Dalam akuntansi komersial, pendapatan diartikan sebagai aliran masuk atau kenaikan
lain asset entitas atau pelunasan utang atau kombinasi keduanya dalam suatu periode yang
berasal dari pembuatan atau penyerahan barang, penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang
merupakan kegiatan utama entitas.
Pendapatan diklasifikasi berdasarkan sumbernya, secara garis besar ada tiga kelompok
pendapatan daerah yaitu:
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipunggut
berdasarkan peraturan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang dalam hal ini
adalah UU No 33 Tahun 2004. Pendapatan Asli Daerah bersumber dari pajak daerah,
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain
pendapatan daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah bertujuan memberikan kewenangan
kepada pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan
potensi daerah sebagai perwujudan desentralisasi.
b. Pendapatan Transfer adalah pendapatan yang didapat oleh daerah dari transfer pemerintah
pusat maupun transfer antar daerah. Ada empat macam transfer pemerintah pusat untuk
daerah: Dana Perimbangan, Dana Otonomi Khusus, Dana Keistimewaan, dan Dana Desa.
Dana Perimbangan dibagi lagi menjadi Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum
(DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Bagi hasil dapat bersumber dari pajak
(PBB atau PPH), cukai, dan sumber daya alam. Dana Alokasi Umum diberikan kepada
daerah untuk tujuan pemerataan kemampuan antar daerah. Dana Alokasi Khusus diberikan
kepada daerah untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah. Dana Otonomi Khusus dan Dana Keistimewaan
dialokasikan khusus untuk daerah berotonomi khusus dan daerah yang memiliki status
istimewa sesuai ketentuan perundang-undangan. Sedangkan Dana Desa ditujukan khusus
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat Desa sesuai dengan kewenangan dan
kebutuhan Desa berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah adalah pendapatan daerah dari sumber lain
misalnya sumbangan pihak ketiga kepada daerah yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Dalam Bagan Akun Standar, Pendapatan diklasifikasikan sebagai berikut:
Jurnal Pencatatan
a. Timbulnya hak atas pendapatan, kriteria ini dikenal juga dengan earned
b. Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi baik sudah
diterima pembayaran secara tunai (realized).
Pendapatan LRA menggunakan basis kas sehingga pendapatan LRA diakui pada saat:
a. Diterima di rekening Kas Umum Daerah;
b. Diterima oleh SKPD
c. Diterima entitas lain diluar pemerintah daerah atas nama BUD.
Dengan memperhatikan sumber, sifat dan prosedur penerimaan pendapatan maka pengakuan
pendapatan di SKPD dapat diklasifkasikan kedalam beberapa alternatif jurnal standar sebagai
berikut:
Jurnal LRA
Tgl No. Bukti Kode Rek. Keterangan Debit Kredit
xx Xx Xx Pendapatan SAL xxx
Xx Pendapatan pajak LRA xxx
Saat Bendahara Penerimaan menyetorkan pendapatan ini ke Kas Daerah.
Berdasarkan dokumen penyetoran tersebut atau STS (Surat Tanda Setoran), PPK
SKPD menjurnal:
Ilustrasi
Jenis pendapatan yang terdapat pada SKPD dapat meliputi pendapatan pajak dan
pendapatan retribusi. Pencatatan pajak pada SKPD dapat menggunakan 4 alternatif pengakuan
sesuai dengan mekanisme pendapatan pajak yang dianggarkan pada SKPD tersebut.
Sedangkan untuk retribusi menggunakan 2 alternatif pengakuan sesuai dengan mekanisme
pendapatan retribusi yang dianggarkan pada SKPD tersebut.
Penyajian
Pendapatan LRA disajikan di Laporan Realisasi Anggaran (LRA) sedangkan Pendapatan LO
disajikan di Laporan Operasional (LO).