Anda di halaman 1dari 14

PROMOSI KESEHATAN

SATUAAN ACARA PENYULUHAN


“ 12 INDIKATOR KELUARGA SEHAT“

Disusun oleh

RISKA AYU EKAWATI


PO.71.24.4.17.045

Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura


Jl. Padang Bulan II Hedam Distrik Heram – Kota Jayapura
D-IV Kebidananan
Tahun Akademik 2018/2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( S A P )
12 INDIKATOR KELUARGA SEHAT

Pokok Bahasan : 12 Indikator keluarga sehat


Tanggal/ Hari : 12 maret 2019/ selasa
Waktu : 30 menit
Sasaran : ibu-ibu rumah tangga

Penyaji : Riska Ayu Ekawati / Mahasiswa DIV Kebidanan Poltekkes


Jayapura

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan bukan hanya sekedar di hilir, bukan hanya sekedar mengobati.
Tapi kesehatan ada di hulu membentuk masyarakat yang mengerti tentang
kesehatan mau menjadi manusia yang sehat dan menjaga kesehatan. Menteri
Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), menyatakan bahwa di
tahun 2020 mendatang, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, di mana
jumlah penduduk usia produktif akan sangat banyak. Namun, hal ini perlu
diantisipasi agar proyeksi jumlah generasi usia produktif yang mencapai 164 juta
jiwa benar-benar manusia yang sehat dan produktif.
Sementara itu, Kemenkes RI tidak hanya mengupayakan penguatan
layanan kesehatan primer, namun juga menguatkan program keluarga sehat. Ada
12 indikator keluarga yang harus kita cermati dan kita pahami, terang Menkes.
Keduabelas indikator keluarga sehat terbagi ke dalam lima kelompok, yaitu:
Lima indikator dalam gizi, kesehatan ibu dan anak
1) Keluarga mengerti program keluarga berencana (KB)
2) Ibu hamil memeriksa kehamilannya sesuai standar
3) Balita mendapatkan imunisasi lengkap
4) Pemberian ASI Ekslusif 0-6 bulan
5) Pemantauan pertumbuhan balita
Dua Indikator dalam pengendalian penyakit menular dan tidak menular
6) Penderita hipertensi berobat teratur
7) Penderita TB paru berobat sesuai standar
Dua Indikator dalam perilaku sehat
8) Tidak adanya anggota keluarga yang merokok
9) Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN
Dua indikator terkait lingkungan sehat
10) Mempunyai sarana air bersih
11) Menggunakan jamban keluarga
Satu Indikator kesehatan jiwa
12) Anggota keluarga akses dalam pelayanan kesehatan jiwa
Menkes mengharapkan masyarakat mampu secara mandiri untuk menjaga
kesehatannya agar merdeka dari ancaman sakit dan penyakit. Masyarakat
diharapkan agar lebih mengerti tentang kesehatan supaya tidak jatuh sakit. "Kami
mengharapkan orientasi masyarakat bukan lagi berobat saat sakit tetapi lebih baik
bila dijaga kesehatannya," tandas Menkes.
Dari survei yang kami lakukan di RT 04 di dapatkan hasil bahwa
masyarakat setempat belum memahami dan mengerti tentang 12 indikator
keluarga sehat. Dengan di buktikan pada saat kami melakukan quesioner pada 12
indikator keluarga sehat warga belum mengerti sepenuhnya tentang poin-poin
tersebut. Oleh karena itu kelompok kami sepakatt untuk memberikan penyulihan
kesejhatan mengenai 12 indikator keluarga sehat. Di harapkan setelah dilakukan
penyuluhan warga setempat dapat memahami dan menerapkan 12 indikator
keluarga sehat .

B. SUB POKOK BAHASAN


1. Pengertian keluarga sehat
2. Ciri-ciri keluarga sehat
3. 12 Indikator keluarga sehat

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit diharapkan warga RT 04
mampu memahami dan menerapkan tentang 12 indikator keluarga sehat
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 35 menit diharapkan
kelayan mampu :
a. Menjelaskan pengertian keluarga sehat.
b. Mengetahui ciri-ciri keluarga sehat.
c. Memahami dan menerapkan 12 indikator keluarga sehat.
D. METODE
 Ceramah
 Tanya jawab
 Diskusi

E. MEDIA
 Brosur
 PPT

F. SETTING TEMPAT

Ket :

: Moderator

: Penyaji

: Audience

G. Kegiatan Operasional
NO Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Klien
1 5 menit Pembukaan 1. klien menjawab salam.
1. Mengucakan salam 2. Mendengarkanserta
dan terimakasih memperhatikan
kesempatan yang
diberikan untuk
penkes
2. Memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan tujuan
2 15 menit Ceramah atau penyampaian 1. klien menjawab
materi pertanyaan
a. Menggali pengetahuan 2. Mendengarkan
klien serta memperhatikan
1. Pengertian
keluarga sehat.
2. Mengetahui ciri
ciri keluarga
sehat.
3. Memahami 12
indikator
keluarga sehat.

3 20 menit Evaluasi 1. Klien


mengajukan pertanyaan
1. Memberikan
kesempatan kepada 2. klien memperhatikan
klien untuk dan mendengarkan
bertanya
3. klien Menjawab
2. Menjawab pertanyaan
pertanyaan yang
4. Membalas
diajukan klien
terimakasih
3. Memberikan
Membalas salam
pertanyaan kepada
klien.
klien

4 5 menit Penutup
1. Mengucapkan 1. Menjawab
terimakasih dan salam
meminta maaf
apabila ada
kesalahan
2. Mengucapkan
salam

H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan Penerima Manfaat sudah terlaksana dengan baik berupa
kontrak waktu,topik, dan tempat
b. Persiapan alat bantu dan media yang digunakan untuk Penkes
2. Evaluasi proses
a. Klien mampu mengikuti Penkes dengan baik sampai selesai
b. Klien kooperatif dalam mengikuti Penkes
c. Klien dapat bekerjasama dengan perawat
d. Media dan alat bantu dapat digunakan dengan baik
e. Lingkungan mendukung dalam pelaksanaan Penkes
3. Evaluasi hasil
a. Evaluasi kognitif
Menanyakan kepada Penerima Manfaat
1) Pengertian keluarga sehat.
2) Mengetahui ciri ciri keluarga sehat.
3) Memahami 12 indikator keluarga sehat.
b. Evaluasi afektif klien menyatakan memahami tentang 12 indikator
keluarga sehat.
c. Evaluasi psikomotorik klien mampu menerapkan 12 indikator keluarga
sehat.
MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN KELUARGA SEHAT


Pengertian Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk
memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman
penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Dalam kehidupan manusia modern dan teknologi maju seperti sekarang ini
terdapat kriteria yang bisa dikategorikan dalam hidup sehat yaitu sebagai berikut :
1. Tidak sakit badan dan jiwa.
2. Cukup makan bergizi.
3. Hidup dilingkungan bersih.
4. Serta perilaku dan interaksi sesuai dengan etika dan hukum.
Apabila sebuah keluarga memiliki empat kriteria tersebut diatas dapat dikatakan
bahwa keluarga itu adalah keluarga sehat dalam arti paling sempurna atau lengkap.
Dari ketidaklengkapan empat unsur diatas maka muncullah konsep-konsep alternatif
yang mengandung pernyataan dalam arti tidak sehat dari segi tertentu, contohnya
seperti berikut :
1. Keluarga sakit-sakitan
2. Keluarga miskin
3. Keluarga kumuh
4. Keluarga jorok dan lain sebagainya.

B. CIRI-CIRI KELUARGA SEHAT


Dari penjelasan seperti diatas maka dapat disimpulkan bahwa konsep keluarga
sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut seperti :
1. Sehat badan dan sehat jiwa.
2. Terpenuhinya makanan bergizi.
3. Terciptanya lingkungan bersih.
4. Interaksi sesuai dengan etika dan hukum.
Sehat dibagi menjadi dua yaitu sehat hakiki yang mencakup kesehatan badan dan
jiwa, dan sehat sempurna yaitu sehat yang mencakup keempat kriteria yang
dikategorikan sebagai golongan sehat (tidak sakit badan dan jiwa, cukup makanan
bergizi, hidup dilingkungan bersih, serta perilaku dan interaksi sesuai dengan etika
dan hokum.
C. 12 INDIKATOR KELUARGA SEHAT
1. Keluarga Mengikuti Program KB (Keluarga Berencana)

Tentu sudah tidak asing lagi bukan dengan slogan 2 anak cukup.
Yap,,itulah program pemerintah melalui dinas BKKBN untuk mensosialisasikan
kepada masyarakat Indonesia. Program 2 anak cukup ini tentu bertujuan agar
keluarga Indonesia lebih sejahtera, karena semakin kedepan biaya hidup dan
pendidikan semakin melangit, sedangkan pendapatan rata-rata per kapita masih
rendah. Adanya program 2 anak cukup memungkinkan agar keluarga yang dibina
lebih berkualitas, mendapatkan asupan gizi dan pendidikan yang cukup. Demi
suksesnya program ini perlu adanya program KB, nah KB ini jenisnya bermacam-
macam. Ada yang hormonal dan non hormonal. KB hormonal antara lain pil KB,
implant, dan suntik sedangkan non hormonal berupa kondom, IUD/spiral dan
sistem kalender. Setiap jenis KB memiliki keunggulan dan kelemahan masing-
masing. Tinggal tergantung pasutri mau pilih yang mana. Mungkin nanti saya
bakalan buat blog tentang KB tersendiri. Salah satu keluarga sehat adalah keluarga
yang menggunakan KB, sehingga dapat tercipta keluarga yang harmonis dan
berkualitas. Tentu kita tidak mau lagi mendengar banyak anak-anak yang
terlantar, tidak mendapatkan asupan gizi dan pendidikan yang baik. Mari
sukseskan program 2 anak cukup.

2. Ibu Hamil Memeriksakan Kehamilannya (ANC) Sesuai Standar

Perlu diketahui ANC adalah singkatan dari Ante Natal Care. ANC ini
bertujuan untuk mempersiapkan janin dan ibu melewati masa persalinan dan
pasca persalinan (nifas dan menyusui). Melalui programlah yang memungkinkan
ibu dan bayi lahir selamat dan sehat serta dapat menurunkan angka kematian ibu
dan bayi yang juga merupakan salah satu indikator maju atau tidaknya suatu
negara. ANC ini minimal dilakukan sebanyak 4x. Trimester I (<14 minggu) satu
kali kunjungan, kehamilan trimester II (14-28 minggu) satu kali kunjungan, dan
kehamilan trimester III (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali
kunjungan. Masyarakat bisa melakukan ANC di bidan, puskesmas atau dokter
keluarga terdaftar. Kalau mau lebih dari 4x kunjungan jauh lebih baik. Selama
proses ANC kita akan mendapatkan banyak sekali informasi dan pengetahuan
mengenai persalinan dan perawatan bayi. Pokoknya program ini penting banget
deh buat pasutri yang ingin punya anak. Mungkin di lain kesempatan saya bakalan
nulis blog tersendiri tentang ANC.

3. Bayi Mendapatkan Imunisasi Lengkap


Buat para orang tua sebenarnya gak usah bingung kapan mau
mengimunisasi anaknya. Pada saat nanti ANC biasanya akan dikasih jadwal
pemberian imunisasi, nah itulah pentingnya ANC. Jadi para orang tua tinggal
mengikuti jadwalnya saja.

Ada 5 imunisasi wajib bagi seluruh anak di Indonesia antara lain : BCG
(Bacille Calmette-Guérin) , Hepatitis B, Polio, Campak, DPT (dypteri, pertusis,
tetanus). Imuniasi tersebut bisa dilakukan di Puskesmas atau fasilitas kesehatan
lainnya secara GRATIS karena merupakan program pemerintah. Selain 5 jenis
imuniasi wajib di atas, ternyata masih banyak lagi jenis imunisasi yang ada seperti
imunisasi influenza, campak, tifoid, dll. Akan tetapi untuk mendapatkan imunisasi
tambahan tersebut pasien harus membayar karena tidak termasuk dalam program
pemerintah. Ada yang bilang “anak saya sudah di vaksin tapi kok masih sakit
juga”. Ya benar, vaksin tidaklah 100% dapat melindungi anak, jika ia kuat maka
tidak akan terkena penyakit, namun apabila sampai jatuh sakit tentunya tidak
separah anak yang belum di imunisasi. Mungkin kalau boleh saya tambahkan,
selain imunisasi mungkin indikator keluarga sehat bisa ditambahkan dengan
pemberian vitamin A secara rutin. Jadi mungkin judulnya “Bayi mendapatkan
imunisasi dan vitamin A lengkap”.

4. Pemberian ASI Ekslusif Bayi 0-6 Bulan

ASI baiknya diberikan hingga anak berumur 2 tahun. Sangat krusial untuk
terus diberikan secara terus menerus sampai anak berumur 6 bulan. Masalah yang
sering ditemui adalah ASI yang tidak dapat keluar dari payudara sang bunda. Pada
dasarnya Allah telah menciptakan tubuh perempuan dengan sangat indah dan
sempurna. Secara otomatis wanita yang melahirkan akan mengeluarkan ASI, tapi
ada juga yang tidak mengeluarkan ASI, biasanya hanya karena kondisi psikologis
si ibu pasca melahirkan, atau kurang di stimulasi. Bisa juga karena asupan gizi si
ibu yang kurang baik saat mengandung, atau bahkan karena memang pernah ada
riwayat operasi payudara.Oleh karena itu perlu dilakukannya ANC secara rutin
untuk mempersiapkan hal-hal seperti di atas.

5. Pemantauan Pertumbuhan Balita

Lagi-lagi nanti saat ANC kita juga akan diinformaskan mengenai KMS
(Kartu Menuju Sehat). KMS berisi jadwal pemberian imuniasi dan vitamin A serta
grafik pertumbuhan balita. Sebenarnya masih banyak lagi informasi-informasi
penting yang ada di dalam KMS. Makanya selain rajin update foto bayi di medsos,
tidak ada salahnya juga jika para bunda rajin update KMS anaknya. Idelanya tiap
bulan balita selalu ditimbang di posyandu/puskesmas untuk nanti dicatat di KMS.
Biasanya nanti di posyandu/puskesmas akan ada penyuluhan, pengobatan atau
pembagian makanan tambahan untuk balita.

6. Penderita TB Paru Yang Berobat Sesuai Standar

TB paru ini masih menjadi penyakit yang sangat diperhatikan pemerintah


karena penyebarannya yang sangat cepat dan pengobatan yang sangat lama. Enam
bulan adalah waktu yang paling cepat untuk pengobatan TB Paru. Penyakit ini
sebenarnya sangat mudah untuk dicegah. Membuat rumah dengan ventilasi yang
baik dan kebersihan lingkungan adalah kunci utamanya. Selain itu penggunaan
masker pada pasien yang terkena TB Paru adalah kunci utama untuk mencegah
penyebarannya. Hal yang paling sulit adalah menjaga kepatuhan pasien untuk
minum obat secara rutin, sehingga diperlukan komitmen yang tinggi baik dari
pasien, keluarga pasien dan petugas kesehatan untuk mengatasi penyakit ini.

7. Penderita Hipertensi Yang Berobat Teratur

Bukan rahasia umum lagi kalau hipertensi atau penyakit darah tinggi
adalah penyakit yang paling banyak kita temui di masyarakat. Pengobatan
penyakit ini juga tidak kalah susahnya dengan pengobatan TB Paru sehingga
menjadi salah satu indikator keluarga sehat di Indonesia. Pengobatan hipertensi
tak jarang membutuhkan waktu seumur hidup agar tekanan darahnya tetap
terkontrol. Banyak sekali komplikasi akibat penyakit ini antara lain yang paling
sering adalah stroke. Penderita perlu rutin dan sedini mungkin mengobati penyakit
ini agar tidak terjadi komplikasi yang lebih parah.

8. Penderita Gangguan Jiwa Berat Yang Diobati

Hampir sama dengan dua penyakit sebelumnya. Penyakit kejiwaan


membutuhkan perawatan khusus dan support keluarga yang besar.
9. Tidak Ada Anggota Keluarga Yang Merokok

Selain dapat menyebabkan TB paru, rokok juga memberikan peranan


besar dalam timbulnya kanker. Ini adalah masalah dan dilema nasional. Tidak
perlu saya uraikan panjang lebar dampak negatif dari rokok karena sudah sangat
banyak yang membahasnya. Semua kembali ke pribadi masing-masing. Rp
12.000 untuk sebungkus rokok rasanya akan lebih arif jika dibelikan susu atau
bubur kacang ijo untuk anak.

10. Sekeluarga Sudah Menjadi Anggota JKN

JKN adalah Jaminan Kesehatan Nasional yang merupakan program


pemerintah agar seluruh rakyatnya memiliki jaminan kesehatan melalui suatu
badan yang bernama BPJS Kesehatan. Rasanya nama BPJS jauh lebih ngetop
dibanding JKN. Program ini baru eksis sejak Januari 2014. Jadi bisa dibilang
program JKN ini masih baru dan masih banyak warga Indonesia yang belum
mendaftarkan dirinya, sehingga perlu adanya sosialisasi besar-besaran mengenai
manfaat menjadi peserta JKN. Memang benar masih banyak kekurangan terkait
pelayanan JKN ini, oleh karena itu seluruh komponen pemerintahan dan
masyarakat tentunya harus sama-sama bergotong royong mensukseskan program
yang mulia ini demi Indonesia yang lebih sehat. Untuk lebih lengkapnya bisa klik
link BPJS Kesehatan
11. Mempunyai Sarana Air Bersih

Air bersih adalah kebutuhan pokok setiap keluarga, mulai dari keperluan
mencuci sampai keperluan air minum. Tentunya keberadaan sarana air bersih
menjadi peran penting dalam 12 indikator keluarga sehat. Maraknya penyakit
diare dan saluran pencernaan lainnya seperfi tifus dll semuanya bersumber dari
asupan makan dan minum yang tidak baik. Keluarga yang sehat wajib memiliki
sarana air bersih yang memadai. Selain menggali sumur pribadi, warga juga bisa
menggunakan jasa PDAM untuk keperluan air bersih. Namun ada juga yang
berinisiatif untuk menampung air hujan. Apa saja rasanya tidak masalah asalkan
bersih dan mencukupi. Tentu hal ini bukanlah hal yang sepele, dibutuhkan peran
dari instansi terkait untuk memeratakan penyebaran air bersih di Indonesia.

12. Menggunakan Jamban Keluarga

Selain menggunakan air bersih dalam aktivitas rumah tangga. Jamban juga
memegang peranan penting dalam suksesnya keluarga sehat Indonesia. Penyakit-
penyakit saluran pencernaan seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya juga
dipengaruhi oleh penggunaan jamban yang tidak semestinya. Buang air
sembarangan sangat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan
sumber mata air yang tentu akan menjadi sumber penularan penyakit bagi warga
disekitar.
Daftar pustaka
http://ntb.bkkbn.go.id/_layouts/mobile/dispform.aspx?List=8c526a76-8b88-44fe-8f81-
2085df5b7dc7&View=69dc083c-a8aa-496a-9eb7-b54836a53e40&ID=689
https://kurniawanican.wordpress.com/2016/08/22/12-indikator-keluarga-sehat-part-i/

Anda mungkin juga menyukai