Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/313349269

Pemberdayaan Kelompok Usaha Rumah Jamur dalam Pembuatan Bibit Jamur


Tiram di Palopo

Conference Paper · December 2016

CITATION READS

1 1,156

1 author:

Nururrahmah Hammado
Universitas Cokroaminoto Palopo
1 PUBLICATION   1 CITATION   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Biofilter for waste treatment from sago wastewater View project

All content following this page was uploaded by Nururrahmah Hammado on 05 February 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Pascasarjana, SPS UNDIP
Semarang, 22 November 2016

KODE : Sains

PEMBERDAYAAN KELOMPOK USAHA RUMAH JAMUR


DALAM PEMBUATAN BIBIT JAMUR TIRAM DI PALOPO

Nururrahmah1,a*, Idawati Supu2,b


1
Program Studi Kimia, Fakultas Sains, Universitas Cokroaminoto Palopo,
Jl. Lamaranginang Kota Palopo, Indonesia
2
Program Studi Fisika, Fakultas Sains, Universitas Cokroaminoto Palopo,
Jl. Lamaranginang Kota Palopo, Indonesia
a
rahmahuncp@yahoo.co.id, bidawatisupu@yahoo.co.id

ABSTRAK

Jamur tiram adalah sumber bahan makanan yang mengandung protein, kalori, karbohidrat, asam
amino yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin.
Jamur tiram juga mengandung mineral utama Kalium, Fosfor, Natrium, dan Magnesium.
Kandungan gizi yang tinggi berbanding terbalik dengan produktivitas jamur tiram. Produktivitas
yang rendah disebabkan oleh faktor kurangnya pemahaman, keterampilan masyarakat dalam
budidaya jamur tiram, dan sulitnya memperoleh bibit jamur tiram. Kegiatan ini bertujuan
membantu kelompok usaha budidaya jamur tiram di Kota Palopo untuk membuat bibit jamur tiram.
Caranya dengan membuat sendiri bibit jamur melalui pelatihan yang dilakukan kepada kelompok
usaha budidaya jamur yang berada di Kelurahan Purangi dan Kelurahan Latuppa Kota Palopo. Hal
ini agar usaha budidaya jamur tiram dapat berkembang dan terlaksana secara berkelanjutan. Hasil
yang diperoleh adalah meningkatnya jumlah produksi jamur tiram, berkurangnya biaya yang
dikeluarkan, masyarakat menjadi lebih paham perawatan jamur tiram, serta jamur tiram yang rusak
saat produksi dapat berkurang.

Kata kunci : jamur tiram, manfaat jamur tiram, pembibitan

Latar belakang produksi jamur tiram. Beberapa industri


Pada tahun 2000, jumlah usaha kecil di kota rumah tangga yang mengembangkan usaha
Palopo mencapai 250 unit dengan budidaya jamur tiram berada di kelurahan
menggunakan 450 tenaga kerja dalam bentuk Purangi dan Latuppa Kota Palopo. Kehidupan
industri rumah tangga. Nilai produksi masyarakat kelurahan Purangi dan Latuppa
mencapai 800 juta per tahun. Usaha yang sebagian bekerja sebagai seorang petani dan
dikembangkan oleh unit industri rumah peternak. Adapun tanaman yang
tangga tersebut adalah dalam bidang pangan, dibudidayakan masyarakat adalah padi, sayur-
sandang, bahan bangunan, kerajinan, logam, sayuran dan juga cokelat.
dan lainnya (Badan Pusat Statistik, 2012). Beberapa permasalahan utama yang dihadapi
Jumlah industri rumah tangga tersebut masyarakat dalam membudidayakan jamur
semakin meningkat dari tahun ke tahun. tiram di kelurahan Purangi dan Latuppa
Salah satu usaha kecil yang dikembangkan adalah: 1) ketersediaan bibit sebagai salah
masyarakat kota Palopo adalah usaha satu komponen yang sangat penting namun
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Pascasarjana, SPS UNDIP
Semarang, 22 November 2016

jumlahnya yang sangat terbatas dan harus 2. Menumbuhkan jiwa entrepreneurship


didatangkan dari pulau Jawa dengan harga masyarakat khususnya dalam kelompok
yang jauh lebih mahal, kualitas yang rendah budidaya jamur tiram.
karena perjalanan jauh serta dana transportasi 3. Meningkatkan pengetahuan tentang
yang cukup tinggi dalam pemesanannya. 2) strategi/manajemen pemasaran yang baik
Masih kurang pengetahuan masyarakat sehingga terjalin hubungan kerjasama
tentang khasiat jamur tiram menyebabkan pihak konsumen dengan skala yang lebih
masyarakat kurang berminat untuk luas lagi.
mengkonsumsi jamur tiram. Rendahnya 4. Meningkatkan sistem perekonomian dan
konsumsi masyarakat terhadap jamur tiram usaha kecil masyarakat yang permanen dan
berdampak pada rendahnya tingkat berkelanjutan.
pemasaran untuk jamur tiram. 3) Sosialisasi 5. Mendukung program kerja pemerintah
dan kerjasama dengan pemerintah setempat kota Palopo sebagai kota dagang dan
telah terjalin, tapi selama ini pemasaran industri..
dilakukan hanya dari masyarakat ke
masyarakat sebagai konsumsi pangan sehari- Metode Pelaksanaan
hari. Pengembangan ke arah industri belum Metode pelaksanaan dilakukan melalui
begitu dilirik baik oleh masyarakat yang penyuluhan kepada masyarakat pengusaha
membudidayakan maupun oleh pemerintah jamur tiram dengan kegiatan pelatihan dan
setempat. 4) Perawatan dan pemeliharaan pengetahuan tentang cara pembibitan jamur
jamur tiram belum dipahami. Perawatan dan tiram yang baik, cara pembuatan media
pemeliharaan jamur tiram meliputi pertumbuhan jamur tiram, dan manfaat dan
pengendalian mikroba penganggu, jenis-jenis jamur yang beracun. Dalam
pengendalian hama dan penyakit, serta pelaksanaannya, mitra berperan langsung
penyiraman dan komposisi bahan media yang selama proses pelatihan dan penyuluhan.
tepat. Pengetahuan dan keterampilan Setelah mengikuti pelatihan ini, mitra dapat
masyarakat dalam membudidayakan jamur membuat bibit secara mandiri sehingga jamur
tiram masih minim sehingga menyebabkan tiram yang dihasilkan dapat terjaga
rendahnya produktivitas jamur tiram. kualitasnya dan dapat meningkatkan harga
Untuk menghasilkan jamur tiram dengan jual jamur tiram dipasaran.
kualitas yang baik, diperlukan pemahaman
dalam membuat bibit jamur tiram. Dalam Waktu dan Tempat
menghasilkan biakan murni yang bagus Kegiatan ini dilakukan mulai bulan April –
diperlukan media tanam yang bagus, September 2016 di dua lokasi, yaitu:
bernutrisi, dan terhindar dari kontaminasi Laboratorium Sel dan Jaringan Fakultas Sains
(Sher et.al dalam Mursyidah, dkk, 2015). Universitas Cokroaminoto Palopo dan di
Oleh karena itu tujuan kegiatan ini adalah Kelurahan Purangi dan Latuppa, Kota Palopo,
bagaimana memberdayakan masyarakat agar: Sulawesi Selatan.
1. Mampu memproduksi jamur tiram dengan
Bahan dan Alat
kuantitas dan kualitas yang lebih baik
Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini
sesuai standar dan secara berkelanjutan
adalah jamur tiram putih yang masih segar
sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar
yang diperoleh langsung dari lokasi budidaya
di kota Palopo.
jamur tiram, aquadest, agar, kentang,
dextrose, dedak, klorin, alkohol 70%, spiritus,
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Pascasarjana, SPS UNDIP
Semarang, 22 November 2016

serbuk gergaji, jagung, kapas, aluminium foil, bahan yang akan digunakan kedalam kotak
kapur. Alat yang digunakan adalah kotak inkas yang telah disediakan bunsen untuk
inkas, cawan petri, neraca analitik, beberapa mensterilkan setiap proses yang dilakukan.
alat gelas (kaca), pinset, botol kaca berukuran Menyemprot seluruh tangan yang masuk
250mL, panci presto, scalpel, karet gelang, kedalam kotak inkas dengan menggunakan
spatula. alkohol 70%. Membakar ujung scalpel diatas
spiritus sampai memerah kemudian
Metode Kerja Pembuatan Bibit Jamur
mendinginkannya.
Tiram
Mengambil agar plat kemudian menanam
Proses pembuatan bibit jamur tiram diawali
miselium jamur diatas permukaan agar plat
dengan menyiapkan seluruh alat dan bahan
tepat ditengah dengan cara mengerat sedikit
yang akan digunakan. Pembuatan bibit jamur
jaringannya dengan scalpel. Bibit jamur
tiram (F0) dilakukan melalui dua langkah,
diinkubasikan dalam inkubator pada suhu 28
yaitu membuat media tumbuh (PDA/Potato
°C. Setelah itu menyimpan bibit jamur dalam
Dextrose Agar) dan menginokulasikan jamur
ruang gelap dan suhu kamar hingga jamur
indukan kedalam media agar. Media PDA
tumbuh memenuhi seluruh plat agar. Bibit ini
dibuat dengan cara menimbang kentang
disebut F0. Setelah F0 terbentuk, selanjutnya
kemudian mencuci bersih dan mengupas
memindahkan bibit jamur dengan
kulitnya. Masak kentang dengan
menggunakan pinset steril ke botol-botol yang
menggunakan 1000 mL aquadest hingga
telah berisi jagung yang dicampur dengan
diperoleh sari kentang yang ditandai dengan
kapur kemudian ditutup dengan menggunakan
air rebusan yang tampak keruh. Menyaring
kapas steril. Seluruh bibit yang ditanam
sari kentang kemudian menambahkan
dalam media tumbuh diinkubasi untuk
dektrosa dan agar-agar bubuk, mengaduk
menghindarkan dari kontaminasi mikroba-
hingga seluruhnya larut. Campura media
mikroba yang tidak diinginkan. Selanjutnya
tersebut kemudian didihkan kembali hingga
disimpan dalam tempat gelap hingga seluruh
agar dan dekstrosa larut sempurna. Menuang
botol tertutupi oleh miselium jamur. Bibit ini
larutan tersebut kedalam cawan petri dan
disebut F1. Bibit inilah yang selanjutnya
menutup dengan segera cawan petri tersebut
diperbanyak oleh petani kedalam baglog-
dan mengisolasinya sehingga mikroba tidak
baglog yang berisi serbuk gergaji, dedak dan
dapat masuk kedalam cawan petri kemudian
air.
mendinginkannya. Media PDA siap
digunakan.
Hasil dan Pembahasan
Untuk proses menginokulasikan jamur tiram,
diperlukan indukan jamur yang memiliki Hasil kegiatan
Kegiatan ini diawali dengan survei
kualitas baik dengan beberapa syarat antara
pendahuluan dan wawancara dengan
lain: jamur yang masih muda yang diperoleh
kelompok usaha jamur tiram yang ada di Kota
dari panen pertama, ukuran jamur paling
Palopo. Hasil wawancara menunjukkan
besar dari koloninya, masih segar dan sehat,
bahwa ada dua permasalahan utama yang
tidak memiliki penyakit/hama, berasal dari
dialami oleh petani jamur, yaitu penyediaan
baglog yang tidak terkontaminasi.
bibit yang masih harus dipesan dari pulau
Proses selanjutnya adalah mensterilisasi
Jawa dengan biaya yang mahal. Kualitas
seluruh alat dan bahan yang akan digunakan
bibit juga menurun selama proses pengiriman
serta orang yang akan melakukan proses
dari pulau Jawa sampai di tempat tujuan, dan
inokulasi. Memasukkan seluruh alat dan
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Pascasarjana, SPS UNDIP
Semarang, 22 November 2016

kadang-kadang pemesanan bibit tertunda


karena stok bibit yang tersedia habis sehingga
mengganggu produksi jamur tiram petani.
Permasalahan kedua adalah dari sisi
manajemen, dimana kurangnya sumber daya
manusia yang terampil dalam mengolah usaha
jamur tiram, minat masyarakat dalam
budidaya jamur tiram masih kurang,
pemahaman masyarakat akan nilai gizi dan
Gambar 3. Hasil bibit F0.
manfaat jamur tiram bagi kesehatan masih
kurang, dan pengelolaan masih berorientasi
pada industri rumah tangga dan konsumsi
pribadi saja sehingga produksinya dan strategi
pemasaran belum terencana dengan baik.

Gambar 4. Hasil bibit F1 yang siap disebar.

Pembahasan
Kegiatan pelatihan pembuatan bibit jamur
Gambar 1 Pelatihan pembuatan bibit jamur berhasil mengatasi permasalahan utama yang
tiram. dirasakan oleh petani jamur tiram yaitu
penyediaan bibit jamur tiram (F0 dan F1).
Kegiatan pelatihan mengajarkan petani untuk
dapat membuat bibit jamur tiram sendiri
sehingga dapat mengurangi biaya produksi
dalam hal pengadaan bibit jamur. Beberapa
kendala yang dialami oleh petani jamur tiram
adalah dalam hal pengadaan alat-alat
pembuatan bibit jamur, oleh karena itu
pelatihan ini disertai dengan penyerahan alat-
alat utama dalam pembuatan bibit jamur,
Gambar 2. Pelatihan pembuatan baglog. antara lain autoclave yang digunakan untuk
melakukan sterilisasi terhadap seluruh alat
yang akan digunakan, enkas (lemari kaca
steril) yang digunakan untuk menanam bibit
jamur pada media tumbuh, stirer yang
digunakan untuk mencampur bahan dengan
baik, serta beberapa peralatan gelas seperti
erlenmeyer, cawan petri, gelas kimia, dan
lain-lain.
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Pascasarjana, SPS UNDIP
Semarang, 22 November 2016

Penanaman bibit jamur tersebut dilakukan 2. Peralatan produksi yang diberikan sangat
dalam lemari kaca tersebut untuk menunjang produksi bibit jamur tiram.
menghindari kontaminasi dengan 3. Pelatihan pembuatan bibit jamur
mikroorganisme lain yang ada di udara yang memberikan manfaat bagi mitra khususnya
dapat mengganggu pertumbuhan jamur tiram. dan masyarakat sekitar pada umumnya..
Hasil lain yang diperoleh mitra melalui
kegiatan pengabdian ini adalah mitra sudah
dapat memproduksi jamur tiram dalam Referensi
jumlah yang lebih besar sehingga dapat [1] L. Mursyidah, A.B.S, Maya R, Irzaman,
memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Mersi K. 2015. Pembuatan Bibit Jamur Tiram
Palopo dan sekitarnya akan jamur tiram. Putih dengan Melibatkan Remaja di Desa Situ
Ilir. Jurnal Ilmiah Agrokreatif. (2015)
Sistem pemasaran yang dilakukan oleh mitra
Volume 1 (2): 81-87.
masih dalam bentuk menerima pesanan [2] Warisno, Dahana K. 2009. Tiram:
langsung dari konsumen, selain itu mitra Menabur Jamur Menuai Rupiah. Jakarta:
masih perlu meningkatkan jumlah tenaga Gramedia Pustaka Utama (2009)
kerja untuk memenuhi permintaan [3] Nageswaran M, Gopalakrishnan A,
supermarket dan rumah makan yang ada di Ganesan M, Vedhamurthy A. Evaluation of
Water hyacinth and Paddy Straw Waste for
Kota Palopo.
Culture of Oyster Mushrooms. Journal of
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu Aquatic Plant Management, 41 (2003) 122-
dihasilkannya bibit jamur tiram yang 123.
berkualitas dan setara dengan bibit jamur [4] Badan Pusat Statistik: Palopo dalam
tiram yang di suplai dari pulau Jawa. Karena Angka. Palopo: Publikasi BPS Kota Palopo
ketersediaan alat untuk menghasilkan bibit (2012)
jamur tiram sendiri, mitra sangat terbantu dan [5] Badan Perencanaan Pembangunan Kota
Palopo: Renstra Kota Palopo. Palopo:
telah mampu menghasilkan bibit jamur tiram
Publikasi BAPPEDA Palopo (2012)
sendiri dan sehingga lebih fokus dalam
mengelola usaha jamur tiram. Pengetahuan
yang diperoleh mitra saat pelatihan dan
sosialisasi tentang budidaya dan pemanfaatan
jamur tiram digunakan oleh mitra untuk
membagi pengetahuan yang dimiliki kepada
anggota masyarakat lainnya yang memiliki
minat dalam budidaya jamur tiram. Hasil lain
yang lebih utama adalah perekonomian mitra
dan masyarakat semakin meningkat.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelatihan dan sosialisasi,
tanggapan mitra dan masyarakat dapat
disimpulkan bahwa:
1. Bibit jamur F0 dan F1 sudah dapat dibuat
sendiri oleh masyarakat sehingga dapat
menurunkan biaya produksi jamur tiram.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai