Chandr Franata
10201148
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
Jalan Arjuna Utara No 6 – Jakarta Barat 11470
E-mail : chandrafranata@rocketmail.com
Pendahuluan
Infeksi saluran kemih ( ISK ) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering
ditemukan, dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari semua umur baik pada
anak-anak, remaja, dewasa maupun pada umur lanjut. Akan tetapi, dari dua jenis kelamin
ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umumnya kurang lebih 5 – 15
%. Angka keseringan (incidence) ISK tergantung dari beberapa faktor seperti umur, jenis
kelamin, dan faktor-faktor yang dapat menurunkan mekanisme daya penangkal saluran kemih
(defence mechanism). Semua faktor tersebut menentukan tipe ISK (uncomplicated atau
complicated) perjalanan penyakit (akut atau rekuren) dan penanganan rasional termasuk
pemberian obat yang adekuat. Dalam upaya pendekatan diagnosis, dua sasaran obyektif yang
harus diidentifikasi yaitu manifestasi klinik dan bakteriuria patogen. Kedua sasaran tersebut
bakteriuria) saja tanpa manifestasi klinik bukan ISK, dikenal sebagai asymtomatic bacteriuria
(covert bacteriuria).
Pembahasan
Anamnesis
Dalam praktek sehari-hari gejala kardinal seperti disuria, polakisuria, dam urgensi
(terdesak kencing) sering ditemukan hampir 90% pasien rawat jalan dengan ISK akut.
Disuria adalah gejala nyeri atau tidak enak saat mengeluarkan urin dan penyebab tersering
hal tersebut sejauh ini adalah ISK. Harus dilakukan anamnesis yang akurat dan teliti untuk
memperoleh gambaran keluhan yang terjadi.
Identitas
Identitas meliputi nama lengkap pasien, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, nama orang
tua atau suami atau istri atau penanggung jawab, alamat, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa
dan agama. Identitas perlu ditanyakan untuk memastikan bahwa pasien yang dihadapi adalah
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan pasien yang membawa pasien pergi ke dokter
atau mencari pertolongan. Dalam menuliskan keluhan utama, harus disertai dengan indikator
Riwayat perjalanan penyakit merupakan cerita yang kronologis, terperinci dan jelas mengenai
keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama sampai pasien datang berobat.1
Berikut ini beberapa pertanyaan untuk mendapatkan data riwayat kesehatan dari proses
penyakit:
1. Perhatikan kondisi pasien apakah pasien tampak sakit ringan atau berat ?
2. Kapan pasien terakhir kali berkemih ? Berapa frekuensi berkemih dalam sehari ?
3. Adakah rasa nyeri atau tidak enak ? Tanyakan pada pasien dimana rasa nyeri atau
tidak nyaman ? pada saat atau selama mencoba buang air kecil ?
4. Tanyakan bagaimana warna urin dari pasien ? adakah hematuria, sekret penis atau
vagina, urin berbau busuk, urin keruh, atau mengeluarkan pasir halus atau batu ?
5. Adakah nyeri pinggang atau suprapubis ? apakah kandung kemih membesar ?
6. Adakah gejala sistemik seperti demam, menggigil, berkeringat, dan penurunan berat
badan ?
Adakah riwayat disuria, ISK, batu urin, penyakit ginjal, atau diabetes melitus ?
Penting untuk mencari kemungkinan penyakit herediter, familial atau penyakit infeksi.1
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Ginjal
a. Palpasi
Pada keadaan normal ginjal tidak teraba pada pemeriksaan palpasi. Adanya
pembesaran ginjal ini merupakan hal yang penting dalam menentukan diagnosis.
Pemeriksaan dilakukan pada kedua ginjal, yaitu ginjal kiri dan ginjal kanan. Pada
pemeriksaan ginjal kiri, pemeriksa harus berdiri di sebelah kiri pasien. Pemeriksa meletakkan
tangan kanan pada bagian bawah tubuh pasien sejajar dengan iga ke-12, dengan ujung jari
menyentuh sudut kostovertebra, dan angkat telapak tangan tadi ke atas untuk menggeser
ginjal kiri ke arah anterior. Pemeriksa meletakkan telapak tangan kirinya pada kuadran kiri
atas, lateral dan paralel dengan rektus abdominis, dan mintalah pasien untuk menarik nafas
dalam. Pada saat puncak respirasi, pemeriksa menekan dalam dan kuat dengan tangan kiri ke
arah kuadran kiri atas, tepat di bawah tepi kosta, dan usahakan untuk menangkap ginjal kiri
diantara kedua tangannya. Kemudian minta pasien untuk mengeluarkan nafas dan perlahan-
lahan lepaskan tekanan tangan kiri, rasakan pergerakan ginjal kiri ke tempatnya semula, Bila
ginjal tersebut teraba, uraikan bagaimana ukuran, bentuk, dan adakah rasa nyeri. Pada
pemeriksaan ginjal kanan, pemeriksa harus pindah ke sebelah kanan pasien. Dan prosedur
pemeriksaan berjalan seperti di atas, ginjal kanan normal mungkin teraba pada pasien yang
kurus dan pada wanita yang sangat relaks. Kadang-kadang ginjal kanan terletak lebih
anterior, dan harus dibedakan dari liver, dimana tepi liver teraba lebih runcing, sedangkan
tepi bawah ginjal teraba lebih bulat. Sebab-sebab pembesaran ginjal misalnya hidronefrosis,
kista, dan tumor ginjal. Sedangkan pembesaran ginjal bilateral mungkin disebabkan oleh
penyakit ginjal polikistik (polycystic kidney diseases). Adanya masa pada sisi kiri, mungkin
b. Perkusi
Untuk menemukan rasa nyeri pada ginjal dapat dilakukan pemeriksaan perkusi
dengan kepalan tangan, selain dengan cara palpasi diatas. Pemeriksa meletakkan tangan
kirinya pada daerah kostovertebral belakang, lalu pukul dengan permukaan ulnar tinju dengan
tangan kanannya. Gunakan tenaga yang cukup untuk menimbulkan persepsi tapi tanpa
menimbulkan rasa nyeri pada pasien normal. Rasa nyeri yang ditimbulkan dengan pemeriksa
ini dapat disebabkan oleh pielonefritis, tapi juda dapat disebabkan hanya karena nyeri otot.3
Kandung kemih biasanya tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik abdomen, orang
normal, baru bila kandung kemih membesar sampai diatas simpisis pubis, barulah dapat
teraba. Pada palpasi puncak kandung kemih yang membesar terasa licin dan bulat, carilah
tanda-tanda nyeri. Pada pemeriksaan perkusi, carilah daerah pekak (dullness) dan sampai
Pemeriksaan kimia
Uji resistensi
Investigasi lanjutan meliputi: radiologis (rontgen), IVP (pielografi intra vena), USG
ISK kambuh
Hematuria persisten
Mikroorganisme jarang
Leukosuria atau piuria merupakan salah satu petunjuk penting terhadap dugaan adalah
ISK.Dinyatakan positif bila terdapat > 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB) sedimen air
ginjal.Namun adanya leukosuria tidak selalu menyatakan adanya ISK karena dapat pula
dijumpai pada inflamasi tanpa infeksi. Apabila didapat leukosituri yang bermakna, perlu
Dipakai oleh beberapa peneliti sebagai petunjuk adanya ISK, yaitu bila dijumpai 5-10
eritrosit/LPB sedimen urin. Dapat juga disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik
berupa kerusakan glomerulus ataupun oleh sebab lain misalnya urolitiasis, tumor ginjal, atau
nekrosis papilaris.
Mikroskopis
Bahan: urin segar (tanpa diputar, tanpa pewarnaan). Positif jika ditemukan 1 bakteri per
lapangan pandang.
Dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri dalam
jumlah bermakna yaitu lebih dari 105 organisme/ml (cfu/ml) dari pengumpulan urin secara
midstream. Sedangkan dalam pengumpulan urin dengan cara yang lain, bakteri bermakna
dalam rentang >102 cfu/ml. Pada penderita asimptomatik, infeksi dapat ditegakkan bila
Pemeriksaan kimia
Tes ini dimaksudkan sebagai penyaring adanya bakteri dalam urin.Contoh, tes reduksi
nitrate, untuk mendeteksi bakteri gram negatif.Dasarnya adalah sebagian besar mikroba
kecuali enterokoki, mereduksi nitrat bila dijumpai lebih dari 100.000 - 1.000.000 bakteri.1,3
Diagnosis Banding
Urolitiasis
Keluhan yang disampaikan tergantung pada letak batu, besar batu dan penyulit yang telah
terjadi. Batu di dalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah, batu
yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri
punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat), kolik renalis ditandai dengan nyeri
hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang
menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam, retensi urine dan jika disertai
infeksi didaptkan demam/menggigil,mual dan muntah,perut menggelembung dan darah di
dalam air kemih.1,6
Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan nyeri ketok di daerah kosto-vertebra, teraba
ginjal pada sisi yang sakit akibat hidronefrosis.
Pembuatan foto polos abdomen bertujuan melihat kemungkinan adanya batu radio-opak
dan paling sering dijumpai di atara jenis batu lain. Batu asam urat bersifat non opak (radio-
lusen).3
Pemeriksaan pieolografi intra vena (IVP) bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi
ginjal. Selain itu PIV dapat mendeteksi adanya batu semi opak atau batu non opak yang tidak
tampak pada foto polos abdomen.7
Sistitis akut
hematuria makro terutama pasca urinasi. Nyeri suprapubik atau pelvis. Mungkin
Gejala sistemik biasanya negatif, jika positif dan disertai nyeri CVA mungkin
Uretritis
Gejala sistemik biasanya negatif, jika positif menandakan infeksi yang sudah
Diangnosis Kerja
KLINIS
Pielonefritis akut ditemukan pada setiap umur, laki-laki atau wanita walaupun lebih sering
ditemukan pada wanita dan anak-anak. Pada laki-laki usia lanjut, pielonefritis akut biasanya
disertai hipertrofi prostat.1
Dalam riwayat penyakit harus dicari faktor-faktor yang berhubungan dengan pielonefritis.
Keluhan panas badan disertai menggigil, sakit lokal dari infeksi saluran kemih bagian bawah
( lower urinary tract infection ) maupun infeksi saluran kemih bagian atas ( upper urinary
tract infection ) terutama di daerah ginjal. Kadang disertai mual,muntah dan diare. Sakit yang
menetap pada daerah satu atau kedua ginjal terutama disebabkan karena regangan dari kapsul
ginjal. Sakit ini dapat menyebar ke daerah perut bagian bawah sehingga menyerupai
appendisitis.3,5
Pada pemeriksaan fisik diagnosis tampak sakit sedang – berat, panas intermitten disertai
menggigil dan takikardi. Frekuensi nadi dapat dipakai sebagai pedoman klinik untuk derajat
penyakit. Bila infeksi disebabkan oleh E.coli biasanya frekuensi nadi kira-kira 90 kali per
menit, tetapi infeksi oleh kuman stafilokok atau streptokok dapat menyebabkan takhikardi
lebih dari 140 per menit. Sakit sekitar pinggang dan ginjal sulit diraba karena spasme otot-
otot. Fist percussion di daerah sudut kostovertebral selalu dijumpai pada setiap pasien.1
Distensi abdomen sangat nyata dan rebound tenderness mungkin juga ditemukan, hal ini
menunjukkan adanya proses dalam perut, intra peritoneal. Bising usus mungkin melemah
karena ileus paralitik terutama pada pasien-pasien septikemi.5
KLASIFIKASI
Demam
Menggigil
Nyeri panggul dan pinggang
Nyeri ketika berkemih
Malaise
Pusing
Mual dan muntah
ETIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Secara hematogen yaitu: sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah
sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen Ada beberapa hal yang
mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen,
yaitu: adanya bendun gan total urine yang mengakibatkan distensi kandung kemih,
bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-lain.
KOMPLIKASI
1. Pielonefritis kronik
Bila diagnosis terlambat atau pengobatan tidak adekuat, infeksi akut ini menjadi
kronik terutama bila terdapat refluks vesikoureter. Pielonefritis kronik ini dapat
menyebabkan : (a) insufisiensi ginjal; (b) skelerosis sekunder mengenai pembuluh
darah arterial sehingga menyebabkan iskemi ginjal dan hipertensi; (c) pembentukan
batu dan selanjutya dapat meyebabkan kerusakan jaringan/ parenkim ginjal lebih
parah lagi.1
3. Pionefrosis
Pada stadium akhir dari infected hydronephrosis atau pyonephrosis terutama pada
pasien-pasien daibetes melitus mungkin disertai pembentukan gas intrarenal sehingga
dapat memberikan gambaran radiologik pada foto polos perut.6
PENATALAKSANAAN
Pada ISK yang tidak memberikan gejala klinis tidak perlu pemberian terapi, namun
bila sudah terjadi keluhan harus segera dapat diberikan antibiotika. Antibiotika yang
diberikan berdasarkan atas kultur kuman dan test kepekaan antibiotika.
Tujuan pengobatan ISK adalah mencegah dan menghilangkan gejala, mencegah dan
mengobati bakteriemia, mencegah dan mengurangi risiko kerusakan jaringan ginjal yang
mungkin timbul dengan pemberian obat-obatan yang sensitif, murah, aman dengan efek
samping yang minimal.
Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan adanya bakteri di dalam urin.
Indikasi yang paling penting dalam pengobatan dan pemilihan antibiotik yang tepat adalah
mengetahui jenis bakteri apa yang menyebabkan ISK. Biasanya yang paling sering
menyebabkan ISK adalah bakteri gram negatif Escherichia coli. Selain itu diperlukan
pemeriksaan penunjang pada ISK untuk mengetahui adanya batu atau kelainan anatomis yang
merupakan faktor predisposisi ISK sehingga mampu menganalisa penggunaan obat serta
memilih obat yang tepat. 1,3,4
Bermacam cara pengobatan yang dilakukan pada pasien ISK, antara lain :
Sulfonamide dapat menghambat baik bakteri gram positif dan gram negatif. Secara
struktur analog dengan asam p-amino benzoat (PABA). Biasanya diberikan per oral, dapat
dikombinasi dengan Trimethoprim, metabolisme terjadi di hati dan di ekskresi di ginjal.
Sulfonamide digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih dan bisa terjadi resisten
karena hasil mutasi yang menyebabkan produksi PABA berlebihan.
Trimethoprim :
Mencegah sintesis THFA, dan pada tahap selanjutnya dengan menghambat enzim
dihydrofolate reductase yang mencegah pembentukan tetrahydro dalam bentuk aktif dari folic
acid. Diberikan per oral atau intravena, di diabsorpsi dengan baik dari usus dan ekskresi
dalam urine, aktif melawan bakteri gram negatif kecuali Pseudomonas spp. Biasanya untuk
pengobatan utama infeksi saluran kemih.
Jika kedua obat ini dikombinasikan, maka akan menghambat sintesis folat, mencegah
resistensi, dan bekerja secara sinergis. Sangat bagus untuk mengobati infeksi pada saluran
kemih, pernafasan, telinga dan infeksi sinus yang disebabkan oleh Haemophilus influenza
dan Moraxella catarrhalis. Efek samping : pada pasien AIDS yang diberi TMP-SMX dapat
menyebabkan demam, kemerahan, leukopenia dan diare.
Fluoroquinolones :
Nitrofurantoin :
Bersifat bakteriostatik dan bakterisid untuk banyak bakteri gram positif dan gram
negatif. Nitrofurantoin diabsorpsi dengan baik setelah ditelan tetapi dengan cepat di
metabolisasi dan diekskresikan dengan cepat sehingga tidak memungkinkan kerja antibakteri
sistemik.
2. Perhatikan kebersihan secara baik, misalnya setiap buang air seni, bersihkanlah dari
depan ke belakang. Hal ini akan mengurangi kemungkinan bakteri masuk ke saluran urin
dari rektum.
3. Ganti selalu pakaian dalam setiap hari, karena bila tidak diganti, bakteri akan
berkembang biak secara cepat dalam pakaian dalam.
4. Pakailah bahan katun sebagai bahan pakaian dalam, bahan katun dapat memperlancar
sirkulasi udara.
5. Hindari memakai celana ketat yang dapat mengurangi ventilasi udara, dan dapat
mendorong perkembangbiakan bakteri.
KESIMPULAN
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan dapat
mengenai laki-laki dan wanita, semua tingkat usia mulai dari bayi sampai usia lanjut. Angka
keseringan ISK tergantung dari beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin, dan faktor-faktor
yang dapat menurunkan mekanisme daya penangkal saluran kemih. Dari pembahasan diatas
DAFTAR PUSTAKA
1. Enday Sukandar. Nefrologi klinik. Bab 2; infeksi ( non spesisfik dan spesifik) saluran
kemih dan ginjal. Edisi 3. Bandung : Pusat informasi ilmiah ( PII ) bagian ilmu
penyakit dalam FKUNPAD, 2006 : 29 - 93.
2. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S. Ilmu penyakit dalam,
edisi V jilid II. Infeksi saluran kemih pasien dewasa . Jakarta: Perhimpunan Dokter
Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, 2009: 1008 – 15.
3. Kasper DL, Braunwald E, Fauci S et all, penyunting. Harisson’s principles of internal
medicine, edisi ke-16. New york: McGraw-Hill Medical Publishing Division; 2005.
4. Jonathan Gleadle. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik ; alih bahasa, Annisa
Rahmalia ; editor bahasa Indonesia, Amalia Safitri. Jakarta: Erlangga, 2007: 98 – 99.
5. Sylvia Anderson P, Lorraine McCarty W. Alih bahasa, Braham U, Pendit dkk. Editor
edisi bahasa indonesia, Huriawati H. Patofisiologi ; konsep-konsep klinis penyakit.
Edisi 6. EGC. Jakarta; 2005 : 235-40
6. Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Edisi Ke-2. Jakarta : Perpustakaan Nasional
republik Indonesia. 2003. 62-65.
7. Kapita Selekta Kedokteran, edisi ketiga, Media Aesculapius 1999, Jakarta, hal : 198 –
99.