 1-2 mg yang dapat diberikan secara per
oral subkutan maupun per rectal
 Terapi profilaksis
Obat-obatan yang digunakan dalam terapi profilaksis migren;
- Sodium valproat 400-1000 mg/hari per oral
- Metoprolol 47,5-200 mg/hari per oral
- Propranolol 120-240 mg/hari per oral
- Timolol 10-15 mg peroral dua kali sehari
3. Tension Type Headache
 Non farmakologi
- Konseling psikologis
- Modalitas fisik (seperti panas, pijat)
 Farmakologi
- Analgesic sederhana
- Antidepresan trisiklik
-

Page 20
Komplikasi dan Prognosis Nyeri Kepala Primer

Cluster headache

Komplikasi dari nyeri kepala cluster sangat jarang, mengingat penderita dari cluster juga
jarang terjadi. Namun pada pemberian terapi triptan dapat menimbulkan komplikasi pada sistem
sirkulasi dan jantung. Karena efek dari triptan adalah spasme pembuluh darah dapat menyebabkan
stroke dan serangan jantung. Ini jarang namun sangat membahayakan.

Prognosis

Umumnya Cluster headache adalah masalah seumur hidup, dengan prognosis:

 80 % pasien dengan cluster headache episodic cendrung untuk mengalami serangan ulang.
 Cluster headache episodik dapat berubah menjadi kronik pada 4-13% penderita.
 Remisi spontan dan bertahan lama terjadi pada 12% penderita Cluster headache episodic
 Onset lanjut dari gangguan ini terutama pada pria dengan riwayat Cluster headache
episodic mempunyai prognosa lebih buruk

Migren dan Tension-type headache

Komplikasi

 Rebound headache, nyeri kepala akibat penggunaan analgesik secara terus – menerus.

 Nonprescription caffein-containing analgesics → ketergantungan.

 Narcotic analgesics → kecanduan.

 Pada tension type headache beresiko menderita epilepsi 4x dibanding orang biasa.

Prognosis

Prognosis migren dengan menghindari faktor pencetus dan mengkonsumsi obat secara
teratur mempunyai prognosa yang baik.

Prognosis tension type headache TH menimbulkan nyeri kepala namun tidak membahayakan.
Penanganan yang tepat terhadap TH dapat menghilangkan nyeri yang timbul. Pemberian obat

Page 21
analgesik dan mengatasi masalah psikis yang menjadi pemicu, dapat mengurangi hingga
menghilangkan gejala yang timbul. Penanganan yang tidak tepat (stresor tidak diatasi) dapat
menyebabkan TH kronik.

Page 22
Kesimpulan

Laki-laki usia 40 tahun mengalami Cluster Type Headache dengan SKDI 3A.

Page 23
DAFTAR PUSTAKA
 Keith L. Moore. 2013. Anatomi Berorientasi Klinis Jilid 3. Ed. 5. Jakarta: Erlangga. 22-
57p

 Sherwood lauralee. 2011. Fisiologi Manusia. Ed 6 . Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

 Perhimpunan Dokter Saraf Indonesia. 2011. Buku Ajar Neurologis Klinis .Jakarta
:Universitas Gadjah Mada
 http://emedicine.medscape.com/article/1142459-overview#showall
 Baehr,M. Frotscher, M. Diagnosis Topik Neurologi DUUS. EGC:Jakarta
 Price, S. A., & Wilson, L. M. 2012. Patofisiologi. Ed 6, Vol. 2. Jakarta: EGC

Page 24

Anda mungkin juga menyukai