Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya. Saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik
dari Pak Tubiyono selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang dapat menyempurnakan
makalah ini.
PENDAHULUAN
Indonesia menjadikan pajak sebagai salah satu sumber pendapatan terbesar yang
mencakup pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat adalah pajak yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat melalui undang-undang, yang wewenang pemungutannya ada pada
pemerintah pusat dan hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah pusat dan
pembangunan (Siahaan, 2010:9). Sedangkan Pajak Daerah merupakan kontribusi wajib
kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Mardiasmo,
2011:12)
Suatu daerah harus memiliki sumber-sumber pendapatannya sendiri karena salah satu
indikator untuk melihat keadaan otonomi suatu daerah terletak pada besar kecilnya kontribusi
daerah tersebut dalam PAD. Secara pokok sumber-sumber penerimaan PAD dikota Surabaya
terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah , bagian laba usaha daerah dan lain-lain pendapatan.
Penentuan target pemungutan masing-masing komponen pendapatan asli daerah ditentukan
oleh dinas-dinas atau unit pengelolanya berdasarkan potensi dan pengalaman perkiraan
penerimaan tahun sebelumnya.
Bagi kota yang terbilang sudah cukup makmur karena memiliki potensi yang sangat besar
tentu saja kota Surabaya sangat ingin melakukan kegiatan otonomi daerah agar lebih bisa
mengurus daerah otonom dengan bijak dan mandiri. Pelaksanaan otonomi daerah kota
Surabaya memerlukan anggaran biaya yang tidak sedikit dan harus sesuai dengan tuntutan
masyarakat. Sumber pembiayaan tersebut tentunya harus berpengaruh besar terhadap
Pendapatan Asli Daerah. Optimalisasi sumber-sumber PAD perlu dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan keuangan daerah. Hal ini dapat dilakukan dengan
memformulasikan dan mengimplementasikan berbagai kebijakan untuk peningkatan PAD
baik dalam bentuk kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi subyek dan obyek pendapatan.
Besar kecilnya hasil PAD paling tidak dapat mengurangi tingkat ketergatungan pada
pemerintah pusat dan pada gilirannya akan membawa dampak pada peningkatan kadar
otonomi daerah tersebut. Bukan hanya itu, daerah selain harus memikirkan peningkatan PAD
untuk pembiayaan belanja daerahnya sendiri juga harus memikirkan bagaimana
meningkatkan investasi daerahnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Berapa Efektivitas dan efisiensi PAD di kota Surabaya pada tahun 2014-2015 ?
2. Berapa Rasio efektifitas belanja di kota Surabaya pada tahun 2014-2015 ?
3. Berapa Kontribusi PAD terhadap belanja daerah di kota Surabaya pada tahun 2014-2015
?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pendapatan asli daerah kota Surabaya,
2. Untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian tingkat belanja daerah terhadap anggaran
belanja kota Surabaya.
3. Untuk mengetahui bagaimana kontribusi pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah
pemerintah kota Surabaya dalam periode tahun 2014-2015.
BAB II
Tabel 1.
Pendapatan Asli Daerah periode 2014-2015
PAD TARGET REALISASI
2014
Hasil Pajak daerah 2.471.025.909.302,00 2.427.647.860.148,15
Hasil Retribusi daerah 285.197.286.889,00 270.112.725.497,14
Hasil Pengelolaan Kekayaan 120.855.713.722,00 120.856.635.210,40
daerah yang dipisahnkan
Lain-lain Pendapatan Asli 370.380.244.224,00 488.706.643.122,78
Darah yang Sah
Jumlah PAD tahun 2014 3.247.459.154.137,00 3.307.323.863.978,47
2015
Hasil Pajak daerah 2.679.368.000.000,00 2.738.899.424.558,36
Hasil Retribusi daerah 449.613.176.717,00 537.319.752.463,13
Hasil Pengelolaan Kekayaan 135.637.837.123,00 135.324.211.731,02
daerah yang dipisahnkan
Lain-lain Pendapatan Asli 518.028.220.457,00 624.106.079.645,46
Darah yang Sah
Jumlah PAD tahun 2015 3.782.647.234.297,00 4.035.649.478.397,97
Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Surabaya tahun 2014-2015
Dan Salah satu cara untuk mengukur efektivitas dan efisiensi pendapatan asli daerah
kota Surabaya dapat dilakukan dengan cara menghitung :
Efektivitas dan efisiensi PAD : Realisasi PAD x 100%
Target PAD
Hasilnya adalah sebagai berikut :
Table 2.
Efektivitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah Kota Surabaya
TAHUN Target PAD (Rp) Realisasi PAD (Rp) Efektivitas dan
efisiensi PAD
(%)
2014 3.247.459.154.137,00 3.307.323.863.978,47 101,84
2015 3.782.647.234.297,00 4.035.649.478.397,97 106,69
Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Surabaya tahun 2014-2015
Pada tahun 2014 target PAD sebesar Rp. 3.247.459.154.137,00 dan pencapaian
realisasinya sebesar Rp. 3.307.323.863.978,47. Dengan begitu efektivitas dan efisensi
PADnya adalah 101,84 % yang berarti PAD pada tahun 2014 di katakana sangat efektif.
Pada tahun 2015 target PAD kota Surabaya sebesar Rp. 3.782.647.234.297,00 dan
realisasi yang dapat dicapai sebesar Rp. 4.035.649.478.397,97. Dengan betu efektivitas
dan efisiensi PADnya adalah 106,69 % yang artinya PAD pada tahun 2015 di katakana
sangat efektif. Pada tahun ini tingkat efektivitas PADkota Surabaya mengalami kenaikan
sebesar 4,85 %.
4.1.2 Efektivitas Belanja Daerah
Tabel 3
Belanja Daerah periode 2014-2015
Tahun Belanja Daerah Anggaran Realisasi
Belanja Pegawai 2.497.792.485.109,00 2.187.887.736.524,00
Belanja Bunga - -
Belanja Hibah 432.726.689.556,00 300.184.342.399,00
Belanja Bantuan Sosial 1.651.000.000,00 89.670.000,00
2014 Belanja Bagi Hasil 1.200.000.000,00 -
Belanja Keuangan 2.070.314.000,00 787.920.000,00
Belanja Tak Terduga 10.000.000.000,00 -
Jumlah Belanja Tidak 2.945.440.488.665,00 2.488.949.668.932,00
Langsung
Belanja Pegawai 432.728.689.556 300.184.342.399,00
Belanja Barang dan Jasa 2.116.689.109.008,00 1.814.062.371.710,00
Belanja Modal 2.010.585.827.631,00 1.404.3666.425.426,00
Jumlah Belanja 4.560.003.626.195,00 3.518.613.139.535,00
Langsung
Jumlah Belanja Daerah 7.505.444.114.860,00 6.007.562.828.467,00
2014
Belanja Pegawai 2.579.203.525.763,00 2.362.417.553.360,00
Belanja Bunga - -
Belanja Hibah 428.341.520.833,00 252.111.246.646,00
Belanja Bantuan Sosial 1.651.000.000,00 -
Belanja Bagi Hasil 3.529.027.410,00 -
Belanja Keuangan 2.083.273.745,00 732.571.000,00
Belanja Tak Terduga 10.000.000.000,00 -
Jumlah Belanja Tidak 3.024.808.347.751,00 2.579.262.371.006,00
2015 Langsung
Belanja Pegawai 428.341.52.833,00 252.111.246.646,00
Belanja Barang dan Jasa 2.417.183.344.025.00 2.125.973.133.026,00
Belanja Modal 2.486.345.703.617,00 1.785.125.255.500,00
Jumlah Belanja 5.331.870.568.417,00 4.163.209.635.172,00
Langsung
Jumlah Belanja Daerah 8.356.678.916.168,00 6.743.471.006.178,00
2015
Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Surabaya tahun 2014-2015
Untuk menilai rasio efektivitas belanja daerah, belanja daerah perlu dibandingkan
dengan anggaran yang telah ditetapkan dalam APBD. Apabila realisasi belanja sesuai atau
hampir mendekati anggaran belanja yang telah ditetapkan maka belanja daerah tersebut
dapat dikatakan efektif dan sebaliknya. Salah satu cara untuk menghitung rasio efektifitas
belanja daerah dapat dilakukan dengan cara :
Rasio efektifitas belanja = Realisasi Belanja x 100%
Anggaran belanja
Dan hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 4
Rasio Efektivitas Belanja
Tahun Anggaran Belanja (Rp) Realisasi Belanja (Rp) Rasio Efektivitas (%)
2014 7.505.444.114.860,00 6.007.562.828.467,00 80,04
2015 8.356.678.916.168,00 6.743.471.006.178,00 80.69
Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Surabaya tahun 2014-2015
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2014 dengan anggaran yang mencapai
Rp. 7.505.444.114.860,00 , realisasi belanja yang dicapai yaitu sebesar Rp.
6.007.562.828.467,00 dengan demikian bisa dihitung rasio efektifitas belanja daerahnya
sebesar 80,04 %. Sedangkan pada tahun 2015 mengalami kenaikan pada rasio efektivitas
sebesar 0.65 %, yaitu senilai 80,69 %.
4.1.3 Kontribusi Pendapatan asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Kota Surabaya
Seluruh pendapatan daerah yang diperoleh baik dari daerahnya sendiri maupun
bantuan dari pemerintah pusat akan digunakan untuk membiayai seluruh pengeluaran
daerah itu. Sedangkan pendapatan asli daerah merupakan sumber pembiayaan yang
paling penting dalam mendukung kemampuan daerah dalam menyelenggarakan otonomi
daerah. Salah satu indikator untuk melihat keadaan otonomi suatu daerah terletak pada
besar kecilnya kontribusi daerah tersebut dalam PAD untuk membiayai belanja
daerahnya sendiri. Untuk menghitung kontribusi pendapatan asli daerah terhadap belanja
daerah dapat dilakukan dengan cara :
Kontribusi PAD terhadap belanja daerah = PAD x 100%
Belanja daerah
Kotribusi PAD terhadap belanja daerah kota Surabaya dalam periode tahun 2014-2015
dapat dilihat pada tabeli berikut ini :
Tabel 5
Kontribusi PAD Terhadap Belanja Daerah Kota Surabaya
Tahun PAD Belanja Daerah Kontribusi PAD
terhadap
anggaran belanja
(%)
2014 3.307.323.863.978,47 6.007.562.828.467,00 55,05
2015 4.035.649.478.397,97 6.743.471.006.178,00 59,84
Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Surabaya tahun 2014-2015
Pada tahun 2014 PAD yang telah dicapai sebesar Rp. 3.307.323.863.978,47 dan
belanja daerah sebesar Rp. 6.007.562.828.467,00 kontribusi PAD terhadap belanja daerah
sebesar 55,05 % dan mengalami kenaikan kontribusi pada tahun 2015 sebesar 4,79 %,
yaitu senilai 59,84 %.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukan sebagai berikut :
(1) Efektifitas PAD pada tahun 2009 menunjukan hasil yang sangat efektif yaitu
bernili lebih dari atau diatas 100% . Hal ini dikarenakan realisisasi PAD
hampir mendekati target yang telah ditentukan.
(2) Rasio efektifitas belanja dari periode tahun 2014-2015 secara keseluruhan
berkisar antara 80%-81%. Hampir setiap tahun anggaran belanja daerah lebih
besar dari pada realisasi belanja daerahnya.
(3) Kontribusi PAD dalam kemampuannya membiayai total belanja daerah kota
Surabaya pada periode tahun 2014-2015 cukup, karena PAD mampu
memberi kontribusi lebih dari 50% dari total belanja daerah.
3.2 Saran
Dari uraian kesimpulan diatas, berikut ini beberapa saran yang dapat dijadikan
bahan masukan yaitu :
(1) Lebih meningkatkan dan mengoptimalkan intensifikasi pendapatan asli
daerah.
(2) Melakukan pengembangan ekstensifikasi pendapatan asli daerah yang
diharapkan mampu meningkatkan keuangan daerah.
Daftar pustaka
Christian, F. D. 2010. Kontribusi Pajak Daerah, Retribusi dan Laba BUMD terhadap Total
Pendapatan Daerah Pemerintah Kota Surabaya. Program Sarjana STIESIA.
Surabaya.
Halim, A. 2002. Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba Empat. Jakarta.
Mankiw, N. G. 2000. Teori Makro Ekonomi Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.
Argi, R. 2011. Analisis Belanja Daerah dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya di
Kabupaten dan Kota Provinsi Jawa Tengah Periode 2004-2009. Program Sarjana
Universitas Diponegoro. Semarang
Sesotyaningtyas, Mirna. 2012. Pengaruh Leverage, Ukuran Legislative, Intergovernmental
Revenue dan Pendapatan Pajak Daerah terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah
Daerah. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Ladd, Helen F. 2016. Mimiking Of Local Tax Burdens Among Neighboring Counties. Duke
University. Trinity, Amerika.
Saez, Emmanuel. 2012. Determinants of Tax Rates in Local Capital Income. Ifo Institut
Leibniz Institute for Economic Research at the University of Munich. Munich,
German.
Piketty, Thomas. 2006. How Progressive Is The U.S. Federal Tax System ?. National
Bureau Economic Research. Cambridge