Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“ INDUSTRI PENGOLAHAN BAHAN BAKU


ORGANIK PADA INDUSTRI PENGILANGAN
MINYAK & PENCAIRAN GAS ALAM ”

Dosen pembimbing : Hijrah Amaliah Azis.,ST.,MT

KELOMPOK II

LITHA PRATIWI BATMAN (18TKM286)

IHLASUL AMAL (18TKM325)

LILIS SURYANI (18TKM329)

NUR AZISAH ABDULLAH (18TKM337)

TEKNIK KIMIA MINERAL


POLITEKNIK ATI MAKASSAR
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
2019
1|Page
INDUSTRI PENGOLAHAN BAHAN BAKU ORGANIK PADA INDUSTRI PENGILANGAN
MINYAK DAN PENCAIRAN GAS ALAM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
LNG merupakan singkatan dari Liquefied Natural Gas atau bisa diartikan
sebagai gas alam yang dicairkan. Prinsip utama pencairan ini adalah menurunkan suhu
gas dari 22 °C menjadi -160 °C dengan proses pendinginan dan expansi pada temperatur
rendah sekali yang disebut cryogenic temperatur yaitu 160 °C pada tekanan di bawah 1
atm.
Tujuan dari pencairan adalah untuk mempertinggi efesiensi pengangkutan dan
penyimpanan (Loading & Storage), karena volume gas sebelum dan sesudah dicairkan
adalah 620:1 artinya kita akan mendapatkan 1 cuft LNG jika kita mencairkan gas alam
sebanyak 620 cuft. Pada masa-masa lalu pemakaian gas alam sebagai sumber energi
masih belum mendapat perhatian karena kesulitan dalam pengangkutan dan
penyimpanan.
LNG merupakan alternatif energi yang mempunyai prospek cukup baik dewasa
ini, karena hasil pembakarannya memiliki tingkat polusi yang rendah, efisiensi
pembakarannya cukup tinggi sehingga mudah dikontrol.
Bagi masyarakat Indonesia, LNG merupakan sumber daya alam yang potensial.
Semula sumber daya alam ini berbentuk endapan gas bumi sangat luas yang terpendam
didalam perut bumi. Kemudian gas bumi tersebut diproses menjadi bahan bakar cair.
Tanpa LNG, gas bumi yang berjumlah ratusan triliyun kaki kubik akan tetap
terperangkap di dalam perut bumi.
Gas alam selain mengandung gas-gas hidrokarbon juga mengandung senyawa
yang dapat mengkontaminasi seperti gas CO2 dan H2S, N2 serta uap air dengan kadar
CO2 sebesar 19,2 % volume dan uap air yang relatif besar dibandingkan H 2S sebesar 10
ppm dan N2 yang bernilaitrace.
Pada umumnya gas yang diperoleh dari lapangan atau dari perut bumi, masih
mengandung gas-gas atau materi lain yang tidak diinginkan tersebut, ini disebut
impurities atau zat pengotor. Gas CO2 dan H2S tergolong impurities yang sangat
merugikan.

Seiring dengan menipisnya cadangan gas alam dari sumber ladang gas, maka kadar
CO2dan H2S akan semakin tinggi. Oleh karena itu harus dilakukan upaya untuk
meminimalisasikan kandungan gas-gas tersebut dengan meningkatkan efisiensi proses
penyerapan gas tersebut dengan menggunakan larutan benfield

2|Page
BAB II

ISI

A. Pengilangan minyak
1. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering menggunakan sumber energi sebagai
bahan bakar di antaranya: batu bara, bensin, minyak tanah, minyak diesel, solar LPG,
lilin dsb. Bahan-bahan tersebut diperoleh dari minyak bumi.
Berdasarkan teori, minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan jasad renik
(mikroorganisme) yang terkubur di bawah tanah sejak berjuta-juta tahun yang lalu.
Dimana dua ratus juta yang lalu bumi lebih panas dibandingkan sekarang. Laut yang
didiami jasad renik berkulit keras sangat banyak jumlahnya jika jasad renik itu mati,
kemudian membusuk sehingga jumlahnya makin lama makin menumpuk, kemudian
tertutup oleh sedimen, endapan dari sungai, atau batuan-batuan yang berasal dari
pergeseran bumi. Di sini kemudian terjadi pembusukan oleh bakteri anaerob, dan
akibat pada tekanan tinggi sedimen, maka setelah berjuta-juta tahun terbentuklah
minyak bumi dan gas alam tersebut.
Karena proses pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang lama, maka
minyak bumi digunakan pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
(anrenewable).

Pada umumnya minyak bumi tampak hitam legam, pekat serta kurang menarik seperti
pada contoh ini. Minyak bumi baru dapat digunakan sebagai bahan bakar minyak
(BBM) maupun sebagai produk-produk lain setelah melalui proses pengolahan

Pada umunya minyak bumi terperangkap dalam bebatuan yang tidak berpori dalam
pergerakannya ke atas . Hal ini menjelaskan mengapa minyak bumi juga di sebut
Petroleum . (Petroleum berasal dari bahasa Latin ‘petrus’ artinya batu dan ‘oleum’
artinya minyak). Untuk memperoleh minyak bumi atau petroleum ini, dilakukan
pengeboran

2. Pengolahan Minyak Bumi


Minyak bumi di temukan bersama sama dengan gas alam. Minyak Bumi yang telah di
pisahkan dari gas alam di sebut juga minyak mentah (crude oil). Minyak mentah
dapat di bedakan menjadi :
- Minyak Mentah Ringan (light crude oil) yang mengandung kadar logam dan
belerang rendah , bewarna terang dan bersifat encer (viskositas rendah)
- Minyak Mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan
belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga harus di panaskan agar meleleh
Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks dengan komponen utama
alkana dan sebagian kecil alkena, alkuna, sikloalkana, aromatic, dan senyawa
anorganik. Meskipun kompleks , namun terdapat cara mudah untuk memisahkan
3|Page
komponen – komponennya , yakni berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya. Proses
ini di sebut distilasi bertingkat . Selanjutnya untuk mendapatkan produk akhir sesuai
yang diinginkan, maka sebagian hasil dari distilasi bertingkat perlu diolah lebih lanjut
melalui proses konversi, pemisahan perngotor dalam fraksi, dan pencampuran fraksi

3. Diagram alir minyak bumi

1. Distilasi Bertingkat

Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak di pisahkan menjadi


komponen – komponen murni, melainkan ke dalam fraksi – fraksi, yakni kelompok–
kelompok yang mempunyai kisaran titik didih tertentu . Hal ini di karenakan jenis
komponen hidrokarbon begitu banyak dan isomer – isomer hidrokarbon mempunyai
titik didih yang berdekatan.

4|Page
Proses distilasi bertingkat ini di jelaskan sebagai berikut :

- Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air bertekanan tinggi
sampai suhu -600ºC. Uap minyak mentah yang dihasilkan kemudian di alirkan ke
bagian bawah menara distilasi
- Dalam Menara distilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati pelat – pelat
(tray). Setiap pelat memiliki banyak lubang yang di lengkapi dengan tutup gelembung
(bubble cap) yang memungkinkan uap lewat.
- Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi dingin . Sebagian uap akan
mencapai ketinggian di mana uap tersebut akan terkondensasi membentuk zat cair .
Zat cair yang di peroleh dalam suatu kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi
- Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan
terkondensasi di bagian bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-senyawa
dengan titik didih rendah terkondensasi di bagian atas menara

Sebagian fraksi dari menara distilasi selanjutnya di alirkan ke bagian kilang minyak
untuk proses konversi

Untuk setip barel minyak mentah, kilang minyak dapat menghasilkan sekitar 57%
bensin; 38% bahan baker diesel; bahan bakar jet; kerosin dan minyak baker; 4% LPG;
dan sisanya residu padat.

2. Proses konversi

Proses konversi adalah penyusunan ulang struktur molekul hidrokarbon , yang


bertujuan untuk memperoleh fraksi-fraksi dengan kuantitas dan kualitas sesuai
permintaan pasar . Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan fraksi bensin yang
tinggi, maka sebagian fraksi rantai panjang perlu diubah / dikonversi menjadi fraksi
rantai pendek . Demikian pula, sebagian besar fraksi rantai lurus harus di konversi
menjadi rantai bercabang / alisiklik / aromatic dibantingkan rantai lurus .
Beberapa jenis proses konversi dalam kilang minyak adalah :
- Perekahan (cracking)
Perekahan adalah pemecahan molekul besar menjadi molekul-molekul kecil.
Contohnya , perekahan fraksi minyak ringan / beratmenjadi fraksi gas, bensin, kerosin
, dan minyak solar/diesel.
- Reforming
Reforming bertujuan mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai
bercabang / alisiklik / aromatic. Sebagai Contoh , komponen rantai lurus (C3-C6) dari
fraksi bensin diubah menjadi aromatic.

5|Page
- Alkilasi
Alkilasi adalah penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul
besar.Contohnya penggabungan molekul propena dan butena menjadi komponen
fraksi bensin .

- Coking
Coking adalah proses perekahan fraksi residu padat menjadi minyak baker dan
hidrokarbon intermediate (produk antara). Dalam proses ini, dihasilkan kokas (coke).
(Kokas di gunakan di industri aluminium sebagai electrode untuk ekstraksi logam
Al).

3. Pemisahan pengotor dalam Fraksi

Fraksi-fraksi mengandung berbagai pengotor antara lain senyawa organic yang


mengandung S,N,O;air;logam;dan garam anorganik. Pengotor dapat di pisahkan
dengan cara melewatkan fraksi melalui :

- Menara asam sulfat, yang berfungsi untuk memisahkan hidrokarbon tidak jenuh,
senyawa nitrogen, senyawa oksigen, dan residu padat seperti aspal.
- Menara absorpsi, yang mengandung agen pengering untuk memisahkan air.
- Scrubber, yang berfugsi untuk memisahkan belerang / senyyawa belerang.

4. Pencampuran Fraksi

Pencampuran fraksi dilakukan untuk mendapatkan produk akhir sesuai yang di


inginkan . Sebagai contoh :

- Fraksi bensin di campur dengan hidrokarbon rantai bercabang / alisiklik / aromatic


dan berbagai aditif untuk mendapatkan kualitas tertentu.
- Fraksi minyak pelumas di campur dengan berbagai hidrokarbon dan aditif untuk
mendapatkan kualitas tertentu
- Fraksi nafta dengan berbagai kualitas (grade) untuk industri petrokimia .

Selanjutnya produk-produk ini siap di pasarkan ke berbagai tempat , seperti


pengisisan bahan baker dan industri petrokimia

6|Page
Kegunaan Minyak Bumi

Kegunaan fraksi – fraksi yang diperoleh dari minyak bumi terkait dengan sifat
fisisnya seperti titik didih dan viskositas, dan juga sifat kimianya.
a. Gas
Umumnya gas terdiri dari campuran metana, etana , propane atau isobutana,
campuran gas ini kemudian dicairkan pada tekanan tinggi dan diperdagangkan
dengan nama LPG (Liquipied Petroleum Gas ). Gas yang terdapat dalam LPG
umumnya campuran propane, butana, dan isobutana. LPG biasanya dikemas dalam
botol-botol baja yang beratnya 15 kg,dan dipakai sebagai bahan bakar rumah tangga.

b. Bensin
Bensin diperoleh sebagai hasil destilasi pada suhu 70-140. bensin banyak digunakan
sebagai bahan bakar mobil dan motor

c. Napta
Napta dikenal sebagai bensin berat, dan diperoleh sebagai hasil destilasi yang
mempunyai trayek titik didih antara 140-180.
Napta digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan senyawa-senyawa kimia yang
lain misalnya :etilena dan senyawa aromatik yang sering digunakan untuk zat aditif
pada bensin.

d. Kerosin
Kerosin mempunyai trayek didih antara 180-250. dalam kehiduan sehari-hari, kerosin
diperdagangkan dengan nama minyak tanah.

e. Minyak Diesel
Minyakm diesel mempunyai trayek titik didih 25-350°C minyak diesel dipergunakan
sebagai bahan bakar pada motor-motor diesel.

f. Fraksi yang menghasilkan minyak pelumas


Paraffin cair dan padat, teristimewa terdapat di Sumatera dan Kalimantan, paraffin
dipergunakan sebagai bahan bakar

g. Residu
Residu yaitu zat-zat yang masih tertinggal dalam ketel. Menghasilkan petroleumasfalt
yang dipakai pada konstruksi jalan

7|Page
B. Pencairan gas alam
1. Pengertian gas alam
Gas Alam atau yang sering disebut dengan gas bumi adalah bahan atau materi yang terdiri
dari fosil-fosil dan terbentuk dalam wujud gas.
Gas alam dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara
yang di ambil dengan cara pengeboran (drilling).

Gas alam cair (Liquefied natural gas, LNG) adalah gas alam yang telah diproses untuk
menghilangkan ketidakmurnian dan hidrokarbon berat dan kemudian dikondensasi menjadi
cairan pada tekan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar -160° Celcius. LNG
ditransportasi menggunakan kendaraan yang dirancang khusus dan ditaruh dalam tangki yang
juga dirancang khusus. LNG memiliki isi sekitar 1/640 dari gas alam pada Suhu dan Tekanan
Standar, membuatnya lebih hemat untuk ditransportasi jarak jauh di mana jalur pipa tidak
ada. Ketika memindahkan gas alam dengan jalur pipa tidak memungkinkan atau tidak
ekonomis, dia dapat ditransportasi oleh kendaraan LNG, di mana kebanyakan jenis tangki
adalah membran atau "moss".

2. Komponen utamma dalam gas alam

Komponen %

Metana 80-95

Etana 5-15

Propana dan <5


Butana

3. Produk dari gas alam

 LNG (LIQUEFIED NATURAL GAS)


LNG atau gas alam adalah gas hasil ekstraksi yang telah dipisahkan dari kandungan
metananya, komponen utamanya yaitu metana (CH4)
 LPG (LIQUEFIED PETROLEUM GAS)
LPG (liquified petroleum gas) atau gas minyak bumi yang dicairkan adalah campuran dari
berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam, komponen utamanya yaitu
propana (C3H8) dan butana (C4H10)
 Dan lain sebagainya seperti : CNG, HSD, MFO, IFO
CNG (Compressed natural gas) atau gas alam terkompresi adalah alternatif bahan bakar
selain bensin atau solar, komponen utamanya yaitu metana (CH4).

8|Page
4. Tujuan Dari Pencairan Gas

Gas alam (LNG) yang sudah dicairkan pada suhu -160°C akan mengalami penyusutan
volume sebesar kurang lebih 1/600 kali dari volume gas mula-mula serta untuk LPG akan
mengalami penyusutan antara 230-260 kali dari volume semula. Proses pencairan ini
merupakan ketentuan khusus agar mempermudah proses handling, terutama saat gas alam
tersebut akan disimpan maupun di distribusikan agar tidak memakan tempat, misalnya saja
saat akan diexport dengan tanker dan disimpan dalam tangki. Setelah gas tersebut akan
digunakan oleh konsumen, maka bentuknya akan diubah kembali di ruang bakar mesin atau
dapur industri.

5. Proses Dasar Pencairan Gas Alam

Pencairan gas alam terdiri dari berbagai macam proses, mulai dari pemurnian/pembersihan
hingga proses pencairan Proses dasar pencairan gas alam menjadi LNG adalah sebagai
berikut:

 Proses Treating (pembersihan)

Proses ini bertujuan untuk menghilangkan fraksi berat serta impuritis lainnya, seperti O2
dan gas-gas berat (mercury dan sulfur) serta metal-metal berbahaya seperti air raksa
dengan memakai solvent sebagai pelarut atau penyerap.

 Dehydration (Penghilangan Air)

Proses ini sering juga disebut sebagai pengeringan, yaitu proses penghilangan uap air
dengan menggunakan molecular sieve adsorbtion. Seperti yang kita ketahui, air akan
mudah membeku pada suhu 0°C sedangkan temperatur yang digunakan untuk mencairkan
gas jauh dibawah suhu tersebut. Oleh karena itu air tersebut perlu dihilangkan karena
dapat menyumbat pipa dan alat lainnya saat mengalami pembekuan.

 Fraksinasi

Selanjutnya gas akan dipisahkan sesuai dengan komponen penyusunnya pada proses
fraksinasi. Biasanya komponen penyusun yang dipisahkan terdiri dari metana, propana,
etana, butana serta pentana. Setelah unsur-unsur senyawa tersebut terpisah, maka
komponen tersebut akan menuju ke tahap prosesnya masing-masing, yaitu: metana akan
didinginkan pada MHE hingga membentuk cair, butana dan propana juga akan menuju
MHE sebagai pendingin gas yang akan dicairkan, butana dan propana akan diolah sebagai
LPG, sedangkan pentana biasanya akan dijadikan sebagai kondensat dan dikirim ke
upsteam untuk diolah kembali sehingga dapat menghasilkan bahan bakar hidrokarbon
berat.

9|Page
 Proses Pencairan

Pada tahap ini gas akan didinginkan hingga mencapai suhu dimana gas tersebut akan
mengalami pengembunan serta menaikkan tekanan gas untuk mempermudah proses
pengembunannya/pencairan. Untuk mendinginkan gas alam menjadi LNG diperlukan suhu
sekitar -160°C atau sering disebut dengan Cryogenic Temperature.

6. Diagram alir proses LNG

Plant 1 (Gas Purification)

Proses yang dilakukan pada plant 1 adalah pemurnian gas dengan memisahkan kandungan CO2 dari
kandungan gas alam yang berasal dari sumur. Adanya kandungan gas CO2 dapat mengakibatkan
penyumbatan pada tube-tube di main heat exchanger pada proses liquefaction di plant 5 karena CO2
memiliki titik beku -600C sedangkan pencairan LNG membutuhkan temperatur hingga -1600C. Batas
kandungan CO2 yang diperbolehkan agar seluruh proses berjalan dengan baik adalah 50 ppm. Proses
penyerapan CO2 menggunakan Methyl De Ethanol Amine (MDEA). Secara kimiawi, amine akan
bereaksi cepat dengan CO2 pada suhu atmosfer dan kandungan CO2 tersebut dapat dikeluarkan dari
larutan pada temperatur yang tinggi.

10 | P a g e
Berikut ini adalah proses yang terjadi pada plant 1 :

 Gas alam pada awalnya dialirkan menuju plant 21 (Knock Out Drum) untuk dipisahkan gas dan
condensatnya.
 Feed gas yang berasal dari KOD masuk ke dalam CO2 removal (1C-2) melalui bottom 1C-2
sedangkan MDEA masuk melalui top 1C-2.
 Setelah direaksikan dengan MDEA, feed gas yang telah terbebas dari kandungan CO2 dicuci
dengan kondensat agar tidak ada sisa MDEA yang tercampur pada feed gas, sedangkan MDEA
yang telah digunakan untuk menyerap CO2 keluar menuju amine flash drum (1C-4) untuk proses
pemisahan rich amine dengan feed gas pada boiler melalui bottom 1C-2.
 Feed gas tersebut dialirkan menuju pendingin yaitu absorber overhead cooler (1E-2) melalui top
1C-2 dengan menggunakan air laut sebagai media pendingin.
 Feed gas diteruskan menuju absorber over separator (1C-3) untuk pemisahan cairan yang
terbentuk akibat pendinginan dari feed gas.
 Feed gas dialirkan menuju drier precooler (4E-10) dengan media pendingin berupa propana cair.
 Feed gas dialirkan menuju plant 2 untuk proses pemisahan H2O dan merkuri.

Plant 2 (H2O dan Hg Removal)

Kandungan H2O yang terdapat pada feed gas dapat menyebabkan penyumbatan pada proses pencairan di
main heat exchanger karena H2O memiliki titik beku sebesar 00C sedangkan proses pencairan feed gas
dilakukan pada temperatur -1560C. Kandungan Hg yang terdapat pada feed gas dapat menyebabkan
amalgam apabila terkena peralatan alumunium, khususnya main heat exchanger. Kandungan H2O pada
feed gas yang diperbolehkan untuk menjalani proses selanjutnya adalah 0,5 ppm, sedangkan kandungan
Hg sebesar 0,1 ppb. Oleh karena itu, H2O pada gas dikeringkan pada drier (2C-2A/B/C) dengan media
molecular sieve dan Hg dihilangkan pada mercury removal vessel (2C-4) dengan media sulfur
impregnated activated charcoal.

Berikut ini adalah proses yang terjadi pada plant 2 :

 Feed gas dialirkan menuju separator (2C-1) untuk proses pemisahan air dan hydrocarbon berat
yang selanjutnya air dan hydrocarbon berat tersebut dialirkan menuju plant 16.
 Kemudian feed gas tersebut dialirkan menuju fixed bed drier (2C-2A/B/C) untuk proses
pengeringan gas hingga 0,5 ppm dengan media molecular sieve.
 Gas yang telah dikeringkan dialirkan melalui filter (2Y-1A) untuk menghilangkan molecular
sieve yang masih terdapat pada gas.
 Kemudian gas dialirkan menuju mercury removal vessel (2C-4) untuk proses pemisahan
kandungan Hg hingga 0,1 ppb menggunakan media sulfur impregnated activated charcoal yang
akan membentuk mercury sulfid (HgS) apabila direaksikan dengan Hg.
 Gas yang sudah dibersihkan dari kandungan Hg dialirkan menuju filter (2Y-1B) untuk
menghilangkan absorber yang masih terikat pada gas.
 Selanjutnya gas tersebut dialirkan menuju feed medium level propane evaporator (4E-12) dan
feed low level propane evaporator (4E-13) untuk kemudian dialirkan menuju plant 3.

11 | P a g e
Plant 3 (Fraksinasi)

Sebelum gas diolah menjadi LNG, feed gas dipisah menjadi metana, etana, propana, butana, dan
hydrocarbon berat berdasarkan fraksinya. Metana akan dialirkan menuju cryogenic exchanger (5E-1),
sebagian etana akan diinjeksikan menuju feed gas untuk menaikkan HHV dari LNG dan bagian etana
lainnya akan disimpan untuk cadangan make-up multi component refrigerant (MCR), sedangkan propana
dan butana akan diolah menjadi LPG dan sebagian untuk cadangan make-up MCR.

Berikut ini adalah proses yang terjadi pada plant 3.

 Feed gas yang berasal dari plant 2 dialirkan menuju scrub column (3C-1) yang bertemperatur
sekitar -280C sehingga gas berfraksi berat akan mengembun dan berada di bagian bawah 3C-1
dan kemudian dipisahkan dari gas berfraksi ringan dengan menggunakan reboiler dengan steam
bertekanan 50 psig dan temperatur 1500C.
 Gas yang berfraksi ringan akan didinginkan kembali di propane evaporator (4E-14) dan
dipisahkan dengan kondensatnya di condensate drum (3C-2) dan kemudian dalirkan menuju plant
5 untuk dicairkan menjadi LNG.
 Cairan yang berada di dasar 3C-1 dialirkan ke sebuah cooler dengan media pendingin air laut dan
selanjutnya mengalir menuju menara deethanizer untuk memisahkan etana dengan komponen
berat lainnya dengan cara pemanasan menggunakan reboiler dengan media pemanasan steam 150
psig dan temp 200ºC.
 Uap di menara deethanizer diembunkan ke dalam kondensor. Kemudian gas yang tidak
mengembun digunakan sebagai bahan bakar boiler, sedangkan kompenen yang berada di dasar
column deethanizer dialirkan menuju column propanizer.
 Gas yang berada di column depropanizer dipanaskan oleh reboiler dengan tekanan 50 psi. Uap
yang berada di puncak depropanizer diembunkan oleh kondensor kemudian ditampung di
overhead drum propane.
 Propana yang akan digunakan sebagai produk LPG didinginkan terlebih dahulu di propane return
subcooler (3E-12) dengan propane refrigerant.
 Cairan yang berada di dasar propanizer dialirkan ke menara debuthanizer (3C-8) untuk proses
pemisahan komponen berat dari butana dengan menggunakan reboiler dengan tekanan 50 psig.
 Kemudian butana didinginkan oleh return subcooler lalu dialirkan menuju LPG buthane. Gas
yang tidak ikut mengembun dialirkan menuju sistem fuel gas untuk bahan bakar boiler.
 Pada Train A-D, terdapat unit tambahan propane buthane splitter yang berfungsi untuk
memisahkan propana dengan butana yang keluar dari debuthanizer.

Plant 4 (Refrigerasi)

Terdapat dua macam sistem refrigerasi pada plant 4, yaitu sistem pendinginan propana dan sistem
pendinginan multi component refrigerant (MCR). Pada sistem pendinginan propana, dilakukan
pendinginan feed gas melalui proses pemurnian dan fraksinasi hingga mencapai titik embunnya.
Sedangkan sistem pendinginan MCR merupakan sistem refrigerasi yang digunakan untuk mendinginkan
feed gas sampai menjadi LNG di main heat exchanger (MHE).

12 | P a g e
Pada sistem pendinginan propana terdapat tiga tingkat pendinginan,yaitu propana cair dengan tekanan 7
kg/cm2 yang dapat mendinginkan hingga 18ºC, propana cair dengan tekanan 3 kg/cm2 yang dapat
mendinginkan hingga -4ºC, dan propana cair dengan tekanan 0.1 kg/cm2 yang dapat mendinginkan
hingga -34ºC.

Berikut ini proses yang terjadi pada sistem pendingin propana.

 Propana cair yang telah digunakan sebagai pendingin akan berubah fase menjadi gas karena
terjadi kenaikan suhu akibat proses penyerapan panas saat proses pendinginan.
 Gas propana kemudian dikompresi oleh propane recycle compressor (4K-1) agar terjadi kenaikan
tekanan hingga bertekanan 14 kg/cm2 dengan temperatur 65ºC.
 Selanjutnya gas propana bertekanan tinggi dialirkan menuju propane desuperheater (4E-1A/B)
untuk proses pendinginan propana hingga 40ºC.
 Kemudian propana didinginkan kembali dan diembunkan di propane condenser (4E-2A/B)
hingga tekanan 12.5 kg/cm2 dan temperatur 37ºC.

Berikut ini proses yang terjadi pada sistem pendingin MCR:

 Cairan MCR berubah fase menjadi gas karena adanya kenaikan temperatur akibat digunakan
untuk pendinginan gas alam pada main heat exchanger (5E-1).
 Gas tersebut kemudian dikompresi dengan compressor (4K-2 dan 4K-3).
 Kemudian MCR dipisahkan dalam separator (4C-7) antara fase cair dan fase uapnya.
 Uap MCR yang keluar dari 4C-7 memiliki temperatur -40ºC lalu dikompresi pada 4K-2 dengan
tekanan 3 kg/cm2 hingga bertemperatur 70ºC dan bertekanan 14 kg/cm2.
 Cairan MCR ini kemudian didinginkan di condenser (4E-5) sehingga temperaturnya turun
menjadi 32ºC kemudian dialirkan menuju 4K-3 hingga bertemperatur 130ºC dan bertekanan 47
kg/cm2.
 Kemudian cairan tersebut didinginkan kembali pada exchanger (4E-6) dengan media pendingin
berupa air laut hingga temperatur menjadi 30ºC.
 MCR kemudian mengalir ke propane evaporator dilanjutkan ke medium level evaporator (4E-8),
hingga keluar pada suhu -5ºC dan masuk ke 4E-9 pada suhu -32ºC.
 Kemudian MCR dialirkan menuju separator (SC-1) untuk proses pemisahan komponen cair dan
uap, dengan fase cair lebih banyak mengandung etana dan propana, sedangkan fase gas banyak
mengandung nitrogen dan metana.

Plant 5 (Liquefaction)

Pada Plant 5 dilakukan pendinginan dan pencairan gas alam setelah gas alam mengalami pemurnian dari
CO2, pengeringan dari kandungan H2O, pemisahan Hg serta pemisahan dari fraksi beratnya dan
pendinginan bertahap oleh propane.Gas alam menjadi cair setelah keluar dari main heat exchanger (5E-1)
dan peralatan lainnya selanjutnya ditransfer ke storage tank.

13 | P a g e
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Minyak bumi uang terbentuk berasal dari fosil yang mengalami pengendapan Berjuta-
juta tahun lalu. Kemudian dilakukan pengeboran dan diproses / dengan proses destilsi
hingga menghasilkan minyak bumi. Adapun mutu bensin yang baik itu yang tidak
menimbulkan pencemaran lingkungan.. Pengusahaan dan pemanfaatan minyak serta
sumber daya energi lainnya secara tidak bertanggung jawab dan pembuangan Limbah
secara sembarangan , akan mengakibatkan pencemaran yang merupakan awal
malapetaka yang dasyat, berupa musnahnya semua bentuk kehidupan dari permukaan
bumi

Gas Alam atau yang sering disebut dengan gas bumi adalah bahan atau materi yang terdiri dari
fosil-fosil dan terbentuk dalam wujud gas.
Gas alam dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara yang
di ambil dengan cara pengeboran (drilling).

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai