Anda di halaman 1dari 17

TUGAS INDIVIDU

’’ PERAWAT NOTOKUSUMO YANG BERETIKA MORAL DAN


PROFESIONAL”

Disusun untuk MemenuhiTugas Mata Kuliah Etika Umum

Dosen Mata Ajar : Giri Susilo Adi.S.Kep.,Ns.,M.Kep

Rizqki pratiwi wulandari (2720162858)

Kelas :IA

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2017
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1

BAB 2 : PEMBAHASAN

2.1. SEJARAH INSTITUSI ............................................................................. 2


2.2. DASAR PEMIKIRAN PENDIRIAN INSTITUSI .................................. 4
2.3. TUJUAN PENDIRIAN INSTITUSI ........................................................ 4
2.4. PERAN ETIKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ................. 5

BAB 3 : PENUTUP

3.1. KESIMPULAN .......................................................................................... 7


3.2. SARAN ....................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9


BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Perawat merupakan unsur penting guna mewujudkan masyarakat sehat, baik


secara fisik maupun psikis. Tugas utama perawat adalah melakukan perawatan
terhadap orang yang membutuhkan sehingga orang tersebut dapat memperoleh
derajat kesehatan yang diinginkan. Dengan tugas berat tersebut, seorang perawat
dituntut memilki kompetensi yang baik dalam praktek keperawatan. Perawat
harus mampu menyesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

Kenyataan di lapangan masih banyak keluhan dari masyarakat atau pasien


terhadap kualitas pelayanan perawat di rumah sakit.Salah satu hal yang banyak
disorot adalah kemampuan perawat dalam menangani pasien secara cepat dan
tepat tanpa memandang status sosial ekonomi pasien.Hal ini penting karena
perawat terkadang terlalu prosedural sehingga pasien tidak tertangani secara baik.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu sikap yang profesional dalam diri perawat .

Untuk melahirkan perawat-perawat profesional diperlukan suatu sistem


pendidikan yang bemutu, yang berorentasi pada perkembangan ilmu pengetahuan
dan kebutuhan masyarakat. Sistem pendidikan sebaiknya dapat melahirkan
perawat-perawat profesional, yang tidak hanya memiliki kemampuan intelektual,
tetapi juga memiliki kemampuan dalam hal emosional, spritual dan psikomotor
(skill). Oleh karena itu dalam proses pendidikan keperawatan harus
memperhatikan input, proses, output/outcome dari proses pendidikan.

Dengan pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan dapat terinternalisasi


dalam diri mahasiswa keperawatan . Mahasiswa keperawatan (calon perawat)
tentunya menyadari bahwa menjadi seorang perawat merupakan cita-cita yang
memiliki banyak manfaat khususnya bagi masyarakat. Niat tulus tersebut
sangat penting karena profesi perawat merupakan profesi yang berorentasi sosial
(pelayanan). Pemahaman dalam memaknai profesi perawat menjadi salah satu
kekuatan mahasiswa keperawatan untuk menjadi perawat yang professional.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH INSTITUSI

Yayasan Notokusumo mulai dirintis berdirinya pada akhir tahun 1978,


atas inisitif Bapal Drs.RM.Sedianto Soetio dan beberapa orang eks anggota
perkumpulan putra-putri Trah Pakualaman (Hudiono Mudo), di bawah
koordinasi Bapak KPH.Angklingkusumo dengan dibantu oleh seorang tokoh
masyarakat yang mempunyai ide menyelenggarakan suatu institusi
pendidikan. Pada tanggal 7 Juni 1979, didirikanlah Yayasan yang oleh Sri
Paduka Paku Alam VIII diberi nama Yayasan Notokusumo diambil dari nama
Putra Sultan Hamengkubuwono I sebelum bergelar K.G.P.A.A.Paku Alam I.

Pada tanggal 14 juni 1979,seminggu setelah berdirinya Yayasan


Notokusumo secara resmi membuka suatu institusi pendidikan yang diberi
nama Akademi Administrasi Negara yang di singkat AAN. AAN mengambil
tempat sebagai kampus di Jalan Masjid Pakualaman No.5 Yogyakarta, sebuah
bangunan yang pada perang kemerdekaan digunakan sebagai Kantor
Walikota Madya Yogyakarta dan pernah berfungsi sebagai Kantor Kepatihan
Pakualaman dan Kantor Dinas Kesehatan Kodya Yogyakarta.

Setelah AAN mengalami perkembangan kurang lebih 10 tahun dan telah


mampu membangun kampus baru di Blunyahrejo,Karangwaru Yogyakarta
maka pada tahun 1989 AAN pindah ke kampus baru. Bersama dengan
pelaporan kepindahan kampus AAN, Sri Paduka K.G.P.A.A. Paku Alam VIII
berpeasan agar kampus di Jalan Masjid Pakualaman No.5 Yogyakarta jangan
ditinggalkan begitu saja. Untuk menindaklanjuti pesan tadi, Pengurus
Yayasan Notokusumo memutuskan untuk membuat institusi pendidikan
kesehatan yang mengasuh bidang keperawatan terutama Program Diploma III

yang masih sangat langka, padahal tenaga keperawatan profesional


sangat dibutuhkan.

Untuk merealisasikan rencana pendidikan Akademi Keperawatan


tersebut Yayasan Notokusumo membentuk sebuah kepanitiaan untuk
mempersiapkan segala sesuatunya. Setelah dialkukan evaluasi oleh
Departemen Kesehatan cq.Pusdiknakes, akhirnya berdirilah Akademi
Keperawatan yang diberi nama Akademi Keperawatan Notokusumo pada
tanggal 3 Februari 1990.

Akademi Keperawatan Notokusumo merupakan institusi keperawatan


swasta pertama di Yogyakarta untuk pendidikan Diploma III Keperawatan.
Dan sampai saat ini, alumninya telah tersebar di seluruh penjuru tanah air
baik yang telah bekerja di Instansi pemerintah, swasta dan bahkan sampai ke
mancanegara antara lain : Belanda, Saudi Arabia, Australia, Jepang, dan
Malaysia.

Pada perkembangan selanjutnya pada bulan April 2005, Akademi


Keperawatan memperoleh Akreditasi A oleh Departemen Kesehatan Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Kesehatan Pusat
Pendidikan Tenaga Kesehatan Jakarta, sehingga dapat menerima mahasiswa
baru sebanyak100 mahasiswa. Pada perkembangan selanjutnya mulai Tahun
Akademik 2008/2009 dan Tahun Akademik 2009/2010 Akademi
Keperawatan Notokusumo Yogyakarta dapat menerima mahasiswa baru
sebanyak 125 mahasiswa dan pada Tahun Akademik 2010/2011 dapat
menerima mahasiswa baru sebanyak 160 mahasiswa. Pada tahun 2012,
Akademi Keperawatan Notokusumo memperoleh Akreditasi B oleh BAN-PT.
Tahun Akademik 2012/2013 Akademik Keperawatan Notokusumo
Yogyakarta dapat menerima mahasiswa baru sebanyak 180 mahasiswa dan
Tahun Akademik 2013/2014 menerima mahasiswa baru sebanyak 226
mahasiswa. Pada penerimaan Tahun Akademik 2014/2015 Akper menerima
193 mahasiswa. Pada seleksi penerimaan mahasiswa baru Tahun Akademik
2015/2016 Akper Notokusumo menerima sebanyak 196 mahasiswa.

2.2. DASAR PEMIKIRAN PENDIRIAN INSTITUSI

1. Bahwa pembangunan bidang Kesehatan yang merupakan bagaian integral


dari Pembangunan Nasional Bangsa Indonesia membutuhkan tenaga-
tenaga yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap mental
yang baik dan dapat dihandalkan.
2. Undang-undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa Pendidikan Bangsa
Indonesia menjadi tanggungjawab bersama antara Pemerintah dan
masyarakat.
3. Mengingat hal-hal tersebut, Yayasan Notokusumo yang didirikan pada
tanggal 7 Juni 1979 dengan Akte Notaris Ma’roef Soeprapto SH, nomor
tahun 1979, yang bergerak di bidang pendidikan, beserta para pemuka
masyarakat Yogyakarta dari kalangan pemerintah, pendidikan,
kebudayaan dan kesehatan, merasa terpanggil untuk berperan serta dan
memprakarsai berdirinya sebuah institusi pendidikan tinggi bidang
keperawatan. Institusi tersebut dinamakan Akademi Keperawatan
Notokusumo, didirikan dnegan Surat Keputusan Badan Pengurus Yayasan
Notokusumo No.TL.01.03/YNK/15-II/89/01, tanggal 15 Februari 1989.

2.3. TUJUAN PENDIRIAN INSTITUSI

Usaha yang mencerminkan tanggung jawab untuk berperan serta aktif


membantu pemerintah dalam bidang pendidikan itu bertujuan untuk mendidik
dan menghasilkan tenaga perawat profesional pemula yang memiliki
ketrampilan teknis dan analisis tinggi sehingga mampu memecahkan
permasalahan di bidang kesehatan, khususnya keperawatan.

2.4. PERAN ETIKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER


Dalam pembentukkan karakter peran para dosen dalam Akper
Notokusumo sangat berpengaruh terhadap mahasiswa/mahasiswi Akper.
Keberhasilan tersebut akan terjaadi apabila hubungan keduanya terjalin sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Berikut adalah peran-peran
pembentukkan etika mahasiswa/i Akper Notokusumo :
1) Para dosen Akper Notokusumo memberikan motivasi dan ilmu pengetahuan
yang riil
2) Membimbing mahasiswa/i agar selalu berada di jalan yang benar
3) Dalam penyampaian materi, para dosen selalu memberikan contoh

Dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat


diterima dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka perawat
harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan dalam menerapkan etika dan
moral disertai komitmen yang kuat dalam mengebram peran profesionalnya.
Dengan demikian perawat yang menerima tanggung jawab, dapat
melaksanakan asuhan keperawatan secara etis profesional. Sikap etis
profesional bekerja sesuai dengan standart, melaksanakan advokasi, keadaan
tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan
terhadap hak-hak pasien dan akan berdampak terhadap peningkatan kualitas
asuhan keperawatan. Selain itu dalam menyelesaikan permasalahan etik atau
dilema etik keperawatan harus dilakukan dengan tetap mempertimbangkan
prinsip-prinsip etik supaya tidak merugikan salah satu pihak. Perawat adalah
seseorang yang telah lulus pendidikan perawat, baik di dalam maupun di luar
negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat juga dituntut melakukan
peran, fungsi, dan tanggung jawab sebagaimana yang diharapkan oleh profesi
dan masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan keperawatan. Peran
merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang, sesuai dengan kedudukannya dalam suatu sistem. Peran
perawat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun di luar
profesi keperawatan dan bersifat konstan. Doheny (1982)

Mengidentifikasi beberapa elemen peran perawat profesional meliputi :

(a)Sebagai pemberi asuhan keperawatan (care giver)

1) Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat


dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan
melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa
direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat
kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat di evaluasi tingkat
perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang
sederhana sampai yang komplek.
2) Dalam memberikan pelayan/asuhan keperawatan, perawat memperhatikan
individu sebagai makhluk yang holistic dan unik.
3) Peran utamanya adalah memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang
meliputi intervensi/tindakan keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan
dan menjalankan tindakan medis sesuai dengan pendegelasian yang
diberikan.

(b)Sebagai pembela untuk melindungi klien (Client advocate)

Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan
tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela
kepentingan klien dank lien memahami semua informasi dan upaya kesehatan
yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun
profesional. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai
narasumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya
kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai
advokat (pembela klien) perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi
keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.

c. Sebagai pemberi bimbingan/konseling klien (Counselor)


Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi
klien terhadap keadaan sehat-sakitnya. Adanya pola interaksi ini
merupakan dasar dalam merencanakan metode untuk meningkatkan
kemampuan adaptasinya. Memberikan konseling/bimbingan kepada klien,
keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan sesuai prioritas.
Konseling diberikan kepada individu/keluarga dalam mengintegrasikan
pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu, pemecahan masalah
difokuskan pada masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup kearah
perilaku hidup sehat.
d. Sebagai pendidik klien (Educator)
Sebagai pendidik klien, perawat membantu klien meningkatkan
kesehatannya melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan
keperawatan dan tindakan medik yang diterima sehingga klien/keluarga
dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal yang diketahuinya.
Sebagai pendidik, perawat juga dapat memberikan pendidikan kesehatan
kepada kelompok keluarga yang beresiko tinggi, kader kesehatan, dan lain
sebagainya.
e. Sebagai anggota tim kesehatan yang dituntut untuk dapat bekerja sama
dengan tenaga kesehatan lain (Collaborator)
Perawat bekerjasama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam
menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan guna
memenuhi kebutuhan kesehatan klien.
f. Sebagai koordinator agar dapat memanfaatkan sumber-sumber potensi
klien (Coordinator)
Perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan potensi yang ada, baik
materi maupun kemampuan klien secara terkoordinasi sehingga tidak ada
intervensi yang terlewatkan maupun tumpang tindih.
Dalam menjalankan peran sebagai koordinator, perawat dapat melakukan
hal-hal sebagai berikut :

Mengkoordinasi seluruh pelayanan keperawatan


Mengatur tenaga keperawatan yang akan bertugas
Mengembangkan sistem pelayanan keperawatan
Memberikan informasi tentang hal-hal yang terkait dengan pelayanan
keperawatan pada sarana kesehatan.
g. Sebagai pembaharu yang selalu dituntut untuk untuk mengadakan
perubahan-perubahan (Change agent)
Sebagai pembaharu, perawat menggadakan invasi dalam cara berfikir,
bersikap, bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan klien/keluarga
agar menjadi sehat. Elemen ini mencakup perencanaan, kerjasama,
perubahan yang sistematis dalam berhubungan dengan klien dan cara
memberikan perawatan kepada klien.
h. Sebagai sumber informasi yang dapat membantu memecahkan masalah
klien (Consultan)
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan keperawatan yang diberikan. Dengan
peran ini dapat dikatakan perawat adalah sumber informasi yang berkaitan
dengan kondisi spesifik klien (Ali Z.H, 2002:5-9).

2.5 SIKAP PERAWAT YANG HARUS DIMILIKI DALAM MERAWAT


PASIEN

Perawat harus memiliki sifat memberi kasih sayang terhadap sesama, terutama
bagi orang yang membutuhkan , misalnya pada pasien yang dirawatnya.

Setiap perawat harus memiliki sikap prihatin terhadap kebutuhan yang diperlukan
pasien,memberikan rasa aman pada pasien, bukan malah menimbulkan
kecemasan, kegelisahan, dan rasa takut. Perawat harus ramah,suara lembut, murah
senyum terhadap semua orang, paling tidak pasien yang sedang sakit akan merasa
senang, simpati,dan tidak menilai perwat itu judes atau mahal senyum dan juga
menghindar ucapan kasar yang dapat menyinggung perasaan pasien.

Setiap perawat memiliki harus dapat dipercaya karena dengan kepercayaanlah


harga diri dan kepribadian seseorang dapat dinilai serta memiliki sikap percaya
diri, jangan minder.Oleh karena itu,perawat perlu banyak belajar , serta
menambah dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang
keperawatan.perawat harus memiliki sikap menahan diri , jangan sampai
menyalahkan, menyudutkan , mempermalukan, dan mengkritik pasien dan
keluarganya yang dapat menambah berat penyakitnya dan perawat harus
memiliki sifat memandirikan pasien agar pasien tidak bergantung pada perawat.

Setiap perawat harus memiliki sikap penuh pengertian dan pengabdian

Serta harus memiliki sikap yang riang gembira , tidak cemberut didepan pasien
dan perawat harus memiliki sikap kooperatif atau mudah diajak kerja sama
dengan pasien dan tim kesehatan lain demi kesembuhan pasien yang dirawatnya.

Kemudian perawat harus memiliki sikap yang dapat membantu dalam mengatasi
kesulitan pasien dan keluarganya serta sikap humoris, sesuai situasi dan kondisi
pasien sekedar untuk menghibur.

2.6 SIKAP KARAKTERISTIK MENJADI PERAWAT YANG BAIK

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa alasan mahasiswa


keperawatan untuk menjadi seoarang perawat. Sebagian besar mahasiswa
(69,47%) mengatakan alasan menjadi perawat adalah menjadi orang yang
bermanfaat bagi masyarakat, ingin mengenal ilmu kesehatan dengan baik
(28,42%), masa depan yang baik (8,42%) professional (7,36%), membahagiakan
orang tua dan menciptakan generasi yang sehat (6,31%).

Hasil penelitian ini masih bersifat normative, artinya alasan subjek masih bersifat
umum. ”Menjadi Bermanfaat bagi Masyarakat” tampaknya salah satu aspek
dominan yang mendorong subjek menjadi perawat. Subjek melihat bahwa profesi
perawat erat kaitannya dengan hubungan dengan orang lain (pasien). Dalam artian
aspek humanitas dalam profesi perawat sangat tinggi. Sementara itu, alasan yang
kedua dan ketiga lebih kepada pemahaman akan keilmuaan dan profesionalitas
dalam profesi perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik
perawatprofesional terdiri dari beberapa komponen, yaitu:

1. Kognitif (pengetahuan)

Disini perawat profesional harus memiliki pengetahuan yang luas yang


berhubungan dengan bidang kesehatan dan praktik keperawatan serta bertindak
sesuai dengan kaidah yang ditetapkan.Ada beberapa persepsi bahwa perawat
profesional harus memiliki pengalaman yang banyak.Artinya, pengalaman
tentunya berkorelasi dengan waktu dalam menjalani profesi sebagai perawat.
Bahkan ironinya, ada pendapat lain yang menyatakan bahwa pengetahuan
merupakan hal yang penting dalam proses pembentukan perawat profesional.

2. Emosi (psikologis)

Dalam hal ini perawat lebih menggunakan aspek emosi (psikologis) dalam
menggambarkan karakteristik perawat profesional.

3. Psikomotor (skill)

Psikomotor (skill) merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan dalam pelayanan
keperawatan. Skill tidak hanya berkaitan dengan standar kompetensi perawat
(hard skill), tetapi juga kemampuan dalam memahami kondisi psikologis perawat
(soft skill).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa etika memiliki peran yang
penting dalam praktek keperawatan. Perawat yang memiliki etika yang bagus,
memiliki sopan santun dalam melakukan keperawatan, tentunya akan mendapat
respek dari pasiennya. Bila kondisi ini dapat dijaga akan menguntungkan kedua
belah pihak (perawat dan pasien).

4. Fisik

Seorang perawat harus memiliki kebersihan dan kerapihan dalam berpakaian. Hal
ini penting karena perawat berkaitan dengan pelayanan terhadap pasien. Kalau
perawat berpenampilan tidak menarik, atau kotor dan kurang rapi, tentunya akan
menimbulkan ketidakpercayaan terhadap perawat. Hal tersebut berdampak pada
kualitas pelayanan khususnya kenyamanan pasien.Bahkan bisa jadi pasien tidak
mau dilayani perawat yang tidak memperhatikan penampilan fisiknya.

5. Spritualitas

Spritualitas adalah segala bentuk perilaku dan tuntunan yang mengarahkan


manusia untuk selalu denganTuhan. Salah satu sumber spritualitas adalah
Agama.Agama mengajarkan manusia bagaimana berinteraksi dengan Tuhan,
manusia dan lingkungan sekitar. Dalam konteks Indonesia, peran agama sangat
penting khusunya dalam berinteraksi dengan orang lain. Demikian pula dalam
pelayanan pada pasien.Perawat harus memiliki pemahaman agama yang memadai
guna membantu dalam pelaksanaan tugas keperawatan.Sering sekali nasehat-
nasehat agama membantu pasien dalam menghadapi penyakitnya.

6. Dapat Berkomunikasi secara efektif

Perawat harus bisa berkomunikasi secara baik dengan klien dan perawat perlu
menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dari saat
pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non-verbal
menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat yang mendektesi suatu kondisi dan
menentukan kebutuhan asuhan keperawatan.

7. Disiplin

Disiplin merupakan salah satu karakteristik perawat profesional yang sangat


berguna dalam pelayan keperawatan. Seoarang perawat dituntut untuk disiplin
dalam menjalankan tugasnya.Dispilin berangkat dari keinginan untuk dapat
menjalankan tugas secara baik dan tepat. Dengan dispilin pelayanan akan
maksimal dan target pekerjaan akan tercapai dan kelima, rendah hati. Dalam
menjalankan tugas, perawat harus mempunyai sifat rendah hati.Perawat harus
dapat menerima masukan atau saran dari lengkungan kerja, sehingga kinerja
selalu dapat ditingkatkan.
8. Ramah

Ramah yaitu suatu kondisi psikologis yang positif dengan ditunjukkan dengan
perilaku dan eksperesi muka yang selalu murah senyum, perhatian dan suka
menyapa.Ramah merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki perawat. Perawat
yang ramah tentunya akan disukai pasien, dan secara tidak langsung dapat
membatu kesembuhan pasien.

9. Sabar

Sabar berarti menahan dan menerima segala kondisi dengan ikhlas dan ridho.
Sifat sabar merupakan salah satu yang terpuji dan sangat berguna bagi perawat
khususnya dalam melayani pasien. Profesi perawat rentan dengan stress yang
diakibatkan beban kerja atau perilaku dari pasien dan keluarga pasien. Oleh
karena itu, sifat sabar membantu perawat dalam mengatasi beban psikologis
dalam bekerja. Dengan sabar, perawat akan tetap konsisten dalam menjalankan
tugasnya, tanpa dipengaruhi kondisi kerja. Sabar juga membuat perawat lebih
tegar, kuat , dan mampu memahami sitiuasi dengan hati dan pikiran jernih.

10. Baik

Baik merupakan salah satu sifat positif yang ditandai dengan perilaku yang
bermanfaat bagi orang lain, seperti senang membantu, perhatian, dan berkata
baik. Sifat baik dalam diri perawat dapat terwujud jika perawat memahami dengan
baikapa tugas dan fungsi seorang perawat. Seorang perawat dituntut untuk
mempunyai sifat baik terhadap pasien.Perawat harus mampu memberikan
pertolongan secara fisik, dan psikologis kepada pasiennya.Intinya perawat harus
mampu menjalin hubungan baik dengan pasien dan keluarga pasien.

11. Memiliki Sikap Carring

Caring adalah fenomena universal yang mempengaruhi cara manusia berpikir,


merasa, dan mempunyai hubungan dengan sesama. Caring merupakan bentuk
dasar dari praktik keperawatan di mana perawat membantu klien pulih dari
sakitnya, memberikan penjelasan tentang penyakit klien, dan mengelola atau
membangun kembali hubungan. Caring membantu perawat mengenali intervensi
yang baik, dan kemudian menjadi perhatian dan petunjuk untuk memberikan
caring kepada klien nantinya.

12. Menerapkan nilai-nilai esensial perawat dalam keperawatan

Seorang perawat harus menerapkan nilai-nilai esensial seorang perawat.


Bagaimana pengetahuan, profesional, pemahaman, pemberian makna serta sikap
perawat mengenai nilai-nilai keperawatan.

.
BAB 3

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap


pada kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada
individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup
sehari-hariya. Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien
adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara
bergantian.Akademi Keperawatan Notokusumo, didirikan dnegan Surat
Keputusan Badan Pengurus Yayasan Notokusumo No.TL.01.03/YNK/15-
II/89/01, tanggal 15 Februari 1989.Dalam sejarah berdirinya Akper
Notokusumo inilah yang menjadi alasan berdirinya Akademi Keperawatan.
Setelah AAN mengalami perkembangan kurang lebih 10 tahun dan telah
mampu membangun kampus baru di Blunyahrejo,Karangwaru Yogyakarta
maka pada tahun 1989 AAN pindah ke kampus baru. Bersama dengan
pelaporan kepindahan kampus AAN, Sri Paduka K.G.P.A.A. Paku Alam VIII
berpeasan agar kampus di Jalan Masjid Pakualaman No.5 Yogyakarta jangan
ditinggalkan begitu saja. Untuk menindaklanjuti pesan tadi, Pengurus
Yayasan Notokusumo memutuskan untuk membuat institusi pendidikan
kesehatan yang mengasuh bidang keperawatan terutama Program Diploma III
yang masih sangat langka, padahal tenaga keperawatan profesional sangat
dibutuhkan. Tujuannya adalah usaha yang mencerminkan tanggung jawab
untuk berperan serta aktif membantu pemerintah dalam bidang pendidikan itu
bertujuan untuk mendidik dan menghasilkan tenaga perawat profesional
pemula yang memiliki ketrampilan teknis dan analisis tinggi sehingga mampu
memecahkan permasalahan di bidang kesehatan, khususnya keperawatan.
SARAN

Akademi Keperawatan Notokusumo agar dapat berkembang, fasilitas di


kampus serta di laboratorium di lengkapi agar para mahasiswa/i dapat lebih
nyaman dan saat praktik dapat lebih memahami saat terjun ke lapangan.
Peningkatan tata tertib juga perlu di tegakkan agar calon perawat nantinya
lebih disiplin. Penambahan gedung agar aktivitas mengajar lebih efektif,
karena sesekali ada yang tidak dapat ruangan dikarenakan penuh.

Anda mungkin juga menyukai