Anda di halaman 1dari 8

DIAGNOSTIC READING

(Diagnosa Kebutuhan Perubahan Organisasi)

Oleh :

IHWAN, MT

NIP. 197709092005010008

PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU


BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SDM
DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III
ANGKATAN IV
TAHUN 2017
2

DIAGNOSA KEBUTUHAN PERUBAHAN ORGANISASI


(Identifikasi, analisis, diagnose perubahan, penetapan sasaran)

Nama Peserta Diklat : IHWAN, MT


Pendidikan dan Pelatihan Tingkat : III (Tiga)
Jabatan (eselon peserta) : Kabid Cipta Karya (III B)
1. Profil Lembaga
a. Nama OPD : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kota
Lubuklinggau
b. Visi dan Misi Organisasi :
1) Visi :
Tersedianya infrastruktur pekerjaan umum dan pemukiman yang
berkeadilan dan berkeadilan.
2) Misi :
1. Meningkatkan konektivitas wilayah dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi dengan penediaan infastruktur pekerjaan
umum yang andal;
2. Meningkatkan kualitas dan cakupan pembangunan infrastruktur
dasar kawasan perkotaan;
3. Mewujudkan keterpaduan pembangunan infrastruktur
pekerjaan umum dan permukiman berbasis penataan ruang;
4. Meningkatkan efektivitas pemanfaatan Sumber Daya Air;
5. Meningkatkan kinerja aparatur melalui dukungan prasarana
gedung; dan
6. Menyelenggarakan dukungan organisasi dan ketatalaksanaan
yang akuntabel dan kompeten dengan menerapkan prinsip-prinsip
good governance.

c. Struktur Organisasi :
Berikut susunan organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
Lubuklinggau berdasarkan Peraturan Walikota Lubuklinggau Nomor 39 Tahun
2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata
Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Lubuklinggau.
3
4

d. Tugas dan Fungsi :


tugas pokok menyelenggarakan menyelenggarakan perumusan kebijakan serta
koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan dan
pengendalian, pelaksanaan penyehatan lingkungan permukiman dan air
minum, pelaksanaan penataan bangunan dan pengembangan pemukiman.
Fungsi :
1) memverifikasi penyusunan rencana program, kegiatan dan petunjuk
teknis di bidang cipta karya;
2) mengkoordinasikan pelaksanaan progam di bidang cipta karya;
3) pengawasan dan pengendalian pelaksanaan progam di bidang cipta
karya;
4) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; dan
5) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.

e. Data Pendukung
Sumberdaya manusia yang ada di Dinas pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kota Lubuklinggu berjumlah 91 orang dengan masing-masing bidang terdiri
dari :
a. Sekretariat 17 orang.
b. Bidang Sumber Daya Air 15 orang.
c. Bidang Cipta Karya 23 orang.
d. Bidang Bina Marga 20 orang.
e. Bidang Tata Ruang 7 orang.
f. Bidang Jasa Konstruksi 9 Orang

f. Lain – lain :
1) Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Lubuklinggau.
2) Peraturan Walikota Lubuklinggau Nomor 39 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Lubuklinggau.

2. Analisis Kebutuhan Perubahan Organisasi


a. Identifikasi Masalah
5

Dari pengamatan, ada beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi di


Bidang Cipta Karya Dinas PUPR , permasalahan tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut :

Tabel 1. Identifikasi Masalah

Kondisi Yang
No. Kondisi Saat Ini
Diharapkan
1 Tersedianya database Belum tersedianya database
jaringan drainase Kota jaringan draninase Kota
Lubuklinggau yang valid Lubuklinggau
2 Termonitornya progress Progress pekerjaan konstruksi
pekerjaan konstruksi tidak termonitor dengan baik
3 Terlaksananya sistem Sistem perencaan teknis belum
perencanaan teknis yang terpadu serta belum efektif dan
terpadu efektif, efisien dan efisien
aplikabel
4 Pemantauan kondisi Belum tertatanya sistem
infrastruktur yang pemantauan untuk konsisi
memerlukan penanganan infrastruktur yang memerlukan
segera dilaksanakan dengan penanganan segera
tersistem dan akuntabel
5 Tertibnya pelaksanaan Tidak tertibnya pelaksanaan
pekerjaan fisik yang pekerjaan fisik yang
melampaui Tahun Anggaran melampaui Tahun Anggaran

Untuk menemukan skala prioritas isu aktual, ditentukan melalui matriks


penilaian isu aktual prioritas yang mencakup empat kriteria penilaian APKL
yaitu :
1. Aktual : melihat kejadian yang memang sedang terjadi atau
sedang dalam proses kejadian, serta sedang hangat dibicarakan.
2. Problematik : mengandung suatu permasalahan yang perlu
dicari penyebab dan pemecahannya.
3. Kekhalayakan : menyangkut kepentingan orang banyak dan
bukan hanya kepentingan satu orang atau kelompok tertentu.
4. Kelayakan : bersifat logis, pantas, realistis sesuai tugas,
wewenang dan tanggung jawab.
Tabel 2. Analisa APKL
Untuk Menentukan Prioritas Masalah
No. Isu Aktual Kriteria Tota
(Likert l
6

Score) Nila
A P K L i
1 Belum tersedianya database jaringan 4 3 4 4 15
draninase Kota Lubuklinggau
2 Progress pekerjaan konstruksi tidak 5 5 5 5 20
termonitor dengan baik
3 Sistem perencaan susah diterapkan serta 4 4 4 2 14
belum efektif dan efisien
4 Belum tertatanya sistem pemantauan 4 4 4 4 16
untuk konsisi infrastruktur yang
memerlukan penanganan segera
5 Tidak tertibnya pelaksanaan pekerjaan 4 5 4 3 16
fisik yang melampaui Tahun Anggaran

Gap/Kesenjangan

Berdasarkan identifikasi permasalahan menggunakan metode APKL, maka


dapat disimpulkan permasalahan utama adalah “progress pekerjaan
konstruksi yang tidak termonitor dengan baik”. Kesenjangan yang
menyebabkan terjadinya permasalahan tersebut yaitu:
1. Tidak tertibnya laporan pelaksanaan kegiatan secara berkala;
2. Rendahnya sumber daya aparatur; dan
3. Sistem Pembayaran Pekerjaan yang menggunakan metode
angsuran (Termin) .

b. Permasalahan
Prioritas masalah dengan menggunakan matrik USG adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Prioritas Masalah

No. Masalah Pokok U S G TT Priori


1. Tidak tertibnya laporan pelaksanaan 5 5 4 14 I
kegiatan secara berkala
2. Rendahnya kinerja sumberdaya aparatur 5 4 4 13 II
3. Sistem Pembayaran Pekerjaan yang 4 4 4 12 III
menggunakan metode angsuran (Termin)

Dari tabel. 3 terlihat bahwa hasil analisis USG ” Tidak Tertibnya Laporan
Pelaksanaan Kegiatan Secara Berkala”. menjadi prioritas masalah penyebab
dari masalah ” Progress Pekerjaan Konstruksi Yang Tidak Termonitor
Dengan Baik”
7

c. Analisa Masalah
Dari permasalahan yang telah dianalisis menggunakan metode USG pada
tabel. 3, maka akan dilakukan analisis masalah dengan menggunakan metode
force field analysis, sehingga dapat dipetakan kekuatan pendukung dan
penghambatnya sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Force Field Analysis

Faktor Pendukung/Pendorong Faktor Penghambat Alternatif Strategi

1. Adanya dukungan dari atasan untuk 1. Tidak tersedianya 1. Membuat sistem


melaksanakan monitoring proyek sistem monitoring monitoring
progress pekerjaan progress
2. Tingginya tuntutan masyarakat untuk konstruksi yang pekerjaan
meningkatkan kualitas pembangunan terintegrasi dan mudah konstruksi yan
proyek diakses terintegrasi da
mudah diakses
3. Terbentuknya Tim Pendamping 2. belum ada pembakuan
Pemantauan Pelaksanaan pelaporan pelaksanaan 2. Membuat atura
Pembangauan Daerah (TP4D) proyek mengenai
pedoman
4. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan 3. Kurangnya pegawai di pelaporan
dibatasi sesuai oleh kontrak Bidang Cipta Karya pelaksanaan
proyek
4. Kurangnya kesadaran
pelaksana proyek 3. Mengajukan
untuk melaporkan permohonan
progress penambahan
perkembangan pegawai
pekerjaannya secara
berkala

e. Penetuan Prioritas Alternatif


Berdasarkan alternatif strategi/solusi pada tabel 4. di atas, dilakukan
penentuan prioritas/perangkingan alternatif dengan Metode Tapisan Mc.
Tamara’

Tabel 5. Tabel Tapisan


8

Kelayakan
Kontribusi /
Alternatif /
No. Biaya Tota
Strategi Kemudaha
Efektifitas
n
1 Membuat sistem monitoring 8 4 3 4
progress pekerjaan
konstruksi yang terintegrasi
dan mudah diakses
2 Membuat aturan mengenai 2 4 2 3
pedoman penyusunan
laporan pelaksanaan proyek
3 Mengajukan permohonan 4 2 3 2
penambahan pegawai

d. Penetapan sasaran perubahan (reform)


Dari hasil analisis dengan menggunakan tapisan mc tamara tersebut, maka
sasaran perubahan yang akan dilakukan adalah : “meningkatkan kualitas
pekerjaan konstruksi melalui monitoring progress pekerjaan konstruksi”

e. Topik/judul proyek perubahan yang diusulkan :


“Sistem Monitoring Progress Pekerjaan Konstruksi Yang Terintegrasi
Sebagai Sistem Pengendali Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Di Kota
Lubuklinggau ”.

Lubuklinggau, Agustus 2017

Coach Mentor Peserta Diklat

MUHAIMIN, S. STP, MAP Ir. H. NOBEL NAWAWI, MT IHWAN, MT


NIP. 198306202002121002 NIP. 196308191989031005 NIP. 197709092005011008

Anda mungkin juga menyukai