Anda di halaman 1dari 20

TUGAS 4

PERHITUNGAN PERANCANGAN
BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG TIPE SISI MIRING

Dr. Ir I Nyoman Budiartha RM., Msc

Oleh :

I Gede Arta Rismawan

1705511009

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya-lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai pada waktu yang ditetapkan.
Ucapan terimakasih penulis berikan kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam
penyelesaian makalah ini khususnya Dosen Pengampu mata kuliah Teknik Pantai Dan Pelabuhan
Bapak Dr. Ir. I Nyoman Budiartha RM., MSc

Penulis mengakui bahwa makalah yang telah disusun tidaklah sempurna. Penulis mengakui
bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini. Dengan itu penulis
meminta kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan penulisan makalah
selanjutnya. Besar harapan penulis bahwasanya makalah ini dapat memberikan informasi kepada
pembaca berkaitan dengan topik makalah ini.

Penulis

Jimbaran, 22 April 2019

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ................................................................................................................................. i


Daftar Isi ......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................... 2
BAB II ISI ....................................................................................................................................... 3
2.1 Bangunan Pemecah Gelombang ........................................................................................... 3
2.2 Pemecah Gelombang Sisi Miring ......................................................................................... 4
2.3 Perhitungan Perancangan Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring .............................. 7
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 16
3.2 Saran ................................................................................................................................... 16
Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat dunia modern saat ini mendistribusikan barang dari suaut negara ke negara
lain sebagian besar melalui jalur laut. Penggunaan jalur laut dipilih karena distribusi melalui
jalur laut memiliki biaya distribusi yang relatif lebih murah dari jalur darat dan udara.
Murahnya pendistribusian melalui jalur laut dikarenakan barang yang diangkut menggunakan
kapal dapat diangkut dalam jumlah besar, sehingga harga pengirimin menjadi lebih murah.
Walaupun pada awalnya pendistribusian barang melalui jalur laut terkesan mahal karena harus
membangun fasilitas pelabuhan dan menyiapkan kebutuhan logistik bagi kapal, akan tetapi
setelah menempuh jarak yang cukup jauh harganya menjadi lebih murah daripada jalur darat
dan udara.Selain karena harganya yang relatif murah, penggunaan jalur laut juga relatif lebih
aman dan simple dibandingkan jalur darat dan udara. Karena sebab dan alasan tersebut, jalur
laut menjadi popular dan berkembang pesat hingga dewasa ini.

Perdangan melalaui transportasi laut tidak terlepas dari kebutuhan akan prasaran
transportsi laut. Prasaran tersebut tentu saja adalah pelabuhan. Pelabuhan berfungsi untuk
menyediakan fasilitas bagi kapal yang berlabuh. Fasilitas tersebut kemuidan difungsikan untu
menambatkan kapal, bongkar muat barang dan penyiapan keperluan logistik bagi kapal.
Dikarenakan sangat pentingnya pelabuhan bagi transportasi laut, maka perencanaan
pembangunan fasilitas pelabuhan harus diperhitungkan secara matang, agar suatu saat
pelabuhan dapat berfungsi dengan baik. Jika perencanaan pelabuhan tidak dipersiapkan dengna
matang maka pelabuhan yang dibangun dapat merugikan berbagai pihak terutam kapal kapal
yang akan berlabuh. Jika hal tersebut terjadi maka yang akan dirugikan tentu saja perdangangan
melalui jalur laut tersebut.

Salah satu fasilitas pelabuhan yang sangat penting adalah bangunan pemecah
gelombang atau breakwater. Bangunan pemecah gelombang berfungsi untuk meredamkan
gelombang laut, agar gelombang di kolam pelabuhan menjadi tenang. Dengan adanya
bangunan pemecah gelombang, maka kapal kapal dapat berlabuh di kolam tanpa adanya
ancaman dari gelombang laut. Penerapan bangunan pemecah gelombang menjadikan
pelabuhan tidak hanya dapat dibangun pada perairan dengan air yang tenang, akan tetapi dapat
dibangun pada laut lepas yang memiliki gelombang yang sangat tidak beraturan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan bangunan pemecah gelombang ?
2. Apakah yang dimakdud dengan bangunan pemecah gelombang sisi miring ?
3. Bagaimanakah perhitungan perencanaan bangunan pemecah gelombang sisi miring ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan bangunan pemecah gelombang.
2. Mengetahui apa yang dimaksud bangunan pemecah gelombang sisi miring.
3. Merencanakan bangunan pemecah gelombang sisi miring.

2
BAB
II ISI
2.1 Bangunan Pemecah Gelombang
Pemecah gelombang adalah struktur bangunan yang berfungsi untuk melindungi kolam
pelabuhan dari gelombang laut yang dapat mengguncang kapal. Bangunan pemecah
gelombang memisahkan anatara perairan dengan arus yang deras dengan perairan dengan air
yang tenang. Perairan yang tenang digunakan oleh kapal untuk dapat berlabuh tanpa adanya
gangguan gelombang laut. Jika gelombang laut mengguncang kapal terlalu keras, maka kapal
akan bergesekan dengan mulut dermaga sehingga membahayakan kapal itu sendiri dan mulut
dermaga. Bangunan pemecah gelombang tidak hanya melindungi kolam pelabuhan dari
derasnya arus laut, akan tetapi dapat mengurangi sedimentasi yang terjadi pada kolam
pelabuhan. Hal ini dikarenakan dengan berkurangnya kekuatan arus maka arus yang bergerak
menuju bibir pantai akan semakin kecil mengankut endapan.

LAUT LEPAS KOLAM PELABUHAN

BREAK WATER

Gambar 2.1 Ilustrasi Pemecah Gelombang

Terdapat tiga jenis bangunan pemecah gelombang. Jenis jenis bangunan pemecah
gelombang dibedakan berdasarkan bentuknya. Jenis jenis tersebut ialah : Pemecah gelombang
sisi miring,sisi tegak dan campuran. Setiap bentuk bangunan pemecah gelombang memiliki
kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Setiap jenis bangunan pemecah gelombang juga
disusun oleh beragam jenis material seperti : Batu alami, blok beton, batu buatan dari beton
yang disesuaikan bentuknya (tetrapod,quadripod,tribar dll). Pemilihan jenis pemecah
gelombang ditentukan berdasarkan ketersedian material, keadaan dasar laut, kedalaman
air,fungsi pelabuhan, dan ketersedian peralatan.

3
Gambar 2.2 Pemecah gelombang sisi miring
Sumber : Wave reflection and wave run-up at rubble mound breakwaters (Muttay Markus.2006)

Gambar 2.3 pemecah gelombang campuran


Sumber : perencanaan pelabuhan (triatmojo.2003)

SISI LAUT KOLAM PEL.

Gambar 2.4 Pemecah gelombang sisi tegak


Sumber : Pelabuhan (Budhiarta.2015)

2.2 Pemecah Gelombang Sisi Miring


Pemecah gelombang sisi miring merupakan struktur pemecah gelombang yang
ketinggian memiliki kemiringan tertenu. Pada umumnya pemecah gelombang sisi miring
bentuk penampangnya menyerupai trapesium. Pemecah gelombang sisi miring pada umumnya

4
disusun oleh tumpukan batu alam yang dilindungi oleh lapisan pelindung berupa batu besar
atau beton dengan bentuk tertentu. Pemecah gelombang sisi miring memiliki sifat yang
fleksibel. Kerusakan yang terjadi pada pemecah gelombang sisi miring dapat diperbaiki dengan
mudah. Jika terjadi keruntuhan pada pemecah gelombang sisi miring maka bagian yang runtuh
hanya diganti dengan tumpukan batu yang baru. Walaupun bangunan pemecah gelombang sisi
miring mengali longsor pada kenyataanya pemecah gelombang masih dapat berfungsi.

Batu batu yang menyusun pemecah gelombang sisi miring disusun dalam beberapa
lapis, dengan lapis terluar terdiri dari batu dengan ukuran besar dan semakin kedalam
ukurannya semakin kecil. Stabilitas batu lapis pelindung tergantung pada berat dan bentuk
butiran serta kemiringan bangunan. Bentuk butiran akan mempengaruhi keterkaitan antar
butiran yang ditumpuk. Butiran batu dengan penampang yang tajam akan memberikan efek
mengait satu dengan yang lainnya, sehingga butiran dengan bentuk tajam sangat baik
digunakan untuk menambah stabilitas. Batu batu yang berfungsi sebagai lapis pelindung diatur
perletakannya untuk memberikan kaitan yang cukup baik.

Kemiringan bangunan pemecah gelombang merupakan faktor yang mempengaruhi


pemilihan jenis batuan. Semakin miring bangunan pemecah gelombang, maka memerlukan
batu yang semakin berat. Permasalahan yang terjadi dalam pemilihan batu adalah berat batu
yang tidak homogen atau batuan tertentu tidak memiliki berat dan kekuatan yang
direkomendasikan, sehingga dibuatlah batuan buatan dengan bahan beton dengan bentuk
tertentu. Dengan penggunaan beton sebagai material dasar, maka berat batuan dan kekuatan
batuan dapat disesuaikan. Bentuk bentuk batuan pelindung buatan ini diantaranya berbentuk
tetrapod,tribar,hexapod,dan dolos. Tiap tiap bentuk batuan buatan tersebut memiliki
kelebihannya tersendiri. Pada umumnya bentuk yang rumit dengan berat yang lebih ringan
akan memerlukan biaya yang lebih tinggi. Semakin banyak kelebihan yang dimiliki maka
semakin mahal pula biaya dalam pembuatannya. Bentuk dari masing masing batu buatan
tersebut disajikan dalam Gambar 2.5.

5
Gambar 2.5 Bentuk batuan beton berbahan dasar beton
Sumber : Perencanaan Pelabuhan (triatmojo.2003)

Gambar 2.6 Ilustrasi penempatan batuan pada pemecah gelombang sisi miring
Sumber : Perencanaan Pelabuhan (Triatmojo.2003)

Berdasarkan Gambar 2.6 dapat dilihat bahwa batuan dengan berat yang relatif ringan
ditempatkan pada bagian yang paling dasar. Sedangkan batuan dengan berat yang relatif besar
ditempatkan pada posisi terluar. Pada Gambar 2.6 diperlihatkan bahwa batuan buatan
(tetrapod) dihadapkan pada posisi lautan lepas. Hal ini difungsikan untuk menahan limpasan

6
air. Jika batuan yang digunakan untuk menahan limpasan tidak memiliki berat dan kekuatan
yang memadai maka batuan akan mudah runtuh dan air akan terus menembus bangunan
pemecah gelombang.

2.3 Perhitungan Perancangan Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring


2.3.1 Stabilitas Batu Lapis Pelindung

Dalam perancangan pemecah gelombang sisi miring maka ditentukan terlebih dahulu
berat batuan yang akan digunakan. Berat batuan yang digunakan dirumuskan dalam persamaan
berikut:

𝛾𝑟 𝐻 3
𝑊=
𝐾𝐷 (𝑆𝑟 − 1)3 𝑐𝑜𝑡𝜃

Dengan :
𝛾
Sr = 𝛾𝑟
𝑎

W = Berat butir batu pelindung.

𝛾𝑟 = Berat jenis batu pelindung.

𝛾𝑎 = Berat jenis air laut.

H = Tinggi gelombang rencana.

 = Sudut kemiringan sisi pemecah gelombang.

KD = Koefisien stabilitas batu pelindung.

Persamaan diatas merupakan persamaan untuk menentukan berat butir batuan yang digunakan.
Dikarenakan batu yang digunakan akan sangat berat maka akan terjadi kesulitan dalam
pemilihan batu. Oleh karena itu batu dengan berat yang telah ditentukan berdasarkan
persamaan diatas hanya digunakan pada lapisan pertama dan untuk lapis kedua dan ketiga akan
digunakan batu yang lebih ringan agar pembiayaan tidak menjadi besar.

Tabel 2.1 Nilai Koefisien Stabilitas Batu pelindung

7
Sumber : Shore Protection Manual. 2004
2.3.2 Dimensi Pemecah Gelombang
Elevasi pemecah gelombang sisi miring ditentukan berdasarkan limpasan izin yang
digunakan. Air yang mengalami limpasan ke puncak pemecah gelombang akan mengganggu
stabilitas air pada kolam pelabuhan. Elevasi puncak bangunan ditentukan dengan besar runup
(kenaikan gelombang) yang bergantung pada karakteristik gelombang,kemiringan
bangunan,porositas, dan kekasaran lapis pelindung. Besarnya elevasi pemecah gelombang
ditentukan dengan persamaan berikut :

𝐸 = 𝐻𝑊𝐿 + 𝑅𝑢 + 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠

dengan :

E = Elevasi pemecah gelombang

8
HWL = muka air tertinggi saat terjadi pasang pada periode pasang surut

Ru = Nilai Runup

Nilai runup ditentuka dengan bilangan irribaren yang ditentukan dengan persamaan :

𝑡𝑔 𝜃
𝐼𝑟 =
𝐻
(𝐿𝑜)0.5

dengan :

Ir = bilangan Irribaren

 = sudut kemiringan sisi miring pemecah gelombang

H = tinggi gelombang di lokasi bangunan

Lo = panjang gelombang di laut dalam

Setelah mendapatkan nilai Ir maka besarnya runup dapat ditentukan melalui grafik berikut :

Gambar 2.7 Perbandingan nilai runup dan rundown


Sumber : Perencanaan Pelabuhan (Triatmojo.2003)
Sama halnya dengan elevasi bangunan, lebar puncak bangunan juga ditentukan oleh limpasan
yang diijinkan. Lebar puncak minimum bangunan merupakan lebar dari tiga butir batu
pelindung yang disusun berdampingan (n=3). Untuk bangunan tanpa terjadi limpasan, lebar
puncak pemecah gelombang dapat lebih kecil. Selain mempertimbangkan limpasan, lebar
puncak juga harus cukup lebar untuk keperluan operasi peralatan pada waktu pelaksanaan dan

9
perawatan bangunan. Secara matematis lebar puncak bangunan pemecah gelombang dapat
dihitung dengan persamaan beriku :

𝑊1
𝐵 = 𝑛𝑘Δ [ ]3
𝛾𝑟

Dengan :

B = Lebar punggung

n = Jumlah butir batu (min = 3)

k = Koefisien lapis

W = Berat butir batu pelindung

𝛾𝑟 = Berat jenis batu pelindung

Gambar 2.8 Lapisan batuan pada pemecah gelombang sisi miring


Sumber : Perencanaan Pelabuhan (Triatmojo.2003)
Pada umumnya pada pemecah pemecah gelombang ditambah dengan lapisan beton dengan
tujuan untuk : Menambah elevasi bangunan, memperkuat puncak bangunan, dan sebagai jalan
untuk perawatan.
Tebal lapis pelindung dan jumlah butir pada setiap luasan tertentu dihitung dengan
persamaan berikut :
𝑊1
𝑡 = 𝑛𝑘Δ [ ]3
𝛾𝑟
10
𝑃 𝑊1
𝑁 = 𝐴𝑛𝑘Δ [1 − ] [ ]3
100 𝛾𝑟
Dengan :
t = tebal lapis pelindung
n = jumlah lapis batu dalam lapis pelindung
𝑘Δ = koefisien yang jenis batuan
A = luas permukaan
P = Porositas rerata lapis pelindung (%)
N = jumlah butir batu untuk satu satuan luas pemukaan A
𝛾𝑟 = berat jenis batu
Tabel 2.2 Koefiesien lapis batuan dan nilai porositas

Sumber : Perencanaan Pelabuhan (Triatmojo.2003)

2.3.2 Perhitungan Perancangan Bangunan Pemecah Gelombang (Contoh Kasus)


2.3.2.1 Data Awal Perencanaan
Parameter Nilai
Kedalaman Rencana 10 m
Kemiringan Dasar Laut (m) 1:50
Tinggi Gelombang di lokasi rencana (H0) 4m
Periode gelombang (t) 8 detik
Koefisien Refraksi (Kr) 0.95
HWL 2

11
MWL 1
LWL 0.4
dhwl 2-(-10) = 12
dmwl 1-(-10) = 11
dlwl 0.4-(-10) = 10.4
Kemiringan Sisi Pemecah Gelombang 1:2

2.3.2.2 Perhtiungan Bangunan Pemecah Gelombang


1. Kondisi Gelombang rencana pada lokasi pemecah gelombang
Tinggi dan kedalaman gelombang pecah ditentukan berdasarkan Gambar 2.9
dan Gambar 2.10 dengan kemiringan dasat laut sebesar 1:50
Tinggi gelombang ekivalen :
H’0 = Kr H0 = 0.95 x 4 = 3.8
𝐻′0 3.8
= = 0.00605
𝑔𝑡 2 9.81 𝑥 82

Dari Gambar 2.9 didapat :


𝐻𝑏
=1.36 sehingga 𝐻𝑏 = 1.36 x 3.8 = 5.168
𝐻′0
𝐻′𝑏 5.168
= = 0.00823
𝑔𝑡 2 9.81 𝑥 82

Dari Gambar 2.10 didapat :


𝑑𝑏
= 1 sehingga 𝑑𝑏 = 1 x 4 = 4 , gelombang pecah akan terjadi pada kedalaman 4 meter
𝐻0

Karena 𝑑𝑏 <dLWL dan 𝑑𝑏 <dHWL, berarti pada lokasi bangunan pada kedalaman 10 meter
gelombang tidak pecah

12
Gambar 2.9 Penentuan tinggi gelombang pecah
Sumber : Perencanaan Pelabuhan (Triatmojo.2003)

Gambar 2.10 Penentuan tinggi gelombang pecah


Sumber : Perencanaan Pelabuhan (Triatmojo.2003)
2. Penentuan Elevasi Puncak Pemecah Gelombang
Elevasi puncak pemecah gelombang dihitung berdasarkan tinggi runup. Pada
perencanaan ini ditetapkan kemiringan sisi pemecah gelombang sebesar 1:2

Tinggi gelombang di laut dalam :

13
𝐿0 = 1.56𝑇 2 = 1.56 𝑥 82 = 99.84 𝑚
Bilangan Irribaren :
𝑡𝑔 𝜃 1/2
𝐼𝑟 = 𝐻 = 3 = 2.884
( )0.5 ( )0.5
𝐿𝑜 99.84

Dengan menggunakan grafik pada Gambar 2.7 didapat nilai runup. Untuk lapis lindung
terbuat dari batu pecah (quarry stone) adalah :
𝑅𝑢
= 1.1 sehigga Ru = 1.1 x 4 = 4.4 m
𝐻

Dengan didapat nilai Ru maka elevasi puncak pemecah gelombang dapat ditentukan
E = HWL + Ru + tinggi kebebasan
E = 2 + 4.4 + 0.5 = 7.1 meter
Sedangkan nilai runup dan elevasi untuk material tetrapod adalah sebagai berikut:
𝑅𝑢
𝐻
=0.75 sehingga Ru = 0.75 x 4 = 3 m

Dan elevasi yang didapat adalah


E = HWL + Ru + tinggi kebebasan
E = 2 + 3 + 0.5 = 5.5 meter
Tinggi pemecah gelombang keseluruhan
H = Epemecah Gel. - Edasar-laut
H = 7.1 – (-10) = 17 meter (batu)
H = 5.5 – (-10) = 15.5 meter (tetrapod)
3. Menentukan Berat Armour Rock (Berat lapis lindung)
Berat lapis lindung untuk batu pecah (𝛾𝑟 = 2.65, 𝛾𝑎 = 1.03, 𝐾𝐷 = 4 )
𝛾𝑟 𝐻 3 2.65𝑥43
𝑊= = = 5.45 𝑡𝑜𝑛
𝐾𝐷 (𝑆𝑟 − 1)3 𝑐𝑜𝑡𝜃 2.65
4𝑥(1.03 − 1)3 𝑥2

Berat lapis lindung tetrapod (𝛾𝑟 = 2.65, 𝛾𝑎 = 1.03, 𝐾𝐷 = 8)


𝛾𝑟 𝐻 3 2.65𝑥43
𝑊= = = 2.72 𝑡𝑜𝑛
𝐾𝐷 (𝑆𝑟 − 1)3 𝑐𝑜𝑡𝜃 2.65
8𝑥(1.03 − 1)3 𝑥2

𝑊 2.72
𝑊2 = = = 0.272 𝑡𝑜𝑛
10 10
𝑊 2.72
𝑊3 = = = 0.0045 𝑡𝑜𝑛
600 600

14
Berdasarkan hasil hitungan dipilih tetrapod sebagai lapis pelindung. Hal ini
dikarenakan sulit untuk mendapatkan batu dengan berat 5.75 ton
4. Menentukan Lebar puncak pemecah gelombang (tetrapod, n=2,K = 1.04)
𝑊 1 2.72 1
𝐵 = 𝑛𝑘Δ [𝛾 ]3 = 2 𝑥 1.04 𝑥 [2.65]3 = 2.098 meter
𝑟

5. Menentukan tebal lapis pelindung (n=2)


𝑊 1 2.72 1
𝑡 = 𝑛𝑘Δ [𝛾 ]3 = 2 𝑥 1.04 𝑥 [2.65]3 = 2.098 meter
𝑟

Sehingga didapat hasil perhitungan dimensi pemecah gelombang adalah sebagai berikut
Detail Desain tg  = 1:2 dengan
tetrapod
Berat Batu (Kg)
Layer I 2.72 ton
Layer II 0.272 ton
Layer III 0.0045 ton
Lebar Punggung (m) 2.098
Tebal Lapis Lindung (m)
Layer I 2.098
Elevasi Crest (m) 5.5

TETRAPOD 2.72 TON

2.0980
ON
2T
0.27
O D
AP TETRAPOD 0.0045 TON
TR
TE

Gambar 2.11 Penampang Pemecah Gelombang

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pemecah Gelombang merupakan konstruksi yang dibangun untuk membendung
gelombang yang terdapat dalam lautan bebas agar kolam pelabuhan menjadi perairan
yang tenang
2. Pemecah gelombang yang cukup popular saat ini adalah pemecah gelombang sisi
miring. Pemecah gelombang sisi miring merupakan struktur pemecah gelombang yang
ketinggian memiliki kemiringan tertentu.
3. Dalam perhitungan pemecah gelombang dengan data dasar sebagai berikut :

Parameter Nilai
Kedalaman Rencana 10 m
Kemiringan Dasar Laut (m) 1:50
Tinggi Gelombang di lokasi rencana (H0) 4m
Periode gelombang (t) 8 detik
Koefisien Refraksi (Kr) 0.95
HWL 2
MWL 1
LWL 0.4
dhwl 2-(-10) = 12
dmwl 1-(-10) = 11
dlwl 0.4-(-10) = 10.4
Kemiringan Sisi Pemecah Gelombang 1:2
Didapatkan dimensi pemecah gelombang sebagai berikut

Detail Desain tg  = 1:2 dengan tetrapod


Berat Batu (Kg)
Layer I 2.72 ton
Layer II 0.272 ton
Layer III 0.0045 ton
Lebar Punggung (m) 2.098
Tebal Lapis Lindung (m)
Layer I 2.098
Elevasi Crest (m) 5.5
3.2 Saran
Setelah mendapatkan hasil perhitungan mengenai pemecah gelombang sisi miring
maka disarankan untuk melakukan tinjauan terhadap pemecah gelombang sisi tegak dan
campuran.

16
Daftar Pustaka

CERC.(1984). Shore Protection Manual (Vol.I). Whasington, DC: Us Army


Corps of Engineer
Triatmojo,Bambang. (2003). Perencanaan Pelabuhan. Yogyakarta: Beta Offset.
Buiartha, I Nyoman (2015). Pelabuhan. Denpasar:Arti Foundation.

17

Anda mungkin juga menyukai