Anda di halaman 1dari 3

PRANATA KEBUDAYAAN

1. PENGERTIAN PRANATA KEBUDAYAAN


Koentjaraningrat mengatakan bahwa pranata kebudayaan adalah
suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktifitas-
aktivitas untuk memenuhi komplek-komplek kebutuhan khusus dalam
kehidupan masyarakat. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami
bahwa dalam sebuah pranata kebudayaan terdapat 2 hal yang utama, yakni
aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan norma yang mengatur aktifitas
tersebut, di dalam pranata sosial terdapat seperangkat aturan yang
berpedoman pada kebudayaan
Oleh karena itu pranata sosial bersifat abstrak karena merupakan
seperangkat aturan. Adapun wujud dari pranata sosial adalah berupa
lembaga (institute) Pranata dan lembaga memiliki makna yang berbeda.
Pranata merupakan sistem norma atau aturan-aturan mengenai suatu
aktifitas masyarakat yang khusus, sedangkan lembaga atau institute adalah
badan atau organisasi yang melaksanakan aktivitas itu.

2. GOLONGAN PRANATA KEBUDAYAAN

Pranata kebudayaan model Koentjaraningrat (1974: 18). Pranata


kebudayaan digolongkan ke dalam delapan kelompok, dengan memakai
delapan kebutuhan hidup manusia sebagai prinsip penggolongan.
1. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan
kekerabatan, ialah yang sering disebut kinship atau domestic institution.
Contoh: pelamaran, perkawinan, poligami, pengasuhan anak-anak,
perceraian, dan sebagainya.

2. Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia


untuk mata pencaharian hidup, memproduksi, menimbun dan
mendistribusikan harta dan benda, ialah economic institution. Contoh:
pertanian, peternakan, pemburuan, feodalisme, industri, barterm
koperasim perjualan, dan sebagainya.
3. Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan penerangan
dan pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang
berguna, ialah educational institutions. Contoh: pengasuhan kanak-kanak,
pendidikan rakyat, pendidikan menengah, pendidikan tinggi,
pemberantasan buta huruf, pendidikan keagamaan, pers, perpustakaan
umum, dan sebagainya.

4. Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah


manusia, menyelami alam semesta sekelilingnya, ialah scientific institution.
Contoh: metode ilmiah, penelitian, pendidikan ilmiah dan sebagainya.

5. Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia


menyatakan rasa keindahannya, dan untuk rekreasi, ialah aesthetic and
recreational institutions. Contoh: seni rupa, seni suara, seni gerak, seni
drama, kesusastraan, sport, dan sebagainya.

6. Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia


untuk berhubungan dengan Tuhan atau dengan alam gaib, ialah religious
institutions. Contoh: doa, kenduri, upacara, penyiaran agama, pantangan,
ilmu gaib, dan sebagainya.

7. Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia


untuk mengatur kehidupan berkelompok secara besar-besaran atau
kehidupan bernegara ialah political institutions. Contoh: pemerintahan,
demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisisan, ketentaraan, dan
sebagainya.

8. Pranata-pranata yang mengurus kebutuhan jasmaniah dari manusia,


ialah somatic institutions. Contoh: pemeliharaan kecantikan, pemeliharaan
kesehatan, kedokteran, dan sebagainya
Penggolongan tersebut tidak memuaskan karena tidak mencakup segala
macam pranata yang mungkin ada dalam masyarakat manusia. Kalau
dipikirkan secara mendalam dan objektif, hal-hal seperti kejahatan,
banditisme, pelacuran, dan sebagainya, juga dapat dianggap sebagai
pranata-pranata kemasyarakatan. Tetapi dalam penggolongan di atas,
pranata-pranata tersebut tidak mendapat tempat.

Kecuali itu, harus pula diperhatikan bahwa banyak dari pranata tersebut di
atas mempunyai demikian banyak aspek, sehingga pranata-pranata itu
tidak hanya dapat digolongkan ke dalam suatu golongan. Misalnya:
feodalisme sebagai suatu sistem hubungan antara pemilik tanah, yang pada
hakikatnya mengakibatkan suatu produksi dari hasil bumi, dapat dianggap
sebagai suatu economic institution. Tetapi sebagai suatu sistem hubungan
antara pihak berkuasa dan pihak rakyat sebagai dasar suatu negara, dapat
dianggap suatu political institution. Penggolongan di atas hanya
dicantumkan untuk memberi ilustrasi secara konkret dari apa yang disebut
pranata dalam ilmu-ilmu sosial.

III. Simpulan

Pranata kebudayaan menggolongkan kebutuhan manusia agar tertata.


Penggolongan atau pengelompokkan itu berdasar kepada aktivitas manusia
yang berbeda-beda, yang harus dipahami dengan membuat kelompok.
Pengelompokkan ini tidak memisahkan antar kelompok manusia yang
berbeda kelompok, karena manusia itu sendiri selain makhluk individu, juga
merupakan makhluk sosial. Sehingga interaksi antar kelompok tidak
mungkin tidak terjadi

Dalam berinteraksi, manusia memiliki aturan sehingga mereka tidak


semena-mena dalam bergaul. Pergaulan atau interaksi dengan aturan
sangatlah penting agar tatanan kehidupan tertata. Mengingat, dasar
manusia adalah menyukai estetika, salah satunya estetika dalam pergaulan
yaitu dengan membuat peraturan dan menaatinya

Anda mungkin juga menyukai