Kelompok 3 :
1. WIDYA KASUMA DEWI (17231049)
2. APRILIA ALFIANI (17231053)
3. AYU ANNISA (17231057)
4. RINI RAHAYU (17231062)
5. RESTUNINGSIH (17231066)
6. MUH. FIKRI S. (17231070)
7. AGUNG RIO BUDITAMA (17231074)
8. YULIANA PITRI (17231078)
9. DEVI DWI ROHMAWATI (17231083)
10. WINDA NURMAHRIBI (17231086)
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa fungsi refluks ?
2. Apa fungsi destilasi ?
3. Apa yang dimaksud dekantasi ?
4. Apa yang dimaksud esterifikasi ?
5. Apa fungsi dari katalis ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan langkah reaksi esterifikasi.
2. Mahasiswa dapat marangkai dan melaksanakan proses refluks dan destilasi.
3. Mahasiswa dapat membuat berbagai macam ester perasa buah.
D. Dasar Teori
Esterifikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat dan
alkoholmenjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam. Reaksi ini juga sering
disebut esterifikasi Fischer. Ester merupakan suatu senyawa yang mengandung gugus
-COOR dengan R yang dapat berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat dibentuk
denganreaksi esterifikasi berkatalis asam.
Setiap ester memiliki tetapan kesetimbangan. Adanya cabang dari alkohol akan
menurunkan tetapan kesetimbangan yang artinya akan semakin sulit untuk
mendapatkan senyawa esternya karena semakin kuat hambatan ruangnya.
Kesetimbangan dapat digeser atau dengan kata lain hasil ester dapat bertambah dengan
menaikkan konsentrasi salah satu reaktan yaitu asam karboksilat atau alkohol. Reaksi
juga akan semakin cepat jika dilakukan pada suhu tinggi yang disesuaikan dengan titik
didih campuran.
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi dapat balik (reversible). Berbagai metode
pembuatan ester telah dikembangkan. ialah satu metode umum yang digunakan adalah
reaksi alkohol dengan asam karboksilat. Pada percobaan kali ini yang digunakan yaitu
mereaksikan asetat anhidrida sebagai anhidrida asam dengan alkohol dengan bantuan
katalis asam.
E. Metode Praktikum
3
10. Pro Pipet
11. Pipet Tetes
12. Kompor Listrik
b. Bahan
1. Akuades
2. Tissue
3. Asam karboksilat (Asam asetat)
4. Alkohol (Propanol)
5. H2SO4 pekat
6. NaHCO3
7. Natrium sulfat (Anhidrat)
8. Kertas lakmus
9. Air dingin
10. Diklorometana
4
F. DATA PENGAMATAN
Perlakuan Hasil
Dipilih perasa aroma Pear (propanol 0,35 mol dan asam asetat 1
mol)
Dicampurkan 26 mL propanol dan 57 mL Larutan tidak berwana dengan bau
asam asetat pekat menyengat
Ditambahkan 5 mL H2SO4 P.a Larutan tidak berwarna dan bersifat
eksotermis
Direfluks selama 2 jam Warna lautan; cokelat keruh
Bau; Buble gum
Didinginkan campuran Larutan campuran menjadi suhu kamar
Dipindahkan campuran kedalam corong Larutan menjadi berwarna cokelat seualas
pisah, ditambahkan 10 mL akuades dan 10
mL akuades dingin
Ditambahkan 30 mL diklorometana dan Terbentuk 2 fase
digojog Fase 1; tidak berwarna (fase organic)
Fase 2; keruh (Diklorometana)
Dipindahkan lapisan organic kedalam labu Larutan tidak berwarna berbau buble gum
alas bulat
Ditambahkan 100 mL larutan natrium Larutan bersifat asam yang ditandai dengan
bikarbonat 15 % dan dites dengan kertas berubahnya warna kertas lakmus
lakmus biru
Ditambahkan 2 spatula natrium sulfat padat Natrium sulfat larut
Didistilasi selama 1,5 jam Fraksi uap atau ester tidak berwarna
terbentuk perlahan di erlenmeyer
Ditimbang Massa Erlenmeyer kosong; 127,3196 gram
Massa Erlenmeyer + larutan ester; 163,8260
gram.
G. ANALISIS DATA
5
mol propanol = ρ x volume dipipet = 0,803 g/mL x 26 mL = 0,3479 mol
Mr 60 g/mol
6
dipindahkan ke erlenmeyer 250 mL ditambahkan natrium sulfat anhidrat sampai bagian bawah
terselimuti. Larutan ditambahkan Na2SO4 supaya larutan bewarna jernih atau bening.
Hasil larutan menggunakan stoikiometri dengan densitas ester 0,888 g/ml. Densitas alkohol
0,803 g/ml dan asam karboksilat 1,043 g/mL. Berat molekul ester 102, 131 g/mol. Bobot
molekul alkohol 60,1 g/mol dan asam karboksilat 60,05 g/mol. Untuk titik didih ester 102 oC.
alkohol 97 oC dan asam karboksilat 118,1 oC. Mol yang dibuat alkohol sebsar 0,35 mol dan
asam karboksilat 1,0 mol. Didapatkan % rendemen sebesar 102,88%.
I. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Esterifikasi dapat dilakukan dengan beberapa langkah, diantaranya refluks, ekstraksi, dan
distilasi.
2. Ester perasa buah pir dapat dibuat dengan propanol (0,35 mol) dan Asam asetat (1,0 mol).
3. Hasil yang didapatkan yaitu massa percobaan sebesar 36, 4264 gram dan % rendemen sebesar
102, 88 %
J. Saran
Saran untuk percobaan sintesis senyawa ester yaitu lebih di spesifikkan kembali yang dianalisis
aroma atau rasa dari ester yang dipraktikumkan. % rendemen yang didapat dari percobaan ini sudah
cukup bagus, jadi bisa dijadikan acuan untuk praktikum kedepannya.
K. Daftar pustaka
Cotton, Wilkinson. 2007. Kimia Organik Dasar. UI Press. Jakarta.
Fessenden, Ralph J dan Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta.
Hart, Harold. 1983. Kimia Organik edisi keenam. Erlangga. Jakarta.
Riawan, S. 1989. Kimia Organik. Bina Rupa Aksara. Jakarta.
Suparno. 2006. Ester dari asam lemak. USU. Medan.
Sutresna, Nana. 2003. Kimia. Grafindo. Bandung.
7
L. Lampiran
Pertanyaan
1. Kenapa NaHCO3 tidak berubah menjadi asam, dan didalam percobaan ini memakai
perasa pear tapi kenapa yang didapatkan bukan aroma pear ?
Jawab :
Karena volume penambahan NaHCO3 kurang banyak untuk bereaksi dengan asam
sulfat pekat dan alkohol yg di tambahkan. Karena yg dimaksud adalah perasa. Perasa
pear belum tentu beraroma pear
2. % rendemen yang didapat 102,88 % , rendemen yang bagus biasanya maksimal 100
kenapa rendemen yang dihasilkan bisa 102,88 % ?
Jawab :
Menurut jurnal laporan yang pernah dibaca itu ada literatur rendemen yang bagus 85-
115 % bahkan ada yang 99 – 125 %. Menurut kami rendemen yang didapatkan dari
percobaaan ini adalah bagus karena termasuk kedalam literatur itu sendiri dan bisa
didapatkan rendemen sebesar itu mungkin pada saat didestilasi dari alatnya itu masih
terdapat pengotor-pengotor yang ikut masuk kedalamnya.
3. Larutan terbentuk lapisan karena ditambah klorometan, terus perlu didestilasi lagi
tidak ?
Jawab :
Perlu, karena agar didapatkan hasil yang lebih murni.