Dosen Pembimbing:
Disusun oleh:
Bela negara menurut UU No. 3 Tahun 2002 adalah sikap dan prilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaanya kepada NKRI yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara. Sikap dan prilaku tersebut tercermin melalui Karakter Bangsa
Indonesia yang merupakan jatidiri bangsa yang membedakan dari negara lain.
Bentuk bela negara dapat dilakukan dengan 2 cara yakni secara fisik dan non
fisik. Bela negara secara fisik dilakukan dengan cara mengangkat senjata oleh
TNI untuk menghadapi ancaman militer, sedangkan bela negara non fisik
dilakukan dengan tidak mengangkat senjata melainkan sesuai dengan profesi
masing-masing, dalam hal ini bela negara diwujudkan untuk menghadapi
fenomena perkembangan lingkungan strategis khususnya dibidang Energi.
Menurut International Energy Agency (IEA), pada tahun 2020 penduduk dunia
diperkirakan mencapai 7,8 miliar jiwa dan pada tahun 2035 penduduk dunia
mencapai 8,7 miliar jiwa. Dengan populasi yang terus naik, sementara SDA
semakin terbatas, maka persaingan penduduk dunia akan semakin keras demi
melanjutkan kelangsungan hidup.
Dari gambar 1. diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan energi dimasa mendatang
semakin tinggi, dan penggunaan EBT semakin meningkat sedangkan untuk
minyak berkurang. Namun, melihat kondisi sumber energi fosil saat ini yang
menuju krisis, maka dimasa mendatang, dikhawatirkan konflik-konflik yang
terjadi adalah atas dasar pemenuhan kebutuhan energi. Pemenuhan kebutuhan
pasokan energi tak hanya dilakukan melalui transaksi di pasar energi global,
tetapi juga bergerak ke arah penguasaan sumber-sumber energi di negara-
negara yang memiliki sumber daya energi. Perilaku ini dalam praktiknya banyak
didominasi oleh aktor di suatu negara. Pergeseran pola ini juga telah
meningkatkan tensi politik dan ketegangan yang berkepanjangan, baik
antarnegara maupun kawasan, terutama dalam memperebutkan wilayah-
wilayah yang diperkirakan kaya sumber energi. Kondisi ini semakin rawan
bilamana kolaborasi dalam memperebutkan sumber energi tersebut melibatkan
pula perusahaan-perusahaan yang memiliki kekuatan modal yang sangat
besar. Salah satu bentuk pencegahan adalah kerja sama antarnegara dan
kawasan dalam rangka menjaga keamanan bersama terhadap kepastian
pasokan energi.
Saat ini, telah terjadi perubahan dalam konsep geopolitik yang dipengaruhi oleh
perkembangan dan transformasi ekonomi serta teknologi informasi. Arus
modal, perdagangan, dan transaksi keuangan telah berkembang melampauii
batas ruang dan waktu. Untuk menguasai sumber-sumber energi dunia saat inii
dapat dilakukan melalui kekuatan informasi. Kekuatan membangun informasii
sangat terkait dengan tersedianya data yang memiliki akurasi tinggi dan
disampaikan pada waktu yang tepat. Kekuatan ini dapat dilihat dari IEA dan
OPEC serta lembaga energi dunia lainnya yang dapat mempengaruhi pasar
energi dunia dan pola kebijakan energi suatu negara melalui kekuatan
informasi.
sikap bela negara yang menjadi solusi/langkah kongkret sebagai wujud rasa
cinta tanah air adalah:
1. Dari sisi pemerintah:
a. Harus membuat kebijakan yang mendorong pengembangan EBT
yang komprehensif dari hulu sampai hilir.
b. Mengadakan hubungan kerjasama dalam skala bilateral maupun
multilateral dengan tujuan menstabilkan harga minyak dunia. Forum
kerjasama merupakan upaya solutif, mengingat negara-negara dunia
memiliki interdependensi terhadap pemenuhan kebutuhan energinya.
2. Dari sisi penyedia BBM
a. Memenuhi kebutuhan BBM di semua wilayah yang ada di Indonesia
b. Menggunakan teknologi pengolahan BBM yang hemat energi
c. Mendukung kebijakan pemerintah untuk mengembangkan EBT,
terutama untuk sector transportasi
d. Menggalakkan produksi Bahan Bakar Nabati, sehingga dapat
menurunkan penggunaan energy fosil dan emisi Gas Rumah Kaca
3. Daris sisi pengguna BBM
a. Mentransformasikan kebiasaan yang semula boros BBM menjadi
hemat BBM
b. Tidak melakukan kegiatan mengoplos BBM
c. Menggunakan kendaraan yang hemat BBM
d. Tidak menggunakan kendaraan motor dan atau mobil yang sudah
tidak layak pakai
e. Menggunakan BBM yang berbasis Nabati
f. Tidak melakukan kegiatan penyelundupan BBM
4. Dari sisi Industri Batubara
a. Melakukan reklamasi lingkungan pada area bekas penambangan
batubara sistem open pit (tambang terbuka)
b. Meningkatkan DMO (Domestic Market Obligation) yaitu
mengutamakan keperluan dan pemenuhan dalam negeri
c. Meningkatkan TKDN dan mengutamakan sumberdaya lokal
5. Dari sisi Penyedia Listrik
a. Memperluas pembangkitan tenaga listrik terutama untuk daerah 3T
(Terluar, Terpencil, dan Terdepan)
b. Menerapkan konservasi energi listrik secara efektif
c. Menggunakan sumber energi terbarukan sebagai bahan bakar
pembangkit listrik seperti B20 untuk membantu menurunkan
konsumsi bahan bakar fosil dan emisi Gas Rumah kaca.
6. Dari sisi Pengguna Listrik
a. Pengembangan kurikulum green education melalui materi konservasi
energi
b. Pengembangan kebiasaan hidup hemat energi
c. Penggunaan listrik sesuai dengan kebutuhan
d. Penggunaan produk-produk hemat energi berlogo SNI
e. Arah pembangunan berorientasi pada system konservatif seperti
konsep green building
f. Ikut berkontribusi dalam menggunakan energi terbarukan, yaitu
menggunakan solar home system, dan pv-offgrid
Kesimpulan
Melihat foenomena perkembangan lingstra energi saat ini, maka pemerintah
Indonesia harus mencermati dan menganalisa dari perkembangan lingstra yang
terjadi, sehingga kita bisa mempersiapkan langkah-langkah guna
mengantisipasi dampak lingstra yang akan merugikan bangsa indonesia melalui
sikap Bela Negara mulai dari Akademisi, Pemerintah, Industri, dan Rakyat dan
jika berdampak positif maka harus mempersiapkan strategi pengembangan
kedepannya. Dengan demikian, diharapkan sikap Bela Negara dapat
berkontribusi dalam meningkatkan Ketahanan Energi sekaligus ketahanan
Nasional.
Referensi
Hikam, MuhammadAS. 2014. Ketahanan Energi Indonesia 2015-2025. Jakarta
Pusat: cv.rumah buku
Kementerian Negara Riset dan Teknologi RI, Indonesia 2005-2025, Buku Putih
Energi; Penelitian Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Bidang EBT untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi
Tahun 2025, hlm. 31.