Anda di halaman 1dari 24

PROGRAM KERJA

AKSES KERUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS PELAYANAN

PANDUANPEMULANGAN DARI RUMAH SAKIT ( DISCHARGE ) DAN TINDAK


LANJUT PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MARTAPURA KELAS D

PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

TAHUN 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pernahkah anda menjadi seorang pasien yang datang ke dokter dan
menolak untuk dirawat, biasanya penolakan mucul jika sang dokter
menyarankan utuk dilakukan tindakan operasi atau mungkin rawat inap
beberapa hari di rumah sakit atau mungkin anda perlu dirawat di rumah sakit
beberapa hari kemudian anda meminta pulang paksa. Dokter belum
mengizinkan anda pulang, dalam dunia medis, minta pulang sendiri sebelum
waktunya dikenal dengan istilah “pulang paksa”. Menghadapi orang sakit
butuh kesadaran ekstra, kesabaran ekstra yang bukan hanya ditujukan untuk
sang pasien teapi juga untuk keluarga ataupun orang – orang disekitar pasien
yang mungkin saja memiliki motivasi tertentu. Kesabaran menghadapi pasien
berbeda dengan kesabaran menghadapi orang lain yang bukan pasien.
Pasien adalah orang lain yang mungkin bertemu dengan seorang dokter
sekali seumur hidup, tapi efek yang muncul dari pertemuan sekali itu
kemungkinan bisa menyebabkan sang doter tidak lagi bisa melakukan
tugasnya dengan baik karena harus menghadapi tuntutan pasien yang
merasa diperlukan “kurang baik” meski penilaian sebuah sikap sifatnya relatif
dan sangat subyektif.
Begitu juga halnya menghadapi pasien yang sedang dirawat inap atau
opname. Semakin banyaknya tuntutan di masyarakat memaksa tenaga
kesehatan bersikap sangat dan lebih berhati- hati. Terutama jika awal pasien
sudah menolak untuk dirawat. Seringkali dokter dihadapkan pada pilihan yang
sulit, antara menerapkan ilmu yang dikuasai dengan penolakan pasien. Tapi
pelayanan KIE (komunikasi, informasi,edukasi) sebagai upaya untuk
menjelaskan segala kemungkinan yang bisa terjadi jika pasien dirawat tetap
harus dilakukan, meski akhirnya pasien tetap bersikukuh dengan
penolakannya.
B. DEFINISI

Penolakan pengobatan adalah pernyataan ketidaksetujuan pasien


berhubungan dengan pengobatan yang disebabkan oleh berbagai hal seperti :
kondisi pasien, dokter berhalangan, kerusakan alat, masalah administrasi, dan
lain – lain.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi seluruh staf RSUD Martapura Kelas D, jika
terjadi penolakan pelayanan atau pengobatan dari pasien dan keluarga
pasien, baik sebelum maupun setelah dilakukan perawatan.
2. Tujuan Khusus
a) Sebagai acuan apabila terjadi penolakan pelayanan atau
pengobatan
b) Agar pasien mendapatkan informasi yang jelas tentang
keadaannya dan dapat memutuskan tentang persetujuan
pelayan atau pengobatan yang akan dilakukan
c) Memberikan kepuasan pelanggan
d) Untuk menghindari terjadinya komplikasi pasien
e) Agar pelayanan atau pengobatan dapat berjalan dengan
lancar
BAB II
RUANG LINGKUP

Penolakan pengobatan pada pasien harus dilihat sebagai hak dan kebutuhan
pasien dan keluarga dalam memutuskan pelayanan dan pengobatan yang akan
dilaukan. oleh karena itu kebijakan ini secara berlaku untuk semua karyawan di
RSUD Martapura Kelas D. Termasuk doter, perawat, dan manajer jika terjadi
adanya penolakan pengobatan pasien dan keluarga.
BAB III
TATALAKSANA

A. TANGGUNG JAWAB
1) Direktur Umum (CEO) bertanggung jawab sepenuhnya untuk
menentukan efektifitas dan manajemen resiko dalam pelayanan atau
pengobatan untuk pengguna jasa (pasien dan keluarganya)
sehubungan dengan penolakan pelayanan atau pengobatan pada
pasien dan menyediaka infrastruktur yang tepat dan dukungan yang
berkesinambungan termasuk pencatatan dan pemantauannya.
2) Direktur Umum (CEO) bertanggung jawab rertahap manajemen
operasional rumah sakit termasu di dalamnya terlaksanya proses
kebijakan penolakan pelayanan dan pengobatan pasien.
3) Para kepala bagian bertanggung jawab untuk terlaksananya proses
kebijakan penolakan pelayanan atau pengobatan pada pasien dan
menjaminkeselamatan pasien setiap saat.
4) Duty officer bertanggung jawab untuk menangani setiap masalah yang
timbul diluar jam kerja dan berhubungan dengan penolakan pelayanan
atau pengobatan pada pasien dan memberikan bantuan dan petunjuk
untuk menyelesaikan masalah yang ada.
5) KUHP bertanggung jawab untuk :
a. Terlaksanyanya semua proses kebijakan penolakan pelayanan
atau pengobatan pada pasien di bagian mereka.
b. Memastikan adanya sistem operasional di ndalam unit mereka
untuk memastikan proses penolakan pelayanan atau
pengobatan pada pasien.
c. Melaporkan setiap masalah penolakan pelayanan atau
pengobatan pada pasien kepada manajer untuk membantu dan
memastikan proses penolakan dan pelayanan atau pengobatan
pada pasien.
6) Seluruh staf klinis
Seluruh staf klinis diminta patuh pada kebijakan ini dan melaporkan
setiap maslah berhubungan dengan penolakan pelayanan atau
pengobatan pada pasien kepada KUP dan melengkapi formulir laporan
kejadian yang berhubungan dengan kebijakan ini.
B. PENOLAKAN SEBELUM PASIEN DI RAWAT
1. Apabila penolakan pelayanan atau pengobatan disebabkan oleh doter
berhalangan hadir pada jadwal yang di tentukan, maka kepala unit
menginformasikan tentang penundaan / perubahan jadwal pelayanan
atau pengobatan tersebut kepada pasien.
2. Apabila penolakan pelayanan atau pengobatan disebabkan karena
kerusakan alat, maka penanggung jawab unit tersebut menghubungi
pasien dan dokter untuk menginformasikan kesusakan yang terjadi.

C. PENOLAKAN SETELAH PASIEN DI RAWAT


Apabila terdapat kondisi yang menyebabkan penolakan pelayanan atau
pengobatan seperti :
1. Masalah Medis
a. Dokter memberi penjelasan kembali tentang keadaan pasien
saat ini, dan memastikan tentang kelanjutan perawatan atau
pengobatan yang dilakukan
b. Pasien dipulangkan setelah pasien dan keluarganya mengisi
formulir penolakan pelayanan atau pengobatan yang disediakan
oleh pihak Rumah Sakit.
2. Masalah Administrasi
a. Petugas administrasi menjelaskan kepada pasien dan keluarga
pasien tentang permasalahan administrasi yang terjadi dan
memastikan tentang keputusan pasien dan keluarga pasien
mengenai kelanjutan pelayanan dan pengobatan.
b. Jika pasien menolak di lakukan perawatan lanjutan, petugas
administrasi menginformasikan ke dokter dan perawat bahwa
pelayanan atau pengobatan belum bisa dilakukan.
c. Pasien dipulangkan / menunggu sampai masalah administrasi
selesai.
3. Masalah Fasilitas / Kerusakan Alat Medis
a. Penanggung jawab unit memberikan penjelasan kepada pasien
dan keluarga tentang mkasalah fasilitas / kerusakan alat medis
yang terjadi.
b. Penanggung jawab unit menghubungi dokter dan memberikan
penjelasan tentang penyebab penolakan pelayanan atau
pengobatan.
c. Pasien di rujuk ke rumah sakit lain yang mempunyai fasilitas
pelayanan pengobatan yang sama atau di pulangkan menunggu
sampai alat diperbaiki.
d. Apabila alat sudah diperbaiki, maka penanggung jawab unut
menghubungi dokter dan menjadwal ulang dan menghubungi
pasien untuk menginformasikan jadwal yang telah ditentukan
dokter.

D. IMPLEMENTASI
Kebijakan penolakan pelayanan atau pengobatan pada pasien diberikan
kepada seluruh staf baru dalam proses pengenalab / orientasi.
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Dokumentasi ini akan di pantau untuk menjamin efektifitas dan jaminan


pelayanan.
Berdasarkan jenisnya dibagi sebagai berikut :
a. Jumlah kejadian di tiap unit yang merugikan dan yang terjadi berkaitan
dengan penolakan pelayanan atau pengobatan
b. Jumlah keluhan berkaitan dengan penolakan pelayanan atau
pengobatan pada pasien
c. Jumlah penolakan pelayanan atau pengobatan pada pasien di tiap unit
d. Jumlah pemulangan diluar jam kerja atau jam normal di unit rawat inap
2. Hasil audit, trend / tema yang teridentifikasi dan pelaporan kejadian dan
rencana pelayanan atau pengobatan harus dilaporkan kepada chief operating
officer oleh manjer terkait.
3. Semua proses penolakan pelayanan atau pengobatan pasien dicatat dalam
case note.

REFERENSI
JCL (2010)_Joint Commission Hospital Accreditation Standards 4th ed.
Join Commission Resources
PENOLAKAN TINDAKAN PENGOBATAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
445/ARK 04 /2019 0/0 1/1

RSUD Tanggal terbit


MARTAPURA KELAS 24 JANUARI 2019 Dikeluarkan oleh
D KAB.OKU TIMUR Direktur RSUD Martapura Kelas D

Dr. Dedy Damhudy


NIP.197801012010011018

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Penolakan tidakan medis dan keperawatan adalah
penolakan yang dilakukan oleh pasien atau keluarga
PENGERTIAN yang berwenang terhadap tindakan medis dan
perawatan yang akan dilakukan setelah mendapat
penjelasan lengkap dari petugas yang berwenang.
Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan
TUJUAN yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap
penyakit yang dideritanya.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD Martapura Kelas D.
No. 445/421/RSUD.MPA/2019 tentang akses kerumah
sakit dan kontinuitas pelayanan
1. Dokter penanggung jawab pasien (DPJP)
menjelaskan rencana tindakan medis dan
keperawatan yang akan dilakukan secara lengkap
dan jelas.
2. Menghormati hak pasien / keluarga pasien untuk
memutuskan rencana tindakan atau keperawatan.
3. Bila keluarga menolak rencana tindakan atau
perawatan, maka doter penanggung jawab pasien
akan :
PROSEDUR a. Menghormati keputusan pasien dan keluarga
pasien
b. Menjelaskan pada pasien atau keluarga
tentang konsekuensi dari keputusan tersebut
c. Menjelaskan pada pasien dan keluarga pasien
akan tanggung jawab pasien dan keluarga
berkitan dengan keputusan tersebut
d. Menjelaskan pada pasien dan keluarga
tentang tersedianya alternative pelayanan dan
pengiobatan
4. Pasien menandatangani surat penolakan tindakan
medis atau perawatan disaksikan oleh saksi dan
dikter.
1. IGD
UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
PENOLAKAN TINDAKAN PENGOBATAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
445/ARK 04 /2019 0/0 1/1

RSUD Tanggal terbit


MARTAPURA KELAS 24 JANUARI 2019 Dikeluarkan oleh
D KAB.OKU TIMUR Direktur RSUD Martapura Kelas D

Dr. Dedy Damhudy


NIP.197801012010011018

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Penolakan tidakan medis dan keperawatan adalah
penolakan yang dilakukan oleh pasien atau keluarga
PENGERTIAN yang berwenang terhadap tindakan medis dan
perawatan yang akan dilakukan setelah mendapat
penjelasan lengkap dari petugas yang berwenang.
Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan
TUJUAN yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap
penyakit yang dideritanya.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD Martapura Kelas D.
No. 445/421/RSUD.MPA/2019 tentang akses kerumah
sakit dan kontinuitas pelayanan
5. Dokter penanggung jawab pasien (DPJP)
menjelaskan rencana tindakan medis dan
keperawatan yang akan dilakukan secara lengkap
dan jelas.
6. Menghormati hak pasien / keluarga pasien untuk
memutuskan rencana tindakan atau keperawatan.
7. Bila keluarga menolak rencana tindakan atau
perawatan, maka doter penanggung jawab pasien
akan :
PROSEDUR e. Menghormati keputusan pasien dan keluarga
pasien
f. Menjelaskan pada pasien atau keluarga
tentang konsekuensi dari keputusan tersebut
g. Menjelaskan pada pasien dan keluarga pasien
akan tanggung jawab pasien dan keluarga
berkitan dengan keputusan tersebut
h. Menjelaskan pada pasien dan keluarga
tentang tersedianya alternative pelayanan dan
pengiobatan
8. Pasien menandatangani surat penolakan tindakan
medis atau perawatan disaksikan oleh saksi dan
dikter.
4. IGD
UNIT TERKAIT 5. Rawat Jalan
6. Rawat Inap
SURAT PERNYATAAN PENOLAKAN PENGOBATAN
PENOLAKAN TINDAKAN
Yang Bertandatangan Di Bawah Ini, Saya,
Nama____________________________
Umur ________Tahun, Laki-Laki / Perempuan*
Alamat
___________________________________________________________
Dengan Ini Menyatakan PENOLAKAN PENGOBATAN :
_________________ Terhadap Saya/ ______________________________
Saya*
Nama ____________________, Tgl Lahir_____________, Laki-
Laki/Perempuan*
Alamat
___________________________________________________________
Saya Memahami Perlunya Dan Manfaat Pengobatan Tersebut, Sebagaimana
Telah Dijelaskan Seperti Di Atas Kepada Saya, Termasuk Resiko Dan
Komplikasi Yang Mungkin Akan Timbul.
Saya Bertanggungjawab Secara Penuh Atas Segala Akibat Yang Mungkin
Timbul Sebagai Akibat Tidak Dilakukannya Pengobatan Tersebut.
Martapura, Tanggal ____________________, Pukul
_______________________
Yang Menyatakan:

SAKSI :
(______________________)
(______________________)

(______________________)
PENOLAKAN TINDAKAN MEDIS

Saya Yang Bertandatangan Dibawah Ini :


Nama
:________________________________________________________
Umur / Kelamin :________________________________Tahun, Laki-
Laki/Perempuan
Alamat
:________________________________________________________
Bukti Diri / KTP
:________________________________________________________
Dengan Ini Menyatakan Dengan Sesungguhnya Telah Memberikan

PENOLAKAN

Terhadap Diri Saya Sendiri* Istri/Suami* /Anak* /Ayah* /Ibu Saya* Dengan :
Nama
:________________________________________________________
Umur / Kelamin :________________________________Tahun, Laki-
Laki/Perempuan
Alamat
:________________________________________________________
Bukti diri/ KTP
:________________________________________________________
Dirawat Di
:________________________________________________________
Nomor Rekam Medis
:________________________________________________________
Saya Juga Telah Menyatakan Dengan Sesungguhnya Dengan Tanpa Paksaan
Bahwa Saya :
a. Telah Diberikan Informasi Dan Penjelasan Serta Peringatan Akan Bahaya,
Resiko, Serta Kemungkinan Yang Timbul Apabila Tidak Dilakukan Tindakan
Medis Berupa________
**_______________________________________________________________
______
b. Telah Saya Pahami Sepenuhnya Informasi Dan Penjelasan Yang Diberikan Oleh
Dokter.
c. Atas Tanggung Jawab Dan Resiko Saya Sendiri Tetap Menolak Untuk Dilakukan
Tidakan Yang Diajukan Dokter.

Tgl,______bulan,_______tahun,____

Saksi Dokter Yang Membuat Pernyataan


Tanda Tangan Tanda Tangan Tanda Tangan

1.____________

(_____________) (_____________) (_____________)


Nama Jelas Nama Jelas Nama Jelas

2._____________

(______________)

** Isi Dengan Jenis Tindakan Medis Yang Akan Dilakukan


* Lingkari Dan Coret Yang Lain
TATALAKSANA PASIEN KELUAR RUMAH SAKIT
TANPA IZIN DAN TIDAK KEMBALI
No. Dokumen No. Revisi Dokumen
445 / ARK 04 / 0/0 1/2
RSUD MARTAPURA 2019
KELAS D KAB.OKU Tanggal Terbit Dikeluarkan oleh
TIMUR 24 JANUARI 2019 Direktur RSUD Martapura
Kelas D

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Dedy Damhudy


NIP 197801012010011018

Pasien yang sedang menjalani rawat jalan maupun


rawat inap dan belum menyelesaikan rencana
PENGERTIAN pengobatan dan administrasinya, lalu pasien
tersebut keluar Rumah Sakit tanpa izin dan tidak
datang kembali
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam
TUJUAN penanganan pasien yang keluar Rumah Sakit tanta
izin tanpa izin dan tidak kembali lagi
SK Direktur No.445/421/RSUD.MPA/2019Tentang
KEBIJAKAN kebijakan umum pelayanan RSUD Martapura Kelas
D
1. Perawat menemukan adanya pasien rawat jalan
atau rawat inap yang keluar Rumah Sakit tanpa
izin padahal pasien belum menyelesaikan rencana
pengobatan atau administrasinya
2. Perawat berusaha mencari pasien tersebut ke
sekitar rawat inap atau rawat jalan terkait, jika
pasien atau keluarga pasien tidak ditemukan juga,
maka perawat menghubungi bagian informasi
untuk melakukan voice paging, lalu melaporkan
pada DPJP dan bagian administrasi medis
3. Bagian informasi melakukan pemanggilan pasien
melalui voice paging sebanyak 3x dengan jeda 10
PROSEDUR menit
4. Bagian administrasi medis mencoba menghubungi
pasien melalui nomor telepon yang ada ada di
berkas rekam medis pasien, jika berhasil
dihubungi, maka petugas meminta pasien tersebut
untuk kembali ke rawat inap atau poliklinik semula
5. Jika telah dilakukan voice paging 3x oleh bagian
informasi namun pasien belom kembali ke rawat
inap atau dihubungi via telepon namu tidak
berhasil, maka perawat atau petugas admisi rawat
inap atau rawat jalan melaporkan ke bagian
pengawas admission dan bagian penagihan
6. Untuk pasien rawat inap jika sampai batas waktu
ceck up (pukul 14.00) pasien tetap tidak ada kabar
maka kamar tersebut boleh di gunakan untuk
pasien lain, petugas administrasi rawat inap
melakukan prosedur lepas rawat
7. Pengawas admission meng update master pasien
dengan keterangan “belum bayar” bagian
penagihan akan melakukan ke alamat yang
tercantum diberkas rekam medis pasien dala 3x
24 jam
8. Perawat di ruang rawat inap atau rawat jalan
mendokumentasikan kedalam rekam medis pasien
1. Unit Rawat Jalan
2. Unit Rawat Inap
3. Instalasi Penunjang Medis
UNIT TERKAIT 4. Administrasi Medis
5. Humas
6. Keuangan
7. Legal
DISCHARGE PLANNING
RSUD
MARTAPURA No.Dokumen: No. Revisi : Halaman:
KELAS D 445/42.ARK.4/2019 00 1/3
KAB.OKU
TIMUR

Tanggal Terbit
Disahkan oleh
24 Januari 2019
STANDAR Direktur

PROSEDUR

OPERASIONAL

dr. Dedy Damhudi

NIP. 19780101 201001 1 018

Pengertian Komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang


diperlukan klien secara berkelanjutan dan bantuan untuk
perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga
menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada
saat tepat dan sumber yang tepat dengan harga yang
terjangkau

Tujuan Membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat


kesehatan yang optimal

Kebijakan Surat keputusan Direktur RSUD Martapura


No.445/421/RSUD.MPA/2019 tentang Akses Pelayanan
dan Kontinyuitas Pelayanan.

1. Mengkaji data pasien menyangkut nama pasien, jenis


Prosedur
kelamin, umur, ruang tempat perawatan dan nomor
rekam medis
2. Mengisi tanggal mulai dirawat sampai rencana tanggal
pemulangan, Diagnosa saat Masuk Rumah Sakit
(MRS) dan Diagnosa Keluar Rumah Sakit (KRS).
3. Keadaan umum saat pulang yaitu tingkat kesadaran,
GCS, suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan,
kesadaran dan BB
4. Kaji keadaan pasien apakah ada atau tidak
menggunakan alat bantu yang masih terpasang saat
pulang seperti infus, kateter, NGT, oksigen, earing
Aids dan lain-lain
5. Pantau kemampuan pasien dalam hal mobilisasi
apakah bisa jalan, pakai tongkat, kursi roda atau
brankard
6. Kaji masalah keperawatan selama dirawat, tindakan
keperawatan yang telah dilakukan selama dirawat
serta kemungkinan masalah keperawatan yang perlu
ditindak lanjuti dirumah
7. Berikan penyuluhan kesehatan serta menilai
kemampuan pasien/keluarga tentang beberapa
komponen-komponen :
a. Medications sehingga pasien mampu menjelaskan
ulang nama obat, indikasi, dosis dan efek samping
b. Environment : Pasien/keluarga mampu
memodifikasi lingkungan rumah, menilai situasi
rumah dan intervensi bila diperlukan, menemukan
sumber daya keuangan untuk melaksanakan
rencana pengobatan serta mampu
mengoptimalkan peran keluarga dalam perawatan.
c. Health Knowledge Disease : pasien/keluarga
mampu mengidentifikasi setiap tanda dan gejala
penyakitnya serta mampu mengambil keputusan
dalam bantuan bila terjadi penurunan kesehatan
d. Inpatient/outpatient/referrals : pasien/keluarga
mampu menuliskan dan menjelaskan hal-hal
medis ke nonmedis serta mampu menentukan
kapan waktu dan tempat untuk kontrol
e. Diet : pasien/keluarga mampu menentukan dan
merumuskan diet yang disarankan serta tahu diet
yang boleh dan yang tidak boleh dikonsumsi
8. Status pulang pasien dengan keadaan sembuh/seijin
dokter, dirujuk, permintaan sendiri, melarikan diri atau
meninggal. Bila pasien akan dirujuk harus ditulis
tempat yang akan dituju apakah dokter pribadi, rumah
sakit atau home care
9. Catat hasil pemeriksaan yang dibawa pulang
10. Memberikan bukti penyelesaian administrasi, kartu
control, surat istirahat, surat rujukan, kartu imunisasi,
surat keterangan kelahiran
11. Tulis tanggal pembuatan persiapan pasien pulang,
nama dan tanda tangan pasien/keluarga serta perawat
yang membuat

1. DPJP, Petugas Rekam Medis, Petugas Paramedis


Unit Terkait
2. Instalasi Rawat Inap
3. Unit Gawat Darurat
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Pemeriksaan Penunjang
6. Ahli Gizi
7. Fisioterapis
DISCHARGE SUMMARY
RSUD
MARTAPURA
No.Dokumen: No. Revisi : Halaman:
KELAS D
445/43.ARK.4/2019 00 ½
KAB. OKU TIMUR

Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh
24 Januari 2019
STANDAR Direktur

PROSEDUR

OPERASIONAL

dr. Dedy Damhudi

NIP. 19780101 201001 1 018

Pengertian Gambaran tindakan yang dilakukan selama pasien


tinggal di rumah sakit.

Tujuan Resume ini dapat digunakan oleh praktisi kesehatan


yang bertanggung jawab untuk pelayanan selanjutnya.

Kebijakan Surat keputusan Direktur RSUD Martapura


No.445/421/RSUD.MPA/2019 tentang Akses Pelayanan
dan Kontinyuitas Pelayanan.

1. Mengisi identitas pasien : Nama, Umur, No RM,


Prosedur
kebangsaan, dan tempat tanggal lahir.
2. Menuliskan tanggal masuk rumah sakit, tanggal
keluar serta ruangan yang merawat.
3. Mencatat keluhan utama saat masuk rumah sakit,
riwayat alergi dengan obat ataupun makanan.
4. Menuliskan hasil pemeriksaan fisik pasien : kesan
secara umum, GCS serta tanda-tanda vital sign serta
pemeriksaan fisik yang bermakna.
5. Investigasi menyangkut hasil pemeriksaan yang
dilakukan selama dirawat dirumah sakit seperti hasil
laboratorium, X-Ray, USG dan lain-lain.
6. Tulis diagnosa akhir selama perawatan.
7. Mencantumkan dokter yang pernah dikonsulkan.
8. Menulis therapy yang diberikan selama dirawat
sampai saat pasien dipulangkan.
9. Cantumkan tingkat perkembangan penyakit apakah
membaik, stabil, memburuk atau ada komplikas.
10. Kondisi saat keluar rumah sakit apakah sembuh,
membaik, tidak sembuh, meninggal ≤ 48 jam atau ≥
48 jam.
11. Tuliskan prognosis menyangkut vitality, functionaly
dan recoverably apakah baik atau buruk.
12. Bila pasien tersebut meninggal dalam perawatan
harus menuliskan penyebab kematiannya.
13. Bila pasien dipulangkan, dirujuk ataupun pindah
rawat harus menuliskan permasalahan yang masih
ada baik masalah fisik maupun mental serta tuliskan
diet untuk dirumah.
14. Memberikan dan membuat rekomendasi bila pasien
itu memang diijinkan pulang oleh dokter yang
merawat maka dibuatkan kartu control kembali dan
tanggal control serta obat yang diminum dirumah, bila
dirujuk ataupun pindah rawat maka ditulis rumah
sakit/dokter yang dituju. Dan bila terjadi kegawatan
setelah dirumah diharapkan menghubungi rumah
sakit kembali.
15. Tulis tanggal pembuatan resume pasien pulang,
nama dan tanda tangan dokter yang merawat,
disertai stempel rumah sakit.

1. DPJP.
Unit Terkait
2. Petugas.
3. Rekam Medis.
4. Petugas Paramedis.
5. Instalasi Rawat Inap.
6. Intensif Care Unit.

Anda mungkin juga menyukai