Kelompok 4:
Solusi:
Masalah Mendasar
Penyelesaian masalah mendasar tentu harus dilakukan secara
fundamental. Itu hanya dapat diwujudkan dengan melakukan perombakan secara
menyeluruh yang diawali dari perubahan paradigma pendidikan sekular menjadi
paradigma Islam. Ini sangat penting dan utama.
Ibarat mobil yang salah jalan, maka yang harus dilakukan adalah : (1)
langkah awal adalah mengubah haluan atau arah mobil itu terlebih dulu, menuju
jalan yang benar agar bisa sampai ke tempat tujuan yang diharapkan. Tak ada
artinya mobil itu diperbaiki kerusakannya yang macam-macam selama mobil itu
tetap berada di jalan yang salah. (2) Setelah membetulkan arah mobil ke jalan
yang benar, barulah mobil itu diperbaiki kerusakannya yang bermacam-macam.
Artinya, setelah masalah mendasar diselesaikan, barulah berbagai macam
masalah cabang pendidikan diselesaikan, baik itu masalah rendahnya sarana
fisik, kualitas guru, kesejahteraan gutu, prestasi siswa, kesempatan pemerataan
pendidikan, relevansi pendidikan dengan kebutuhan, dan mahalnya biaya
pendidikan.
Solusi masalah mendasar itu adalah merombak total asas sistem
pendidikan yang ada, dari asas sekularisme diubah menjadi asas Islam, bukan
asas yang lain. Bentuk nyata dari solusi mendasar itu adalah mengubah total UU
Sistem Pendidikan yang ada dengan cara menggantinya dengan UU Sistem
Pendidikan Islam. Hal paling mendasar yang wajib diubah tentunya adalah asas
sistem pendidikan. Sebab asas sistem pendidikan itulah yang menentukan hal-hal
paling prinsipil dalam sistem pendidikan, seperti tujuan pendidikan dan struktur
kurikulum.
Masalah Cabang
Seperti diuraikan di atas, selain adanya masalah mendasar, sistem pendidikan di
Indonesia juga mengalami masalah-masalah cabang, antara lain :
(1). Rendahnya sarana fisik,
(2). Rendahnya kualitas guru,
(3). Rendahnya kesejahteraan gutu,
(4). Rendahnya prestasi siswa,
(5). Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
(6). Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
(7). Mahalnya biaya pendidikan.
Untuk mengatasi masalah-masalah cabang di atas, secara garis besar ada dua
solusi yaitu:
Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem
sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Maka, solusi untuk masalah-
masalah cabang yang ada, khususnya yang menyangkut perihal pembiayaan
seperti rendahnya sarana fisik, kesejahteraan gutu, dan mahalnya biaya
pendidikan– berarti menuntut juga perubahan sistem ekonomi yang ada. Akan
sangat kurang efektif kita menerapkan sistem pendidikan Islam dalam atmosfer
sistem ekonomi kapitalis yang kejam. Maka sistem kapitalisme saat ini wajib
dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan bahwa
pemerintah-lah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan negara.
Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang
berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan
masalah kualitas guru dan prestasi siswa. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di
samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan
membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan
memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya
prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan
kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana
pendidikan, dan sebagainya.
Sumber:
http://acepwahyuhermawan79.blog.com/pemerataan-pendidikan-di-indonesia/
Sebagai insan intelektual bangsa maka sudah sepatutnya kita ikut peduli
terhadap permasalahan ini. Pendidikan IPA atau pendidikan sains pada
hakekatnya merupakan upaya pemahaman, penyadaran, dan pengembangan nilai
positif tentang hakekat sains melalui pembelajaran. Sains pada hakekatnya
merupakan ilmu dan pengetahuan tentang fenomena alam yang meliputi produk
dan proses. Pendidikan sains merupakan salah satu aspek pendidikan yang
menggunakan sains sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan umumnya
yakni tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan sains khususnya, yaitu
untuk meningkatkan pengertian terhadap dunia alamiah (Amien, 1992: 19-20).
Untuk membangun pendidikan masa depan perlu dirancang sistem pendidikan
yang dapat menjawab harapan dan tantangan terhadap perubahan dan
pembaharuan yang terjadi. Salah satu dimensi yang tidak bisa dipisahkan dari
pembangunan dunia pendidikan nasional masa depan adalah kebijakan mengenai
kurikulum.
Solusi:
Literasi sains terbentuk dari 2 kata, yaitu literasi dan sains. Secara harfiah
literasi berasal dari kata Literacy yang berarti melek huruf/gerakan pemberantasan
buta huruf (Echols & Shadily, 1990). Sedangkan istilah sains berasal dari bahasa
inggris Science yang berarti ilmu pengetahuan. Pudjiadi (1987) mengatakan
bahwa: “sains merupakan sekelompok pengetahuan tentang obyek dan fenomena
alam yang diperoleh dari pemikiran dan penelitian para ilmuwan yang dilakukan
dengan keterampilan bereksperimen menggunakan metode ilmiah”.
Solusi:
Langkah awal yaitu, kita lakukan obsevasi untuk menddapatkan data masyarakat
yang buta huruf, lalu kita adakan sosialisasi/penyuluhan terhadap masyarakat
tersebut demi meningkatkan minat belajar mereka. Setelah itu diadakan proses
pembelajaran dengan menerjunkan tenaga sukarelawan dan dibantu oleh
pemerintah daerah setempat. Dalam masalah biaya, sudah ada persetujuan
pemerintah sebesar 20 persen dari total APBN (Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara) dapat dijadikan modal berharga dalam mencipta masyarakat
yang melek aksara.
Solusi:
Upaya Peningkatan Pemerataan Pendidikan Masyarakat Miskin dan Terpencil di
Indonesia
Upaya-upaya peningkatan pemerataan pendidikan bagi masyarakat miskin dan
masyarakat terpencil yang disarankan oleh penulis adalah :
a. Pendidikan tidak harus dibangun dengan biaya yang mahal, tetapi sekolah
bisa membuat badan amal usaha yang menjadi ruh/biaya operasional
pendidikan lebih-lebih tanpa melibatkan pembiayaan kepada siswa.
Kalaupun siswa dikenai biaya itupun harus disesuaikan dengan tingkat
pendapatan orang tua.
b. Bagaimana pemerintah dapat membuat regulasi tentang standar Biaya
Operasional Pendidikan. Kebijakan BOS telah ditelurkan oleh
pemerintah, namun pada kenyatannya di lapangan masih banyak sekolah-
sekolah yang mencari lahan untuk menarik pungutan kepada siswa (orang
tua) dengan embel-embel program tertentu.
c. Pemerintah hendaknya mempunyai komitmen untuk mendistribusikan
bantuan pendidikan (Imbal Swadaya, Block Grant, dll) kepada sekolah
sesuai dengan kuintasi yang dicairkan dan jangan sampai bantuan yang
diberikan oleh pemerintah terhenti di tingkat birokrasi.
d. Pemerintah memberikan reward yang menarik agar memotivasi para guru
yang profesional untuk dapat mengaar di daerah-daerah terpencil.
http://asmalaizza.wordpress.com/2009/05/25/pemerataan-akses-pendidikan-bagi-
masyarakat-miskin-dan-masyarakat-terpencil/
Setiap daerah pasti memiliki potensi yang khas, terutama dari sumber daya
alamnya. Agar sumber daya alam ini bermanfaat, maka infomasi dan teknologi
yang masuk ke daerah terpencil, meskipun minim harus bisa dimanfaatkan
seoptimal mungkin. Dengan demikian peningkatan literasi sains dan teknologi
harus mencapai daerah terpencil tersebut.
Sumber:
http://irwandys.blogspot.com/2010/11/peningkatan-literasi-sains-dan.html