Anda di halaman 1dari 11

3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Premature Loss

Premature loss gigi adalah kehilangan gigi sulung sebelum waktunya.

Fungsi dari gigi sulung sangat penting untuk menjaga fungsi estetik, fonetik dan

mastikasi juga sebagai penerus rangsangan perkembangan tulang rahang,

pembimbing erupsi gigi permanen yang akan menggantikannya dan menyediakan

ruang untuk gigi permanen penggantinya (Foster, 2000).

2.2 Etiologi

Tanggal dini gigi sulung dapat disebabkan oleh berbagai penyebab yaitu

kecelakaan, anak terjatuh sehingga giginya tercabut, gigi rusak akibat karies yang

besar dan tidak dapat lagi dilakukan perawatan sehingga menjadi sumber infeksi

jika tidak dilakukan tindakan ekstraksi, dan juga oleh karena adanya resorbsi yang

terlalu cepat pada akar gigi sulung (Foster, 2000).

2.3 Dampak tanggal dini gigi sulung

Gigi sulung pada dasarnya bersifat sementara namun tetap perlu dijaga

kesehatannya sehingga gigi permanen yang akan erupsi nantinya akan tumbuh

dengan baik. Jika gigi sulung tanggal terlalu cepat maka akan mempengaruhi gigi

permanen karena gigi permanen yang belum siap erupsi dirangsang untuk segera

tumbuh, hal tersebut bisa saja menyebabkan berbagai masalah misalnya gigi
4

berjejal, gigi yang keluar dari garis pertumbuhan, serta gangguan fungsi lainnya

seperti mastikasi dan artikulasi. Ada beberapa dampak yang ditimbulkan akibat

hilangnya gigi sulung secara prematur, beberapa dampak yang ditimbulkan yaitu:

1. Dampak terhadap gigi permanen

Dampak yang paling penting dari tanggalnya gigi- geligi sulung yang terlalu

dini adalah penutupan ruang pada lengkung rahang sehingga gigi penggantinya

tidak mempunyai tempat untuk bererupsi. Tanggalnya gigi sulung pada lengkung

rahang yang sempit akan menimbulkan susunan yang berjejal pada gigi

penggantinya, oleh karena itu perlu dipertimbangkan untuk melakukan

pencabutan keseimbangan pada regio berbeda atau pemasangan alat space

maintainer (Singh, 2007; Barsley, 2007).

2. Dampak terhadap fungsi dan kesehatan rongga mulut

Tanggalnya gigi sulung yang terlampau cepat bisa mempengaruhi fungsi

mastikasi karena dengan hilangnya gigi- geligi pada lengkung rahang maka

tekanan kunyah akan berkurang. Tanggalnya gigi anterior pada gigi sulung bisa

mempengaruhi fungsi bicara yaitu penyebutan huruf- huruf tertentu menjadi

terganggu, serta mengganggu fungsi estetik karena akan mempengaruhi

penampilan anak. Dampak lain yang ditimbulkan yaitu hilangnya daerah

penimbunan makanan dan sepsis oral, selain itu tanggalnya gigi sulung terutama

gigi molar dapat mengurangi insiden karies bagi gigi yang tersisa (Singh, 2007;

Barsley, 2007).
5

3. Efek psikologis terhadap anak dan orangtua

Tanggalnya gigi sulung terutama gigi anterior akan mengubah penampilan

anak sehingga menimbulkan efek psikologis yang tidak diinginkan yaitu anak-

anak menjadi kurang percaya diri dan merasa malu untuk bergaul dengan teman-

temannya karena giginya yang hilang. Tanggalnya gigi sulung yang terlampau

cepat juga memberikan dampak psikologis bagi orangtua karena dengan

hilangnya gigi diusia dini membuat orangtua merasa gagal dalam merawat dan

mengawasi kesehatan gigi anaknya, terutama bila orangtua sudah melakukan

berbagai upaya untuk mempertahankan gigi- geligi tersebut (Singh, 2007;

Barsley, 2007).

2.4 Macam Perawatan Ortodonti

Pada dasarnya perawatan ortodonti dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu

perawatan ortodonti preventif, interseptif, dan korektif (Proffit, 2013).

A. Perawatan ortodonti preventif

Perawatan orthodonti preventif adalah prosedur ortodontik yang

dilakukan untuk mencegah terjadinya maloklusi, contohnya space maintainer

Tujuan perawatan ortodonti preventif adalah mencegah terjadinya maloklusi tahap

ini terdiri dari menjaga kebersihan rongga mulut, pencegahan karies gigi,

memonitor transisi gigi sulung kegigi permanen, menghilangkan kebiasaan buruk,

mencabut gigi sulung yang persisten (Proffit, 2013).

B. Perawatan ortodonti interseptif

Perawatan ortodonti interseptif adalah prosedur ortodonti yang dilakukan

pada maloklusi yang baru atau sedang dalam proses terjadi, dengan tujuan

mencegah agar maloklusi yang telah berkembang tidak menjadi lebih parah. Pada
6

tahap interseptif beberapa prosedur yang biasanya dilakukan yaitu: pencabutan

gigi super numer, pencabutan gigi ankilosis, mengoreksi secara dini gigitan silang

anterior maupun posterior, mengontrol kebiasaan buruk, serial ekstraksi, space

regainer, serta mengatasi disharmoni skeletal.

C. Perawatan ortodonti kuratif

Perawatan ortodonti korektif adalah perawatan dengan menggunakan alat

fungsional untuk mengoreksi dishamoni rahang. Perawatan ortodonti korektif

khususnya perawatan maloklusi skeletal kelas II, kelas III dan ekspansi palatal ke

lateral secara skeletal memerlukan pemahaman yang baik mengenai tumbuh

kembang dento-kraniofasial, etiologi maloklusi, mekanoterapi, serta saat tepat

perawatan dapat dilakukan Perawatan dengan menggunakan alat fungsional

ditujukan untuk mengoreksi dishamoni rahang, dan idealnya dilanjutkan dengan

perawatan tahap kedua untuk mengoreksi gigi-giginya secara khusus, pemahaman

psikologi anak sangat penting untuk tercapainya keberhasilan perawatan.

Kooperasi tidak hanya diperlukan pada anak saja, tetapi juga orang tua pasien

untuk secara terus-menerus memberikan motivasi pentingnya perawatan ortodonti

yang dilakukan serta memenuhi jadwal kontrol secara teratur (Proffit, 2013).

2.5 Space Maintainer

Space maintainer merupakan piranti yang digunakan untuk menjaga ruang

akibat kehilangan dini gigi sulung, alat ini dipasang diantara dua gigi .Fungsi dari

space maintener adalah mencegah pergeseran dari gigi keruang yang terjadi akibat

pencabutan dini, mencegah ekstrusi gigi antagonis dari gigi yang dicabut dini,
7

memperbaiki fungsi pengunyahan, memperbaiki fungsi estetik dan fungsi

berbicara setelah pencabutan dini (Raharjo, 2012; Sartika, 2008).

2.5.1 Klasifiksi Space Maintainer

Space maintainer secara umum dikelompokkan menjadi dua katagori,

yaitu lepasan dan cekat.

A. Space maintainer lepasan

Space maintainer lepasan digunakan apabila dalam satu kuadran gigi yang

hilang lebih dari satu. Alat ini sering menjadi satu- satunya pilihan apabila tidak

ada gigi penyangga yang sesuai dengan alat cekat. Alat ini terbuat dari plat akrilik

dan pada beberapa desain dapat ditambahkan gigi artificial untuk mengembalikan

fungsi estetik maupun pengunyahan (McDonald, 2004).

Space maintainer lepasan dapat digunakan pada rahang atas maupun

rahang bawah, alat ini juga digunakan pada kasus tanggalnya gigi molar dua

sulung sebelum erupsi gigi molar satu permanen. Space maintainer jenis ini

memiliki konstruksi yang sederhana, pergerakan fungsional yang baik, dan biaya

pembuatan yang relatif murah, selain itu alat ini juga sangat mudah untuk

dibersihkan (Clarice, 2013).

1. Gigi tiruan sebagian akrilik

Alat ini dapat digunakan pada rahang atas maupun rahang bawah dimana

telah kehilangan gigi bilateral lebih dari satu. Space maintainer jenis Gigi tiruan

sebagian akrilik sering digunakan karena desainnya tidak rumit serta lebih

ekonomis. Pembersihan Gigi tiruan sebagian akrilik dengan tepat sangat penting
8

dilakukan untuk mengurangi kemungkinan berkembangnya lesi karies yang baru

serta akumulasi plak yang bisa menyebabkan gingivitis (Foster, 2007).

Berbagai tipe alat space maintainer lepasan tidak boleh dianjurkan untuk

pasien anak yang mempunyai masalah karies dan kebersihan mulut yang buruk.

Masalah yang sering timbul dari pemakaian ini adalah malasnya anak memakai

alat sehingga fungsi space maintainer tidak tercapai secara optimal (Foster, 2007).

Gambar 2.1. Space maintainer lepasan dengan Gigi tiruan sebagian


(Sumber: http://www.dentaltrendsdombivli.com/wp-content/uploads/removable-
prosthodontics2.jpg diakses pada tanggal 15 Mei 2015)

2. Gigi tiruan penuh

Alat ini sering digunakan pada anak yang mengalami infeksi rongga mulut

yang hebat sehingga harus mencabut semua giginya. Konstruksi Gigi tiruan penuh

akan menyebabkan penampilan yang bertambah baik dan efektif serta dapat

menuntun molar satu permanen ke posisi erupsi yang tepat (McDonald, 2004).

Pembuatan Gigi tiruan penuh diharapkan dapat menggantikan fungsi dari gigi

sulung yang hilang. Gigi tiruan harus memiliki retensi dan stabilisasi yang baik.

Retensi yang dimaksud yaitu ketahanan Gigi tiruan terhadap daya lepas saat Gigi

tiruan diam sedangkan stabilisasi berkaitan dengan daya lepas saat alat berfungsi

(McDonald, 2004).
9

Gambar 2.2. Space maintainer lepasan dengan Gigi tiruan penuh


(Sumber: http://www.contempclindent.org/articles/2011/2/3/images/ContempClinDent
diakses pada tanggal 15 Mei 2015)

B. space maintainer cekat

Ada beberapa macam jenis space maintainer cekat yang sering digunakan

dalam klinik, yaitu bandloop, crown-loop, distal shoe, dan lingual arch.

1. Band and loop space maintainer

Band and loop space maintainer dirancang untuk mempertahankan ruang

dari tanggalnya satu gigi dalam satu kuadran. Piranti ini digunakan pada kasus

tanggalnya gigi molar pertama sulung dan molar kedua sulung secara dini untuk

mencegah migrasi ke mesial yang berhubungan dengan erupsi gigi molar pertama

permanen, selain itu alat ini juga digunakan pada kasus tanggalnya gigi kaninus

sulung secara dini untuk mencegah pergerakan insisivus lateral permanen. Band

and loop ini lebih disukai karena proses pembuatannya lebih mudah, waktu kerja

yang singkat, tidak perlu dilakukan anestesi terlebih dahulu untuk pemasangan
10

band karena tidak ada preparasi yang dilakukan pada gigi, pengaplikasiaannya

mudah, lebih ekonomis (Sartika, 2008).

Gambar 2.3. Space maintainer band and loop


(Sumber: Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary orthodontics 5
ed. Canada: Elsever ; 2013)

2. Crown and loop space maintainer

Jenis crown loop biasa digunakan pada kasus gigi abutment bagian

posterior yang mengalami karies luas dan memerlukan restorasi mahkota, gigi

abutment pernah mendapat perawatan pulpa sehingga mahkota perlu dilindungi

secara menyeluruh. Keuntungannya adalah : konstruksinya tampak lebih ringan,

ekonomis, memperbaiki fungsi kunyah, tidak menghalangi erupsi gigi antagonis.

Gambar 2.4. Space maintainer crown and loop


(Sumber: https://depts.washington.edu/peddent/AtlasDemo/images/537s015.jpg
diakses pada tanggal 15 Mei 2015)
11

3. Distal shoe space maintainer

Distal shoe space maintainer, digunakan jika molar kedua sulung hilang

sebelum erupsi molar pertama permanen. Fungsinya adalah untuk menuntun

erupsi molar pertama permanen ke posisinya yang normal dalam Crown-loop

space maintainer digunakan saat distal shoe merupakan kontraindikasi. Perawatan

yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan piranti lepasan atau cekat yang

tidak memasuki jaringan tetapi memberi tekanan pada ridge mesial molar

permanen yang belum erupsi (Maniate, 2014).

Gambar 2.5. Distal shoe space maintainer


(Sumber: Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary orthodontics 5
ed. Canada : Elsever ; 2013)

4. Space maintainer lingual arch

Space maintainer lingual arch pasif merupakan space maintainer pilihan

setelah kehilangan banyak gigi pada lengkung RA/RB, terutama jika insisivus

permanen RB terlihat crowded. Piranti ini digunakan sebagai space maintainer

bilateral cekat pada RB dan bersifat pasif karena tidak dapat diatur begitu disemen
12

pada molar kedua sulung. Adapun keuntungan piranti ini, yaitu karies gigi rendah,

ekonomis, dan adaptasi dengan pasien lebih baiklengkung rahang. Adapun

kontraindikasi dari penggunaan alat ini ialah pada pasien dengan oral hygiene

yang jelek, keadaan hilangnya beberapa gigi sehingga abutment kurang

mendukung aloi yang disemen, dan kurangnya kerja sama dari pasien dan orang

tua (Brandon, 2014; Maniate, 2014).

Gambar 2.6. Lingual arch space maintainer


(Sumber: Mitchell L. An introduction to orthodontic 2nd ed. UK : Oxford
university press ; 2001)

2.5.2 Indikasi dan Kontraindikasi Space Maintainer

A. Indikasi penggunaan space maintainer, antara lain

1. Kehilangan gigi sulung dan gigi penggantinya belum siap erupsi

menggantikan posisi gigi sulung tersebut

2. Analisis ruang menyatakan masih terdapat ruang yang memungkinkan

untuk gigi permanennya

3. Jika ada kebiasaan yang buruk dari anak, misalnya menempatkan lidah

di tempat yang kosong atau menghisap bibir maka pemasangan space


13

maintainer ini dapat diinstruksikan sambil memberi efek

menghilangkan kebiasaan buruk

4. Apabila saat dilakukan pengukuran dimensi ruang ditemukan tanda-

tanda penyempitan ruang dan ruang tersebut harus dipertahankan.

Penyempitan ruang dapat terjadi selama enam bulan pertama setelah

hilangnya gigi sulung dimana gigi permanen belum erupsi.

5. Kebersihan mulut yang baik

6. Adapun waktu yang tepat penggunaan space maintainer adalah segera

setelah kehilangan gigi sulung. Kebanyakan kasus terjadi penutupan

ruang setelah 6 bulan kehilangan gigi (Barberia, 2007).

B. Kontraindikasi penggunaan space maintener, antara lain

1. Tidak terdapat tulang alveolar yang menutup mahkota gigi tetap yang

akan erupsi

2. Kekurangan ruang untuk erupsi gigi permanen

3. Ruangan yang berlebihan untuk gigi tetapnya erupsi

4. Kekurangan ruang yang sangat banyak sehingga memerlukan tindakan

pencabutan dan perawatan orthodontik dan gigi permanen

penggantinya tidak ada.

5. Pada beberapa keadaan penggunaan space maintainer tidak

diaplikasikan pada anak, yaitu jika gigi yang tanggal sebelum

waktunya adalah gigi insisivus sulung, maka pemasangan space

maintainer tidak perlu karena pertumbuhan daerah ini ke arah

transversal sangat laju dan pergeseran gigi-gigi kaninus ke arah mesial

hampir tidak ada (Foster, 2000; Maniate, 2014).

Anda mungkin juga menyukai