Anda di halaman 1dari 4

,tffi

'-kt_*J#
*-=ffr*
ASOSTAST TNSTTTUST PENDTDTKAN NERS TNDONESTA

ASO SIASI INSTITUSI


&
PENDIDIKAN VO KASI KEPERAWATAN
TNDONESTA (ArPViKr)
(ArpNr)
,ffi
qNryd

Nomor : 1 59/AlNEC.Ka.Sr/lV/201 9
Nomor: 08311/1V12019
Lamp :-
Hal : UjiKompetensi Mahasiswa Keperawatan

Kepada Yth,
1. Menteri Sekretaris Negara Rl
2. Menteri Riset, Teknologidan Pendidikan Tinggi Rl
3. Menteri Kesehatan Rl
4. Ketua Majelis Tenaga Kesehatan lndonesia
5. Ketua KonsilTenaga Kesehatan lndonesia
Di- Jakarta
Dengan Hormat,
Mencermati dan memperhatikan perkembangan akhir-akhir ini terkait akan dicabutnya
Permenristek Dikti nomor 12 tahun 2016 tentang Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang
Kesehatan. Maka kami dari Asosiasi lnstitusi Pendidikan Ners lndonesia (AlPNl) dan
Asosiasi lnstitusi Pendidikan Vokasi Keperawatan lndonesia (AlPViKl) yang
beranggotakan seluruh institusi pendidikan tinggi keperawatan di lndonesia yang terkena
dampak langsung terkait perubahan kebijakan ini. Maka perlu mempertimbangkan hal-hal
sebagaiberikut;

1. Penyelenggaraan pendidikan tinggi keperawatan bagian integral dari sistem


pendidikan tinggi yang diatur melalui Undang-Undang nomor 12 lahun 2Q12
tentang pendidikan tinggi dan bagian integral dari tenaga kesehatan yang di atur
melalui Undang-Undang nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan serta
secara khusus (/eg spesialrs) di atur melalui Undang-Undang nomor 38 tahun
201 4 lentang keperawatan.
2. Undang-Undang nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan secara jelas
menyatakan: BAB I pasal 1 ayat (6) Uji Kompetensi adalah proses
pengukuran pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peserta didik pada
perguruan tinggi yang menyelenggarakan program studi keperawatan. Ayat (8)
lnstitusi pendidikan adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
Keperawatan. Selanjutnya pada BAB lll Pasal 5 menyebutkan Pendidikan tinggi
keperawatan terdiri atas; pendidikan vokasi, pendidikan akademik dan pendidikan
profesi. Pasal 9 ayat (1) menyebutkan pendidikan tinggi keperawatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 5 diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki izin
penyelenggaraan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, ayat (2)
Perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk
univercitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, atiau akademi.Pada pasal 11 ayat (3)
rnenyebutkan bahwa standar pendidikan keperawatan disusun bersama oleh
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kesehatan,
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pendidikan,
asosiasi institusi pendidikan dan organisasi profesi perawat. Tentrang
penyelenggaraan uji kompetensi telah di atur dalam pasal 16 ayat (1) bahwa

hal 1 dari4
ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN NERS INDONESIA (AIPNI)

AsosrAsr rNsrrrusr pENDrrrr[* voKAsr KEPERAWATAN ffi_\


* A, pnr
TNDONESTA (ArPViKr) awd
mahasiswa keperawatan pada akhir masa pendidikan vokasi dan profesi harus
mengikuti uji kompetensi secara nasional. Ayat (2) Uji kompetensi sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh perguruan tinggi bekerjasama
dengan organisasi profesi prawat, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi
yang terakreditasi. Ayat (/) Ketentuan lebih lanjut mengenai tatracara pelaksanaan
uji komptensi di atur dengan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang pendidikan,
3. Anggaran Dasar Asosiasi lnstitusi Pendidikan Ners lndonesia (AlPNl) yang telah
disahkan oleh Kemenkumham Rl dengan SK nomor AHU-0000021.AH.01.08
tahun 2018 menyebutkan pada Pasal (2) bahwa; Organisasi ini berbentuk asosiasi
yang beranggotakan institusi perguruan tinggi penyelenggarapendidikan tinggi
keperawatan, meliputi berbagai jenis dan jenjang pendidikan baik akademik
meliputi; sarjana, magister dan doktor maupun profesi meliputi; ners dan ners
spesialis. Demikian pula sebagaimana Anggaran Dasar Asosiasi tnstitusi
Pendidikan Vokasi Keperawatan lndonesia (AlPVlKl) telah disahkan oleh
Kemenkumham Rl dengan sK nomor AHU-194.AH.01.09. Tahun 2olsDengan
demikian sangat jelas dan meyakinkan bahwa keberadaan asosiasi institusi
pendidikan ini adalah atas implementasi dari UU no.38 tahun 2014 tentang
Keperawatan terutama pada pasal 1 ayat (8), pasal 11 ayat (s) dan pasal 16 ayat
(2).

Berdasarkan pertimbangan diatas untuk memperoleh kepastian hukum tentang teknis


penyelenggaraan uji kompetensi mahasiswa keperawatan maka AIPNI dan AlPViKl
mengusulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Uji kompetensi mahasiswa keperawatan harus tetap dilaksanakan sebagaimana


perintah dalam Undang-Undang nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan.
2. Pemerintah dalam hal uji kompetensi mahasiswa keperawatan bertindak sebagai
regulator, sedangkan implementasinya diselenggarakan oleh perguruan tinggi
keperawatan bekerjasama dengan organisasi profesi perawat.
3. Asosiasi lnstitusi Pendidikan keperawatan yang beranggotakan perguruan tinggi
keperawatan menyusun dan menyiapkan substansi uji kompetensi serta
mekanisme uji kompetensi keperawatan bersama dengan organisasi profesi
perawat.
4. Dalam hal pengambilan keputusan tentang kelulusan mahasiswa peserta uji
kompetensi perawat;
a. Mahasiswa profesi; perlu mempertimbangkan bobot nilai IPK sarjana 2Oo/o,lPK
profesi 20o/o dan hasil uji kompetensi nasional 60%
b. Mahasiswa vokasi; perlu mempertimbangkan bobot nilai IPK sebesar 50% dan
hasil uji kompetensi nasional50%.
Dengan memperhatikan point (a) dan (b) di atas tercipta keadilan dan
menghormati hasil proses belajar yang telah berlangsung di perguruan tinggi untuk
dijadikan dasar memperoleh sertifikat kompetensi bukan seperti yang terjadi
selama ini dimana hasil uji kompetensi nasional menjadi satu-satunya penentu
untuk memperoleh sertifikat kompetensi.

hal2 dari4
fffi:
"tW"
ASOSTAST TNSTTTUST PENDTDTKAN NERS TNDONESTA

As osrAsr rNsrrrus r p END,,


TNDONESTA
fo* vor*sr KE,ERA*ATAN
(ArPViKr)
(ArpNr)
ffih
ued
5. Mahasiswa yang telah memenuhi syarat kelulusan sebagaimana point (4) di atas
maka mahasiswa berhak mendapatkan sertifikat kompetensi dan berhak
mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) yang berlaku 5 tahun untuk bekerja di
pelayanan kesehatan dan dapat diperpanjang sesuai ketentuan perundang-
undangan.
6. Jika mahasiswa keperawatan telah mengikuti serangkaian uji kompetensi tetapi
belum memenuhi syarat kelulusan maka dapat diusulkan untuk dapat di berikan
sertifikat kompetensi sementara yang berlaku 1 tahun dan dapat digunakan untuk
mendapatkan STR yang berlaku 1 tahun, selanjutnya mahasiswa tersebut
berkewajiban untuk mengikuti uji kompetensi ulang sampai dinyatakan lulus
sesuai ketentuan. Hal ini semata-mata untuk mencegah terjadinya pengangguran
lulusan dan tetap dapat di berdayakan dalam layanan kesehatan terbatas tanpa
menurunkan kualitas layanan keperawatan.
7. Mahasiswa keperawatan sebagaimana point (6) di atas harus tetap berada dalam
pernbinaan institusi pendidikan asal, dimana mereka menempuh pendidikan dan
dapat bekerjasama dengan organisasi profesi perawat diwilayah dimana mereka
bekerja.
8. Mengacu pada point (6) dan (7) diatas agar diberlakukan pula kepada seluruh re-
taker pada masa uji sebelum maret 2019.
Demikian beberapa usulan yang kami sampaikan kepada Bapak Menteri Sekretaris
Negara Rl, Bapak Menetri Riset, tehnologi dan Pendidikan Tinggi Rl, lbu Menteri
Kesehatan Rl dan Ketua MTKI, semata-mata untuk mencarijalan keluar yang bijaksana
dan terbaik untuk bangsa dan negara dalam bidang pendidikan dan pelayanan
keperawatan dengan tetap mengutarnakan penjaminan mutu. Atas perhatian dan
kerjasama yang baik, kami ucapkan terimakasih.

Jakarta, 8 April 2019


Ketua Umum AIPNI Sekretaris Umum

uhammad Hadi,ffi.Kep.
wi'ruruY A1r *&'J*,
Agus Setiawan,S.Kp.,itrN.,DN

Ketua Umum AlPVlKl Sekretaris Umum

ffi N s.
qh,,,

Kristianawati,S kep., M.Biomed

hal 3 dari4
ffi
ASOSI.ASI INSTITUSI PENDIDIKAN NERS INDONESIA (AIPNI}

W Aso srAsr

Tembusan:
rNsrrrusr pE N DrrrrL* voKAsr
TNDONESTA (ArPViKr)
KEPERAWATAN

1. Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti Rl


2. Kepala Badan PPSDM Kemenkes Rl
3. Ketua Umum Pengurus Pusat PPNI
4. Ketua LL DiktiSeluruh lndonesia
5. Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh lndonesia
6. Ketua KomisiAkreditasi Rumah Sakit
7. Ketua Rapat Anggota Perkumpulan LAM-pTKes
8. Ketua Perkumpulan LAM-PTKes
9. Ketua Perkumpulan LPUK-Nakes
10. Ketua dan Anggota Dewan Pengarah AlpNl
11. Ketua RegionalAlPNl Seluruh lndonesia
12. Ketua RegionalAlPVlKl Seluruh lndonesia
13. Ketua Majelis Tenaga Kesehatan Propinsi Seluruh lndonesia
14. Anggota AIPNI seluruh lndonesia
15. Anggota AlPVlKl seluruh lndonesia
16. Arsip

hal4 dari4

Anda mungkin juga menyukai