Anda di halaman 1dari 14

M-CEX

INTRA UTERINE FETAL DEATH


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan di
RSI Sultan Agung Semarang

Disusun oleh:

Ahmilatul Silmi
01.211.6312

Pembimbing:

dr. Inu Mulyantoro, Sp.OG(K)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2015

IUFD (Intra Uterin Fetal Death)

A. DEFINISI
Intra Uterin Fetal Death (IUFD) adalah janin yang mati dalam rahim dengan berat
badan 500 gram atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20
minggu atau lebih.
B. PATOFISIOLOGI
Beberapa faktor yang menyebabkan kematian janin dalam kandungan, antara lain:
1. Hipertensi atau tekanan darah tinggi
2. Preeklampsia dan eklampsia
3. Perdarahan
Jika ibu mengalami perdarahan hebat akibat plasenta previa (plasenta yang
menutupi jalan lahir) atau solusio plasenta (terlepasnya plasenta dari tempat
implantasinya di dalam uterus sebelum bayi dilahirkan).Otomatis oksigenasi
janin turun dan bisa picu kematian janin.
4. Kelainan kongenital (bawaan) bayi
Yang bisa mengakibatkan kematian janin adalah hidrops fetalis, yakni
akumulasi cairan dalam tubuh janin.Jika akumulasi cairan terjadi dalam rongga
dada bisa menyebabkan hambatan nafas bayi.Kerja jantung menjadi sangat berat
akibat dari banyaknya cairan dalam jantung sehingga tubuh bayi mengalami
pembengkakan atau terjadi kelainan pada paru-parunya.
5. Ketidakcocokan golongan darah ibu dan janin
Terutama pada golongan darah A, B, O. Kerap terjadi golongan darah anak A
atau B, sedangkan ibu bergolongan O atau sebaliknya. Pasalnya, saat masih
dalam kandungan darah ibu dan janin akan saling mengalir lewat plasenta. Bila
darah janin tidak cocok dengan darah ibunya, maka ibuakan membentuk zat
antibodi.
6. Janin yang hiperaktif
Gerakan janin yang berlebihan, apalagi hanya pada satu arah saja, bisa
mengakibatkan tali pusat yang menghubungkan ibu dengan janin terpelintir.
Akibatnya, pembuluh darah yang mengalirkan suplai oksigen maupun nutrisi
melalui plasenta ke janin akan tersumbat. Tak hanya itu, tidak menutup
kemungkinan tali pusat tersebut bisa membentuk tali simpul yang
mengakibatkan janin menjadi sulit bergerak.Hingga saat ini kondisi tali pusat
terpelintir atau tersimpul tidak bisa terdeteksi.Sehingga, perlu diwaspadai
bilamana ada gejala yang tidak biasa saat hamil.
7. Gawat janin
Bila air ketuban habis otomatis tali pusat terkompresi antara badan janin dengan
ibunya.Kondisi ini bisa mengakibatkan janin ‘tercekik’ karena suplai oksigen
dari ibu ke janin terhenti.Gejalanya dapat diketahui melalui cardiotopografi
(CTG).Mula-mula detak jantung janin kencang, lama-kelamaan malah menurun
hingga di bawah rata-rata.
8. Kehamilan lewat waktu (postterm)
Kehamilan lebih dari 42 minggu.Jika kehamilan telah lewat waktu, plasenta
akan mengalami penuaan sehingga fungsinya akan berkurang. Janin akan
kekurangan asupan nutrisi dan oksigen. Cairan ketuban bisa berubah menjadi
sangat kental dan hijau, akibatnya cairan dapat terhisap masuk ke dalam paru-
paru janin. Hal ini bisa dievaluasi melalui USG dengan color doppler sehingga
bisa dilihat arus arteri umbilikalis jantung ke janin. Jika demikian, maka
kehamilan harus segera dihentikan dengan cara diinduksi. Itulah perlunya
taksiran kehamilan pada awal kehamilan dan akhir kehamilan melalui USG.
9. Infeksi saat hamil
Saat hamil sebaiknya menjaga kondisi tubuh dengan baik guna menghindari
berbagai infeksi bakteri atau virus. Bahkan, demam tinggi pada ibu bisa
mengakibatkan janin tidak tahan akan panas tubuh ibunya.
10. Kelainan kromosom
Kelainan kromosom termasuk penyakit bawaan.Kematian janin akibat kelainan
genetik biasanya baru terdeteksi saat kematian sudah terjadi, melalui otopsi
bayi.Jarang dilakukan pemeriksaan kromosom saat janin masih dalam
kandungan.Selain biayanya mahal, juga sangat berisiko.Karena harus
mengambil air ketuban dari plasenta janin sehingga berisiko besar janin
terinfeksi, bahkan lahir prematur.

C. ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI


 Etiologi
1. Perdarahan antepartum seperti plasenta previa dan solusio plasenta
2. Pre eklamsi dan eklamsi
3. Penyakit kelainan darah
4. Penyakit infeksi menular
5. Penyakit saluran kencing
6. Penyakit endokrin sperti dm dan hipertiroid
7. Malnutrisi.
 Faktor predisposisi IUFD
a. Factor ibu (High Risk Mothers)
1. Status social ekonomi yang rendah
2. Tingkat pendidikan ibu yang rendah
3. Umur ibu yang melebihi 30 tahun atau kurang dari 20 tahun
4. Paritas pertama atau paritas kelima atau lebih tinggi dan berat badan ibu
tidak proporsional
5. Kehamilan di luar perkawinan
6. Kehamilan tanpa pengawasan antenatal
7. Ganggguan gizi dan anemia dalam kehamilan
8. Ibu dengan riwayat kehamilan / persalinan sebelumnya tidak baik seperti
bayi lahir mati
9. Riwayat inkompatibilitas darah janin dan ibu.
b. Factor Bayi (High Risk Infants)
1. Bayi dengan infeksi antepartum dan kelainan congenital
2. Bayi dengan diagnosa IUGR (Intra Uterine Growth Retardation)
3. Bayi dalam keluarga yang mempunyai problema social.
c. Factor Yang Berhubungan Dengan Kehamilan
1. Abrupsio plasenta
2. Plasenta previa
3. Preeklamsi / eklamsi
4. Polihidramnion
5. Inkompatibilitas golongan darah
6. Kehamilan lama
7. Kehamilan ganda
8. Infeksi
9. Diabetes
10. Genitourinaria.

D. DIAGNOSIS
1. Anamnesa/keluhan
a. Ibu tidak merasakan gerakan janin
b. Perut tidak bertambah besar.
2. Inspeksi
Tidak tampak gerakan janin
3. Palpasi
a. TFU lebih rendah dari tuanya kehamilan
b. Tidak teraba gerakan janin
c. Krepitasi pada tulang kepala janin.
4. Auskultasi
DJJ (-)
5. Reaksi kehamilan
Test kehamilan (-)
6. Rontgen foto abdomen
a. Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah janin
b. Tanda nojosk : angulasi yang tajam pada tulang belakang janin
c. Tanda gernard : hiperekstensi kepala janin
d. Tanda spalding : overlapping sutura.
7. USG
a. Gerak anak tidak ada
b. Denyut jantung anak tidak ada
c. Tampak bekuan darah pada ruang jantung janin.
8. Laboratorium
a. Reaksi biologis negative setelah 10 hari janin mati
b. Hipofibrinogenemia setelah 4-5 minggu janin mati.
9. Kalau janin mati pada kehamilan yang telah lanjut terjadilah
perubahanperubahan sebagai berikut :
a. Rigor mortis
Berlangsung 21/2 jam setelah mati kemudian lemas lagi.
b. Maserasi Tingkat I
Timbul lepuh-lepuh pada kulit.Lepuh ini mula-mula berisi cairan
jernih.Tapi kemudian menjadi merah. Berlangsung sampai 48 jam
setelah mati.
c. Maserasi Tingkat II
Lepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah coklat, jam
setelah anak mati.
d. Maserasi Tingkat III
Terjadi kira-kira 3 minggu setelah anak mati.Badan janin sangat lemas,
hubungan antar tulang-tulang sangat longgar.Edema di bawah kulit.

E. Komplikasi
Kematian janin dalam kandungan 3-4 minggu, biasanya tidak membahayakan
ibu. Setelah lewat 4 minggu maka kemungkinan terjadinya kelainan darah
(hipofibrinogenemia) akan lebih besar. Kematian janin akan menyebabkan desidua
plasenta menjadi rusak menghasilkan tromboplastin masuk kedalam peredaran darah
ibu, pembekuan intravaskuler yang dimulai dari endotel pembuluh darah oleh
trombosit terjadilah pembekuan darah yang meluas menjadi Disseminated
intravascular coagulation hipofibrinogenemia (kadar fibrinogen < 100 mg%).
Kadar normal fibrinogen pada wanita hamil adalah 300-700 mg%.Akibat
kekurangan fibrinogen maka dapat terjadi hemoragik postpartum.Partus biasanya
berlangsung 2-3 minggu setelah janin mati.Dampak psikologis dapat timbul pada ibu
setelah lebih dari 2 minggu kematian janin yang dikandungnya.Bila ketuban telah
pecah, kemungkinan infeksi meninggi.

F. Penanganan
Terapi
o Selama menunggu diagnosa pasti, ibu akan mengalami syok dan ketakutan
memikirkan bahwa bayinya telah meninggal. Pada tahap ini bidan berperan
sebagai motivator untuk meningkatkan kesiapan mental ibu dalam menerima
segala kemungkinan yang ada.
o Diagnosa pasti dapat ditegakkan dengan berkolaborasi dengan dokter spesialis
kebidanan melalui hasil USG dan rongen foto abdomen, maka bidan seharusnya
melakukan rujukan.
o Menunggu persalinan spontan biasanya aman, tetapi penelitian oleh Radestad et
al (1996) memperlihatkan bahwa dianjurkan untuk menginduksi sesegera
mungkin setelah diagnosis kematian in utero. Mereka menemukan hubungan kuat
antara menunggu lebih dari 24 jam sebelum permulaan persalinan dengan gejala
kecemasan. Maka sering dilakukan terminasi kehamilan.
a. Pengakhiran kehamilan jika lebih dari 20 – 28 minggu.
1. Misoprostol 100 mg intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam
sesudah pemberian pertama.
2. Pemasangan batang laminaria selama 12 jam.
3. Pemberian tetes oksitosin 5 IU dalam dekstrose 5% mulai 20 tetes per
menit sampai maksimal 60 tetes per menit.
4. Kombinasi cara pertama dan ketiga untuk janin hidup maupun janin
mati.
5. Kombinasi cara kedua dan ketiga untuk janin mati.
b. Pengakhiran kehamilan jika lebih dari 28 minggu kehamilan.
1. Misoprostol 50 mg intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam
sesudah pemberian pertama.
2. Pemasangan metrolisa 100 cc 12 jam sebelum induksi untuk
pematangan serviks (tidak efektif bila dilakukan pada KPD).
3. Pemberian tetes oksitosin 5 IU dalam dekstrose 5% mulai 20 tetes per
menit sampai maksimal 60 tetes untuk primi dan multigravida, 40 tetes
untuk grande multigravida sebanyak 2 labu.
4. Kombinasi ketiga cara diatas.
Catatan: dilakukan SC bila upaya melahirkan pervaginam tidak
berhasil, atau bila didapatkan indikasi ibu maupun janin untuk
menyelesaikan persalinan.
A. IDENTITAS
 Nama penderita : Ny. E.K
 Umur : 18 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 No CM : 126.78.43
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Ibu rumah tangga
 Alamat : Bugen RT 1 RW 3 Genuk Semarang
 Pendidikan : SMA
 Status : Menikah
 Nama Suami : Tn. J
 Tanggal Masuk : 29 Oktober 2015
 Ruang : Ruang Bersalin
 Kelas : JKN PBI (III)

B. ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal29 Oktober 2015 jam 02.00
WIB.

 Keluhan Utama
Pasien usia 18 tahun hamil pertamadatang ke IGD RSI Sultan Agung
dengankeluhan perut terasa kencang.

 Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien G1P0A0 usia 18 tahun datang ke IGD RSI Sultan Agung dengan
keluhan perut terasa kencang sejak 2 hari SMRS. Sejak 1 hari SMRS telah keluar air-
air dan lendir, berwarna bening, lengket, tidak ada darah. Pasien tidak merasakan
gerak janin sejak 1minggu terakhir.Menurut pasien 2 minggu sebelumnya pasien
meminum jamu yang dibeli di warung dan habis memijatkan badannya ke dukun pijat
karena merasakan badannya pegal-pegal setelah bekerja. Pasien juga merasakan
mules-mules seperti mau melahirkan yang hilang timbul dan tidak teratur.

 Riwayat Menstruasi
o Menarche : 12 tahun
o Siklus menstruasi : 28 hari
o Lama menstruasi : 7 hari
o Dismenore :-
o HPHT : 15- 2 -2015
o HPL : 22 - 11 - 2015
o UK : 36 Minggu

 Riwayat Perkawinan
Pasien menikah yang pertama kali dengan suami sekarang.Usia pernikahan ± 1 tahun.

 Riwayat Kehamilan

G1P0A0

1. G1 : Hamil ini

 Riwayat ANC
Pemeriksaan kehamilan dilakukan baru 3 kali di bidan oleh pasien. Setiap kali
periksa ke bidan pasien mendapat vitamin dan zat penambah darah. Pasien
terakhir periksa pada bulan agustus. Dan pasien mengaku tidak pernah melakukan
pemeriksaan USG.

 Riwayat KB
Pasien tidak pernah memakai alat kotrasepsi

 Riwayat Penyakit Dahulu


o Riwayat Darah Tinggi : disangkal
o Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
o Riwayat Penyakit Paru : disangkal
o Riwayat Kencing Manis : disangkal
o Riwayat kejang : disangkal
o Riwayat asma : disangkal
o Riwayat operasi kandungan : disangkal

 Riwayat Penyakit Keluarga


o Riwayat Darah Tinggi : disangkal
o Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
o Riwayat Penyakit Paru : disangkal
o Riwayat Kencing manis : disangkal

 Riwayat Sosial Ekonomi


Pendidikan terakhir pasien dan suami adalah SMA.
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Suami pasien bekerja sebagai buruh pabrik
garmen.Biaya kesehatan ditanggung JKN PBI Kelas III.
Kesan ekonomi : cukup

C. PEMERIKSAAN FISIK
a. STATUS PRESENT
Keadaan Umum : baik

Kesadaran : compos mentis

Vital Sign

o Tensi : 120/70 mm/Hg


o Nadi : 78 x/menit
o RR : 20 x/menit
o Suhu : 370C
o TB : 152 cm
o BB : 60 kg

Status Internus

- Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-)


- Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)
- Kulit : Turgor baik, ptekiae (-)
- Mamae : Simetris, ukuran membesar, hiperpigmentasi areola mamae
(+/+), kencang, papila mamae menonjol (+/+)
- Paru
 Inspeksi : Hemithorax dextra dan sinistra simetris
 Palpasi : Stemfremitus dextra dan sinistra sama
 Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
 Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
- Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
 Perkusi : Redup, batas-batas jantung tidak dapat ditentukan karena
terhalang oleh pembesaran pada mamae
 Auskultasi : Suara jantung I dan II murni, reguler, suara tambahan (-)
- Abdomen
 Inspeksi : Perut membuncit, striae gravidarum (+),tidak terlihat
gerakan janin.
 Palpasi : teraba bagian-bagian janin
 Auskultasi : DJJ Tak terdengar
- Extremitas :
Superior Inferior

Oedem -/- -/-

Akral dingin -/- -/-

b. Status Obstetri
- Abdomen
 Inspeksi : Perut membuncit, striae gravidarum (+),
 Palpasi
 Leopold : L1 bulat kenyal (bokong)
L2 tahanan memanjang kanan (punggung)
kecil-kecil kiri (ekstremitas)
L3 bulat keras (kepala)
L4 divergen (kepala sudah masuk PAP)
 His : 1x dalam 10 menit lamanya 15 detik ada fase relaksasi
 TFU : 31 cm
 TBJ : 31-11(155) = 3100 gram
 Auskultasi : DJJ Tak terdengar
- Genitalia
 Externa : air ketuban (+), lendir (+), darah (-), v/u/v benjolan (-),
kemerahan (-)
 Interna : VT pembukaan 3cm, efficement 40%, KK(-), bagian
bawah janin kepala, kepala turun di hodge 1, point of direction UUK,
sarung tangan (lendir sedikit darah)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium Darah
HEMATOLOGI

 Hb :13,1gr/dl
 Hematokrit : 38,7 %
 Leukosit : 17.400/uL
 Trombosit : 376.000/uL
 Golongan darah : B Rhesus (+)
 APTT : 23,6 detik
 PTT : 9,5 detik
KIMIA
 GDS : 120 mg/dl
IMUNOSEROLOGI
 HbsAg Kualitatif : Non Reaktif

E. RESUME
Pasien G1P0A0 usia 18 tahun hamil 36 minggu dengan gambaran IUFD.
Riwayat Kehamilan
HPHT : 15 - 01 - 2015
HPL : 22- 11 – 2015
Tanggal masuk : 29 - 10 - 2015
Umur kehamilan : 36 minggu

Status Obstetri
- Abdomen
 Inspeksi : Perut membuncit, striae gravidarum (+), tidak terlihat
gerakan janin.
 Palpasi
 Leopold : L1 bulat kenyal (bokong)
L2 tahanan memanjang kanan (punggung)
kecil-kecil kiri (ekstremitas)
L3 bulat keras (kepala)
L4 divergen (kepala sudah masuk PAP)
 His : 1x dalam 10 menit lamanya 15 detik ada fase relaksasi
 TFU : 31 cm
 TBJ : 31-11(155) = 3100 gram
 Auskultasi : DJJ Tak terdengar

Genitalia
 Externa : air ketuban (+), lendir (+), darah (-), v/u/v benjolan (-),
kemerahan (-)
 Interna : VT pembukaan 3cm, efficement 40%, KK(-), bagian
bawah janin kepala, kepala turun di hodge 1, point of
direction UUK, sarung tangan (lendir sedikit darah)

F. DIAGNOSA
Pasien G1P0A0 usia 18 tahun, hamil 36 minggu, janin tunggal meninggal intra uterinsudah
inpartu dengan IUFD.

G. PROGNOSA
Kehamilan : ad malam
Persalinan : dubia ad bonam

H. SIKAP
1. . Pengawasan : KU, vital sign, Hb, PPV. (kala 1)

2. Pasang infuse RL, rawat inap.


3. Pemberian perbaikan HIS dengan oksitosin
I. EDUKASI
1. Memberitahu kepada keluarga tentang diberikannya infus oksitosin untuk
perbaikan HIS
2. Memberitahu jika hamil kembali, ANC harus teraturselama kehamilan
3. Jika ingin hamil kembali sebaiknya di usia 20 tahun

Anda mungkin juga menyukai

  • Hiv Aids
    Hiv Aids
    Dokumen8 halaman
    Hiv Aids
    ELyn Cucut Cilukbaa
    Belum ada peringkat
  • Kasus Ketuban Pecah Dini
    Kasus Ketuban Pecah Dini
    Dokumen16 halaman
    Kasus Ketuban Pecah Dini
    ELyn Cucut Cilukbaa
    Belum ada peringkat
  • Ca Mamae
    Ca Mamae
    Dokumen36 halaman
    Ca Mamae
    ELyn Cucut Cilukbaa
    Belum ada peringkat
  • Dermatitis Kontak Alergika
    Dermatitis Kontak Alergika
    Dokumen14 halaman
    Dermatitis Kontak Alergika
    Muhamad Fadlie Setyaji
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Diabetes Melitus
    Leaflet Diabetes Melitus
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Diabetes Melitus
    ELyn Cucut Cilukbaa
    Belum ada peringkat
  • Herpes
    Herpes
    Dokumen19 halaman
    Herpes
    ELyn Cucut Cilukbaa
    Belum ada peringkat
  • Ca Mamae
    Ca Mamae
    Dokumen36 halaman
    Ca Mamae
    ELyn Cucut Cilukbaa
    Belum ada peringkat
  • Ca Mamae
    Ca Mamae
    Dokumen36 halaman
    Ca Mamae
    ELyn Cucut Cilukbaa
    Belum ada peringkat
  • DHF Grade II Tria Mucha
    DHF Grade II Tria Mucha
    Dokumen17 halaman
    DHF Grade II Tria Mucha
    ELyn Cucut Cilukbaa
    Belum ada peringkat
  • Ca Mamae
    Ca Mamae
    Dokumen36 halaman
    Ca Mamae
    ELyn Cucut Cilukbaa
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Hipertensi
    Leaflet Hipertensi
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Hipertensi
    ELyn Cucut Cilukbaa
    Belum ada peringkat
  • Cara Pilih Wahana PDF
    Cara Pilih Wahana PDF
    Dokumen5 halaman
    Cara Pilih Wahana PDF
    EgieAprian
    Belum ada peringkat
  • Referat Difteri
    Referat Difteri
    Dokumen19 halaman
    Referat Difteri
    ELyn Cucut Cilukbaa
    Belum ada peringkat
  • BRPN Marlinca
    BRPN Marlinca
    Dokumen9 halaman
    BRPN Marlinca
    ELyn Cucut Cilukbaa
    Belum ada peringkat
  • CBD Gangreen Pulpa Marlinca FIX
    CBD Gangreen Pulpa Marlinca FIX
    Dokumen20 halaman
    CBD Gangreen Pulpa Marlinca FIX
    ELyn Cucut Cilukbaa
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Karang Gigi
    Leaflet Karang Gigi
    Dokumen3 halaman
    Leaflet Karang Gigi
    ELyn Cucut Cilukbaa
    Belum ada peringkat
  • Hiperbilirubin
    Hiperbilirubin
    Dokumen24 halaman
    Hiperbilirubin
    ELyn Cucut Cilukbaa
    Belum ada peringkat
  • Hi Per Bilirubin
    Hi Per Bilirubin
    Dokumen8 halaman
    Hi Per Bilirubin
    ELyn Cucut Cilukbaa
    Belum ada peringkat
  • MATA
    MATA
    Dokumen9 halaman
    MATA
    Ariela Regina Pacis
    Belum ada peringkat
  • Fraktur Tulang Hidung
    Fraktur Tulang Hidung
    Dokumen20 halaman
    Fraktur Tulang Hidung
    ELyn Cucut Cilukbaa
    100% (2)
  • Diare
    Diare
    Dokumen16 halaman
    Diare
    ELyn Cucut Cilukbaa
    Belum ada peringkat
  • Meningoencephalitis TB
    Meningoencephalitis TB
    Dokumen11 halaman
    Meningoencephalitis TB
    ELyn Cucut Cilukbaa
    Belum ada peringkat
  • Meningoencephalitis TB
    Meningoencephalitis TB
    Dokumen11 halaman
    Meningoencephalitis TB
    ELyn Cucut Cilukbaa
    Belum ada peringkat
  • Tracheostomi
    Tracheostomi
    Dokumen12 halaman
    Tracheostomi
    ELyn Cucut Cilukbaa
    Belum ada peringkat
  • MATA
    MATA
    Dokumen9 halaman
    MATA
    Ariela Regina Pacis
    Belum ada peringkat
  • Indoor
    Indoor
    Dokumen23 halaman
    Indoor
    ELyn Cucut Cilukbaa
    Belum ada peringkat
  • Wound Healing
    Wound Healing
    Dokumen26 halaman
    Wound Healing
    Dewi Alifia Febrianti Haryono
    100% (1)
  • Patofisiologi GG - Pendengaran Pada Bayi PDF
    Patofisiologi GG - Pendengaran Pada Bayi PDF
    Dokumen24 halaman
    Patofisiologi GG - Pendengaran Pada Bayi PDF
    faidgustisyarif
    Belum ada peringkat
  • De Kong Estan
    De Kong Estan
    Dokumen10 halaman
    De Kong Estan
    ELyn Cucut Cilukbaa
    Belum ada peringkat