Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PEWARNAAN BAKTERI DAN TEKNIK PENGGUNAAN


MIKROSKOP

Kelas B
Kelompok 10
*Netty Fetriyani (2018130083)
Ad’ha Maria Kusuma Wardani (2018130090)
Amelia Ananda (2018130092)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA

2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keberadaan mikroorganisme di lingkungan sulit terdeteksi. Bukan hanya


karena ukurannya yang sangat kecil, juga karena mikroorganisme bersifat
transparan dan tidak berwarna ketika disuspensikan dalam media air (aqueous
media). Perbedaan indeks bias antara sel bakteri dengan lingkungan
sekelilingnya tidaklah besar sehingga mengakibatkan sel mikroba sulit diamati.
Sel mikroba yang tidak berwarna juga sulit diamati dibawah mikroskop.
Sebagai langkah untuk mengatasi masalah ini, sel mikroba harus diwarnai
terlebih dahulu. Metode pewarnaan mikroorganisme berfungsi untuk memberi
warna sel atau bagian-bagian sel sehingga menambah kontras dan tampak lebih
jelas. Pewarnaan juga digunakan untuk menunjukan sebaran dan jenis bahan
kimia berbagai komponen sel serta membedakan antara golongan-golongan
mikroorganisme. Dengan demikian, pewarnaan mikroorganisme bermanfaat
untuk mempelajari karakteristik serta membedakan mikroorganisme ke dalam
kelompok-kelompok yang spesifik guna tujuan diagnosis/identifikasi.

Pewarnaan mikroba dilakukan untuk mempelajari morfologi mikroba


meliputi bentuk dan rangkaiannya, mempelajari struktur-struktur khusus yang
dimiliki beberapa mikroba, dan untuk membedakan bakteri-bakteri ke dalam
kelompok-kelompok guna tujuan klasifikasi dan diagnosis, pewarnaan mikroba
dilakukan dengan menambahkan satu atau lebih pewarna dengan teknik
tertentu kepada sel mikroba yang diuji.

Mikroskop merupakan salah satu alat penting dalam kegiatan biologi.


Dengan menggunakan mikroskop kita dapat mengamati dengan jelas benda-
benda yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (kurang
dari 0.1 mm), misalnya bagian-bagian dari sebuah sel. Keterampilan
menggunakan mikroskop dapat membantu kita mengamati dan
membandingkan struktur sel hewan dengan sel tumbuhan. Kemahiran dan
ketelitian si pemakai dalam menggunakan mikroskop sangat diperlukan. Hal
dapat di dapat dicapai dengan mengenali baik-baik bagian-bagiannya,
fungsinya, serta cara penggunaan dan pemulihannya. Semakin ahli kita dalam
menggunakan mikroskop maka akan semakin baik pula hasil pengamatan
mikroskopis yang kita lakukan dengan menggunakan mikroskop. Mikroskop
sederhana yang biasa kita gunakan umumnya menggunakan cahaya dari alam
atau juga dapat menggunakan cahaya lampu sebagai sumber
cahaya pengganti matahari. Cahaya masuk kemudian
dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung, cermin inilah yang
akan mengarakan cahaya dari luar kedalammikroskop. Namun setiap
mikroskop pada dasarnya terdiri atas bagian-bagian optikdan bagian-bagian
merkanik. Dua nilai penting sebuah mikroskop ialah daya pembesaran dan
penguraian, atau resolusi. Pembesaran mencerminkan berapa kali lebih besar
objeknya terlihat dibandingkan ukuran sebenarnya.

1.2 Tujuan
1. Melakukan beberapa teknik pewarnaan untuk identifikasi dan
pengelompokan mikroorganisme.
2. Mengamati dan menganalisis hasil reaksi-reaksi pewarnaan di bawah
mikroskop.
3. Memperkenalkan komponen-komponen mikroskop dan cara penggunaannya

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, adapun penulisan


rumusan masalah dalam penulisan laporan sebagai berikut:

1. Ada berapa macamkah cara teknik pewarnaan mikroorganisme?


2. Bagaimana cara mengidentifikasi dan mengelompokkan mikroorganisme?
3. Apa hasil yang didapat dari pengamatan dan analisa dari reaksi-reaksi pewarnaan
dibawah mikroskop?
4. Apa saja komponen-komponen mikroskop?
5. Bagaimana cara menggunakan mikroskop?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan


sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak
berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan.
Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk
diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga
berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel
bakteri melalui serangkaian pengecatan
Mikroorganisme sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak
mengadsorpsi ataupun membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat
warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme ataupun latar belakangnya. Zat
warna mengadsorpsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme
disekelilingya ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan
struktur sel seperti spora dan bahan infeksi yang mengandung zat pati dan granula
fosfat. Pewarnaan yang digunakan untuk melihat salah satu struktur sel disebut
pewarnaan khusus. Sedangkan pewarnaan yang digunakan untuk memilahkan
mikroorganisme disebut pewarnaan diferensial yang memilahkan bakteri menjadi
kelompok gram positif dan gram negatif. Pewarnaan diferensial lainnya ialah
pewarnaan ziehl neelsen yang memilihkan bakterinya menjadi kelompok-kelompok
tahan asam dan tidak tahan asam (Dwidjoseputro.1998).
Pengenalan bentuk mikroba (morfologi), kecuali mikroalgae harus dilakukan
pewarnaan terlebih dahulu agar dapat diamati dengan jelas (Hadiutomo. 1990). Pada
umumnya bakteri bersifat tembus cahaya, hal ini disebabkan karena banyak bakteri
yang tidak mempunyai zat warna (Waluyo, 2004). Tujuan dari pewarnaan adalah
untuk mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri, memperluas ukuran jazad,
mengamati struktur dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi jazad terhadap
pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jazad dapat diketahui
(Hadiutomo. 1990).
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian Gram pada tahun
1884. Dengan metode ini. Bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua yatu, bakteri
gram positif dan bakteri gram negative. Yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri
terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi
dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bias dilakukan pada mikroorganisme
yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp (Waluyo, 2004).
Berhasil tidaknya suatu pewarnaan sangat ditentukan oleh waktu pemberian
warna dan umur biakan yang diwarnai (umur biakan yang baik adalah 24 jam).
Umumnya zat warna yang digunakan adalah garam-garam yang dibangun oleh ion-
ion yang bermuatan positif dan negatif dimana salah satu ion tersebut berwarna. Zat
warna dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat pewarna yang bersifat asam dan basa.
Jika ion yang mengandung warna adalah ion positif maka zat warna tersebut disebut
pewarna basa. Dan bila ion yang mengandung warna adalah ion negatif maka zat
warna tersebut disebut pewarna negatif (Hadiutomo. 1990).
Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat basa dan asam. Pada zat
warna basa bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut disebut
kromofor dan memiliki muatan positif. Sebaliknya, pada zat warna asam bagian yang
berperan memberikan zat warna mempunyai muatan negatif zat warna basa lebih
banyak digunakan karena muatan negatif banyak ditemukan didinding sel, membran
sel dan sitoplasmasewaktu proses pewarnaan muatan positif pada zat warna basa
akan berkaitan dengan muatan negatif dalam sel, sehingga mikroorganisme lebih
jelas terlihat (Dwidjoseputro.1998).
Zat warna asam yang bermuatan negatif lazimnya tidak digunakan untuk
mewarnai mikroorganisme, namun biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai
mikroorganisme, namun biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai latar belakang
sediaan pewarnaan. Zat warna asam yang bermuatan negatif ini tidak dapat berkaitan
dengan muatan negatif yang terdapat pada struktur sel. Kadangkala zat warna negatif
digunakan untuk mewarnai bagian sel yang bermuatan positif, perlu diperhatikan
bahwa muatan dan daya ikat zat warna terhadap struktur sel dapat berubah
bergantung pada pH sekitarnya sewaktu proses pewarnaan (Dwidjoseputro.1998).
Prosedur pewarnaan yang menghasilkan pewarnaan mikroorganisme disebut
pewarnaan positif dalam prosedur pewarnaan ini dapat digunakan zat warna basa
yang yang bermuatan positif maupun zat warna asam yang bermuatan negatif.
Sebaliknya pada pewarnaan negatif latar belakang disekeliling mikroorganisme
diwarnai untuk meningkatkan kontras dengan mikroorganisme yang tak berwarna.
Pewarnaan mencakup penyiapan mikroorganisme dengan melakukan preparat ulas
(Dwidjoseputro.1998)
Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas kaca objek.
Ulasan ini kemudian difiksasi. Jumlah bakteri yang terdapat pada ulasan haruslah
cukup banyak sehingga dapat terlihat bentuk dan penataanya sewaktu diamati.
Kesalahan yang sering kali dibuat adalah menggunakan suspensi bakteri yang terlalu
padat terutama bila suspensi tersebut berasal adari bukan media padat. Sebaliknya
pada suatu suspensi bakteri bila terlalu encer, maka akan diperoleh kesulitan sewaktu
mencari bakteri pada preparatnya (Sutedjo.1991).
Untuk pewarnaan yang mengamati morfologi sel mikroorganisme maka
seringkali setelah pembuatan preparat ulas dilakukan fiksasi diikuti oleh pewarnaan.
Fiksasi dapat dilakukan dengan cara melewatkan preparat diatas api atau
merendamnya dengan metanol. Fiksasi digunakan untuk :
1. Mengamati bakteri oleh karena sel bakteri lebih jelas terlihat setelah diwarnai
2. Melekatkan bakteri pada glass objek
3. Mematikan bakteri
Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna untuk
meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya. Lazim, prosedur
pewarnaan ini menggunakan zat warna basa seperti seperti crystal violet, biru
metilen, karbol fuchsin basa, safranin atau hijau malakit. Kadang kala digunakan zat
warna negatif untuk pewarnaan sederhana : zat warna asam yang sering digunakan
adalah nigrosin dan merah kongo (Lay.1994).
Prosedur Pewarnaan sederhana mudah dan cepat, sehingga pewarnaan ini
sering digunakan untuk melihat bentuk ukuran dan penataan pada mikoorganisme
bakteri pada bakteri dikenal bentu yang bulat (coccus), batang (basil), dan spiral.
Dengan pewarnaan sederhana dapat juga terlihat penataan bakteri. Pada coccus dapat
terlihat pewarnaan seperti rantai (stertococcus), buah anggur ( stafilococcus),
pasangan (diplococcus), bentuk kubus yang terdiri dari 4 atau 8 (saranae)
(Lay.1994).
Beberapa mikroba sulit diwarnai dengan zat warna yang bersifat basa, tetapi
mudah dilihat dengan pewarnaan negatif, pada metode ini mikroba dicampur dengan
tinta cina atau nigrosin, kemudian digesekkan diatas kaca objek.Zat warna tidak akan
mewarnai bakteri, akan tetapi mewarnai lingkungan sekitar bakteri. Dengan
mikroskop mikroba akan terlihat tidak berwarna dengan latar belakang hitam
(Lay.1994).
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh seorang ahli bioteknologi
dari Denmark yang bernama Christian Gram pada tahun 1884. Menemukan metode
pewarnaan secara tidak sengaja. Dengan metode ini. Bakteri dapat dikelompokkan
menjadi dua yatu, bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Yang didasarkan
dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut
ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bisa
dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel
seperti Mycoplasma sp. Pewarnaan gram merupakan pewarnaan diferensial yang
sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi.
Pewarnaan itu merupakan tahap penting dalam pencirian dan identifikasi bakteri
(Lay,1994)
Pewarnaan gram memberikan hasil yang baik, bila digunakan biakan segar
yang berumur 24-48 jam. Bila digunakan biakan tua, terdapat kemungkinan
penyimpanan hasil pewarnaan gram. Pada biakan tua, banyak sel mengalami
kerusakan pada dinding-dinding selnya. Kerusakan pada dinding sel ini
menyebabkan zat warna dapat keluar sewaktu dicuci dengan lartan pemucat. Ini
berarti bahwa bakteri gram positif dengan dinding sel yang rusak tidak lagi dapat
memertahankan crystal violet sehingga terlihat sebagai bakteri gram negatif
(Lay,1994)

Cirri-ciri gram negative:


- Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10-45mm, berlapis tiga atau multi layer
- Dinding slnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat
dalam lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit 10% dari berat kering,
tidak mengandung asam laktat.
- Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
- Tidak resisten terhadap gangguan fisik
Ciri-ciri bakteri gram positif:
- Struktur dindingnya tebal
- Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal
- Bersifat lebih rentan terhadap senyawa penisilin
- Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu Kristal
- Komposisi yang dibutuhkan lebih rumit
- Lebih resisten terhadap gangguan fisik.

Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap. Yaitu:


a. Pemberian cat warna utama (cairan Kristal violet) berwarna ungu
b. Pengintensifan cat warna dengan penambahan larutan mordan
c. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alcohol asam
d. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin
Banyak seenyawa organic berwarna (zat warna) digunakan untuk mewarnai
mikroorganisme untuk pemeriksaan mikroskopis dan telah dikembangkan prosedur
pewarnaan gram untuk :
- Mengamati dengan baik morfologi mikroorganisme secara kasar
- Mengidentifikasi bagian-bagian structural sel mikroorganisme
- Membantu mengidentifikasi atau membedakan organisme yang serupa

Kata mikroskop bersal dari bahasa Yunani yaitu micron yang artinya kecil
dan scroposyang artinya melihat atau tujuan. Jadi dapat dikatakan bahwa mikroskop
adalah alat untukmelihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
telanjang. Alat utama dalammikroskop yang digunakan untuk mengamati adalah
lensa objektif dan lensa okuler. Dalammikroskop baik lensa objektif maupun lensa
okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secaragaris besar lensa objektif
menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu,tebalik dan
diperbesar terhadap posisi benda mula- mula (Anonim, 2010).

Dua nilai penting sebuah mikroskop adalah daya pembesaran dan penguraiannya,
atauresolusi. Pembesaran mencerminkan berapa kali lebih besar objeknya terlihat
dibandingkandengan ukuran sebenarnya. Daya urai merupakan ukuran kejelasan
citra; yaitu jarak minimumdua titik yang dapat dipisahkan dan masih dapat
dibedakan sebagai dua titik berbeda dan terpisah(Campbell, 2000).

Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop


cahayadan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua
kelompok besar,yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan
pengamatan yang dilakukan.Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop
cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksiuntuk mengamati bagian permukaan
dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel.
Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensaokuler dan
binokuler memiliki 2 lensa okuler. Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan
yangdilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana
(yang umumnyadigunakan pelajar) dan mikroskop riset (mikroskop dark-field,
fluoresens, fase kontras, nomarskidic, dan konfokal).

1. Bagian-Bagian Optik Adapun bagian-bagian optik dari mikrosop antara lain :

-Lensa okuler yaitu lensa yang terdapat pada bagian ujung atas tabung pada
gambar, pengamat melihat objek pada lensa ini. Lensa okuler berfungsi untuk memp
erbesr kenbali bayangan dari lensa objektif. Lensa okuler biasa memiliki
perbesaran 6 , 10, atau 12 kali.

-Lensa objektif yaitu lensa yang dekat dengan objek. Biasanya terdapat 3 lensa
objektif pada mikroskop yaitu dengan perbesaran 10, 40, atau 100 kali. Saat
menggunakan lensa
objektif pengamat harus mengoleskan minyak emersi ke bagian objek, minyak emers
i ini berfungsi sebagai pelumas dan untuk meperjelas bayangan benda, karena saat pe
rbesaran 100kali, letak lensa dengan objek yang di amati sangat dekat, bahkan
kadang bersentuhan.·

-Kondensor yaitu bagian yang daapat diputar naik turun yang


berfungsi untukmengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan
memusatkannya ke objek.

-Diafragma yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya
yang masukdan mengenai preparat.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

1.3.Alat dan Bahan


Alat

1. Mikroskop cahaya
2. Pipet
3. Kertas saring
4. Pinset
5. Object glass
6. Cover glass
7. Cawan petri
8. Jarum Ose
9. Pembakar Bunsen
10. Kertas lensa

Bahan

1. Kultur biakan Eschercia coli


2. Kultur biakan Staphylococcus aureus
3. Aquadest
4. NaOH5
5. Metilen blue
6. Gentian violet & karbol fuchsin
7. Alkohol
8. Lugol
9. Xylol dan minyak imersi

1.3 2. Cara Kerja

Pewarnaan Sederhana

1. Preparat yang telah dikeringkan dan difiksasi(direkatkan) diletakkan ditempat


pewarnaan, dituangi zat warna yang telah disaring, misalnya:air metilen blue,
gentian violet,atau karbol fuchsin yang ditipiskan1:10 (karbol fuchsin Ziehl
Nielsen). Diamkan selama 30-60 detik.
2. Zat warna dibuang, bilas dengan air kran.
3. Preparat dikeringkan diantara dua kertas saring atau di udara
4. Amati hasil pewarnaan

Pewarnaan Gram.

1. Preparat yang telah dikeringkan dan difiksasi dituangi karbol


gentianviolet(pewarna primer), diamkan selama 5 menit.
2. Zat warna dibuang, preparat dituangi larutan lugol(berfungsi
sebagaimordant,yaitu zat yang membentuk kompleks yang tak larut
denganmengikat pewarna primer),diamkan selama 45-60 detik.
3. Preparat dimasukkan dalam silinder yang berisi alcohol96%(decolorizing agent)
sambil digoyang-goyang selama 30 detikatau sampai tidak ada lagi zat warna
yang luntur mengalir dari preparat.
4. Bilas dengan air kran
5. Preparat dituangi dengan karbol fuchsin (pewarna tandingan) diamkanselama 1-
2 menit.
6. Zat warna dibuang ,bilas dengan air kran, keringkan di antara kertassaring atau
di udara
7. Amati hasil pewarnaan

Mikroskop

1. Peganglah erat-erat lengan mikroskop dengan tangan kanan,sedangkan tangan


kiri untuk menyangga kaki mikroskop
2. Meja preparat tetap horizontal agar preparat tidak jatuh dan
perhatikan bagaimana meletakkan objek yang diamati dimeja preparat.
3. Amati system lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler, lensakondensor. Lensa
okuler berbentuk lensa tunggal (monokuler) atauganda (binokuler)
4. Amati sumber cahaya yang digunakan dan perhatikan bagaimanamengatur besar
kecilnya cahaya tersebut.
5. Perhatikan bagian-bagian mikroskop lainnya seperti kondensor,lensaobjektif ,
diafragma,coarse focus dan fine focus, bersihkan lensa dengan tissue lensa.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan

Jenis Pewarnaan Gambar Keterangan

Pewarnaan Sederhana Zat warna : Gentian Violet

Nama bakteri : E-Coli

Bentuk : Basil

Rangkaian : mono

Pewarnaan Gram Nama bakteri E-Coli

Bentuk : basil

Rangkaian : tunggal

Gram : negatif

4.2 Pembahasan
1. Netty Fetriyani (2018130083)
Pada praktikum kali ini terdapat pewarnaan sederhana dan pewarnaan
gram. Pewarnaan sederhana dengan bakteri E-Coli yang di beri zat warna
gentian violet setelah dilihat di mikroskop berbentuk basil dan memiliki
rangkaian mono atau tunggal. Pewarnaan gram dengan bakteri E-Coli setelah
dilihat di mikroskop berbentuk basil, memiliki rangkaian tunggal dan
termasuk gram negatif
Saat diamati dengan mikroskop digunakan lensa berukuran perbesaran 10x
dahulu lalu setelah itu menggunakan perbesaran 40x atau 100x , hal itu
dilakukan agar saat diamati nantinya dapat terlihat jelas perbesaran mikroba
yang diteliti.

2. (Amelia Ananda 2018130092)


A. Bakteri
Bakteri berasal dari bahasa Latin bacterium; jamak: bacteria adalah kelompok
organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam
domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik). Hal ini menyebabkan
organisme ini sangat sulit untuk dideteksi, terutama sebelum ditemukannya
mikroskop. Barulah setelah abad ke-19 (setelah ditemukannya mikroskop), ilmu
tentang mikroorganisme terutama bakteri (bakteriologi) mulai berkembang.

Berdasarkan cara memperoleh makanannya, bakteri dapat digolongkan menjadi dua


golongan yaitu bakteri heterotrof dan bakteri autotrof.
1. Bakteri Heterotrof
Bakteri ini hidup dengan memperoleh makanan berupa zat organik dari
lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat organik yang dibutuhkannya.
Zat organik diperoleh dari sisa-sisa organisme lain. Bakteri yang mendapatkan zat
organik dari sampah, kotoran, bangkai dan juga sisa makanan, kita sebut sebagai
bakteri saprofit. Bakteri ini menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat
anorganik, yaitu CO2, H2O, energi dan mineral.
2. Bakteri Autotrof
Bakteri Autotrof adalah bakteri yang dapat menyusun zat makanan sendiri dari zat
anorganik yang ada. Dari sumber energi yang digunakannya, bakteri autotrof (auto =
sendiri, trophein = makanan) dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
a). Bakteri fotoautrotof
Bakteri fotoautrotof yaitu bakteri yang memanfaatkan cahaya sebagai energi untuk
mengubah zat anorganik menjadi zat organik melalui proses fotosintesis. Contoh
bakteri ini adalah: bakteri hijau, bakteri ungu.
b). Bakteri kemoautrotof
Bakteri kemoautrotof adalah bakteri yang menggunakan energi kimia yang
diperolehnya pada saat terjadi perombakan zat kimia dari molekul yang kompleks
menjadi molekul yang sederhana dengan melepaskan hidrogen. Contoh bakteri ini
adalah: Nitrosomonas. Nitrosomonas dapat memecah NH3 menjadi NH2, air dan
energi.

Di samping terdapat bakteri yang dikelompokkan berdasarkan cara mendapatkan


makanan, ada juga penggolongan bakteri berdasarkan sumber oksigen yang
diperlukan dalam proses respirasi. Bakteri itu dikelompokan sebagai berikut:
1. Bakteri aerob
yaitu bakteri yang menggunakan oksigen bebas dalam proses respirasinya. Misal:
Nitrosococcus, Nitrosomonas dan Nitrobacter.
2. Bakteri anaerob
yaitu bakteri yang tidak menggunakan oksigen bebas dalam proses respirasinya.
Misal: Streptococcus lactis.

Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri
yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk
basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan pada
coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus
pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung. Melihat
dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu
tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka
dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang
paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Metode pewarnaan
mikroorganisme berfungsi untuk memberi warna sel atau bagian-bagian sel sehingga
menambah kontras dan tampak lebih jelas. Pewarnaan mikroba dilakukan untuk
mempelajari morfologi mikroba meliputi bentuk dan rangkaiannya, mempelajari
stuktur-stuktur khusus yang dimiliki beberapa mikroba.

B. Pewarnaan
Pewarna-pewarna yang dapat terionisasi dapat dibedakan menjadi dua kelas
berdasarkan muatan alaminya yaitu
1. Pewarna asam : terionisasi memberi warna negatif akan tetapi berikatan kuat
dengan komponen sel yang bermuatan positif contohnya : eosin,asam fuchsin.
2. Pewarna basa : terionisasi memberi warna positif akan tetapi berikatan kuat
dengan komponen sel yang bermuatan negatif contohnya : metilen biru.

Beberapa teknik pewarnaan:


1. Pewarnaan sederhana
Tujuandaripewarnaansederhanaadalahmengidentifikasimorfologiselbakteridenganme
nggunakanzatwarnatunggal. Prinsipnyayaitu
pewarnaaninihanyamenggunakansatumacamzatwarnasaja.
Sebelumzatwarnadifiksasiterlebihdahulupewarnaaninidipakaiuntukmelihatbentuk-
bentukbakteri.Zatwarna yang di gunakanadalahMethylen blue, Crystal violet, basic
fuchinatausafranin. Fungsi zat warna: Crystal violet merupakan pewarna primer
(utama) yang akan memberi warna mikrioorganisme target. Crystal violet bersifat
basa sehingga mampu berikatan dengan sel mikroorganisme yang bersifat asam.

2. Pewarnaan Gram
Tujuan dari pewarnaan gram adalah untuk melakukan pengamatan morfologi bakteri
dengan pewarnaan diferensial. Prinsip pewarnaan gram termasuk pewarnaan
diferensial (untuk membedakan) karna dapat membedakan bakteri-bakteri yang
bersifat gram negatif dan positif. Pewarnaan ini ditemukan pertama kali pada tahun
1884 oleh Criestian Gram. Bakteri garam positif ialah bakteri yang mengikat warna
utama (crystal violet) dengan kuat sehingga tidak dapat di lunturkan oleh peluntur
dan tidak diwarnai lagi oleh zat warna lawan (safranin) pada mikroskop sel-sel
bakteri tampak berwarna ungu. Bakteri gram negatif ialah bakteri yang mempuyai
daya mengikat zat warna utama tidak kuat sehingga dapat dilunturkan oleh peluntur
dan dapat diwarnai oleh zat warna lawan (safranin) pada pengamatan mikroskop sel-
sel bakteri tampak berwarna merah. Fungsi zat warna:
Crystal violet yang berfungsi membentuk ikatan mg-Ribonucleid acid pada
membran/dinding sel bakteri sehingga membentuk kompleks mg-Ribonucleid acid-
crystal violet. Kompleks ini merupakan senyawa yang tidak luntur dengan alkohol.

Lugol’s ladin yang berfungsi sebagai penguat ikatan pada kompleks mg-Ribonuclead
acid. Alkohol 95% berfungsi mencuci lemak pada dinding sel bakteri.
Safranin berfungsi sebagai zar warna tandingan (lawan) luruh nya kompleks mg-
Ribonucleid acid- crystal violet dari dinding sel bakteri gram negatif .
3. Pewarnaan spora
Pewarnaan spora bertujuan untuk membedakan antara spora bakteri dengan
bentuk sel vegetatif bakteri serta untuk mengetahui letak spora didalam sel
bakteri.

4. Pewarnaan kapsul
Pewarnaan kapsul bertujuan untuk membedakan kapsul dari sel bakteri.

pada praktikum ini kami menggunakan teknik pewarnaan sederhana dan teknik
pewarnaan gram. Pada teknik pewarnaan sederhana kami mengunakan zat warna
gentian violet yang dioleskan pada preparat yang telah dilapisi bakteri. Bakteri yang
kami gunakan adalah bakteri Escherichia coli. Setelah ditambahkan zat pewarna
tunggu selama 1 menit lalu keringkan dengan kertas saring lalu kita amati dengan
menggunakan miskroskop.
Sedangkan pada teknik pewarnaan gram menggunakan zat warna lugol yang
dioleskan pada preparat yang telah dilapisi bakteri. Bakteri yang kami gunakan
adalah bakteri Escherichia coli. Diamkan selama 2 menit. Lalu masukan dalam
alkohol 96% sambil digoyang goyang selama 30 detik lalu bilas dengan air dan
keringkan dengan kertas saring dan amati dengan menggunakan miskroskop.

Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah
alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
kasar.Mikroskop memiliki bagian – bagian yang terdiri dari:
1. Lensa okuler, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat, lensa ini berfungsi
untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif
2. Lensa objektif, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini
membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh
revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
3. Tabung mikroskop (tubus), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan
menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.
4. Makrometer (pemutar kasar), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan
tabung mikroskop secara kasar.
5. Mikrometer (pemutar halus), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan
menurunkan mikroskop secara halus, dan bentuknya lebih kecil daripada
makrometer.
6. Revolver, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan
cara memutarnya.
7. Cermin, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin
cekung. Cermin ini berfungsi untuk memantulkan cahaya ke meja objek melalui
lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar
digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya
maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
8. Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
9. Kondensor, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat
ini dapat putar dan di naik turunkan.
10. Meja sediaan, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.
11. Sengkeling / penjepit kaca objek, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang
melapisi objek agar tidak mudah bergeser.
12. Lengan mikroskop, berfungsi sebagai pegangan pada mikroskop.
13. Kaki mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
14. Sendi inklinasi (pengatur sudut), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.
Pada praktikum yang dilakukan kami akan mengamati pewarnaan sederhana dan gram
yang menggunakan bakteri Escherichia coli.

Hasil pengamatan :
1. Pewarnaan sederhana :
Nama bakteri : Escherichia coli.
Bentuk : basil
Rangkaian : tunggal
2. Pewarnaan gram
nama bakteri : Escherichia coli.
Bentuk : basil
Gram : -
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Netty Fetriyani (2018130083)

Perbedaan pada gram negatif dan gram positif terletak pada warnanya pada
gram positif berwarna ungu karena dapat mempertahankan zat pewarna gentian
violet serta perbedaan pada dindingnya sedangkan pada gram negatif berwarna
merah. Macam-macam pewarnaan antara lain: pewarnaan sederhana,
pewarnaan gram, pewarnaan spora dan pewarnaan selubung/kapsul.

2. amelia ananda (2018130092)

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :


a. pewarnaan

1. Pewarnaan sederhana hanya dapat digunakan dalam mengamati morfologi


bakteri.
2. Bakteri dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. teknik
pewarnaantersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu.
3. Bakteri gram negatif ditandai dengan pewarnaan merah, sedangkan yang
positif berwarna ungu.
4. Teknik pewarnan yang digunakan : sederhana dan gram
5. Bakteri yang ditemukan pada pewarnaan sederhana dan gram berbentuk
basil.

b. Miskroskop

No. Nama Bagian Fungsi


Menangkap bayangan dari lensa objektif kemudian
1 Lensa Okuler
diperbesar
2 Tubus/Tabung Meneruskan bayangan dari lensa objektif ke lensa okuler
Untuk memegang mikroskop saat diangkat atau
3 Lengan
dipindahkan
4 Makrometer Menaikkan atau menurunkan tubus secara kasar
5 Mikrometer Menaikkan atau menurunkan tubus secara halus
6 Sendi Inklinasi Sebagai pertemuan antara kaki dengan lengan mikroskop
7 Revolver Tempat melekatnya lensa objektif berbagai ukuran
8 Lensa Objektif Menangkap bayangan objek kemudian diperbesar
Sebagai penjepit kaca objek agar tidak bergerak pada
9 Sengkeling
saat melakukan pengamatan
10 Meja Sediaan Tempat untuk meletakkan kaca objek
Menangkap cahaya dari cermin dan meneruskannya ke
11 Kondensor
meja sediaan
Mengatur jumlah cahaya dari cermin untuk masuk ke
12 Diafragma
kondesor
13 Cermin Alat penangkap dan pemantul cahaya
14 Kaki Untuk menopang mikroskop

Minyak imersi dapat membantu dalam pengamatan dengan perbesaran 100x.

5.2 Saran

1.Netty Fetriyani (2018130083)

Sebaiknya dilakukan pewarnaan spora dan pewarnaan selubung/kapsul juga


agar kita banyak mengenal pewarnaan yang lainnya.

2.amelia ananda (2018130092)


a. Pewarnaan dan miskroskop
1. Agar lebih hati hati dalam mengoleskan bakteri kepreparat karena
kalau kebanyakan bakteri tidak bisa dilihat dalam miskroskop.
2. Agar lebih teliti menggunakan miskroskop untuk melihat bakteri.
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Hadioetomo, R.S 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: Gramedia

Penuntun praktikum Mikrobiologi, Program studi D3, Fakultas farmasi Universitas


Pancasila (2019).
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai