Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan yang dilakukan oleh negara Indonesia bertujuan

untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia sehingga dapat

dicapai tujuan pembangunan nasional yaitu membentuk masyarakat

yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945. Untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur

tersebut maka pada tiap-tiap tahap Pembangunan Jangka Panjang

(PJP) mempunyai sasaran-sasaran tertentu, yakni terciptanya kualitas

manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri

dalam suasana tentram dan sejahtera lahir dan bathin, dalam tatanan

kehidupan masyarakat, bangsa dan negara berdasarkan Pancasila.

Sesuai dengan falsafah Negara Indonesia yaitu Pancasila

merupakan kesatuan yang bulat dan utuh yang memberikan keyakinan

kepada rakyat bahwa kebahagiaan hidup akan tercapai jika didasarkan

atas keselarasan, keserasian dan keseimbangan baik dalam

hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, manusia dengan

manusia lainnya, manusia dengan lingkungannya. Untuk mencapai

kebahagiaan lahir bathin bagi manusia maka haruslah ada hubungan

timbal balik antara manusia dengan manusia, maupun hubungan

1
2

timbal balik antara manusia dengan alam sekitarnya. Hubungan timbal

balik ini harus terus dibina dan dikembangkan agar tetap dalam

kesinambungan.

Prioritas selanjutnya adalah pembangunan lebih diarahkan

pada pembangunan perekonimian dan industri agar dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada akhirnya

meningkatkan pendapatan per kapita rakyat Indonesia. Untuk

menunjang perekonomian tersebut maka pemerintah memberikan

kesempatan kepada pihak-pihak yang mampu untuk membuka

perusahaan-perusahaan agar dapat mempercepat pertumbuhan

ekonomi untuk mewujudkan terciptanya percepatan pembangunan

yang diharapkan. Sehingga harapan untuk tercapainya kesejahteraan

rakyat dapat terlaksana.

Apabila kita berpedoman pada sistem hukum dagang yang ada

di Indonesia yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (selanjutnya

disebut KUH Dagang), maka bentuk-bentuk badan usaha yang dikenal

adalah Firman(Fa), Persekutuan Komanditer (CV) dan Perseroan

Terbatas (PT) yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Selain itu ada

bentuk usaha lain yang dikenal dengan Maatschap atau Persekutuan

Perdata. Selain itu juga ada Koperasi yang termasuk kedalam salah

satu badan usaha dasar hukumnya adalah Undang-Undang Nomor 12


3

Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Koperasi, yang kemudian diganti

dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992.

Maraknya perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia

menyebabkan timbulnya bermacam-macam persaingan, sehingga

apabila tidak terkontrol dikhawatirkan akan dapat menimbulkan

persaingan usaha yang tidak sehat. Karena itu pemerintah perlu

memberikan perlindungan dalam pengelolaan dan legalisasi suatu

dokumen perusahaan yang menjalankan usahanya secara jujur dan

terbuka. Setiap perusahaan yang beridiri di wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia sudah selayaknya harus memiliki dokumen-

dokumen yang sah dari instansi-instansi terkait, karena dokumen itu

sendiri merupakan identitas sebuah perusahaan. Dokumen adalah

salah satu aset penting bagi perusahaan. oleh karena itu, seperti aset-

aset perusahaan lainnya, dokumen perlu dikelola dengan baik.

Dengan pesatnya arus globalisasi menyebabkan

perkembangan ekonomi dan teknologi juga ikut berkembang pesat

mengikuti perkembangan zaman. Pengaruh informasi yang dapat

menyebar dengan cepat mempengaruhi perdagangan baik

perdagangan nasional maupun perdagangan internasional yang

secara langsung meningkatkan penggunaan dokumen dalam setiap

transaksi perdagangan yang dilaksanakan. Sehingga mau tidak mau

mengharuskan para pengusaha dalam menjalankan usahanya


4

memanfaatkan secara efektif dan efisien khusunya dalam pengelolaan

dokumen perusahaan.

Pengelolaan dokumen perusahaan merupakan salah satu unsur

dari pengelolaan informasi perusahaan. Dokumen perusahaan sebagai

data, catatan, dan rekaman aktifitas perusahaan pengelolaannya

diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1997

Tentang Dokumen Perusahaan dan Peraturan Pemerintah No 88

Tahun 1999 Tentang Pengalihan Dokumen Perusahaan ke Dalam

Mikrofilm atau Media lainnya dan Legalisasi.

Ketentuan sebagaimana tercantum dalam Pasal 6 Kitab

Undang-Undang Hukum Dagang (Wetboek van Koophandel voor

Indonesie, Staatsblad 1847 : 23) yang mewajibkan setiap orang yang

menjalankan perusahaan menyelenggarakan pencatatan tentang hal-

hal yang berkaitan dengan perusahaan dan menyimpan dokumen

tersebut antara 10 (sepuluh) sampai dengan 30 (tigapuluh) tahun,

sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kebutuhan hukum

masyarakat khususnya di bidang ekonomi dan perdagangan dan

kebutuhan hukum masyarakat khususnya di bidang ekonomi dan

perdagangan dewasa ini. Selain ketentuan wajib menyimpan dokumen

sebagaimana diatur dalam pasal 6 Kitab Undang-Undang Hukum

Dagang (KUH Dagang), juga ketentuan peraturan perundang-

undangan lainnya yang berkaitan dengan tata cara penyimpanan,


5

pemindahan, pemusnahan dan penyerahan arsip menimbulkan beban

berat bagi perusahaan karena pelaksanaanya memerlukan ruangan

yang luas, tenaga, waktu, perawatan dan biaya yang besar.1)

Catatan yang berupa neraca tahunan, perhitungan laba rugi

tahunan, rekening, jurnal transaksi harian dan bukti pembukuan serta

data pendukung administrasi keuangan yang merupakan bagian dari

bukti pembukuan atau tulisan lainnya yang menggambarkan neraca

tahunan, perhitungan laba rugi tahunan, rekening dan jurnal transaksi

harian dikurangi masa penyimpanannya dari 30 tahun menjadi 10

tahun. Sedangkan data pendukung administrasi keuangan yang tidak

merupakan bagian dari pembukuan dan dokumen lainnya, jangka

waktu penyimpanannya disesuaikan dengan nilai guna dokumen yang

disusun dalam jadwal retensi yang ditetapkam dengan keputusan

pimpinan perusahaan. Sejalan dengan upaya mengurangi jangka

waktu penyimpanan, penerapan teknologi maju di bidang informatika

telah memungkinkan dokumen perusahaan yang dibuat di atas kertas

atau sarana lainnya dapat dialihkan untuk disimpan dalam mikrofon

atau media lainnya.

Pemakaian mikrofilm atau media lain tersebut dapat dipastikan

semakin banyak digunakan dalam kegiatan ekonomi dan perdagangan

karena lebih ekonomis. Untuk menjamin kepastian hukum, maka

1) Penjelasan Umum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1997 Tentang


Dokumen Perusahaan
6

dokumen perusahaan disimpan dalam mikrofilm dan media lain,

merupakan salah satu alat bukti yang sah. Untuk menyederhanakan

tata cara penyimpanan, pemindahan, pemusnahan dan penyerahan

dokumen perusahaan yang penting artinya bagi efesiensi kegiatan

perusahaan seperti diuraikan diatas. Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1997 memberikan wewenang kepada perusahaan untuk

melaksanakan penyimpanan, pemindahan, pemusnahan dan

penyerahan dokumen tersebut berdasarkan jadwal retensi baik

menurut undang-undang ini maupun yang ditetapkan oleh pimpinan

perusahaan.

Dengan diberlakukannya ketentuan yang mengatur dokumen

perusahaan, maka pembuatan, penyimpanan, pemindahan,

pemusnahan dan penyerahan dokumen perusahaan dapat dilakukan

dengan sederhana, efektif dan efisien dengan tidak mengurangi

kepastian hukum dan tetap melindungi kepentingan pihak dalam suatu

hubungan hukum. Ketentuan mengenai pelaksanaan, penyimpanan,

pemindahan, pemusnahan dan penyerahan dokumen yang diatur

dengan Undang-Undang ini tidak dimaksudkan menghilangkan fungsi

dokumen bersangkutan sebagai alat bukti atau kepentingan hukum

lainnya.

Dokumen perusahaan memiliki banyak manfaat bagi

perkembangan suatu perusahaan. Dokumen perusahaan di samping


7

diperlukan untuk menjamin kepastian hukum, juga berguna sebagai

salah satu bahan dan pusat ingatan perusahaan, referensi sejarah

perusahaan dan kepentingan perpajakan.

Dokumen atau catatan perusahaan juga berfungsi sebagai

memorii perusahaan atau dengan kata lain merupakan “ingatan”

perusahaan mengenai segala hal yang telah dilakukan perusahaan.

Dokumen perusahaan menyediakan dukungan bagi kepentingan

perusahaan dan merupakan bahan untuk mengembangkan produk

sehingga tidak hanya memberikan dukungan terhadap penghasilan

tetapi juga mempererat identitasperusahaan, budaya dan hubungan

dengan budaya nasional yang lebih luas.

Bagi pemerintah, dokumen perusahaan akan memudahkan

pemerintah untuk mengikuti secara seksama keadaan dan

perkembangan dunia usaha, mengamankan pendapatan negara di

luar pajak yang diperoleh dari perusahaan –perusahaan tersebut dan

dapat mengarahkan dan mengusahakan terciptanya iklim usaha yang

tertib dan sehat. Disamping itu, dokumen perusahaan bagi dunia

usaha berfungsi sebagai sumber informasi untuk kepentingan usaha,

mencegah dan menghindari praktek-praktek usaha yang tidak jujur

(persaingan curang).
8

Kewajiban pengelolaan dokumen dan pencatatan bagi

perusahaan di Indonesia ditetapkan dengan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 8 tahun 1997 Tentang Dokumen Perusahaan.

Pasal 8 ayat (1) Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8

Tahun 1997 Tentang Dokumen Perusahaan menjelaskan bahwa:

“Setiap perusahaan wajib membuat catatan sebagaimana dimaksud

pasal 5 sesuai dengan kebutuhan perusahaan”.

Berdasarkan bunyi pasal tersebut diatas, maka setiap

perusahaan diwajibkan membuat sebuah catatan. Dalam upaya

meningkatkan kualitas perusahaan dan mencegah persaingan yang

tidak sehat maka perusahaan diwajibkan untuk membuat catatan

pembukuan berupa dokumen yang berisi mengenai informasi

perusahaan, kekayaan perusahaan, jurnal-jurnal harian, pemasukan

dan pengeluaran perusahaan, serta kewajiban-kewajiban perusahaan

lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan tepatnya di

perusahaan Konveksi Anwar yang berada di Cibeureum Tasikmalaya

pembuatan catatan pembukuan belum dilaksanakan dengan baik,

sehingga tidak dapat diketahui mengenai labarugi perusahaan, jurnal

transaksi harian perusahaan, dan yang paling utama adalah

kewajiban-kewajiban perusahaan baik hubungannya dengan

pelanggan maupun dengan pihak lain. Padahal sebagaimana


9

ketentuan dalam Pasal 6 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang j.o

Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun

1997 Tentang Dokumen Perusahaan perusahaan diwajibkan membuat

catatan pembukuan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan,

karena dari catatan-catatan pembukuan yang dilakukan perusahaan

tersebut sewaktu-waktu dapat diketahui hak dan kewajibannya.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian yang berhubungan dengan pencatatan

pembukuan di perusahaan dan menuangkannya dalam skripsi yang

berjudul : “PELAKSANAAN KEWAJIBAN PENCATATAN

PEMBUKUAN BAGI PERUSAHAAN BERDASARKAN PASAL 6

KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM DAGANG DIHUBUNGKAN

DENGAN PASAL 8 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN

1997 TENTANG DOKUMEN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN

KONVEKSI ANWAR DI KECAMATAN TAMANSARI KOTA

TASIKMALAYA”.

1.2. Identifikasi Masalah

Permasalahan yang akan di bahas dalam penelitiam ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan kewajiban melakukan catatan

pembukuan bagi perusahaan berdasarkan Pasal 6 Kitab


10

Undang-Undang Hukum Dagang dihubungkan dengan Pasal 8

ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun

1997 tentang Dokumen Perusahaan pada Perusahaan

Konveksi Anwar di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya

2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan

kewajiban melakukan catatan pembukuan bagi perusahaan

berdasarkan Pasal 6 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

dihubungkan dengan Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan

pada Perusahaan Konveksi Anwar di Kecamatan Tamansari

Kota Tasikmalaya

3. Upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi

kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kewajiban

melakukan catatan pembukuan bagi perusahaan berdasarkan

Pasal 6 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dihubungkan

dengan Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan pada

Perusahaan Konveksi Anwar di Kecamatan Tamansari Kota

Tasikmalaya.
11

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian

Adapun maksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mencari data dan informasi mengenai pelaksanaan

kewajiban melakukan catatan pembukuan bagi perusahaan

berdasarkan Pasal 6 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

dihubungkan dengan Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan

pada Perusahaan Konveksi Anwar di Kecamatan Tamansari Kota

Tasikmalaya.

2. Untuk mencari data dan informasi mengenai kendala-kendala yang

dihadapi dalam pelaksanaan kewajiban melakukan catatan

pembukuan bagi perusahaan berdasarkan Pasal 6 Kitab Undang-

Undang Hukum Dagang dihubungkan dengan Pasal 8 ayat (1)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1997 tentang

Dokumen Perusahaan pada Perusahaan Konveksi Anwar di

Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya.

3. Untuk mencari data dan informasi tentang upaya-upaya yang

dapat dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala dalam

pelaksanaan kewajiban melakukan catatan pembukuan bagi

perusahaan berdasarkan Pasal 6 Kitab Undang-Undang Hukum

Dagang dihubungkan dengan Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang


12

Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen

Perusahaan pada Perusahaan Konveksi Anwar di Kecamatan

Tamansari Kota Tasikmalaya.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui, memahami dan menganalisa tentang

pelaksanaan kewajiban melakukan catatan pembukuan bagi

perusahaan berdasarkan Pasal 6 Kitab Undang-Undang

Hukum Dagang dihubungkan dengan Pasal 8 ayat (1)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1997

tentang Dokumen Perusahaan pada Perusahaan Konveksi

Anwar di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya.

2. Untuk mengetahui, memahami dan menganalisa tentang

kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan

kewajiban melakukan catatan pembukuan bagi perusahaan

berdasarkan Pasal 6 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

dihubungkan dengan Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen

Perusahaan pada Perusahaan Konveksi Anwar di

Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya.


13

3. Untuk mengetahui, memahami, dan menganalisa mengenai

upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi

kendala-kendala dalam pelaksanaan kewajiban melakukan

catatan pembukuan bagi perusahaan berdasarkan Pasal 6

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dihubungkan dengan

Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan pada

Perusahaan Konveksi Anwar di Kecamatan Tamansari Kota

Tasikmalaya.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian tentang Pelaksanaan Kewajiban Melakukan Catatan

Pembukuan Bagi Perusahaan berdasarkan Pasal 6 Kitab Undang-

Undang Hukum Dagang dihubungkan dengan Pasal 8 ayat (1)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1997 tentang

Dokumen Perusahaan pada Perusahaan Konveksi Anwar di

Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya diharapkan dapat

memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun praktis, yaitu

sebagai berikut:
14

a. Secara teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan dan

khasanah pengetahuan bagi penulis dalam bidang ilmu hukum

khususnya hukum dagang dan hukum positif

b. Secara Praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

bagi para pihak yang berwenang untuk mengetahui secara

mendalam tentang hal-hal yang berhubungan dengan kewajiban

melakukan pencatatan pembukuan bagi perusahaan

berdasarkan Pasal 6 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang jo

Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8

Tahun 1997 Tentang Dokumen Perusahaan.

2. Bagi masyarakat dapat meningkatkan kesadaran terhadap

pentingnya melakukan pembukuan dalam perusahaan Pasal 6

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang jo Pasal 8 ayat (1)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1997

Tentang Dokumen Perusahaan.

3. Bagi mahasiswa dapat dijadikan pedoman atau referensi untuk

melakukan penelitian lebih lanjut tentang kewajiban

pelaksanaan catatan pembukuan perusahaan berdasarkan

Pasal 6 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang joPasal 8 ayat


15

(1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1997

Tentang Dokumen Perusahaan.

1.5. Kerangka Pemikiran

Peran pemerintah dalam dunia usaha adalah menciptakan iklim

usaha yang sehat. Hal ini guna meningkatkan iklim investasi di

Indonesia. Apabila dunia usaha berjalan secara sehat dan investasi di

Indonesia meningkat maka secara umum mondisi perekonomian

Indonesia meningkat pula. Dengan meningkatnya kondisi

perekonomian Indonesia maka masyarakat akan sejahtera. Hal

tersebut merupakan salah satu perwujudan dari tujuan negara

Indonesia sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada alinea

ke-4: “Tujuan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa

Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa dan menciptakan perdamaian dunia.2)

Mollengraf memberikan perumusan mengenai pengertian

perusahaan yaitu sebagai berikut: “Barulah dikatakan ada perusahaan

jika secara terus menerus berindak ke luar untuk memperoleh

2)Alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945


16

penghasilan dengan mempergunakan atau menyerahkan barang-

barang atau mengadakan perjanjian perdagangan”.3)

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 8 Tahun 1997 Tentang Dokumen Perusahaan menyebutkan

bahwa: “Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan

kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh

keuntungan dan atau laba, baik yang diselenggarakan oleh orang-

perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau

bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah

Negara Republik Indonesia.

Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk mencari

keuntungan sebanyak-banyaknya baik untuk kepentingan pribadi

maupun kepentingan bersama. Setiap kegiatan perusahaan yang

berjalan dan didirikan di Negara Kesatuan Republik Indonesia

haruslah memiliki kontribusi dalam menyelenggarakan kesejahteraan

umum. Dalam lingkup kecil sebuah perusahaan dapat

mensejahterakan pengusaha itu sendiri dan juga keluarganya.

Kemudian dalam cakupan yang lebih luas perusahaan sendiri dapat

mensejahterakan lingkungan perusahaan melalui pengangkatan

tenaga kerja di lingkungan perusahaan.

Terdapat beberapa unsur perusahaan diantarnya:

3) H. Zaeni Asyhadie S.H., M.Hum dan Budi Sutrisno S.H., M.Hum, Hukum Perusahaan dan
Kepailitan, PT. Gelora Aksara Pratama, Mataram, 2012, hal.10
17

1. Badan Usaha

2. Kegiatan terus menerus

3. Bersifat tetap

4. Terang-terangan

5. Keuntungan atau laba

6. Pembukuan

Perusahaan merupakan tempat terjadinya kegiatan produksi

dan berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada

yang terdaftar di pemerintah ada pula yang tidak terdaftar di

pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk

perusahaanya.Membentuk badan usaha merupakan dasar yang

penting apabila kita akan membangun suatu bisnis sendiri.

Keberadaan perusahaan berbadan hukum dalam suatu perusahaan

akan melindungi perusahan dari segala tuntutan akibat aktifitas yang

dijalankan perusahaan tersebut. Meskipun begitu, dalam menjalankan

suatu usaha tidak diwajibkan bagi seorang pengusaha untuk

mendirikan sebuah badan hukum. Hal itu merupakan pilihan bagi para

pengusaha.

Salah satu contoh Perusahaan bukan badan hukum adalah

Perusahaan Perseorangan. Perusahaan perseorangan adalah bisnis

yang kepemilikannya dipegang oleh satu orang. Pemilik perusahaan

perseorangan memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta


18

perusahaan. Artinya, apabila bisnis mengalami kerugian, pemilik lah

yang harus menanggung seluruh kerugian. Bentuk perusahaan

perseorangan secara resmi tidak ada namun dalam masyarakat

perusahaan perseorangan dapat diterima.

Setiap perusahaan termasuk Perusahaan perseorangan dalam

pelaksanaan kegiatan usahanya tentunya memerlukan pembukuan

atas kegiatan usahanya. Pencatatan pembukuan ini dikumpulkan

dalam sebuah dokumen berdasarkan pos-pos yang telah ditentukan.

Dalam Pasal 6 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

menyatakan bahwa: “Setiap orang yang menyelenggarakan suatu

perusahaan, iapun tentang keadaan kekayaannya dan tentang segala

sesuatu berkenaan dengan perusahaan itu diwajibkan, sesuai dengan

kebutuhan perusahaan, membuat catatan-catatan dengan cara

demikian, sehingga sewaktu-waktu dari catatan-catatan itu dapat

diketahui segala hak dan kewajibannya”.

Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8

Tahun 1997 Tentang Dokumen Perusahaan menyebutkan: “Dokumen

adalah data, catatan, dan atau keterangan yang dibuat dan atau

diterima oleh perusahaan dalam rangka pelaksanaan kegiatannya,

baik tertulis di atas kertas atau sarana lain maupun terekam dalam

bentuk corak apapun yang dapat dilihat dibaca, atau didengar”.


19

Dokumen-dokumen perusahaan dapat berupa daftar kekayaan

perusahaan, modal perusahaan, izin perusahaan, jurnal harian

mengenai pemasukan dan pengeluaran perusahaan, beban gaji

karyawan dan catatan lain yang berisi data dan tulisan yang berisi

keterangan yang mempunyai nilai guna bagi perusahaan meskipun

tidak berhubungan langsung dengan dokumen keuangan.

Kewajiban membuat catatan pembukuan dan penyimpanan

dokumen diperlukan untuk menjamin kepastian hukum dan melindungi

kepentingan para pihak dalam suatu hubungan hukum.

Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8

tahun 1997 Tentang Dokumen Perusahaan:

“Setiap Perusahaan wajib membuat catatan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 5 sesuai dengan kebutuhan perusahaan”

Pencatatan pembukuan serta penyimpanan dokumen harus

tetap dijalankan dengan mengupayakan tidak menimbulkan beban

ekonomis dan administratif yang memberatkan. Dengan kemajuan

teknologi sangat memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan dan

penyimpanan dokumen yang dibuat diatas kertas dialihkan ke dalam

media elektronik atau dibuat secara langsung dalam media elektronik.


20

1.6. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif analitis yaitu cara untuk memecahkan masalah menjawab

permasalahan yang sedang dihadapi, dilakukan dengan menempuh

jalan pengumpulan data, klasifikasi data, analisis data yang

disimpulkan dengan tujuan untuk membuat gambaran tentang suatu

keadaan secara objektif.4)

Penelitian yang dilakukan dalam rangka penyusunan skripsi ini

juga menggunakan metode pendekatan yuridis normatif yaitu

penelitian hukum yang mengutamakan cara meneliti bahan pustaka

atau yang disebut bahan data sekunder yang berupa hukum positif.5

Untuk mengumpukan bahan-bahan dan data-data penulis

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan (Library Research) yaitu pengumpulan bahan

dan data-data meliputi :

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mengikat dan

terdiri dari peraturan perundang-undangan yang berlaku yang

ada hubungannya dengan permasalahan yang diteliti.

b. Bahan Hukum Sekunder

4) Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito, Bandung, 1986, hal.12


5) Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, PT. Raja Grafindo Interpratama, Jakarta,
1995, hal.13
21

Yaitu bahan hukum yang erat hubungannya dengan bahan

hukum primer, yang terdiri dari rancangan peraturan

perundang-undangan, hasil karya ilmiah para sarjana, hasil-

hasil penelitian ini yang ada relevansinya dan mengandung

materi untuk melengkapi permasalahan yang diteliti.

c. Bahan Hukum Tersier

Berupa Kamus, Ensiklopedia, Majalah, Artikel.

d. Studi Lapangan ( File Research), melalui:

a) Observasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara

mengamati dan mempelajari kegiatan-kegiatan dan

mengumpulkan bahan-bahan serta fakta-fakta yang terjadi

sehubungan dengan permasalahan.

b) Wawancara yaitu metode dengan tanya jawab kepada pihak-

pihak terkait.

1.7. Lokasi Penelitian

Di dalam melakukan penyusunan skripsi ini, yang menjadi lokasi

penelitian adalah di perusahaan Konveksi Anwar di Kecamatan

Cibeureum Kota Tasikmalaya.


22

1.8. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi, penulis menyusun dalam beberapa

bab yang merupakan satu kesatuan yang bulat dengan sistematika

pembahasan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini pembahasan dimulai dari Latar Belakang

Masalah, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan

Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kerangka Pemikiran,

Metode Penelitian, Lokasi Penelitian dan Sistematika

Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam tinjauan pustaka dibahas mengenai Pengertian

Perusahaan, Badan Usaha dan Badan Hukum, Jenis-jenis

Perusahaan, Bentuk-bentuk Perusahaan di Indonesia, Unsur-

Unsur Perusahaan, Kewajiban Pencatatan Pembukuan Bagi

Perusahaan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil penelitian yang

meliputi Gambaran Umum Perusahaan Konveksi Anwar di

Tamansari Tasikmalaya, Pelaksanaan Kewajiban Catatan

Pembukuan Berdasarkan Pasal 6 Kitab Udang-Undang

Hukum Dagang Dihubungkan Dengan Pasal 8 ayat (1)


23

Undang-Undang Republik Indoneisa Nomor 8 Tahun 1997

Tentang Dokumen Perusahaan Pada Perusahaan Konveksi

Anwar Di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya, Kendala-

Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Kewajiban

Pencatatan Pembukuan Perusahaan Berdasarkan Pasal 6

Kitab Udang-Undang Hukum Dagang Dihubungkan Dengan

Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

8 Tahun 1997 Tentang Dokumen Perusahaan Pada

Perusahaan Konveksi Anwar Di Kecamatan Tamansari Kota

Tasikmalaya dan Upaya-Upaya yang Dilakukan dalam

Pelaksanaan Kewajiban Pencatatan Pembukuan Bagi

Perusahaan Berdasarkan Pasal 6 Kitab Udang-Undang

Hukum Dagang Dihubungkan Dengan Pasal 8 ayat (1)

Undang-Undang Republik Indoneisa Nomor 8 Tahun 1997

Tentang Dokumen Perusahaan Pada Perusahaan Konveksi

Anwar Di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya.

Selanjutnya Melakukan Pembahasan Yang Meliputi

Pelaksanaan Kewajiban Pencatatan Pembukuan Bagi

Perusahaan Berdasarkan Pasal 6 Kitab Udang-Undang

Hukum Dagang Dihubungkan Dengan Pasal 8 ayat (1)

Undang-Undang Republik Indoneisa Nomor 8 Tahun 1997

Tentang Dokumen Perusahaan Pada Perusahaan Konveksi


24

Anwar Di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya, Kendala-

Kendala Yang Dihadapi Dalam Pelaksaan Kewajiban

Pencatatan Pembukuan Berdasarkan Pasal 6 Kitab Udang-

Undang Hukum Dagang Dihubungkan Dengan Pasal 8 ayat

(1) Undang-Undang Republik Indoneisa Nomor 8 Tahun 1997

Tentang Dokumen Perusahaan Pada Perusahaan Konveksi

Anwar Di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalayadan

Upaya-Upaya Yang Di Lakukan Oleh Perusahaan Konveksi

Anwar di Tamansari Tasikmalaya Dalam Melaksanakan

Kewajiban Pencatatan Pembukuan Berdasarkan Pasal 6

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang jo Pasal 8 Ayat (1)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1997

Tentang Dokumen Perusahaan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis akan membuat suatu kesimpulan dari

hasil uraian serta pembahasan dari hasil penelitian yang

telah dilakukan dan memberikan saran sehubungan dengan

permasalahan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai