Anda di halaman 1dari 2

Dosa Namimah, Mengadu Domba

Penulis
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc
-
August 3, 2014
124

Namimah atau mengadu domba satu pihak dan pihak lainnya sering menimbulkan
kerusuhan atau cek-cok yang berkepanjangan. Oleh karenanya perbuatan ini jika
dilakukan terus menerus termasuk dalam dosa besar (al kabair).

Adu domba seperti inilah yang biasa kita lihat dilakukan oleh pers dan media.
Tujuannya, untuk melariskan berita.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah melewati salah satu sudut kota Madinah atau Makkah, lalu beliau
mendengar suara dua orang yang sedang diazab di kubur. Beliau pun bersabda,

‫ َو َكانَ اآلخ َُر يَ ْمشِي‬،‫ َكانَ أ َ َحدُ ُه َما الَ يَ ْستَتِ ُر ِم ْن بَ ْو ِل ِه‬،‫ بَلَى‬،‫ير‬ ِ َ‫ َو َما يُ َعذَّب‬،‫ان‬
ٍ ‫ان فِي َك ِب‬ ِ َ‫يُ َعذَّب‬
‫ِبالنَّ ِمي َم ِة‬

“Mereka berdua disiksa. Mereka menganggap bahwa itu bukan perkara besar,
namun sesungguhnya itu perkara besar. Orang yang pertama disiksa karena tidak
menutupi diri ketika kencing. Adapun orang yang kedua disiksa karena suka
mengadu domba (namimah).” (HR. Bukhari no. 216 dan Muslim no. 292).

Namimah menurut Ibnu Daqiq Al ‘Ied berarti menukil perkataan orang lain. Yang
dimaksud adalah menukil perkataan orang lain dengan maksud membuat
kerusakan atau bahaya. Adapun jika menukil pembicaraan oran lain dengan
maksud mendatangkan maslahat atau menolak mafsadat (kejelekan), maka itu
dianjurkan. Ibnu Hajar menjelaskan bahwa itu pengertian namimah dengan makna
umum. Ulama lain berkata berbeda dengan itu.
Imam Nawawi berkata, “Namimah adalah menukil perkataan orang lain dengan
tujuan untuk membuat kerusakan. Namimah inilah sejelek-jelek perbuatan.”

Al Karmani sendiri mengatakan bahwa menyatakan seperti itu tidaklah tepat karena
kalau dikatakan dosa besar yang dikenakan hukuman, maka bukan hanya
maksudnya melakukan namimah, namun namimah tersebut dilakukan terus
menerus. Karena sesuatu yang dilakukan terus menerus dapat menjadi dosa besar.
Dosa kecil yang dilakukan terus menerus dapat menjadi dosa besar. Atau bisa jadi
makna al kabiroh dalam hadits bukanlah seperti makna dosa besar dalam hadits.

Penjelasan di atas adalah penjelasan dari Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Fathul Bari,
1: 319.

Akibat jelek dari perbuatan namimah dari kisah istri Abu Lahab bisa dibaca di sini.

Semoga bermanfaat. Hanya Allah yang memberi taufik.

Disusun di Panggang, Gunungkidul, 7 Syawal 1435 H

Akhukum fillah: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com

Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/8413-dosa-namimah-mengadu-domba.html

Anda mungkin juga menyukai