PENDAHULUAN
Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat disebut juga hidrat arang. Karbohidrat sebagai sumber energi utama di bentuk oleh
tumbuhan melalui proses fotosintesis. Dalam tubuh manusia atau hewan, karbohidrat terbentuk
melalui reaksi yang terjadi dari beberapa asam amino dan gliserol lemak. Karbohidrat sebagian
besar di jumpai pada produk nabati seperti serealia, umbi-umbian, dll. Makanan yang paling
banyak mengandung karbohidrat adalah nasi, singkong, roti, mie, dll [1].
1. Monosakarida atau gula sederhana, yaitu karbohidrat yang paling sederhana sehingga tidak
dapat di hidrolisis menjadi karbohidrat jenis lain. Karbohidrat yang termasuk dalam golongan
Monosakarida, antara lain adalah:
Glukosa
Fruktosa
Galaktosa,dll
2. Oligosakarida, yaitu karbohidrat yang terbentuk dari 2-10 monosakarida saling berikatan.
Ikatan yang terjadi antar molekul monosakarida di sebut ikatan glikosida. Oligosakarida dapat
dihidrolisis menjadi beberapa molekul monosakarida tergantung pada banyak molekul yang
menjadi pembentuknya. Oligosakarida banyak macamnya dan dikelompokan berdasarkan
banyaknya molekul monosakarida yang menjadi pembentuknya. Contohnya:
Oligosakarida yang terdiri dari 2 monosakarida di sebut disakarida. Contohnya: sukrosa,
maltosa, laktosa
Oligosakarida yang terdiri dari 3 monosakarida disebut triosa. Contohnya: rafinosa,
maltotriosa, dan begitu seterusnya.
Amilum
Amilosa
Glikogen
Berdasarkan sifat ketersediaannya (availibilitas) bagi tubuh, maka jenis jenis karbohidrat
yang terkandung di dalam bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Karbohidrat Tersedia, yaitu karbohidrat yang dapat dicerna dan/atau diserap, serta
dimetabolisasi di dalam tubuh. Kelompok ini meliputi monosakarida (contohnya :
fruktosa, glukosa dan galaktosa); disakarida dan oligosakarida (contohnya : sukrosa,
laktosa, maltosa, trehalosa dan oligosakarida lain yang sejenisnya dengan maltosa dan
isomaltosa); dan polisakarida glukan (contohnya : pati, dekstrin dan glikogen). Termasuk
juga kelompok gula alkohol dan senyawa senyawa sejenis, baik itu yang terdapat secara
alami di dalam bahan pangan maupun yang sengaja ditambahkan (contohnya : sebagai
pemanis untuk menggantikan sukrosa).
2. Karbohidrat Tidak Tersedia, ialah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim
enzim yang terdapat di dalam saluran pencernaan manusia, pada akhirnya tidak dapat
diserap oleh tubuh. Karbohidrat yang termasuk di dalam kelompok ini ialah oligosakarida
yang tergolong sebagai seri rafinosa (stakhiosa, rafinosa dan verbaskosa); polisakarida
glukan (selulosa); polisakarida turunan (hemiselulosa, pektin, gum, lignin); serta
beberapa macam disakarida, contohnya laktulosa. Karbohidrat yang tidak tersedia
tersebut dapat difermentasi oleh mikroflora yang terdapat di dalam saluran pencernaan,
menjadi asam lemak rantai pendek dan asam laktat. Usus (besar) akan menyerap sebagian
dari hasil fermentasi dan akhirnya dimetabolisme di dalam tubuh.
Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-
senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula
pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keto bebas. Semua monosakarida
(glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati
(polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi. Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan
berhubungan erat dengan aktifitas enzim, dimana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin
tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah gula pereduksi yang dihasilkan selama reaksi
diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro salisilat/dinitrosalycilic acid (DNS) pada
panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi nilai absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak
pula gula pereduksi yang terkandung.
Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini
dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau
bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula
reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain. Sedangkan yang
termasuk dalam gula non reduksi adalah sukrosa. Salah satu contoh dari gula reduksi adalah
galaktosa. Galaktosa merupakan gula yang tidak ditemui di alam bebas, tetapi merupakan hasil
hidrolisis dari gula susu (laktosa) melalui proses metabolisme akan diolah menjadi glukosa yang
dapat memasuki siklus kreb’s untuk diproses menjadi energi.
Galaktosa merupakan komponen dari Cerebrosida, yaitu turunan lemak yang ditemukan
pada otak dan jaringan saraf. Sedangkan salah satu contoh dari gula reduksi adalah Sukrosa.
Sukrosa adalah senyawa yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai gula dan dihasilkan
dalam tanaman dengan jalan mengkondensasikan glukosa dan fruktosa. Sukrosa didapatkan
dalam sayuran dan buah-buahan, beberapa diantaranya seperti tebu dan bit gula mengandung
sukrosa dalam jumlah yang relatif besar. Dari tebu dan bit gula itulah gula diekstraksi secara
komersial [3] .