Anda di halaman 1dari 2

Hingga saat ini, masih banyak sekali anak-anak Indonesia yang meninggal karena

diare, juga juga anak-anak yang kurang gizi karena cacingan. Selain itu, masih ada pula
anak dan orang dewasa yang tertular dan meninggal karena terinveksi virus flu burung.
Padahal, dengan melakukan perilaku sederhana, cuci tangan pakai sabun (CTPS)
sebenarnya sudah dapat mengurangi risiko tertular penyakit-penyakit tersebut. Data WHO
menunjukkan, perilaku CTPS mampu mengurangi angka kejadian Diare sebanyak 45
persen. Telah dibuktikan juga bahwa CTPS dapat mencegah penyebaran penyakit
kecacingan, serta mampu menurunkan kasus infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan
Flu Burung hingga 50 persen. Sanitasi penting, karena turut menyelamatkan jiwa.

Demikian disampaikan Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, saat
berdialig dengan 8 orang Duta Sanitasi Nasional pada peringatan Hari Cuci Tangan Pakai
Sabun (HCTPS) Sedunia ke-5 tahun 2012 di Kompleks Sekolah Dasar Negeri 04, 05 dan 06
Karet Pagi, Setiabudi, Jakarta Selatan (15/10). Kegiatan tersebut dihadiri pula oleh Direktur
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Kemenkes RI,
Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE; Perwakilan UNICEF untuk
Indonesia, Angela Kearney; Perwakilan PT Unilever Indonesia, Tbk, dan Yayasan Adaro
Bangun Negeri.

Kesembilan Duta Sanitasi tersebut yaitu Ilona Beatrix Hendrata (DKI Jakarta); Alin
Mangintar Ridasari (DI Yogyakarta); Nadhifa Sekar Amalia (Sumatera Selatan); Syafrini
Kristanti (Jawa Tengah); Nur Fitrah Aliyah Fauzi (Sulawesi Selatan); Muhammad Assaidana
(Jawa Timur); Muhammad Rezki Akbar (Kalimantan Selatan) dan Mario Cebegai (Nusa
Tenggara Timur).

Dengan penuh semangat, Menkes mengingatkan para siswa/i pentingnya perilaku CTPS.
Cara ini, kata Menkes, sebagai upaya untuk menyelamatkan anak-anak Indonesia agar
terhindar dari berbagai penyakit menular.

Karena itu, biasakan cuci tangan pakai sabun (CTPS) pada waktu-waktu penting, yaitu
sebelum makan, sebelum memegang/mengolah/menyiapkan makanan, setelah buang air
besar, setelah menceboki anak, serta setelah kontak dengan hewan dan tanah. Selain itu,
hendaknya membiasakan juga menggunting/membersihkan kuku secara teratur, ujar
Menkes.

Karena itu, ajaklah teman-teman dan masyarakat di sekitar untuk membiasakan perilaku
cuci tangan pakai sabun (CTPS), sebuah perilaku sederhana tetapi berdampak luar biasa.
Hendaknya CTPS senantiasa dijadikan sebagai kebiasaan, menjadi bagian dari PHBS yang
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, kata Menkes.

Langkah untuk mewujudkan Indonesia bersih, sehat, dan berkualitas, dapat dimulai dari hal-
hal sederhana di lingkungan rumah tangga, misalnya: Edukasi pada anak dan keluarga
tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan; Peduli akan kondisi lingkungan
sekitar dengan melakukan penghijauan di sekitar rumah; Menjaga kebersihan diri pribadi
yang dimulai dengan membiasakan cuci tangan pakai sabun; serta mengajak anak-anak
untuk membiasakan cuci tangan pakai sabun (CTPS) sejak usia dini.

Selanjutnya, perwakilan UNICEF untuk Indonesia, Angela Kearney, memaparkan data WHO
memperkirakan bahwa infeksi diare mengancam kehidupan 1,87 juta anak balita setiap
tahun di seluruh dunia, membuat diare menjadi penyebab kematian bayi dan balita kedua
terbanyak setelah pneumonia. Di Indonesia, WHO memperkirakan, sekitar 31.200 anak
balita meninggal setiap tahun karena penyakit ini. Setiap tahun, lebih dari 31.000 anak-anak
di Indonesia tidak dapat merayakan ulang tahun kelima mereka karena penyakit yang
sebenarnya dapat kita cegah dengan perilaku sederhana, cuci tangan pakai sabun (CTPS).

CTPS dapat mengurangi hampir setengah kasus kejadian diare dan seperempat kasus
infeksi pernafasan (termasuk pneumonia). Perilaku ini juga mengurangi risiko penyakit
lainnya, seperti penyakit mata dan infeksi kulit. CTPS jelas merupakan cara yang paling
efektif dan murah untuk pencegahan, namun banyak orang tidak mempraktekkannya, kata
Angela.

Sementara itu, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI,
Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama menyatakan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS)
Sedunia ke-5 tahun 2012 mengusung tema global More Than Just a Day, sedangkan tema
nasional HCTPS kelima tahun ini adalah Anak Sehat Dimulai dari Tangan Sehat.

Perayaan pertama diinisiasi UNICEF pada tahun 2008, dilakukan di 21 negara (termasuk
Indonesia). Setelah itu, setiap tahun, Indonesia terus melaksanakan Hari Cuci Tangan Pakai
Sabun (HCTPS), kata Prof. Tjandra.

Prof. Tjandra juga menambahkan, kampanye CTPS bersifat nasional dan dilaksanakan di
seluruh Indonesia, sesuai dengan Surat Edaran Menkes RI No.PM/MENKES/299/VII/2012
tentang Himbauan Penyelenggaraan HCTPS Sedunia ke-5 tahun 2012 kepada seluruh
Provinsi, Kabupaten/Kota. Serangkaian kegiatan telah dilaksanakan, antara lain: Lomba
Foto CTPS secara online melalui media jejaring sosial Facebook; Talkshow Menkes dan
Duta Sanitasi bertema Apresiasi Budaya CTPS (27/9); Seminar Strategi Pengendalian
Kecacingan dan Perilaku CTPS di Kantor Kementerian Kesehatan (10/10); serta Seminar
Advokasi Peran Media dalam Perilaku CTPS (12/10).

Pada kesempatan tersebut, Prof. Tjandra juga menyerahkan penghargaan dan hadiah
kepada masing-masing Pemenang Kompetisi Foto Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) 2012.
Juara I diraih oleh Erlangga Djati dari Surakarta; Juara II diraih Hafidz Dwi Fahmi dari
Depok; dan Juara III diraih oleh Ari Infanto dari Medan. Foto bertema CTPS, sebelumnya
telah diunggah oleh para peserta di facebook Hari Cuci Tangan Pakai Sabun 2012. Para
finalis dipilih berdasarkan like terbanyak. Selanjutnya, terdapat tiga syarat utama dalam
penentuan pemenang, antara lain implementasi (bukan seremoni), terdapat air mengalir dan
busa sabun.

Sementara itu, Kepala Sekolah Dasar Negeri 05 Karet, Setiabudi, Suharso, menyampaikan
bahwa sebuah kehormatan besar, penyelenggaraan perayaan HCTPS 2012 dapat
diselenggarakan di lingkungan sekolah mereka. Dalam laporannya, beliau menyatakan SDN
05 Karet Setiabudi kekurangan sarana buang air kecil/besar. Dengan semangat gotong
royong, Menkes bersama Pemerintah Daerah setempat dan mitra swasta menggalang
bantuan secara langsung untuk pembangunan tambahan sarana toilet, air bersih, sabun,
dan bibit untuk penghijauan.

Pada kesempatan yang sama, juga dilakukan penyerahan Donasi PT Unilever Indonesia
kepada SD 05 Karet Setiabudi, Jakarta, berupa fasilitas kebersihan; Plan International
kepada SDN Ngombak, berupa rehabilitasi total dua buah SD Negeri di Desa Ngombak,
Grobogan, Jawa Tengah; USAID High Five kepada SD Inpres Barayya 2,Lembo, Makassar;
Yayasan Adaro Bangun Negeri kepada SMPN 2 Tanta, Kab. Tabalong, Kalimantan Selatan,
berupa pelaksanaan school improvement programme, termasuk sarana sanitasi, CTPS, dan
pendampinganUKS

Anda mungkin juga menyukai