“HIPEREMESIS GRAVIDARUM”
Disusun oleh :
Nadia Eka Damayanti
42180236
Dosen Pembimbing:
dr. Trianto Susetyo, Sp.OG
KEPANITERAAN KLINIK
YOGYAKARTA
2019
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. U
Agama : Islam
Usia : 23 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : Yogyakarta
Pekerjaan : Belum bekerja
Tanggal masuk RS : 24 Maret 2019
No. RM : 02019xxx
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan datang ke RS karena mengeluh mual-muntah, pusing, lemas
dan demam sejak 2 hari yang lalu.
E. Assesmen Maternitas
1. Riwayat menstruasi
- Usia menarche : 12 tahun
- Siklus : 28 hari dan teratur
- Durasi : 4-6 hari
- Nyeri Haid : Tidak menentu
- Keputihan : Tidak
- HPHT : 20 Januari 2018
- HPL : 27 September 2019
2. Riwayat Perkawinan
- Menikah : 1 kali
- Menikah saat usia : 21 tahun
- Lama pernikahan : 2 tahun
3. Riwayat Kehamilan
- G1, P0, Ab0, Ah0
4. Riwayat Ginekologi
Tumor (-), Kista (-), Myoma (-), BO (-), Abortus (-).
5. Riwayat KB
Pasien mengatakan belum pernah KB
F. Gaya Hidup
Merokok : (-)
Konsumsi alkohol : (-)
Pola makan : Pasien makan teratur 3 kali sehari dengan menu
nasi, daging, dan sayur.
Aktivitas sehari-hari : Pasien merupakan ibu rumah tangga dengan
sebagian besar aktivitas dihabiskan di dalam
rumah.
III. PEMERIKSAAN FISIK
a) Pemeriksaan General
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos mentis, GCS = E4 M5 V6
Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,6º C Napas : 18 x/menit
BB : 46 kg
TB : 162 cm
I. DIAGNOSA KERJA
III. PROGNOSIS
Quo Ad Visam : dubia ad bonam
Quo Ad Sanam : dubia ad bonam
Quo Ad fungionam : dubia ad bonam
Quo Ad Vitam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari yang menyebabkan dehidrasi dan keadaan
umumnya memburuk. 1,2,3
Hiperemesis gravidarum ialah suatu keadaan (biasanya pada hamil muda) di mana
penderita mengalami mual-muntah yang berlebihan, sedemikian rupa sehingga mengganggu
aktivitas dan kesehatan penderita secara keseluruhan.5
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama awal kehamilan yang
cukup mengakibatkan dehidrasi, gangguan metabolisme, asidosis, hipokalemia dan penurunan
berat badan, sering terjadi alkalosis. 7,10
2. ETIOLOGI
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.1,2,3,4 Tidak ada bukti
bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik. kelainan biokimia, perubahan-perubahan
anatomik yang terjadi pada otak, jantung, hati dan susunan syaraf, disebabkan oleh
kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak makan dan minum.1
Hiperemesis tampaknya berkaitan dengan kadar gonadotropin korionik manusia, estrogen,
progesteron, leptin, hormon pertumbuhan plasenta, prolaaktin, tiroksin dan hormon
adrenokorteks yang tinggi atau meningkat pesat (Valberg dkk, 2005) .7 Beberapa faktor
predisposisi yang ditemukan sebagai berikut:
1. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan
bahwa faktor hormon memegang peranan karena pada kedua keadaan tersebut hormon
khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.1,2,3 Ditemukan peninggian yang
bermakna dari kadar serum korionik gonadotropin total maupun β-subunit bebasnya
pada ibu dengan hiperemesis dibandingkan dengan yang hamil normal.4
2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil
serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor
organik. 1,2,6
3. Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai
salah satu faktor organik. 1,2,6
4. Tidak diragukan lagi bahwa faktor psikologik memegang peranan yang penting pada
sebagian kasus, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut akan kehamilan
dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik
mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup (Buckwalter &
Simpson, 2002) bahkan sebagian sebagai alasan terminasi kehamilan elektif
(Poursharif dkk, 2007). 1,2,3,6,7
5. Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes, dan lain-lain.3 Gejala mual-muntah dapat
juga disebabkan oleh gangguan traktus digestivus seperti pada penderita diabetes
melitus (gastroparesis diabeticorum). Hal ini disebabkan oleh gangguan motilitas usus
pada penderita ini atau setelah operasi vagotomi1
6. Pernah dikaitkan hubungan antara hiperemesis gravidarum dengan infeksi helicobacter
pylory namun heterogenitas diantara kelompok penelitian terlalu besar dan tidak
konklusif (Golberg dkk, 2007).1,7
3. PATOLOGI
1. Hati. Tampak degenerasi lemak tanpa nekrosis yang terletak sentrilobuler. Kelainan
lemak ini nampaknya tidak menyebabkan kematian dan dianggap sebagai akibat
muntah yang terus-menerus. Tetapi separuh penderita yang meninggal karena
hiperemesis gravidarum menunjukkan gambaran mikroskopik hati yang normal.
2. Jantung. Sejalan dengan lamanya penyakit, jantung menjadi tampak lebih kecil
daripada normal dan atrofi, kadang ditemukan perdarahan sub-endokardial.
3. Otak. Adakalanya terdapat bercak-bercak perdarahan pada otak dan dapat dijumpai
kelainan seperti ensefalopati Wernicke yaitu dilatasi kapiler dan perdarahan kecil–kecil
didaerah korpora mamilaria ventrikel ketiga dan keeempat.
4. Ginjal. Tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli kontorti.
4. PATOFISIOLOGI
Penyebab pasti mual dan muntah pada kehamilan belum di ketahui pasti. Peningkatan
kadar hormon chorionic gonadotropin (HCG) akan menginduksi ovarium untuk memproduksi
estrogen yang dapat merangsang mual dan muntah. Perempuan dengan kehamilan ganda atau
mola hidatosa di ketahui memilki kadar HCG lebih tinggi daripada perempuan hamil lain
mengalami keluhan mual dan muntah yang lebih berat. Progesteron di duga menyebabkan mual
dan muntah dengan cara menghambat motilitas lambung dan irama kontraksi otot polos
lambunng. Penurunan kadar thyrotropin-stimulating hormon (TSH) berhubungan dengan
hiperemesis gravidarum meskipun mekanismenya belum jelas.14
Gejala klinis hiperemesis gravidarum dapat berupa mual sepanjang hari (sebutan
morning sickness tidak berlaku), muntah yang hebat, sakit kepala, nafsu makan nai turun, berat
badan turun, tanda dehidrasi (turgor turun, ketonuria, anemia, takikardi, hipotensi), nyeri
epigastrium, lemas, rasa haus yang hebat dan gangguan kesadaran. 14,16
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi ke dalam 3
tingkatan:
Tingkat I. Ringan
Penderita tampak lemah dan apatis, kulit pucat, lidah mengering dan tampak kotor,
semua yang dimakan dan diminum dimuntahkan, nadi 100-140 kali/menit, tekanan darh
sistolik menurun, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan turun dan
mata cekung, oliguria, bilirubin dalam urin dan konstipasi. Dapat pula tercium aseton dalam
hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam
urin.1,2,3,16
6. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang khas dan jika perlu dilakukan
pemeriksaan laboratorium.4 Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus-
menerus yang mempengaruhi keadaan. Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda
dengan penyakit gastritis, kolesistitis, pankreatitis, hepatitis, ulkus peptikum, pielonefritis,
ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah.1,4,14
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien lemah, apatis sampai koma, nadi
meningkat sampai 100 kali per menit, suhu meningkat, tekanan darah turun, atau ada tanda
dehidrasi lain. Pada pemeriksaan elektrolit darah ditemukan kadar natrium dan klorida turun.
Pada pemeriksaan urin kadar klorida turun dan dapat ditemukan keton.2
Kriteria Diagnosis:
1. Mual muntah berat (mengganggu aktifitas sehari – hari). Tidak ada batas jelas
antara mual dalam kehamilan yang masih fisiologik dengan hiperemesis
gravidarum. Beberapa mengatakan, bisa lebih dari 10 kali muntah per hari; akan
tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai
hiperemesis gravidarum.1,3,5,14,16
2. Barat badan turun > 5% dari berat badan sebelum hamil.5,14,
3. Ketonuria.14
4. Dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.5,14
8. TERAPI
2. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di rumah sakit.
a. Pasien perlu di rawat di rumah sakit apabila :
i. Semua yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi bila telah
berlangsung lama
ii. Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berat badan normal
iii. Dehidrasi, yang ditandai dengan turgor yang kurang dan lidah kering
iv. Adanya aseton dalam urine.4
b. Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di rumah sakit saja telah
banyak mengurangi mual muntahnya.1,3
c. Isolasi. Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, cerah dan peredaran
udara yang baik hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar
sampai muntah berhenti dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan
keluar dan tidak diberikan makan dan minum dan selama 24 jam. Kadang-
kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa
pengobatan.1,2,3
3. Terapi psikologik. Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang
penyakit ini.1,2 Dengan diperbaikinya faktor-faktor psikologik ini, wanita yang
bersangkutan biasanya mengalami perbaikan bermakna selagi di rawat inap namun
biasanya kambuh setelah dipulangkan. Penanganan yang positif terhadap masalah
psikologis dan sosial akan bermanfaat.7
4. Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukose 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah
kalium dan vitamin, khususnya vitamin B komplek dan vitamin C dan bila ada
kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena. Dibuat daftar
kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan.1 Infus dilepas bila kondisi pasien
benar-benar telah segar dan dapat makan dengan porsi wajar (lebih baik lagi bila telah
dibuktikan hasil laboratorium telah normal) dan obat peroral telah diberikan beberapa
saat sebelum infus dilepas.12 Air kencing perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein,
aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah
3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya
menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum
bertambah baik dapat dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat laun minuman
dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada
umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.1,4
5. Penghentian kehamilan. Delirium, kebutaan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan
merupakan manifestasi komplikasi organik. Keputusan untuk melakukan abortus
terapuetik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu
cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversibel
pada organ vital.1,3 Gejala-gejala untuk mempertimbangkan abortus terapeutikus,
ialah:4
a. Ikterus
b. Delirium atau koma
c. Nadi yang naik berangsur-angsur sampai di atas 130 kali/menit
d. Suhu meningkat di atas 38 oC
e. Perdarahan dalam retina
f. Uremi, proteinuri yang merupakan tanda-tanda intoksikasi.
PROGNOSIS
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum baik. Pada tingkatan
yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.1,2 Literatur lain menyebutkan,
prognosis hiperemesi gravidarum umumnya baik, namun dapat menjadi fatal bila terjadi
deplesi elektrolit dan ketoasidosis yang tidak dikoreksi dengan tepat dan cepat.12
DAFTAR PUSTAKA