Anorekssia Saras
Anorekssia Saras
REFERAT PSIKIATRI
“ Anoreksia Nervosa“
DISUSUN OLEH :
DEWI KURNIA SARASWATI
N 111 17 118
PEMBIMBING KLINIK
dr. Dewi Suryani Angjaya, Sp.KJ
PENDAHULUAN
dan medis yang serius. Gangguan makan, seperti anorexia nervosa (AN) dan
mengklasifikasikan ada tiga jenis gangguan makan yaitu anorexia nervosa (AN),
terhadap tubuh, ketakutan ekstrim menjadi gemuk, dan perilaku makan yang
sangat terganggu. BN ditandai dengan perilaku makan dalam jumlah yang besar
global sejak 50 tahun yang lalu. Di Amerika Serikat, dilaporkan satu hingga dua
juta wanita memenuhi kriteria diagnostik untuk BN, dan 500,000 wanita
Peningkatan ini berkaitan dengan kesadaran ekstrim tentang berat badan dan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
yaitu menolak untuk mempertahankan berat badan normal minimal, rasa takut
tubuh dan bentuknya yang signifikan. DSM-IV-TR juga mencatat bahwa istilah
makan jarang terjadi pada tahap awal gangguan ini. Lebih lanjut, anoreksia
nervosa ditandai dengan gangguan citra tubuh yang menonjol dan terus
ini yang mementingkan penampilan fisik dengan bentuk tubuh yang kurus,
telah membuat remaja putri saat ini memiliki kepercayaan diri yang kurang,
remaja putri selalu menilai dirinya melalui kaca mata orang lain yaitu teman-
kurang mampu menerima diri apa adanya, anggapan bahwa dengan memiliki
2.2 EPIDEMIOLOGI
anak perempuan prapubertas dan pada laki-laki. Usia yang tersering untuk
terjadi pada kira-kira 0.5 sampai 1 persen gadis remaja. Gangguan ini terjadi
muda yang memilki beberapa gejala anoreksia nervosa tetapi tidak memenuhi
saat ini yang mementingkan penampilan fisik dengan bentuk tubuh yang
kurus, telah membuat remaja putri saat ini memiliki kepercayaan diri yang
kurang, remaja putri selalu menilai dirinya melalui kaca mata orang lain yaitu
merasa kurang mampu menerima diri apa adanya, anggapan bahwa dengan
2.3 ETIOLOGI
genetik. Gangguan mood berat lebih sering ditemukan pada anggota keluarga
Faktor Biologis
Opioid andogen dapat turut berperan dalam penyangkalan rasa lapar pada
muncul yang dipicu oleh diet yang tidak tepat atau stress emosional.
hipotalamus. [5]
Faktor Sosial
melalui tekanan masyarakat akan olah raga dan kekurusan. Tidak ada
bukti menujukkan bahwa pasien ini memiliki hubungan yang dekat tetapi
kekacauan dan isolasi yang tinggi, serta tingkat empati dan pengaushan
nyaman.[3]
lainnya. Pasien seperti ini khasnya tidak memiliki rasa autonomi dan
normal minimal sesuai dengan usia dan tinggi badan (cth., penurunan
B. Rasa takut yang hebat akan kenaikan berat badan atau menjadi gemuk
tidak semestinya pada evaluasi diri mengenai berat badan atau bentuk
tubuh, atau penyangkalan betapa seriusnya berat badan saat ini yang
rendah.
biasanya jarang terjadi sapai saat gangguan sudah lanjut. Bukti bahhwa
lazim dilakukan.
dan sering membawa perms dengan jumlah banyak di kantong dan tasnya.
sering menyangkal bahwa perilaku mereka tidak lazim atau dengan datar
menolak mendiskusikannya.
berat badan mereka yang turun menjadi tampak jelas. Ketika penurunan
BB menonjol, tanda-tanda fisik seperti hipotermia (hingga 35oC), edema
mesenterika superior.[3]
penyalahgunaan laksatif).
menyebabkan penurunnan berat badan (cth., tumor atau kanker otak). Gejala
skizofrenik dan bulimia nervosa. Semua kelainan ini mempunyai geajala yang
gangguan gastrointestinal.
memiliki nafsu makan yang normal dan merasa lapar. Pada agitasi
atau gangguan citra tubuh, seperti yang dimiliki oleh pasien anoreksia
nervosa.
membatasi tampak lebih kecil kemungkinan untuk pulih dari pada mereka yang
demikian, pada mereka yang kembali mendapatkan berat badan yang cukup,
perokupasi terhadap makanan dan berat badan sering berlanjut, hubungan sosial
sering buruk, dan depresi kadang terjadi. Umumnya prognosis tidak baik. Studi
2.7 TERAPI
Psikoterapi
teta[i resistensi pasien dapat membuat proses menjadi sulit dan harus
1481-8.
hal 130-131