Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN

PENYELENGGARAAN
BIMBINGAN TEKNIS TATA KELOLA
PENGUATAN KELEMBAGAAN UED-SP/BUMDES
TAHUN 2012
BATAM , PROV. KEPULAUAN RIAU

DIREKTORAT USAHA EKONOMI MASYARAKAT


DITJEN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
2012
PANDUAN PENYELENGGARAAN
BIMBINGAN TEKNIS TATA KELOLA PENGUATAN KELEMBAGAAN
UED-SP/BUMDES TAHUN 2012

A. LATAR BELAKANG

Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sesungguhnya merupakan


unifikasi dari berbagai usaha ekonomi desa yang tumbuh dan berkembang atas
prakarsa masyarakat dan pemerintah desa. Sebagai usaha desa, pembentukan
BUMDes dimaksudkan untuk mendorong/menampung seluruh kegiatan
peningkatan pendapatan masyarakat, baik yang berkembang menurut adat
istiadat/budaya setempat, maupun kegiatan perekonomian yang diserahkan untuk
dikelola oleh masyarakat melalui program pemerintah dan pemerintah daerah seperti
UED-SP (usaha ekonomi desa simpan pinjam), SPP (simpan pinjam kelompok
perempuan) dan lain-lain.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dibangun atas prakarsa (inisiasi)
masyarakat desa, serta berdasar pada prinsip-prinsip kooperatif, partisipatif dan
emansipatif. Oleh karena itu pengelolaannya harus dilakukan secara professional,
kooperatif, dan mandiri. Sementara itu persoalan mendasar yang diperkirakan
muncul dalam pengelolaan BUMDes adalah ketika BUMDes berkesempatan
melibatkan pihak ketiga (terutama investor dari luar desa) yang tanpa dipahami
bertendensi untuk mendapatkan keuntungan sendiri tanpa memperhatikan upaya-
upaya kelangsungan usaha dari BUMDes. Persoalan tersebut tentunya tidak hanya
berdampak pada masyarakat desa setempat, tetapi juga pada masyarakat dalam
cakupan yang lebih luas.
Terkait dengan itu, selain diperlukan pedoman dan penataan tentang
sejauhmana masyarakat dapat mengembangkan usaha ekonomi masyarakatnya dan
berkepentingan dalam BUMDes, diperlukan pembinaan dan fasilitasi dari Pemerintah
Provinsi dan Kabupaten/Kota guna memberikan pedoman bahwa BUMDes dalam
pembentukan dan pendiriannya harus memperhatikan potensi usaha, dukungan
modal, dan kapasitas sosial ekonomi desa serta diperlukan keterlibatan secara aktif
dari semua pihak, baik masyarakat sebagai pengelola dan anggota BUMDes, pelaku
bisnis dan pemerintah di tingkat desa maupun di aras supra desa (kecamatan dan
pemerintah kabupaten).
Dengan demikian maka tumbuh dan berkembangnya BUMDes akan ditentukan
oleh semua komponen yang memiliki komitmen terhadap majunya perekonomian
desa dari masyarakat, pemerintah desa, dan pemerintah kabupaten/kota.
Pemerintah telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama antara Mendagri,
Menkeu, Meneg Kop dan UKM, dan Gubernur BI diharapkan dapat menjembatani
LKM bukan bank dan bukan koperasi (LKMB3K) dengan lembaga ekonomi formal
khususnya BUMDes, Perbankan/BPR dan Koperasi dalam membuka akses
permodalan yang lebih luas bagi Usaha Mikro.
Berdasarkan Surat Keputusan tersebut, strategi pengembangan Lembaga
Keuangan Mikro bukan Bank dan bukan Koperasi adalah bahwa lembaga keuangan
mikro yang ada hingga saat ini seperti UED-SP, BKD, LSPBM, SPP PNPM- MP dan
lain-lain agar dapat bertransformasi ke Bank Perkreditan Rakyat, Koperasi dan
BUMDes. Sejalan dengan kebijakan tersebut di atas Ditjen PMD Kementerian Dalam

2
Negeri memfasilitasi secara nasional pengelolaan LKMP sebagaimana tertuang dalam
SKB tersebut agar mentransformasikan diri kedalam Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 Peraturan Pemerintah Nomor 72
Tahun 2005 tentang Desa dan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri No. 39 Tahun 2010 tentang BUMDes.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, dalam rangka mendorong
pengelolaan UED-SP/BUMDes yang akuntable dan didukung dengan berbagai
regulasi di daerah yang mengatur tentang BUMDes dan berbagai fasilitasi
pembentukan dan pengembangan BUMDes, Ditjen PMD Tahun Anggaran 2012
menyelenggarakan Bimbingan Teknis Tata Kelola Penguatan Kelembagaan UED-
SP/BUMDes Tahun 2012.

B. MAKSUD, TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN

1. Maksud :
Penyelenggaraan kegiatan ini dimaksudkan agar Pemda Provinsi dan
Kabupaten/Kota dapat lebih berperan aktif dalam mendorong dibuatnya
peraturan daerah dan regulasi- regulasi yang menguatkan Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes), memfasilitasi pembentukan dan pendirian BUMDes,
membangun komitmen dan persepsi yang sama dalam mengembangkan
BUMDes, memberikan dukungan modal yang memadai, dan sumber daya
pengelola yang berkualitas dan profesional.

2. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Tujuan umum penyelenggaraan Bimbingan Teknis Tata KelolaPenguatan
Kelembagaan UED-SP/BUMDES Tahun 2012 adalah meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap aparatur pemberdayaan masyarakat di
provinsi dan kabupaten/kota yang membidangi Usaha Ekonomi Masayarakat
dalam memfasilitasi pembinaan (pembentukan, pendirian, pengembangan, dan
pengelolaan keuangan UED-SP/BUMDes) dan pengawasan (monev dan
pelaporan keuangan) UED-SP/BUMDes.

b. Tujuan Khusus :
Tujuan khusus penyelenggaraan Bimbingan Teknis Tata Kelola Penguatan
Kelembagaan UED-SP/BUMDES adalah :
1). Memahami Kebijakan Pemerintah Dalam Penguatan Pemerintahan Desa dan
Ekonomi Masyarakat;
2). Memahami Manajemen Usaha Tata Kelola UED-SP/BUMDes;
3). Memahami Pola Pembinaan, Pengawasan dan Pendampingan;
4). Memahami Rencana Kerja Tindak Lanjut.

3. Hasil yang Diharapkan


a. Meningkatnya peran pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam
mendorong terbitnya regulasi yang mengatur BUMDes, pembentukan dan
pendirian serta pengembangan BUMDes, agar lebih berperan dalam tatakelola
perekonomian desa;

3
b. Meningkatnya pemahaman aparat dalam mengembangkan usaha-usaha
ekonomi masyarakat di tingkat lokal sebagai pemihakan dan pemberdayaan
masyarakat melalui penciptaan iklim usaha ekonomi masyarakat yang
kondusif;
c. Meningkatnya pelayanan kepada masyarakat.

C. DASAR HUKUM

1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.


2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2007 tentang Pelatihan
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan.
6. Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan Nomor 351.1/KMK.010/2009,
Menteri Dalam Negeri Nomor 900-639ª Tahun 2009, Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah Nomor 01/SKB/M.KUKM/IX/2009, Gubernur Bank
Indonesia Nomor 11/43ª/KEP.GBI/2009 tentang Strategi Pengembangan Lembaga
Keuangan Mikro Tanggal 7 September 2009.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes).
8. Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 412.32-179-III-Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Bimbingan Teknis Tata Kelola Penguatan Kelembagaan UED-
SP/BUMDes Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun
Anggaran 2012.

D. MATERI YANG DIBAHAS/NARASUMBER

NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN PENYAJI


1. Kebijakan Pemerintah 1. Kebijakaan Pemerintah
Dalam Penguatan dalam penguatan
Ekonomi lembaga keuangan
Masayarakat mikro perdesaan
2. Karakteristik Pasar
Keuangan Mikro di
Perdesaan

2. Pengembang an 1. Pengembangan
Produk Tabungan BUMDes melalui
dan Pinjaman dalam Tabungan
BUMDes 2. Pengembangan
BUMDes melalui
Pinjaman

4
NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN PENYAJI
3. Pengelolaan BUMDes 1. Perencanaan usaha
dalam usaha jasa keuangan
keuangan mikro 2. Pengendalian arus kas
3. Pola Pembinaan
4. Pola Pengawasan
5. Pola Pendampingan
4. Pembulatan dan 1. Pembulatan
Rencana Kerja Tindak 2. Penyusunan Rencana
Lanjut Kerja Tindak Lanjut

E. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Penyelenggaraan kegiatan Bimbingan Teknis Tata Kelola Penguatan
Kelembagaan UED-SP/BUMDes dilaksanakan pada tanggal 9 sd 12 April 2012 di
Batam.

F. JADWAL ACARA TENTATIVE

Hari dan Tanggal WAKTU KEGIATAN NARA SUMBER MO DE RA TOR


Hari Pertama 14.00 – 17.00 Check- in/Registrasi PANITIA
19.00 – 20.30 PEMBUKAAN Dirjen PMD
20.30 – 21.00 Penjelasan Umum PANITIA

Hari Kedua PB. 1. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM


PENGUATAN EKONOMI
MASYARAKAT
SPB. 1.1. Kebijakan Pemerintah dalam penguatan
08.00 – 10.15 lembaga keuangan mikro Dardjo Sumarjono Anang Sudiana
Istirahat/coffebreak
SPB. 1.2. Karakteristik Pasar Keuangan Mikro di
Perdesaan
10.15 – 10.45 ISHOMA Sutoro Eko Irnawaty Syarbaini
10.45 – 12.15 Lanjutan SPB. 1.2
PB.2. PENGEMBANGAN PRODUK
TABUNGAN DAN PINJAMAN DALAM
12.15 – 13.30 BUMDes
13.30 – 14.15 SPB. 2.1. Pengembangan BUMDes melalui
tabungan
Istirahat/coffebreak
Lanjutan SPB. 2.1
ISHOMA Agus
14.15 – 15.45 SPB. 2.2. Pengembangan BUMDes melalui
pinjaman
15.45 – 16.15
16.15 – 17.00
17.00 – 19.00 Suyanto
19.00 – 21.15

Hari Ketiga PB.3. MANAJEMEN USAHA


08.00 – 10.15 SPB. 3.1. Perencanaan Usaha Nasir
10.15 – 10.45 ISHOMA
Parjimin

5
Hari dan Tanggal WAKTU KEGIATAN NARA SUMBER MO DE RA TOR
10.45 – 12.15 SPB. 3.2. Pengendalian Arus Kas
12.15 – 13.30 ISHOMA
PB.4. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN
PENDAMPINGAN
Suyanto
SPB. 4.1. Pola Pembinaan
13.30 – 15.30 Istirahat
15.30 – 15.45 SPB. 4.2. Pola Pengawasan Nasir
15.45 – 17.30 ISHOMA
17.30 – 19.00 SPB. 4.3. Pola Pendampingan Parjimin
19.00 – 21.00

Hari Keempat PB. 5. RKTL dan PEMBULATAN


08.00 – 09.00 SPB.5.1. Pembulatan Suyanto
09.00 – 10.00 SPB. 5.2. RKTL Nasir
10.00 – 10.15 ISHOMA
10.15 – 10.30 PENUTUPAN Dir. UEM

G. TATA TERTIB PELAKSANAAN


Untuk menjaga kelancaran pelaksanaan Kegiatan, maka bagi seluruh peserta
diharapkan mematuhi tata tertib sebagai berikut :
a. Peserta Angkatan I agar melapor (check in) pada hari Senin tanggal 9 April 2012
mulai pukul 13.00 WIB dan Check Out pada hari Kamis tanggal 12 April 2012
pukul 13.00. WIB.
b. Peserta menempati kamar hotel yang telah ditentukan dan perpindahan kamar
tidak dibenarkan tanpa seijin Panitia.
c. Setiap kamar ditempati oleh dua peserta.
d. Front Office Hotel adalah tempat check-in dan check-out peserta, dan saat check-out
kunci kamar harus diserahkan kembali ke tempat tersebut.
e. Para peserta agar menyerahkan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) kepada
Panitia saat check-in dan mengambil kembali saat check-out.
f. Daerah mengikutsertakan Peserta sesuai jumlah yang ditentukan, jika jumlah
peserta melebihi jumlah yang ditentukan, maka kelebihannya bukan menjadi
tanggung jawab panitia, dan diwajibkan untuk membayar sendiri biaya konsumsi
dan akomodasi sesuai dengan ketentuan hotel.
g. Biaya telepon, binatu (laundry) dan minuman mini bar bukan tanggung jawab
Panitia.
h. Peserta diharapkan menjaga ketenangan dan mentaati peraturan perhotelan. Segala
kerusakan atau kehilangan yang disebabkan oleh peserta bukan menjadi tanggung
jawab Panitia.
i. Bila peserta ingin menginap setelah lewat batas check-out yang telah ditetapkan
Panitia, maka segera menghubungi atau mengkonfirmasikan sebelumnya kepada
Panitia dan biaya sepenuhnya menjadi tanggung jawab Peserta.
j. Selama mengikuti bimbingan teknis akomodasi dan konsumsi seluruh peserta
daerah menjadi tanggung jawab panitia.
k. Selama kegiatan bimbingan teknis diharapkan:

6
a. Peserta hadir 15 menit sebelum acara kegiatan, dimulai dan mengisi daftar hadir
(absensi) pada setiap materi/sessi bahasan, yang tersedia di depan pintu ruang
sidang.
b. Mengenakan tanda pengenal (name tag) selama kegiatan bimbingan teknis
berlangsung.
c. Berperan aktif dalam mengikuti seluruh jalannya pembahasan dan
mengemukakan pendapat yang bermanfaat terkait dengan topik bahasan.
d. Peserta mengenakan pakaian yang sopan selama mengikuti kegiatan bimbingan
teknis.

H. PENUTUP

Demikian panduan kegiatan Bimbingan Teknis Tata Kelola Penguatan Kelembagaan


UED-SP/BUMDes ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Panitia Penyelenggara,

Anda mungkin juga menyukai