Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA AJAR : MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN

DOSEN : Moh. Syafar, S.Kep, Ns, MANP

MANAJEMEN ANALISA DATA CHI-SQUARE


COHORT STUDTY

OLEH:
KELOMPOK 2

UMMI KALSUM
A.FATIMAH
NOFITA

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
A. JUDUL KASUS
Hubungan pengetahuan tentang Premenstrual Syndrome (PMS) dengan sikap remaja putri

dalam menghadapi Premenstrual Syndrome Di SMA Neg. 10 Bulukumba

B. PERTANYAAN PENELITIAN/HIPOTESIS
Pertanyaan penelitian ini adalah apakah ada hubungan pengetahuan tentang Premenstrual

Syndrome (PMS) dengan sikap remaja putri dalam menghadapi Premenstrual Syndrome di

SMA Neg. 10 Bulukumba ?

Hipotesis penelitian ini yaitu:

Ha: Ada hubungan pengetahuan tentang Premenstrual Syndrome (PMS) dengan sikap

remaja putri dalam menghadapi Premenstrual Syndrome Di SMA Neg. 10

Bulukumba

Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan tentang Premenstrual Syndrome (PMS) dengan

sikap remaja putri dalam menghadapi Premenstrual Syndrome Di SMA Neg. 10

Bulukumba
C. MASTER TABEL (EXCEL ATAU SPSS)
E. Uji statistik yang sesuai
Metode chi square digunakan untuk Mengadakan Pendekatan (mengestimate) dari
beberapa factor atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau hasil observasi (fo)
dengan frekuensi yang diharapkan (fe) dari sampel apakah terdapat hubungan atau
perbedaan yang signifikan atau tidak. untuk mengatasi masalah seperti ini, maka perlu
diadakan teknik pengujian yang dinamakan pengujian chi-square. (Whipp, 2013)
Ketentuan uji chi square yaitu:
1. Tidak boleh ada selyang mempunyai nilai harapan kirang dari lima (5) atau lebih dari
20% dari jumlah keseluruhan sel
2. Jumlah sampel > 50 responden
Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Pearson Chi Square/Likehood, untuk table > 2x2 (misal 3x2 atau 3x3) dengan
memperhatikan persyaratan:
a. Tidak ada frekuensi harapan kurang dari 1 (E<1)
b. Nilai frekuensi harapan <5 maksimal 20%
c. Apabila kedua persyaratan diatas tidak dipenuhi maka penggabungan kategori perlu
dilakukan agar diperoleh nilai harapan yang berharga besar.
2. Conuinity Coprrelation untuk table 2x2 bila tidak ada nilai E <5, maka dipakai
Contuinity Correlation
3. Fisher Exact test, untuk table 2x2 bila terdapat nilai E <5 digunakan uji fisher exact
Kemudian untuk mengetahui ada tidaknya nilai E <5, maka dilihat pada footnote b
dibawah kotak chi square, pada contoh kasus diatas nilainya 1 cells (16,7), artinya
ada satu nilai E yang kurang dari 5 dengan presentasi 16,7%. Dengan demikian p
value yang akan dipakai yaitu Pearson Chi Square pada “asymp.sig” yaitu p value
= 0,001.

F. Langkah-Langkah Dalam SPSS (Master Tabel 2x2)


1. Setelah berada pada data ‘master tabel’. Klik ‘analyze’, pilih ‘descriptive statistic’, pilih
‘crosstabs’
2. Dari menu crosstab, untuk kotak “row” diisi variable Independent yaitu
PENGETAHUAN dan pada kotak “column” diisi variable dependen yaitu SIKAP.

3. Klik option “statistic”, kemudian klik pilihan “chi square” dan pilih Ordinal,
“Kendal’s tau–b” untuk table square 2 x 2 lalu klik OK

4. Klik “continue”. Kemudian klik option “cell”. Pada bagian counts centang “expected”
dan pada bagian percentages centang “row”.
5. Klik “continue” dan Klik option “OK”.
G. Output SPPS
H. Interpretasi Dari Output Utama Dari Uji Statistik
Data yang dianalisis ‘Master Tabel.SAV’, merupakan peneltian crossectional. Berikut
adalah hasil data yang diperoleh:

Nilai observer untuk sel a,b,c,d adalah 48 (62.3%), 11 (14.3%), 5 (6.5%), 13(16.9%).

Hasil Uji Chi Square dapat dilihat pada kotak “Chi Square Test”. Dari table
muncul beberapa bentuk/angka, sehingga pernyataan angka mana yang digunakan,
apakah pearson, likelihood ratio, continuity correlation, Likelihood Ratio, Fisher’s exct
test, dan linear by linear association. Untuk mengetahui ada tidaknya nilai E <5, maka
dilihat pada footnote b dibawah kotak chi square, pada contoh kasus diatas nilainya 0
cells (0%), artinya tidak ada nilai E yang kurang dari 5 dengan presentasi 0%. Dengan
demikian p value yang akan dipakai yaitu Conuinity Coprrelation pada “asymp.sig”
yaitu p value = 1,000.
Secara analisis untuk jenis data pada penelitian ini adalah data ordinal maka
digunakan Kendall's tau-b, namun pada analisa data yaitu Conuinity Coprrelation pada
“asymp.sig” yaitu p value = 1,000 yang artinya tidak memiliki hubungan, maka nilai
Approx. Sig tidak diperhatikan.
I. Menyajikan Hasil Dalam Bentuk Tabel Atau Grafik Yang Sesuai
Tabel
Hubungan pengetahuan tentang Premenstrual Syndrome (PMS) dengan sikap remaja putri
dalam menghadapi Premenstrual Syndrome Di SMA Neg. 10 Bulukumba

Pengetahuan
Sikap
Total ᵡ2 test Kendall's tau-b
Baik Kurang value p value Approx. Sig
N % n % n %
Baik 48 62,3 11 14,3 59 76,6
16,042 0,000 0,49 0,000
Kurang 5 6,5 13 16,9 18 23,4
Jumlah 53 68,8 24 31,2 77 100

J. KESIMPULAN
Dari hasil analisa statistic diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara pengetahuan tentang Premenstrual Syndrome (PMS) dengan sikap remaja putri
dalam menghadapi Premenstrual Syndrome Di SMA Neg. 10 Bulukumba

Anda mungkin juga menyukai