Mungkin hal tersebut didasari sebagai bentuk dari beberapa masyarakat kita yang
masih kurang memahami apa itu moral sosial (moral dalam kehidupan bermasyarakat
sehari-hari). Moral sosial juga tidak hanya dilihat dari tatacara berpakaian atau tatacara tutur
kata saja, akan tetapi hakikinya moral sosial juga dianggap sebagai sebuah sudut pandang
dari cara berpikir kolektif individu di dalam merasakan dan mempersepsikan visualnya mana
yang dianggap baik ataupun tidak baik. Sama halnya dengan sudut pandang logika, banyak
yang mungkin salah mengartikan bahwa logika ada didalam bagian otak kecil kita yang kita
namakan “akal” padahal memang seharusnya baik logika dan moral juga memiliki kesamaan
posisinya dalam sudut pandang. Jadi bila meninjau kembali dari keempat pandangan
mengenai etika saya menganggap bahwa “soft objectivism” merupakan gambaran yang sangat
terlihat dari kehidupan masayarkat Indonesia yang dinamis lewat perbuatan yang terjadi baik
yang dilihat dari sudut pandang logika maupun sudut pandang moral sebagai tolak ukur di
dalam mempertimbangkan sebuah masalah yang ada. Akhirnya lewat gagasan awal yang
telah saya jelaskan sebelumnya, saya meyakini bahwa terkadang masih ada beberapa bentuk
kesalahpahaman yang sering terjadi di masyarakat Indonesia. Salah satu contohnya
mengartikan moral dalam bentuk keyakinan atau keagamaan yang dianggap sebagai nilai –
nilai absolut yang dimiliki seseorang, tanpa mempertimbangkan sudut pandang yang lainnya
bahwa setiap ajaran moral yang terdapat dalam setiap keyakinan agamapun juga memiliki
sifat universal.
Sumber Pustaka: