LANDASAN TEORI
3
c. Penunjukan langsung
Metode penunjukan langsung ditetapkan dalam Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70
Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya.
d. Pengadaan langsung
Pengadaan langsung dilaksanakan berdasarkan harga yang berlaku di
pasar kepada penyedia yang sesuai dengan kebutuhan.
e. Sayembara
Sayembara dilakukan untuk pengadaan yang memiliki karakteristik: (1),
merupakan proses dan hasil dari gagasan, kreatifitas, inovasi, budaya, dan
metode pelaksanaantertentu; (2), tidak mempunyai harga pasar; (3), tidak
dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan
2.2 Negosiasi
Negosiasi dilakukan bukan saja untuk mencapai kesepakatan tentang
harga dan kualitas teknis barang/jasa tetapi untuk memperoleh harga yang
sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan. Keputusan yang disepakati sebagai hasil negosiasi
akan dituangkan dalam Berita Acara Negosiasi yang akan ditindaklanjuti
dengan penandatangan kontrak.
Meskipun para pihak yang melaksanakan negosiasi memiliki kebebasan
untuk menetapkan isi kesepakatan, termasuk bebas untuk tidak sepakat
dengan apa yang dikehendaki salah satu pihak, namun setiap pihak harus taat
dan tunduk pada ketentuan yang berlaku. Karena itu jika ada salah satu pihak
memaksakan kehendaknya yang tidak sesuai dengan ketentuan perundang-
4
undangan, maka hal itu tidak saja dapat berakibat kegagalan dalam negosiasi
tetapi dapat menyebabkan munculnya permasalahan hukum lainnya.
Negosiasi hanya dilakukan dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa
yang dilakukan dengan cara Seleksi, Penunjukan Langsung, dan Pengadaan
Langsung. Hal ini karena dalam proses pemilihan penyedia yang
dilaksanakan dengan cara seleksi, faktor harga bukan merupakan faktor
utama yang dipersaingkan. Ketentuan tersebut secara eksplisit diatur dalam
Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012 pasal 36 ayat (4) yang berbunyi
“dalam pelelangan umum tidak ada negosiasi teknis dan harga”.
Ketentuan yang mewajibkan dilakukannya negosiasi untuk setiap metode
pemilihan tersebut diatur di dalam Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012
sebagai berikut:
a. Pasal 38 ayat (3) yang berbunyi “Penunjukan langsung dilakukan dengan
negosiasi baik teknis maupun harga sehingga diperoleh harga yang sesuai
dengan harga pasar yang berlaku dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan”.
b. Pasal 49 ayat (7) “semua evaluasi penawaran Pekerjaan Jasa Konsultansi
harus diikuti dengan klarifikasi dan negosiasi, dengan ketentuan sebagai
berikut:
Harga satuan yang dapat dinegosiasikan yaitu biaya langsung non-
personil yang dapat diganti (reimburseable cost) dan/atau biaya
langsung personil yang dinilai tidak wajar.
Aspek biaya yang perlu diklarifikasi atau dinegosiasi yaitu
kesesuaian rencana kerja dengan jenis pengeluaran biaya, volume
kegiatan dan jenis pengeluaran, serta biaya satuan dibandingkan
dengan biaya yang berlaku di pasaran/kewajaran biaya.
5
dengan tujuan proyek. Dalam pelaksanaan konstruksi, material merupakan
unsur sumber daya yang sangat penting untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Oleh karena itu dalam melakukan perencanaan akan suatu pemilihan material
perluh dipikirkan pihak-pihak supplier yang akan dipilih sebagai pihak
pendukung penyediaan alokasi material selama pelaksanaan konstruksi.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pememilihan alternatif
supplier dalam menyediakan material selama konstruksi berlangsung baik
dari pihak pelaksana/kontraktor maupun pihak pemilik proyek, antara lain:
a. Kualitas
Unsur kualitas merupakan hal yang sangat menentukan hasil dari
pekerjaan yang dikerjakan, maka dari itu diharapkan agar sebelum
memilih pihak-pihak yang akan dijadikan supplier perlu dipastikan
kesesuaian mutu yang ditawarkan oleh supplier dengan mutu yang
diminta oleh kontraktor atau pemilik proyek.
b. Pelayanan
Pemberian pelayanan yang baik kepada para pihak costumer tentu
berpengaruh terhadap motif ketika pemilihan supplier yang akan dipilih,
misalnya pelayanan akan penjelasan produk material secara jelas dan
detail dan kecepatan dalam proses pemesanan produk material yang
diorder, sehingga dapat memberikan rasa kepuasan dari pihak pelaksana
maupun pemilik proyek.
c. Harga
Faktor harga juga mempengaruhi motif pelaksana ataupun pemilik
proyek dalam memilih supplier, dikarenakan harga yang relatif murah
umumnya dikehendaki pihak pelaksana dalam memilih supplier yang
bersangkutan, tetapi harus dilihat kembali kualitas material yang
ditawarkan. Kriteria harga dalam hal ini tidak hanya mencakup biaya
material saja namun juga biaya pengiriman dan biaya layanan tambahan
lainnya.
6
d. Ketepatan Pengiriman
Ketepatan waktu pengiriman material pada lokasi proyek merupakan
salah satu faktor yang menentukan kecepatan dalam proses pelaksanaan
konstruksi, dikarenakan waktu dalam proyek merupakan hal terpenting
yang harus diatur secara baik sehingga dengan ketepatan waktu
pengiriman material kiranya dapat mereduksi penyimpangan
terhadap jadwal perencanaan. Oleh karena itu dalam memilih supplier,
diharapkan pihak pelaksana maupun pemilik proyek perlu mengetahui
rekam ketepatan dalam proses pengiriman material pada supplier yang
akan dipilih. Ketepatan pengiriman di sini meliputi 2 kriteria, yaitu:
1) Kemampuan untuk mengirimkan barang sesuai dengan tanggal yang
telah disepakati.
2) Kemampuan dalam hal penanganan sistem transportasi
e. Lokasi Proyek
Lokasi proyek juga menentukan pemilihan terhadap supplier yang
akan dipilih, dikarenakan jarak lokasi proyek terhadap lokasi supplier
dapat mempengaruhi waktu pengiriman material yang dipesan serta dapat
menimbulkan biaya transportasi/logistik yang besar pula, misalnya jika
lokasi proyek berapa di Pulau Bali sedangkan lokasi supplier yang akan
dipesan berada di Pulau Jawa, tentunya pihak pelaksana proyek maupun
pemilik proyek akan mempertimbangkan pemilihan alternatif supplier
yang akan dipilih, apakah memilih supplier lokal atau dari Jawa.
Tentunya dalam hal ini banyak faktor yang harus dikaitkan agar dapat
diputuskan dalam pemilihannya.
7
memiliki reputasi yang buruk dalam pelayanannya misalkan dalam
menawarkan produk material dengan produk yang mutunya tidak sesuai
dengan permintaan maka sebaiknya tidak dipilih untuk menjadi rekan.
Tentunya hal ini perlu diketahui sebelumnya agar terhindar dari hal-hal
yang dapat menghambat proses pelaksanaan konstruksi serta terjaganya
nama baik dari pihak pelaksana maupun pemilik proyek.
8
hitam, batu kerikil, air, dan semen Portland atau semen hidrolik, serta
bahan tambahan (aditif) yang bersifat kimiawi atau fisikal pada
perbandingan tertentu, hingga menjadi campuran yang homogen.
9
2.4.1. Jenis Pondasi Bored Pile
Berdasarkan cara penyaluran bebannya ke tanah, pondasi tiang
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Pondasi tiang dengan tahanan ujung (End Bearing Pile)
Tiang ini akan meneruskan beban melalui tahanan ujung tiang ke
lapisan tanah pendukung.
2. Tiang pancang dengan tahanan gesekan (Friction Pile)
Jenis tiang ini akan meneruskan beban ke tanah melalui gesekan antara
tiang dengan tanah di sekelilingnya. Bila butiran tanah sangat halus
tidak menyebabkan tanah di antara tiang - tiang menjadi padat,
sedangkan bila butiran tanah kasar maka tanah di antara tiang akan
semakin padat.
3. Tiang dengan tahanan lekatan (Adhesive Pile)
Bila tiang dipancangkan pada dasar tanah pondasi yang memiliki nilai
kohesi tinggi, maka beban yang diterima oleh tiang akan ditahan oleh
lekatan antara tanah di sekitar dan permukaan tiang
10